You are on page 1of 6

PENGARUH KONSENTRASI ADITIF SILICA FLOUR DALAM BUBUR SEMEN SEBAGAI

ZAT ANTI RETROGRESIF TERHADAP COMPRESSIVE STRENGTH PADA SUMUR


MINYAK DAN GAS BUMI
Muhammad Prayuda Wirawan
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
mprayudaw@gmail.com

ABSTRACT

Used of silica flour additive as an anti retrogressive in cement slurry mixture does for improving
cement properties that will breakdown its compressive strength at above 230°F. This research aimed to
find the optimum concentration of silica flour additive as an anti retrogressive in slurry cement mixture.
This research did at BBP Well Services laboratory in 3 months. The research methods consist of 4 steps.
There are raw material preparation, mixing of slurry cement, introduction test, and compressive
strength test. The method uses single free variable, its variable of silica flour additive concentration.
Temperature used at 250°F. The quantitative test is using UCA (Ultrasonic Cement Analyzer) with 48
hours testing time. Within 48 hours, compressive strength of slurry cement mixture experienced
hydration process that recorded in real time graph. From 9 concentration, it’s obtained the optimum
concentration of silica flour additive at 35 %bwoc (by weight of cement) with compressive strength
value at 48 hours about 2330 psi and without experiencing retrogression (breakdown) process.

Keywords: Silica Flour, Compressive Strength, Retrogression

ABSTRAK

Penggunaan aditif silica flour sebagai zat anti retrogresif dalam campuran bubur semen ini
dilakukan untuk memperbaiki sifat semen yang apabila terkena suhu diatas 230°F akan mengalami
penurunan nilai compressive strength. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi optimal aditif
silica flour sebagai zat anti retrogresif dalam campuran bubur semen. Penelitian dilakukan di
laboratorium PT. BBP Well Services selama 3 bulan. Metode penelitian terdiri dari 4 tahap yakni,
persiapan bahan baku, mixing bubur semen, pengujian awal dan pengujian compressive strength.
Metode penelitian menggunakan 1 variabel bebas yakni variabel konsentrasi aditif silica flour.
Temperatur yang digunakan ditentukan pada suhu 250°F. Pengujian dilakukan dilakukan secara
kuantitatif menggunakan instrumen UCA (ultrasonic Cement Analyzer) dengan waktu uji selama 48
jam. Selama 48 jam, compressive strength dari campuran bubur semen yang mengalami proses hidrasi
direkam pada grafik secara real time. Dari 9 konsentrasi pengujian yang dilakukan, diperoleh
konsentrasi optimum aditif silica flour sebesar 35 %bwoc (by weight of cement) dengan nilai
compressive strength akhir pada 48 jam sebesar 2330 psi dan tidak mengalami proses retrogresi
(breakdown).

