Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Pasien wanita berumur 59 tahun datang ke Poli Mata RSML dengan keluhan utama
mata kiri keluar kotoran terus menerus. Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
ditegakkan diagnosis OS dakriosistitis. Pada anamnesis didapatkan keluhan mata kiri
keluar kotoran terus menerus sejak 6 bulan yang lalu, kotoran tersebut berwarna putih.
Selain itu, pasien juga sering mengeluarkan air mata (nrocoh), hal ini membuat pasien
merasa terganggu dan mata kanan terasa ada yang mengganjal. Kadang pasien merasa
gatal dan tampak merah. Pasien mengaku bahwa awalnya gejala timbul setelah badai
pasir di Mekkah. Sebelumnya pasien sudah pernah ke poli mata, namun diagnosis
dengan konjungtivitis.Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa OS tampak secret
berwarna putih dibagian konjungtiva palpebra inferior, tampak nanah keluar dari
punctat duktus lakrimalis, dan tampak PCVI +.
Pasien merupakan seorang wanita usia lanjut berusia 59 tahun yang termasuk
merupakan usia rentan untuk mengalami dakriosistitis. Penyebab dakriosistitis pada
dewasa masih belum diketahui dengan jelas, namun biasanya dakriosistitis akut
disebabkan oleh karena Staphlococcus aureus atau kadang-kadang Staphylococcus B-
hemolytics sedangkan dakriosistitis kronis sering didominasi oleh Streptococcus
pneumoniae atau Candida albicans. Menurut Gilliland Grant dakriosistitis jarang
ditemukan pada bayi dan paling banyak pada usia diatas 40 tahun dengan usia puncak
60-70 tahun, selain itu dilaporkan juga bahwa 70-83% kasus dakriosistitis terjadi pada
wanita.
Pasien didiagnosis dakriosistitis dengan diagnosis banding hordeolum dan selulitis
orbita. Selulitis orbita akan memberikan gejala demam, mata merah, kelopak sangat
edema dan kemotik, mata proptosis, atau eksoftalmus diplopia, sakit terutama bila
digerakkan, dan tajam penglihatan menurun bila terjadi penyakit neuritis retrobulbar.
Pada retina terlihat tanda stasis pembuluh vena dengan edema papil. Hordeolum
merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Dikenal bentuk hordeolum
internum dan eksternum. Horedeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar
Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan
mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar
Zeis atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
Pada pasien ini dilakukan tindakan non farmakologi berupa pemijatan pada daerah
sakus dengan harapan nanah bersih dari dalam kantung dan melancarkan duktus
nasolakrimal agar saluran yang telah tersumbat dengan debris-debris epitel sehingga
mengurangi kesempatan pertumbuhan kuman. Kemudian untuk terapi farmakologi
diberikan antibiotik topikal (tetes) Levofloxacin digunakan 6 x 1 tetes perhari.
Levofloxacin merupakan antibiotik broad spectrum yang aktif terhadap bakteri gram
positif dan negatif termasuk bakteri aerob. Pola kuman dakriosistitis pada dewasa
paling banyak adalah disebabkan oleh karena Staphylococcus aureus atau kadang-
kadang Staphylococcus B-hemolytics, dan Streptococcus pneumoniae. Pemberian
terapi antibiotika topikal sesuai dengan teori yang mengatakan sebaiknya dipilih broad
spektrum sehingga efektif untuk kuman Gram (+) maupun Gram (-). Sedangkan untuk
tindakan operatif pada pasien ini belum perlu dilakukan, karena salah satu indikasi
untuk dilakukan dakriosistorinostomi adalah adanya mukokel yang merupakan tanda
dari tempat obstruksi di duktus nasolakrimal.
BAB 5
KESIMPULAN
Dakriosistitis terbagi atas akut dan kronik. Pada orang dewasa, perempuan lebih