Professional Documents
Culture Documents
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua
sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dextra yang besar.
2. Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-
zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.
3. Fascia renalis
Fascia renalis terdiri dari: a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak
perirenal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan
melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.
4. Stuktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap,
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
piramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis (Panahi, 2010).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.
Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur
halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri
dari: glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus
urinarius (Panahi, 2010).
6. Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri
akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi
arteriole aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang
meninggalkan gromerulus disebut arteriole eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior (Barry, 201l).
7. Persarafan ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal
(Barry, 2011).
2. Ureter
2. Korpus
Yaitu bagian antara verteks dan fundus, bagian yang runcing kearah
muka dan berhubungan dengan ligamentum umbilikalis. Dinding
kandung kemih terdiri dari: Lapisan sebelah luar (Peritonium), tunika
muskalaris (lapisan otot), tunika sub mukosa, lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam)
4. Uretra
Uretra pars prostatika terdapat pada sepanjang penis (15-16 cm). bagian
uretra ini, melintasi bulbus, korpus dan glans korpus spongiosum penis.
Bagian uretra ini memasuki bulbus pada permukaan atasnya dan berakhir
dekat di bagian bawah apeks glans, pada orifisium uretra eksternum.
1. GINJAL
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan
Wilson, 2012).
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian
akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari
darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke
ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila
orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka
urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra (Sherwood,
2011).
Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu
filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi
sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke
kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara
bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman
hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler
glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi
lengkap dan kemudian akan dieksresi (Sherwood, 2011).
a. Korpuskulus Ginjal
Korpuskulus ginjal terdiri dari dari kapsula bowman dan rumbai kapiler
glomerolus.
Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel yaitu:Sel epitel parietal (bagian terluar dari
kapsular) ,sel epitel visceral (bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar
dari rumbai kapiler)Membrana basalis ( lapisan tengah dinding kapiler) Sel-sel
endotel (bagian terdalam dari rumbai kapiler). Sel-sel endotel, membran basalis
dan sel-sel epitel visceral merupakan tiga lapisan yg membentuk membrana
filtrasi glomerolus.
b. Aparatus jukstaglomerolus
Sel jukstaglomerolus dinding arteriol aferen mengeluarkan renin, aparatus
jukstaglomerolus pengatur pengeluaran renin. Renin adalah enzim yg penting pd
pengaturan tekanan darah.
c. Sistem Renin Angiotensin
Skema sistem renin angiotensin
Renin + Angiotensinogen Angiotensinogen I Angiotensinogen II Vasokonstriksi.
Sekresi Aldosteron A. aferen Retensi Na dan H2O Peningkatan Volume Plasma
Peningkatan tekanan darah
Urin.
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake)
cairan dan faktor lainnya.
b. Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).
Mikturisi
3. VESICA URINARIA
Vesica Urinaria atau kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis
dan serosa/ adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal
dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang
membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-
berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak
membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat
longgar tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.
4. URETRA
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi
atas 3 bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung kemih
hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2
saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot
rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus
kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glans penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat
lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar. Pada wanita uretra jauh
lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervarias dari transisional di
dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis
gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun
serupa dengan ureter.
Terdapat dua sfingter uretra, yaitu sfingter uretra internus dan eksterenus.
Sfingter uretra internus terdiri dari otot polos merupakan bagian akhir dari kandung
kemih. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra
interus menutup pintu keluar kandung kemih. Dibagian lebih bawah saluran keluar,
uretra dilingkari satu lapisan otot rangka, sfingter uretra eksternus. Sfingter ini
diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar
panggul dan membantu menunjang organ panggil. Neuron motorik yang
mempersyarafi sfingter eksternus dan diafragma pelvis terus menerus mengeluarkan
sinyal dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehingga otot-otot ini
terys berkontraksi secara tonik untuk mencegah keluarnya urin dari uretra.
Dalam keadaan normal, ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik
sfingter internus maupun eksternus akan menutup untuk mejaga agar urin tidak
menetes. Sfingter ekternus dan diafragma pelvis adalah otot rangka yang berada
dalam kontrol volunter, maka orang dapat secara sadar mengontraksikan keduanya
untuk mencegah pengeluaran urin meskipun kandung kemih berkontraksi dan
sfingter internus terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Perceptor :