You are on page 1of 4

Pendeteksi Logam (Metal Detector)

Rangkaian metal detektor merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengidentifkasi


keberadaan suatu benda dengan bahan logam. Logam yang dapat di deteksi dengan rangkaian
metal detektor ini adalah benda logam yang mengandung unsur besi atau dapat mempengaruhi
medan magnet.

Menjelang akhir abad ke-19, banyak ilmuwan dan insinyur menggunakan pengetahuan
mereka berkembang teori listrik dalam upaya untuk merancang mesin yang akan menentukan
logam. Penggunaan alat tersebut untuk menemukan batu bijih-bantalan akan memberi
keuntungan yang besar untuk penambang yang bekerja saat itu.
Ahli fisika Jerman Heinrich Wilhelm Dove menciptakan keseimbangan sistem induksi, yang
dimasukkan ke dalam detektor logam seratus tahun kemudian. Awal mesin yang kasar, yang
digunakan banyak daya baterai, dan bekerja hanya pada tingkat yang sangat terbatas. Alexander
Graham Bell menggunakan alat tersebut untuk mencoba mencari peluru bersarang di dada
Presiden Amerika Serikat James Garfield tahun 1881, upaya itu gagal karena ranjang besi yang
dijadikan tempat berbaringnya Garfield membuat pendeteksi sulit untuk mendeteksi peluru
tersebut.
Rangkaian metal detektor atau detektor logam ini dapat digunakan pada sistem security
ataupun sebagai alat pencari benda logam. Rangkaian metal detektor ini dioperasikan dengan
sumber tegangan DC +9 volt yang diambil dari sebuah batere 9Volt, sehingga dapat digunakan
dengan lebih fleksibel. Untuk membuat atau merakit rangkaian metal detektor ini dapat dilihat
gambar skema rangkaian dan komponen yang digunakan sebagai berikut.
Gambar Skema Rangkaian Metal Detector

Rangkaian metal detektor pada gambar diatas menggunakan sensor berupa induktor yang
digunakan sebagai tank circuit dari sebuah oscilator. Rangkaian metal detektor pada gambar
diatas menadopsi prinsip kerja radio AM super heterodyne dalam mendeteksi logam. Rangkaian
metal detektor ini terdiri dari 2 oscilator, mixer, detektor audio dan penguat audio yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

Oscilator
Rangkaian metal detektor ini menggunakan 2 unit oscilator, dengan oscilator pertama
berfrekuensi 5,5 MHz menggunakan ceramic filter dan transistor T1, kemudian sebuah oscilator
lagi dengan frekuensi ditentukan oleh induktor L1 dan kapasitor variabel VC1 dan transistor T3.
Induktor L1 pada osciltor kedua ini berfungsi sebagai sensor logam, dimana gelombang
elektromagnet pada L1 akan terpengaruh adanya logam disekitar L1 tersebut. Pada saat
terpengaruh adanya logam disekitar L1 maka frekuensi kerja osciltor T3 akan berubah. Kondisi
inilah yang dimanfaatkan sebagai pendeteksian adanya logam.

Mixer
in berfungsi untuk mencampur kedua frekuensi yang dihasilkan oleh kedua oscilator terbut
diatas. Bagian mixer ini dibangun menggunakan transistor T2. Sinyal output dari mixer ini
merupakan hasil modulasi antara sinyal oscilator T1 dan oscilator T3.

Detektor
Rangkaian detektor ini berfungsi untuk memisahkan sinyal dari modulasi sinyal output oscilator
T1 dan sinyal output oscilator T3. Rangkaian detektor ini akan mengambil isyarat dari oscilator
T3 sebagai sinyal informasi dan membaung isyarat dari oscilator T1. Bagian detektor ini
dibangun menggunakan dioda detektor OA 79.

Penguat Audio
Bagian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal dari detektor untuk menggerakan sebuah loud
speaker kecil sebagai indikator ada tidaknya logam disekitar sensor. Komponen utama penguat
audio adalah IC TDA2822 yang dioperasikan dengan tegangan DC 9 volt dari sebuah batere.
Suara yang dihasilkan oleh penguat audio ini akan berubah pada saat rangkaian mendeteksi
adanyalogam.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja metal detector adalah gelombang electromagnet yang membentuk medan
electromagnet pada satu atau beberapa koil. Ada beberapa buah koil yang dimanfaatkan sebagai
pemancar gelombang dan penerima gelombang, dimana pada kondisi standart, gelombang yang
diterima mempunyai standart tertentu dan ini yang biasa disebut “balance” pada metal detector.
Deskripsi tersebut bisa digambarkan seperti dibawah.

Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang yang ada menjadi terganggu
dan standart wave analyzer akan memberitahukan bahwa ada ketidak seimbangan gelombang.
Metal detector memberitahu kita bahwa ada benda bersifat logam yang lewat.
Untuk logam yang mempunyai sifat magnetic metal, medan electromagnet yang diterima
receiver akan bertambah. Sedangkan logam yang bersifat non magnetic metal, maka medan
electromagnet yang diterima receiver akan berkurang. Yang gampang dan susah dideteksi metal
detector. Ada 3 hal yang penting untuk menjadi acuan pengguna metal detector agar kita tidak
salah menilai atau menggunakan sebuah metal detector.
 Jenis metal kontaminan berdasar sifat intrinsic resistance metal. Semakin besar intrinsic resistance
dari metal maka semakin sulit terdeteksi. Karena itu standart acuan metal kontaminasi sebuah
metal detector harus ada minimal 2 jenis, yaitu metal yang intrinsic resistance-nya paling kecil
seperti Ferrous(Fe/Besi) dan metal yang intrinsic resistance-nya paling besar seperti Stainless
steel (SS) dan jenis SS yang biasa digunakan adalah SS304 atau SS316.Ukuran sample
kontaminasi metal tersebut pastinya untuk Fe akan lebih kecil dibandingkan dengan SS.
Bagaimana dengan jenis metal yang lain? Bagaimana dengan tembaga atau aluminium atau
kuningan dll? Untuk metal yang lain, ukuran sample kontaminan tidak akan lebih besar daripada
SS.
 Bentuk kontaminasi metal. Standart sample kontaminan metal pada metal detector adalah
berbentuk bola dengan diameter tertentu. Untuk kontaminan berbentuk wire atau disc
(lempengan) hal itu tergantung dari orientasi saat kontaminan tersebut memasuki metal detector.
 Untuk metal detector yang mempunyai jenis koil melingkar diseluruh lubangnya (coaxial type),
berlaku hal berikut.

Sensitifitas untuk masing-masing point sebagai berikut:

1 = 3= 7 = 9 > 2 = 8 = 4 = 6 > 5
Jadi, Point yang paling tidak sensitive adalah point 5.

Dengan memperhatikan faktor lingkungan sekitar, apakah disekitarnya ada gangguan


medan elektromagnetik ( seperti dekat dengan inverter, atau installasi listrik yang kurang bagus,
atau adanya kabel listrik dengan kapasitas besar di sekitar metal detector). Pengecekan kondisi
fisik yang sesuai atau tidak terjadi getaran/gangguan fisik. dengan memperhatikan hal tersebut
maka metal detector bisa beroperasi dengan optimum.

You might also like