Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Used of silica flour additive as an anti retrogressive in cement slurry mixture does for improving
cement properties that will breakdown its compressive strength at above 230°F. This research aimed to
find the optimum concentration of silica flour additive as an anti retrogressive in slurry cement mixture.
This research did at BBP Well Services laboratory in 3 months. The research methods consist of 4 steps.
There are raw material preparation, mixing of slurry cement, introduction test, and compressive
strength test. The method uses single free variable, its variable of silica flour additive concentration.
Temperature used at 250°F. The quantitative test is using UCA (Ultrasonic Cement Analyzer) with 48
hours testing time. Within 48 hours, compressive strength of slurry cement mixture experienced
hydration process that recorded in real time graph. From 9 concentration, it’s obtained the optimum
concentration of silica flour additive at 35 %bwoc (by weight of cement) with compressive strength
value at 48 hours about 2330 psi and without experiencing retrogression (breakdown) process.
ABSTRAK
Penggunaan aditif silica flour sebagai zat anti retrogresif dalam campuran bubur semen ini
dilakukan untuk memperbaiki sifat semen yang apabila terkena suhu diatas 230°F akan mengalami
penurunan nilai compressive strength. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi optimal aditif
silica flour sebagai zat anti retrogresif dalam campuran bubur semen. Penelitian dilakukan di
laboratorium PT. BBP Well Services selama 3 bulan. Metode penelitian terdiri dari 4 tahap yakni,
persiapan bahan baku, mixing bubur semen, pengujian awal dan pengujian compressive strength.
Metode penelitian menggunakan 1 variabel bebas yakni variabel konsentrasi aditif silica flour.
Temperatur yang digunakan ditentukan pada suhu 250°F. Pengujian dilakukan dilakukan secara
kuantitatif menggunakan instrumen UCA (ultrasonic Cement Analyzer) dengan waktu uji selama 48
jam. Selama 48 jam, compressive strength dari campuran bubur semen yang mengalami proses hidrasi
direkam pada grafik secara real time. Dari 9 konsentrasi pengujian yang dilakukan, diperoleh
konsentrasi optimum aditif silica flour sebesar 35 %bwoc (by weight of cement) dengan nilai
compressive strength akhir pada 48 jam sebesar 2330 psi dan tidak mengalami proses retrogresi
(breakdown).
1
PENDAHULUAN METODE
Indonesia memiliki sumber daya minyak dan Metodologi yang digunakan adalah hidrasi dan
gas bumi yang cukup melimpah. Hal ini compressive strength. Metode penelitian terdiri
dibuktikan melalui peran serta Indonesia dari 4 tahap yakni, persiapan bahan baku,
sebagai Negara anggota OPEC (Organization mixing bubur semen, pengujian awal dan
of the Petroleum Exporting Countries) sejak pengujian compressive strength. Disiapkan
Desember 1962 sampai dengan Mei 2008. aditif silica flour dengan berbagai konsentrasi
Meskipun saat ini Indonesia tercatat sebagai bwoc (by weight of cement) yakni 5%, 10%,
negara anggota suspen OPEC karena 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40%. Lalu
kemampuan Indonesia yang terbatas dan tidak disiapkan juga semen, air, dan aditif cair lain
bisa lagi mengekspor minyak mentah, sektor dengan konsentrasi yang konstan. Setelah itu
minyak dan gas bumi masih berpotensi untuk campurkan semen dan silica flour secara dry
bisa dieksplorasi dan dikembangkan secara mix. Dimasukkan air ke dalam waring blender
lebih baik. dilanjutkan dengan zat aditif cair. Dicampur
pada putaran 2000 rpm selama 1 menit lalu
Minyak dan gas bumi dieksplorasi dari dalam dimasukkan premix A pada putaran 12000 rpm
lapisan permukaan bumi yakni lapisan dan diaduk selama 35 detik. Didapatkan
limestone dan sandstone dengan kedalaman adonan bubur semen anti retrogresif yang siap
bervariasi dari 200 meter sampai dengan 5300 untuk dihidrasi dan diuji compressive strength.
meter (di wilayah Indonesia). Pada saat Pengujian compressive strength dilakukan
eksplorasi, dilakukan proses pengeboran ke dengan menggunakan alat Ultrasonic Cement
dalam lapisan permukaan bumi yang memiliki Analyzer dan diukur secara real time.
cadangan minyak dan gas. Selanjutnya, lapisan
yang telah dibor dibuat menjadi sebuah sumur HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan memasukkan casing sebagai saluran Hasil Pengamatan
produksi dan semen sebagai penopang casing
dan tanah. Hasil dari penelitian ini meliputi pengamatan
kondisi optimum dari konsentrasi bahan aditif
Sebagai penopang casing dan tanah, semen silica flour (SF) yang ditambahkan ke dalam
memiliki peran vital untuk memastikan proses adonan bubur semen dengan waktu pengujian
produksi dapat berjalan dengan lancar. Semen selama 48 jam.