Kata Kunci: Silica Flour, Compressive Strength, Retrogresi

1
PENDAHULUAN METODE

Indonesia memiliki sumber daya minyak dan Metodologi yang digunakan adalah hidrasi dan
gas bumi yang cukup melimpah. Hal ini compressive strength. Metode penelitian terdiri
dibuktikan melalui peran serta Indonesia dari 4 tahap yakni, persiapan bahan baku,
sebagai Negara anggota OPEC (Organization mixing bubur semen, pengujian awal dan
of the Petroleum Exporting Countries) sejak pengujian compressive strength. Disiapkan
Desember 1962 sampai dengan Mei 2008. aditif silica flour dengan berbagai konsentrasi
Meskipun saat ini Indonesia tercatat sebagai bwoc (by weight of cement) yakni 5%, 10%,
negara anggota suspen OPEC karena 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40%. Lalu
kemampuan Indonesia yang terbatas dan tidak disiapkan juga semen, air, dan aditif cair lain
bisa lagi mengekspor minyak mentah, sektor dengan konsentrasi yang konstan. Setelah itu
minyak dan gas bumi masih berpotensi untuk campurkan semen dan silica flour secara dry
bisa dieksplorasi dan dikembangkan secara mix. Dimasukkan air ke dalam waring blender
lebih baik. dilanjutkan dengan zat aditif cair. Dicampur
pada putaran 2000 rpm selama 1 menit lalu
Minyak dan gas bumi dieksplorasi dari dalam dimasukkan premix A pada putaran 12000 rpm
lapisan permukaan bumi yakni lapisan dan diaduk selama 35 detik. Didapatkan
limestone dan sandstone dengan kedalaman adonan bubur semen anti retrogresif yang siap
bervariasi dari 200 meter sampai dengan 5300 untuk dihidrasi dan diuji compressive strength.
meter (di wilayah Indonesia). Pada saat Pengujian compressive strength dilakukan
eksplorasi, dilakukan proses pengeboran ke dengan menggunakan alat Ultrasonic Cement
dalam lapisan permukaan bumi yang memiliki Analyzer dan diukur secara real time.
cadangan minyak dan gas. Selanjutnya, lapisan
yang telah dibor dibuat menjadi sebuah sumur HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan memasukkan casing sebagai saluran Hasil Pengamatan
produksi dan semen sebagai penopang casing
dan tanah. Hasil dari penelitian ini meliputi pengamatan
kondisi optimum dari konsentrasi bahan aditif
Sebagai penopang casing dan tanah, semen silica flour (SF) yang ditambahkan ke dalam
memiliki peran vital untuk memastikan proses adonan bubur semen dengan waktu pengujian
produksi dapat berjalan dengan lancar. Semen selama 48 jam.
dipompakan ke dalam sumur saat masih dalam
fase cairan (bubur) kemudian mengalami Hasil Pengujian Pendahuluan
proses hidrasi sehingga fasenya berubah Kadar SiO2 dalam aditif silica flour
menjadi padat. Formulasi bubur semen yang
dipompakan memiliki spesifikasi yang Kadar SiO2 diperoleh dari Certificate of
disesuaikan dengan kondisi sumur dan Analysis (CoA) bahan baku silica flour yang
operasional pemompaan. Pada kondisi sumur diperoleh dari suplier. Adapun kadar SiO2 dan
dengan temperature tinggi (diatas 230°F) kandungan lainnya terlampir dalam tabel
diperlukan bubur semen dengan tambahan berikut.
bahan aditif sebagai zat anti retrogresif. Salah
satu bahan yang dapat digunakan adalah silica Tabel 1. Kandungan Kimia dalam Silica
flour. Flour
Komposisi Nilai Kandungan (%)
Silica flour adalah pasir silika murni yang SiO2 95.7
dihaluskan hingga berbentuk tepung dengan Silica Al2O3 2
ukuran partikel maksimal 200-500 mesh. Flour Fe2O3 0.2
Dalam bubur semen, silica flour berfungsi SO3 1.8
sebagai substituen pengganti silica dalam
semen yang berubah akibat temperatur tinggi
dan mencegah terjadinya penurunan nilai
compressive strength.

2
Reologi Bubur Semen digunakan untuk melakukan pengujian
viskositas pada fluida non-newtonian. Bubur
Adonan bubur semen dengan konsentrasi semen termasuk ke dalam fluida Bingham
bahan aditif tertentu akan memiliki nilai Plastic dimana fluida jenis ini memiliki
reologi spesifik. Sifat reologi ini tidak keidentikan terhadap shear rate yang
berpengaruh secara langsung terhadap dikenakan terhadap fluida tersebut.
compressive strength namun cukup menjadi
pertimbangan dalam proses pengerjaan di Pada fluida Bingham Plastic, semakin tinggi
lapangan. Hasil akhir yang dilihat dari shear rate yang dikenakan terhadap fluida akan
pembacaan reologi akan diperhitungkan dalam mengakibatkan nilai reologinya menjadi
penentuan nilai plastic viscosity (PV). semakin lebih tinggi. Adapun untuk nilai shear
stress yang diberikan terhadap bubur semen
80 72
66
sudah dibuat fix dengan menggunakan Bob
70 60
yang terpasang pada alat dengan ukuran
Plastic Viscosity (cPs)

60 54
48
50 44 41
36
tertentu.
40
30 24

20 Thickening Time Bubur Semen


10
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% Thickening time adalah interval waktu di saat
Konsentrasi (%bwoc) bubur semen masih dapat dipompakan.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
seberapa lama perubahan waktu yang terjadi
Gambar 1. Kurva nilai plastic viscosity
pada bubur semen ketika dilakukan proses
bubur semen dalam berbagai konsentrasi
pemompaan di lapangan. Bubur semen yang
pada suhu ruang (86°F).
pada awalnya berada pada fase liquid, seiring
berjalannya waktu terjadi reaksi yang
180 161
160 141 mengakibatkan terjadinya perubahan fase
Plastic Viscosity (cPs)

