You are on page 1of 24

I.

ANATOMI TRAKTUS URINARIUS

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih) (Speakman, 2008). Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal
(ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke
vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan,
dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria

Traktus urinarius memiliki fungsi:


1. Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut
2. Mensekresi hormon yang membantu mengatur tekanan darah,
erithropoietin dan metabolisme kalsium
3. Menyimpan nutrient
4. Ekskresi zat buangan
5. Mengatur keseimbangan asam basa
6. Membentuk urin
EMBRIOGENESIS
Dipandang dari sudut fisiologi, sistem urogenital dapat dibagi dalam
dua unsur yang berbeda sifatnya : sistem urinarius dan sistem genitalia.
Akan tetapi, dipandang dari sudut embriologi dan anatomi, kedua sistem
ini saling bertautan.17 Ada 2 macam perkembangan sistem urinarius yaitu
organogenesis ginjal dan maturasi ginjal. Organogenesis ginjal terdiri
melalui 3 tahapan secara berurutan yaitu : pronefros, mesonefros, dan
metanefros seperti pada tabel :
Tabel 2 . Organogenesis ginjal.
Usia Gestasi Organogenesis
Minggu Ke-
3 - Sistem pertama yaitu bentuk pronefros dan duktusnya
- Pronefros perlahan akan berdegenerasi dan duktusnya
akan menjadi duktus Wolfii dan bagian kaudal dari
mesonefros
4 - Sistem pronefros mengalami regresi, saluran ekskresi
mesonefros pertama mulai tampak.
- Saluran-saluran ekskresi memanjang dengan cepat,
membentuk gelung huruf S (simpai Bowman) dan terdapat
glomerulus pada ujung medial, keduanya membentuk
korpuskulus mesonefrikus(renalais).
- Pembentukan glomerulus berasal dari vesikel-vesikel yg
terbagi menjadi 3 segmen : bawah -> membentuk epitel
viseral dan parietal kapsula Bowman, tengah -> tubulus
proksimal dan ansa Henle, atas -> tubulus distalis
5 - Perkembangan dari sistem metanefros (ginjal tetap),
berawal dari tunas ureter yang berkembang dari tonjolan
saluran mesonefros di dekat muaranya ke kloaka
- Tunas ureter ini menembus jaringan metanefros, yang
menutup ujung distalnya sebagai topi -> melebar
membentuk pelvis renalis primitif -> terbagi kranial dan
kaudal -> kaliks mayor. 17 - Tiap-tiap kaliks membentuk 2
tunas baru yang akan membelah terus hingga 12 generasi
atau lebih
- Generasi ketiga dan keempat -> kaliks minor. Generasi
seterusnya -> piramida ginjal
7-8 - Dimulainya nefrogenesis sampai 34-36 minggu.
Kemudian nefron berkembang terus dan ukurannya
bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran ginjal dan
perkembangan fungsinya.
12-14 - Pembentukan pelvis renalis serta kaliks mayor dan minor
selesai sebelum masa gestasi ini

Maturasi ginjal, perkembangan dari nefron dimulai pada dasar juksta


medular sehingga daerah inilah yang kemudian menjadi lebih dulu matang.
Pada waktu lahir, nefron juksta medular lebih matang daripada nefron
superfisial. Pada bayi prematur, nefrogenesis akan terus berlangsung
setelah lahir. Perkembangan ginjal mulanya terjadi dalam rongga pelvis,
kemudian bermigrasi kearah kranial di fossa renalis dan bersamaan dengan
ini pelvis renalis dan ureter berotasi pada posisi anterior ke medial.
Pada pertengahan bulan ke-2, mesonefros berdegenerasi, sedangkan
tubulus tetap ada menjadi tubulus epididimis pada laki-laki dan pada
wanita menjadi menjadi epoophoron dan paraoophoron. Sistem duktus
ekskretorius pada laki-laki akan menjadi duktus epididimis, vasa deferens
dan duktus ejakulatorius.
Pada usia 7 minggu septum urorektal membagi kloaka menjadi sinus
urogenital di anterior dan rektum di posterior. Kandung kemih dibentuk
dari sinus urogenital.
Gonad mulai berdiferensiasi menjadi testis atau ovarium selama masa
gestasi minggu ke-7. Testis akan menghasilkan “Mullerian inhibiting
factor” dan mencegah pembentukan bagian proksimal vagina, uterus dan
tuba Falopii dari jaringan paramesonefrik atau duktus Mullerian. Genitalia
eksterna juga berkembang akibat pengaruh hormon pada masa gestasi 7-14
minggu.