dipompakan ke dalam sumur saat masih dalam
fase cairan (bubur) kemudian mengalami Hasil Pengujian Pendahuluan
proses hidrasi sehingga fasenya berubah Kadar SiO2 dalam aditif silica flour
menjadi padat. Formulasi bubur semen yang
dipompakan memiliki spesifikasi yang Kadar SiO2 diperoleh dari Certificate of
disesuaikan dengan kondisi sumur dan Analysis (CoA) bahan baku silica flour yang
operasional pemompaan. Pada kondisi sumur diperoleh dari suplier. Adapun kadar SiO2 dan
dengan temperature tinggi (diatas 230°F) kandungan lainnya terlampir dalam tabel
diperlukan bubur semen dengan tambahan berikut.
bahan aditif sebagai zat anti retrogresif. Salah
satu bahan yang dapat digunakan adalah silica Tabel 1. Kandungan Kimia dalam Silica
flour. Flour
Komposisi Nilai Kandungan (%)
Silica flour adalah pasir silika murni yang SiO2 95.7
dihaluskan hingga berbentuk tepung dengan Silica Al2O3 2
ukuran partikel maksimal 200-500 mesh. Flour Fe2O3 0.2
Dalam bubur semen, silica flour berfungsi SO3 1.8
sebagai substituen pengganti silica dalam
semen yang berubah akibat temperatur tinggi
dan mencegah terjadinya penurunan nilai
compressive strength.
2
Reologi Bubur Semen digunakan untuk melakukan pengujian
viskositas pada fluida non-newtonian. Bubur
Adonan bubur semen dengan konsentrasi semen termasuk ke dalam fluida Bingham
bahan aditif tertentu akan memiliki nilai Plastic dimana fluida jenis ini memiliki
reologi spesifik. Sifat reologi ini tidak keidentikan terhadap shear rate yang
berpengaruh secara langsung terhadap dikenakan terhadap fluida tersebut.
compressive strength namun cukup menjadi
pertimbangan dalam proses pengerjaan di Pada fluida Bingham Plastic, semakin tinggi
lapangan. Hasil akhir yang dilihat dari shear rate yang dikenakan terhadap fluida akan
pembacaan reologi akan diperhitungkan dalam mengakibatkan nilai reologinya menjadi
penentuan nilai plastic viscosity (PV). semakin lebih tinggi. Adapun untuk nilai shear
stress yang diberikan terhadap bubur semen
80 72
66
sudah dibuat fix dengan menggunakan Bob
70 60
yang terpasang pada alat dengan ukuran
Plastic Viscosity (cPs)
60 54
48
50 44 41
36
tertentu.
40
30 24
140 120
120 105 menjadi solid.
93
100 80
71
80 63
54
60 Nilai konsistensi yang digunakan merupakan
40
20
satuan khusus yakni Bearden of consistency
0 (Bc). Semakin rendah nilai Bc maka semakin
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Konsentrasi (%bwoc)
mudah bubur semen untuk mengalir dan
semakin tinggi nilai Bc maka semakin sulit
pula bubur semen tersebut untuk mengalir.
Gambar 2. Kurva nilai plastic viscosity Interval pembacaan Bc berkisar dari 0-100.
bubur semen dalam berbagai konsentrasi Pada umumnya, bubur semen saat pertama kali
pada suhu 200°F. dipompakan akan memiliki nilai Bc dibawah
30. Apabila bubur semen telah mencapai nilai
Dapat dilihat dari grafik hasil pembacaan, 70 Bc, mulai terjadi perubahan fase secara
adanya penambahan zat aditif silica flour signifikan dimulai dengan pembentukan gel
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai strength dari bubur semen hingga akhirnya
plastic viscosity pada bubur semen tersebut. pada nilai 100 Bc bubur semen sudah tidak
Hal ini disebabkan oleh adanya sejumlah dapat dipompakan kembali (tidak dapat
bahan baku semen yang digantikan oleh silica mengalir).
flour sehingga reaksi hidrasi yang terjadi pada
semen terhambat. Karena sifat silica flour tidak Tabel 2. Hubungan Konsentrasi SF dengan
seperti semen yakni tidak dapat berubah fase Thickening Time
dari liquid menjadi solid dan tidak mengalami Konsentrasi SF Thickening Time @ 100 bc
reaksi hidrasi sehingga jumlah padatan terlarut 0% 67 menit
di dalam bubur semen menjadi berkurang. 5% 81 menit
10% 95 menit
Alat yang digunakan pada pengujian reologi 15% 107 menit
ini adalah chandler 3500. Alat ini normal 20% 120 menit
3
Konsentrasi SF Thickening Time @ 100 bc pada perubahan nilai konsistensi bubur semen
25% 142 menit tersebut
30% 176 menit
35% 204 menit Reaksi hidrasi bubur semen menyebabkan fase
40% 245 menit bubur semen berubah dan menjadikannya sulit
untuk dipompakan. Oleh karena itu, waktu
300
pemompaan menjadi titik kritis dalam kaitan
245
250
204
aplikasi bubur semen di lapangan. Berikut
adalah hasil pengujian thickening time pada
Waktu (menit)
200 176
142
150
95
107
120 bubur semen yang diberi tambahan zat aditif
81
100 67
silica flour dalam berbagai konsentrasi.