140 120
120 105 menjadi solid.
93
100 80
71
80 63
54
60 Nilai konsistensi yang digunakan merupakan
40
20
satuan khusus yakni Bearden of consistency
0 (Bc). Semakin rendah nilai Bc maka semakin
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Konsentrasi (%bwoc)
mudah bubur semen untuk mengalir dan
semakin tinggi nilai Bc maka semakin sulit
pula bubur semen tersebut untuk mengalir.
Gambar 2. Kurva nilai plastic viscosity Interval pembacaan Bc berkisar dari 0-100.
bubur semen dalam berbagai konsentrasi Pada umumnya, bubur semen saat pertama kali
pada suhu 200°F. dipompakan akan memiliki nilai Bc dibawah
30. Apabila bubur semen telah mencapai nilai
Dapat dilihat dari grafik hasil pembacaan, 70 Bc, mulai terjadi perubahan fase secara
adanya penambahan zat aditif silica flour signifikan dimulai dengan pembentukan gel
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai strength dari bubur semen hingga akhirnya
plastic viscosity pada bubur semen tersebut. pada nilai 100 Bc bubur semen sudah tidak
Hal ini disebabkan oleh adanya sejumlah dapat dipompakan kembali (tidak dapat
bahan baku semen yang digantikan oleh silica mengalir).
flour sehingga reaksi hidrasi yang terjadi pada
semen terhambat. Karena sifat silica flour tidak Tabel 2. Hubungan Konsentrasi SF dengan
seperti semen yakni tidak dapat berubah fase Thickening Time
dari liquid menjadi solid dan tidak mengalami Konsentrasi SF Thickening Time @ 100 bc
reaksi hidrasi sehingga jumlah padatan terlarut 0% 67 menit
di dalam bubur semen menjadi berkurang. 5% 81 menit
10% 95 menit
Alat yang digunakan pada pengujian reologi 15% 107 menit
ini adalah chandler 3500. Alat ini normal 20% 120 menit

3
Konsentrasi SF Thickening Time @ 100 bc pada perubahan nilai konsistensi bubur semen
25% 142 menit tersebut
30% 176 menit
35% 204 menit Reaksi hidrasi bubur semen menyebabkan fase
40% 245 menit bubur semen berubah dan menjadikannya sulit
untuk dipompakan. Oleh karena itu, waktu
300
pemompaan menjadi titik kritis dalam kaitan
245
250
204
aplikasi bubur semen di lapangan. Berikut
adalah hasil pengujian thickening time pada
Waktu (menit)

200 176
142
150
95
107
120 bubur semen yang diberi tambahan zat aditif
81
100 67
silica flour dalam berbagai konsentrasi.
50
Berikut alat CTE Consistometer 22-400 yang
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% digunakan.
Konsentrasi (%bwoc)

Pembahasan Pengujian Inti


Gambar 3. Kurva waktu thickening time Compressive Strength Bubur Semen
bubur semen dalam berbagai konsentrasi
pada temperatur tinggi. Nilai compressive strength dari adonan bubur
semen menjadi tolak ukur utama dalam
Dapat dilihat dari tabel dan grafik, terdapat melihat kemampuan bahan aditif silica flour
hubungan linier antara penambahan sebagai zat anti retrogresi. Tidak hanya melihat
konsentrasi silica flour dan waktu yang dari nilai akhir saat pengujian tetapi juga
dimiliki bubur semen untuk dapat dipompakan. melihat perubahan nilai compressive strength
Saat tinggi konsentrasi silica flour maka dari adonan bubur semen tersebut. Dengan
semakin panjang waktu thickening time bubur adanya penurunan nilai compressive strength
semen tersebut. selama pengujian menjadi bukti bahwa telah
terjadi perubahan struktur kimia dalam bubur
Hal ini disebabkan oleh adanya substituen semen tersebut.
silica flour yang dapat menjaga kestabilan
bubur semen dan sekaligus menghambat
terjadinya reaksi perubahan komponen C-S-H Tabel 3. Data Hasil Pengujian Compressive
sehingga perubahan fase yang terjadi pada Strength
bubur semen menjadi lebih lambat dan lebih Kons Compressive Strength (psi) Break Break
baik. entra 12 24 36 48 down down
si SF jam jam jam jam Time Press
Untuk pengujian thickening time, yang dilihat (jam) ure
bukan hanya lambat atau cepatnya bubur (psi)
semen mengeras tetapi juga kesesuaian waktu 0% 2402 2804 2708 2506 19 3094
pengerasan dengan kebutuhan lapangan. Jadi 5% 2197 3106 3064 2890 21 3238
hal ini berkaitan erat dengan penggunaan aditif 10% 1957 2904 3006 2650 25 3247
lain yakni accelerator dan retarder yang 15% 1800 2701 2880 2484 27 3063
berfungsi mempercepat dan atau 20% 1690 2458 2650 2369 32 2876
memperlambat waktu thickening time bubur 25% 1406 2298 2521 2389 38 2627
semen tersebut. 30% 1234 2128 2345 2280 42 2368
35% 1118 2022 2237 2330 - -
40% 1003 1875 1980 2056 - -
Alat yang digunakan pada pengujian
thickening time ini adalah CTE Consistometer
22-400. Alat ini berfungsi sebagai simulator Jika kita melihat lebih lanjut, nilai compressive
bubur semen pada saat dipompakan ke dalam strength akhir setelah pengujian bubur semen
selama 48 jam sangat bervariasi. Nilai akhir ini
sumur dengan cara membuat kondisi bubur
semen dalam keadaan dinamis (flow) pada bukanlah indikator utama kemampuan aditif
suhu dan tekanan tertentu hingga terjadi silica flour sebagai zat anti retrogresi karena
perubahan fase bubur semen yang terindikasi bisa terjadi breakdown (penurunan nilai
compressive strength) yang disebabkan