1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua
sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dextra yang besar.

Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :


1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan
ureter.
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk
melindungi ginjal dari trauma.
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal
dan menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel ini
memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak
waktu bernafas, mencegah penyebab infeksi dari ginjal ke bagian tubuh
lainnya.
Anatomi internal ginjal dari dalam keluar, renal pelvis, medulla dan korteks :
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang
menghubungkan medula dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan
yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar
2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida.
Bagian apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan
duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam
reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks
minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan
masuk kandung kemih. Satu ginjal memiliki kurang lebih 1 juta nefron.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area
juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui
piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang
mengalirkan urin ke kalliks minor.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula


fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap,
dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. (Syaifuddin, 2006).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.
Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan
tubulus urinarius

2. Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-
zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum,
kreatinin dan amoniak.
3. Fascia renalis
Fascia renalis terdiri dari: a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak
perirenal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan
melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.

4. Stuktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap,
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
piramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis (Panahi, 2010).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.
Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur
halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri
dari: glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus
urinarius (Panahi, 2010).

5. Proses pembentukan urin


Tahap pembentukan urin
a. Proses filtrasi, di glomerulus. Terjadi penyerapan darah yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan
yang disaring disebut filtrat glomerulus.

b. Proses reabsorbsi Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian


besar dari glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal.
Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion
bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif
(reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c. Proses sekresi Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus
distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar
(Rodrigues, 2008).

6. Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri
akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi
arteriole aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang
meninggalkan gromerulus disebut arteriole eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior (Barry, 201l).

7. Persarafan ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal
(Barry, 2011).

2. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika


urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada


dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah
luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong
(oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung
kemih sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan
mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

3. Vesika urinaria (kandung kemih)

Vesica urinaria terletak di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica


urinaria berbentuk seperti pyramid. Apeks pyramid ini, arahnya ke depan dan dari
situ, terdapat suatu korda fibrosa, yaitu urakus yang berjalan ke atas menuju
umbilicus menjadi ligamentum umbilikale media. Basis (permukaan posterior)
vesica urinaria, berbentuk seperti segitiga. Pada pria, vesikula seminalis terletak
dipermukaan posterior luar vesica urinaria dan dipisahkan oleh vas deferens. Pada
wanita, diantara rectum dan vesica urinaria, terdapat vagina. Leher vesica urinaria,
menyatu dengan prostat pada pria, dan pada wanita, langsung melekat pada fasia
pelvis.
Trigonum Vesicae Lieutaudi terdapat di bagian basis dari vesica urinaria.
Muara kedua ureter dan permulaan uretra berada pada sudut-sudut trigonum yang
berjarak antara sekitar 2cm. Orifisium uretra internum terletak pada titik terendah
vesica urinaria. Bagian-bagian dari vesica urinaria terdiri dari:
1. Fundus
Yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium retrovesikale yang terisi oleh
jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostat.