50
Berikut alat CTE Consistometer 22-400 yang
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% digunakan.
Konsentrasi (%bwoc)
4
retrogresi struktur C-S-H dalam bubur semen 45 38.60
42.85
40
selama pengujian tersebut. Berikut adalah 35
32.40
27.50
Tidak terjadi
kurva nilai akhir compressive strength dari 30
Waktu (jam)
25.20
21.43
2519.22 breakdown
setiap konsentrasi. 20
15
10
5 0 0
3500
2890 0
Compressive Strength (psi)
30002506 2650
2484 2369 2389 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
2280 2330
2500 2056
Konsentrasi Silica Flour (%bwoc)
2000
1500
1000
500 Gambar 5. Kurva waktu breakdown bubur
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
semen (dalam jam) untuk konsentrasi silica
Konsentrasi Silica Flour (%bwoc) flour tertentu pada suhu statis sumur.
5
Akibat temperatur tinggi, bubur semen dengan Konsentrasi silica flour optimum pada 35
konsentrasi yang belum optimal pun dapat %bwoc (by weight of cement) dengan nilai
mengalami penurunan nilai compressive akhir compressive strength sebesar 2330 psi
strength. Hal ini disebabkan tambahan aditif setelah 48 jam proses hidrasi.
silica flour dalam campuran masih belum
sebanding dengan jumlah perubahan C-S-H Proses mixing bubur semen perlu diperhatikan
sehingga masih terdapat hasil reaksi berupa α- dengan baik agar hasil yang diperoleh
C2SH dan mengakibatkan susunan semen yang konsisten dan dapat dibandingkan dari setiap
telah terhidrasi menjadi berubah. Dalam perbedaan konsentrasinya.
kondisi ekstrim, perubahan yang terjadi dapat
menyebabkan keretakan pada bubur semen Dengan konsentrasi optimal yang telah didapat
yang telah mengeras. Dampaknya, bubur sebesar 35 %bwoc (by weight of cement),
semen menjadi tidak kokoh dan dapat perlu dilihat lebih lanjut efektifitasnya di suhu
membahayakan sumur minyak. Berikut adalah yang lebih tinggi guna mengetahui sampai titik
kurva pressure breakdown dari bubur semen mana formulasi tersebut dapat digunakan.
dengan berbagai konsentrasi silica flour.
UCAPAN TERIMAKASIH
35003094 3238 3247 3063
2857
Compressive Strngth (psi)
Pada konsentrasi 0 %bwoc sampai 30 %bwoc, American Petroleum Institute. API SPEC 10:
bubur semen mengalami breakdown saat API SPEC 10B – Recommended practice for
dilakukan proses hidrasi selama 48 jam. Hal testing well cement, 2000(b).
ini memperlihatkan komposisi tambahan silica
flour di dalam campuran masih belum cukup American Petroleum Institute. API SPEC 10:
untuk menahan laju perubahan C-S-H menjadi API SPEC 10A – Specifications for cements
α-C2SH. and materials for well cementing, 2000(a).
Pada konsentrasi silica flour 35 %bwoc dan 40 Crook, Ron. Petroleum Handbook Engineering
%bwoc, bubur semen tidak mengalami Volume II Drilling Engineering : Cementing,
pressure breakdown. Hal inilah yang Society of Petroleum Engineers, 2006.
diharapkan tercapai sehingga resiko terjadinya
kerusakan bubur semen saat hidrasi yang Souza, P.P.; Souza R.A.; Anjos, M.A.; Freitas,
diakibatkan self destruct menjadi lebih sulit. J.O.; Martinelli, A.E.; Melo, D.F. Cement
Slurries of Oil Wells Under High Temperature
SIMPULAN DAN SARAN and Pressure : The Effects of the use of
ceramic waste and silica flour. Brazilian
Konsentrasi aditif silica flour yang berfungsi Journal of Petroleum and Gas, 2012.
efektif dalam campuran bubur semen adalah
35 %bwoc (by weight of cement) dan 40 %.
Pada konsentrasi ini, tidak terjadi breakdown
pressure sehingga efektif sebagai zat anti
retrogresif.