4
retrogresi struktur C-S-H dalam bubur semen 45 38.60
42.85
40
selama pengujian tersebut. Berikut adalah 35
32.40
27.50
Tidak terjadi
kurva nilai akhir compressive strength dari 30

Waktu (jam)
25.20
21.43
2519.22 breakdown
setiap konsentrasi. 20
15
10
5 0 0
3500
2890 0
Compressive Strength (psi)

30002506 2650
2484 2369 2389 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
2280 2330
2500 2056
Konsentrasi Silica Flour (%bwoc)
2000
1500
1000
500 Gambar 5. Kurva waktu breakdown bubur
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
semen (dalam jam) untuk konsentrasi silica
Konsentrasi Silica Flour (%bwoc) flour tertentu pada suhu statis sumur.

Dapat dilihat pada grafik, hubungan antara


Gambar 4. Kurva nilai akhir compressive
penambahan konsentrasi aditif silica flour
strength berbagai konsentrasi aditif silica
dengan waktu breakdownnya berbanding lurus.
flour pada suhu statis sumur.
Hal ini mengindikasikan aditif silica flour
memiliki kemampuan untuk mempertahankan
Dari gambar kurva diatas, pada umumnya
nilai compressive strength pada jangka waktu
konsentrasi silica flour dalam bubur semen
tertentu. Pada konsentrasi aditif silica flour 35
berbanding terbalik dengan nilai akhir
%bwoc dan 40 %bwoc tidak terjadi breakdown
compressive strength. Hal ini disebabkan
pada bubur semen, ini menegaskan
berkurangnya komposisi semen dalam
kemampuan aditif silica flour sebagai zat anti
campuran sehingga C3S yang terbentuk dari
retrogresif bubur semen.
reaksi hidrasi menjadi berkurang
komposisinya. Keberadaan silica flour akan
Pressure Breakdown Bubur Semen
memperlambat proses hidrasi yang terjadi
karena komposisi semen dalam semen menjadi
Pada saat bubur semen mengalami reaksi
berkurang. Meskipun nilai akhir compressive
hidrasi selama 48 jam, komposisi C-S-H di
strength pada konsentrasi yang lebih tinggi
dalamnya semakin bertambah. Pertambahan ini
lebih rendah namun nilai akhirnya masih
berbanding lurus dengan meningkatnya nilai
memenuhi persyaratan API yakni diatas 500
compressive strength dari bubur semen
psi setelah 24 jam.
tersebut.
Waktu Breakdown Bubur Semen
Seiring reaksi yang berlangsung hingga
seluruh bagiannya bereaksi seluruhnya, maka
Setelah dilakukan pengujian compressive
adonan bubur semen akan mencapai titik
strength selama 48 jam, dapat dilihat pada
maksimal dari kekuatan compresive strength
tabel bahwat terjadi penurunan nilai
yang sebenarnya. Dengan bantuan temperatur
compressive strength (breakdown) yang
dan tekanan dari lingkungan, bubur semen
disebabkan oleh retrogresi komponen C-S-H di
mendapatkan dorongan lebih dalam mencapai
dalam bubur semen. Hanya pada konsentrasi
compressive strength maksimal dengan lebih
35 %bwoc dan 40 %bwoc silica flour tidak
cepat. Hal ini disebabkan oleh komponen C3A
terjadi fenomena breakdown. Berikut kurva
dalam semen memiliki peran besar dalam
yang memperlihatkan waktu breakdown dari
menyumbang kecepatan reaksi yang
bubur semen yang mengalami retrogresi.
menghasilkan compressive strength dari bubur
semen yang dapat terpengaruh secara
signifikan oleh adanya kenaikan temperatur.
Semakin tinggi temperatur maka nilai
maksimal compressive strength relatif akan
menjadi lebih tinggi nilainya.