2. Korpus

Yaitu bagian antara verteks dan fundus, bagian yang runcing kearah
muka dan berhubungan dengan ligamentum umbilikalis. Dinding
kandung kemih terdiri dari: Lapisan sebelah luar (Peritonium), tunika
muskalaris (lapisan otot), tunika sub mukosa, lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam)

Bagian dalam dari vesica urinaria, terdiri dari, trigonum vescicae,


uvula vesicae (merupakan tonjolan orifisium uretra interna), dan rugae
veicae (yang terbentuk jika vesica urinaria kosong). Vesica urinaria terdiri
dari lapisan-lapisan otot. Lapisan otot ini terdiri dari 3 lapisan otot
yangmembentuk trabekula yang disebut otot detrusor. Detrusor menebal di
leher kandung kemih membentuk sfingter vesika.
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus
hypogastricus inferior yaitu: Serabut-serabut post ganglioner simpatis
glandula para vertebralis L1-2, Serabut-serabut preganglioner
parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus
inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadisinapsis dengan
serabut-serabut post ganglioner, serabut-serabut sensoris visceral afferent:
N. splancnicus menuju SSP, serabut-serabut afferen mengikuti serabut
simpatis pada plexus hypogastricusmenuju medulla spinalis L1-2. Vesica
urinaria, diperdarahi oleh arteri vesikalis superior dari arteri umbilikalis ,
arteri umbilikalis berasal dari arteri iliaka interna dan arteri vesikalis
inferior dari arteri illiaca

4. Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada a yang berfungsi


menyalurkan air kemih keluar. Urethra laki-laki panjangnya sekitar 17,5 cm
dengan penis. Pada laki-laki, urethra dibagi 4 bagian:
1. Urethra pars prostatica

Uretra pars prostatika, merupakan bagian terlebar. Uretra pars prostatika


ini, melintas hampir vertical sepanjang kelenjar prostat (sekitar 2cm atau
lebih).

2. Urethra pars membranosa


Panjangnya hanya 1-2 cm.Uretra pars membranosa ini, berjalan melintasi
diafragma urogenital. Dibelakang bagian uretra ini, pada masing-masing sisi,
terletak kelenjar bulbouretral. Uretra pars membranosa ini, juga dikelilingi
oleh sfingter uretra eksterna

3. Urethra pars spongiosa

Uretra pars prostatika terdapat pada sepanjang penis (15-16 cm). bagian
uretra ini, melintasi bulbus, korpus dan glans korpus spongiosum penis.
Bagian uretra ini memasuki bulbus pada permukaan atasnya dan berakhir
dekat di bagian bawah apeks glans, pada orifisium uretra eksternum.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan


miringsedikit kearah atas,uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5
cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital,
uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina
(vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di
bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita
tidak memiliki fungsi reproduktif. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus
dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara
uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna dan eksterna.
Sfingter uretra interna, terletak pada perbatasan vesika urinaria dan terdiri
atas otot polos yang dipersarafi oleh system simpatik, sehingga saat vesika
urinaria penuh, sfingter ini akan terbuka. Sedangkan sfingter uretra
eksterna, terdiri atas otot lurik yang dipersarafi oleh saraf somatic yang
dapat diatur sesuai dengan keinginan.
II. FISIOLOGI TRAKTUS URINARIUS

1. GINJAL
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan
Wilson, 2012).

Menurut Sherwood (2011), ginjal memiliki fungsi yaitu:


a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri.
c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan. .

Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian
akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari
darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke
ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila
orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka
urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra (Sherwood,
2011).

Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu
filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi
sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke
kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara
bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman
hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler
glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi
lengkap dan kemudian akan dieksresi (Sherwood, 2011).

Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah


mengalir lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi
terjadi. Air, elektrolit dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul
besar (protein, sel darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam
aliran darah. Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan
memasuki tubulus, cairan ini disebut “filtrat”. Di dalam tubulus ini sebagian
substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi
disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus.
Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan
kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang
terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam
kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung
kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.
Fungsi utama ginjal adalah :
A. Fungsi Ekskresi
1. Mempertahankan osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan
mengubah-ubah ekskresi air.
2. Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3. Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+
dan membentuk kembali HCO3.
4. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea,
asam urat dan kreatinin)

B. Fungsi Non Ekskresi


1. Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
2. Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah
oleh sumsum tulang.
3. Metabolisme vitamin D.
4. Degradasi insulin.

C. Fungsi Struktural Nefron


Nefron adalah unit fungsional ginjal setiap ginjal terdpt 1 juta nefronSetiap
nefron terdiri dari kapsula bowman yg mengitari rumbai glomerolus, tubulus
kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, duktus
pengumpulSeorang masih bisa bertahan hidup walau dengan susah payah dengan
jumlah nefron kurang dari 20 000 atau 1% dari nefron total.

a. Korpuskulus Ginjal
Korpuskulus ginjal terdiri dari dari kapsula bowman dan rumbai kapiler
glomerolus.
Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel yaitu:Sel epitel parietal (bagian terluar dari
kapsular) ,sel epitel visceral (bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar
dari rumbai kapiler)Membrana basalis ( lapisan tengah dinding kapiler) Sel-sel
endotel (bagian terdalam dari rumbai kapiler). Sel-sel endotel, membran basalis
dan sel-sel epitel visceral merupakan tiga lapisan yg membentuk membrana
filtrasi glomerolus.

b. Aparatus jukstaglomerolus
Sel jukstaglomerolus dinding arteriol aferen mengeluarkan renin, aparatus
jukstaglomerolus pengatur pengeluaran renin. Renin adalah enzim yg penting pd
pengaturan tekanan darah.
c. Sistem Renin Angiotensin
Skema sistem renin angiotensin
Renin + Angiotensinogen Angiotensinogen I Angiotensinogen II Vasokonstriksi.
Sekresi Aldosteron A. aferen Retensi Na dan H2O Peningkatan Volume Plasma
Peningkatan tekanan darah

Urin.
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a. Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake)
cairan dan faktor lainnya.
b. Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
c. Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
e. Berat jenis 1,015-1,020.
f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari:


1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea,
amoniak dan kreatinin.
3. Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.
4. Pigmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon (Velho, 2013).

Mikturisi

Miksi atau berkemih proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh 2


mekanisme : reflek berkemih dan control volunter. Reflex miksi terpicu ketika
reseptor regang didalam dinding kandungan kemih teransang .
Kandungan kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250
sampai 400 ml urin sebelum tegangan didindingnya mulai cukup meningkat untuk
mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini,
semakin besar tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferan dari reseptor
regangan membawa impuls ke medulla spinalis dan akhirnya, melalui
antarneuron, merangsang saraf parasimpatik untuk kandung kemih dan
menghambat neuron motorik ke sfringter eksternus.
Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini
berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka
sfringter internus ; perubahan bentuk kandung kemih selama kontraksi akan
secara mekanis menarik terbuka sfringter internus. Secara bersamaan , sfringter
eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini kedua
sfringter terbuka dan urinnya terdorong melalui uretra olah gaya yang ditimbulkan
oleh konstraksi kandungan kemih

Ciri-ciri urin normal.


a. Rata-rata dalam satu hari l-2 liter tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
b. Warnanya bening tanpa ada endapan.
c. Baunya tajam.
d. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6 (Velho, 2013).

Kontrol Volume Berkemih


Jika waktu refleks miksi dimulai kurang sesuai untuk berkemih, maka
yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih
dengan mengencangkan sfingter eksternus dan diafragma pelvis. Impuls
eksitatorik volunter dari korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks
dari reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan relatif
PPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap berkontraksidan tidak ada urin yang
keluar.
Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus
terisi maka sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya,
sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik sfingter eksternus menjadi
sedemikian kuat sehingga tidak dapat lagi diatasi oleh sinyal eksitatorik volunter
sehingga sfingter melemas dan kandung kemih secara tak terkontrol
mengosongkan isinya.
Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun kandung kemih
tidak teregang, dengan secara sengaja melemaskan sfingter eksternus dan
diafragma pelvis. Turunnya dasar panggul memungkinkan kandung kemih turun,
yang secara simultan menarik dinding abdomen dan diafragma pernapasan.

terbuka sfingter uretra internus dan meregangkan dinding kandung kemih.