5
Akibat temperatur tinggi, bubur semen dengan Konsentrasi silica flour optimum pada 35
konsentrasi yang belum optimal pun dapat %bwoc (by weight of cement) dengan nilai
mengalami penurunan nilai compressive akhir compressive strength sebesar 2330 psi
strength. Hal ini disebabkan tambahan aditif setelah 48 jam proses hidrasi.
silica flour dalam campuran masih belum
sebanding dengan jumlah perubahan C-S-H Proses mixing bubur semen perlu diperhatikan
sehingga masih terdapat hasil reaksi berupa α- dengan baik agar hasil yang diperoleh
C2SH dan mengakibatkan susunan semen yang konsisten dan dapat dibandingkan dari setiap
telah terhidrasi menjadi berubah. Dalam perbedaan konsentrasinya.
kondisi ekstrim, perubahan yang terjadi dapat
menyebabkan keretakan pada bubur semen Dengan konsentrasi optimal yang telah didapat
yang telah mengeras. Dampaknya, bubur sebesar 35 %bwoc (by weight of cement),
semen menjadi tidak kokoh dan dapat perlu dilihat lebih lanjut efektifitasnya di suhu
membahayakan sumur minyak. Berikut adalah yang lebih tinggi guna mengetahui sampai titik
kurva pressure breakdown dari bubur semen mana formulasi tersebut dapat digunakan.
dengan berbagai konsentrasi silica flour.
UCAPAN TERIMAKASIH
35003094 3238 3247 3063
2857
Compressive Strngth (psi)

3000 2627 Tidak terjadi


2500
2368 Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
breakdown
2000 Ibu Dr. Nurul Hidayati Fithriyah, ST, M.Sc.
1500
1000
sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia
500 0 0 Universitas Muhammadiyah Jakarta. Ibu
0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
Yustinah ST, MT, selaku Koordinator
Konsentrasi Silica Flour (%bwoc) Penelitian Laboratorium Jurusan Teknik
Kimia. Bapak Irfan Punawan ST, MChemEng
Gambar 6. Kurva pressure breakdwon sebagai Dosen Pembimbing Penelitian.
bubur semen pada berbagai variasi
konsentrasi. DAFTAR PUSTAKA

Pada konsentrasi 0 %bwoc sampai 30 %bwoc, American Petroleum Institute. API SPEC 10:
bubur semen mengalami breakdown saat API SPEC 10B – Recommended practice for
dilakukan proses hidrasi selama 48 jam. Hal testing well cement, 2000(b).
ini memperlihatkan komposisi tambahan silica
flour di dalam campuran masih belum cukup American Petroleum Institute. API SPEC 10:
untuk menahan laju perubahan C-S-H menjadi API SPEC 10A – Specifications for cements
α-C2SH. and materials for well cementing, 2000(a).

Pada konsentrasi silica flour 35 %bwoc dan 40 Crook, Ron. Petroleum Handbook Engineering
%bwoc, bubur semen tidak mengalami Volume II Drilling Engineering : Cementing,
pressure breakdown. Hal inilah yang Society of Petroleum Engineers, 2006.
diharapkan tercapai sehingga resiko terjadinya
kerusakan bubur semen saat hidrasi yang Souza, P.P.; Souza R.A.; Anjos, M.A.; Freitas,
diakibatkan self destruct menjadi lebih sulit. J.O.; Martinelli, A.E.; Melo, D.F. Cement
Slurries of Oil Wells Under High Temperature
SIMPULAN DAN SARAN and Pressure : The Effects of the use of
ceramic waste and silica flour. Brazilian
Konsentrasi aditif silica flour yang berfungsi Journal of Petroleum and Gas, 2012.
efektif dalam campuran bubur semen adalah
35 %bwoc (by weight of cement) dan 40 %.
Pada konsentrasi ini, tidak terjadi breakdown
pressure sehingga efektif sebagai zat anti
retrogresif.

You might also like