Pengaktifan reseptor regang yang kemudian terjadi akan menyebabkan kontraksi
kandung kemih melalui refleks berkemih. Pengosongan kandung kemih secara
sengaja dapat dibantu oleh kontraksi dinding abdomen dan diafragma pernapasan.
Peningkatan tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya dinding abdomen dan
diafragma pernapasan. Peningkatan tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya
menekan kandung kemih kebawah untuk mempermudah pengosongan.
2. URETER
Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai
12 inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri
atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa
sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya
menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di
depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan
berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung
kemih melalui bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan
anatomis, yaitu :
1. Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari
renal pelvis sampai bagian ureter yang mengecil
2. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh
darah arteri iliaka
3. Vesikouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam
vesika urinaria (kandung kemih).

Ureter berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih.


Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.

3. VESICA URINARIA
Vesica Urinaria atau kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis
dan serosa/ adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal
dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang
membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-
berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak
membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat
longgar tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.

Sewaktu kandung kemih terisi, vesikel-vesikel sitoplasma terbungkus


membran disisipkan melalui proses eksositosis ke permukaan sel; kemudian
vesikel-vesikel ini ditarik ke dalam oleh endositosis untuk memperkecil luas
permukaan ketika terjadi pengosongan kandung kemih. Selain itu, dinding kandung
kemih yang sangat berlipat-lipat menjadi rata sewaktu pengisian kandung kemih
untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan. Fungsi utama kandung kemih adalah
menampung urin yang akan dikeluarkan melalui uretra.

Otot polos pada kandung kemih banyak mengandung serat parasimpatis,


yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika saluran mealuli
uretra ke luar terbuka maka kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari
kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih dijaga oleh dua sfingter,
sfingter uretra internus dan sfingter uretra eksternus.

4. URETRA
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi
atas 3 bagian yaitu:

A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung kemih
hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2
saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot
rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus
kavernosus uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
kavernosum dan bermuara pada glans penis.

Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya
epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat
lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar. Pada wanita uretra jauh
lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervarias dari transisional di
dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis
gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun
serupa dengan ureter.

Terdapat dua sfingter uretra, yaitu sfingter uretra internus dan eksterenus.
Sfingter uretra internus terdiri dari otot polos merupakan bagian akhir dari kandung
kemih. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomik regio sfingter uretra
interus menutup pintu keluar kandung kemih. Dibagian lebih bawah saluran keluar,
uretra dilingkari satu lapisan otot rangka, sfingter uretra eksternus. Sfingter ini
diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar
panggul dan membantu menunjang organ panggil. Neuron motorik yang
mempersyarafi sfingter eksternus dan diafragma pelvis terus menerus mengeluarkan
sinyal dengan tingkat sedang kecuali jika mereka dihambat sehingga otot-otot ini
terys berkontraksi secara tonik untuk mencegah keluarnya urin dari uretra.
Dalam keadaan normal, ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik
sfingter internus maupun eksternus akan menutup untuk mejaga agar urin tidak
menetes. Sfingter ekternus dan diafragma pelvis adalah otot rangka yang berada
dalam kontrol volunter, maka orang dapat secara sadar mengontraksikan keduanya
untuk mencegah pengeluaran urin meskipun kandung kemih berkontraksi dan
sfingter internus terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

1. McKinley M, O’Loughlin FD. Human anatomy. 3rd Ed. New York:


McGraw-Hill; 2012. p. 818-34

2. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Yesdelita, Editor.


Human physiology: from cells to systems. 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011. p. 596-7.
REFERAT
ANATOMI DAN FISIOLOGI TRAKTUS URINARIUS

Oleh :

ATIKA THREENESIA, S.ked


AUDYA PRATIWI P R, S.Ked
CLAUDIA JOY H HUTAURUK , S.Ked

Perceptor :

dr. Saut Hutagalung, Sp. U

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN SMF BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017

You might also like