Professional Documents
Culture Documents
Hutapea
50120110048
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
1. Tinjauan Teoritis
a. Definisi Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang
terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan menggangu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (Depkes RI, 2000)
Isolasi sosial adalah kondisi ketika individu atau kelompok mengalami
atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk lebih terlibat dalam
aktivitas bersama orang lain tetapi tidak mampu mewujudkannya. Isolasi
sosial merupakan kondisi yang subjektif seluruh kesimpulan yang dibuat
berkaitan dengan perasaan sunyi yang dirasakan individu harus divalidasi
karena penyebabnya bisa bermacam-macam dan cara individu
menunjukannya beragam (Carpenito, 2009).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain (Nanda, 2012)
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang
lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Pasien mengalami
kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak
sanggup berbagi pengalaman
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
(Trimelia, 2011). Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari
Rocky R. Hutapea
50120110048
b. Etiologi
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut
Stuart dan Sundeen (2007) dalam Damaiyanti dan Iskandar (2012), belum
ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan yang
mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin
mempengaruhi isolasi sosial adalah faktor predisposisi dan faktor
presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial.
Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus
didahului individu dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat
masa perkembangan selanjutnya. Pada masa dewasa akhir,
kehidupan seseorang akan mengalami banyak perubahan,
baik saat akibat penurunan kemampuan fisik, perubahan
status individu, kehilangan pasangan hidup, kehilangan
komunikasi dengan anak, sehingga menyebabkan
peningkatan ketergantungan dengan orang lain.
Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor
pendukung untuk terjadinya gangguan hubungan sosial,
seperti adanya komunikasi yang tidak jelas (double bind)
yaitu suatu keadaan dimana individu menerima pesan yang
saling bertentangan dalam waktu bersamaan, dan ekspresi
emosi yang tinggi di setiap berkomunikasi.
Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan
merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan
berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-
norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga, seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan social.
Faktor biologis
Rocky R. Hutapea
50120110048
50120110048
d. Patofisiologi
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan
sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh
perasaan tidak berharga, yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang
penuh dengan permasalahan, ketegangan,
Etiologikekecewaan
: dan kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan
Faktor Predisposisi & klien makin sulit dalam
Faktor Preptasi
mengembangan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi
atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian
Gangguan Tugas
Perkembangan:
terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Tahapdalam
Klien semakin tenggelam Dewasaperjalanan
akhir dan tingkah laku masa lalu
serta tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku
Internal stressor &
yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga
external stressor : berakibat lanjut menjadi halusinasi
(Dalami, 2009)
Patoflow : Inefectieve coping (Koping
individu tidak efektif)
Perubahan Perilaku
Psikososial
50120110048
e. Komplikasi
Komplikasi yang mugkin di timbulkan pada klien dengan isolasi social
1. Gangguan sensori presepsi: halusinasi
2. Defisit perawatan diri
2. Tinjauan Teoritis Keperawatan
a. Pengkajian
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial, kita dapat menggunakan
wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga
1. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan sosial,
adalah :
Faktor Perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak
terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak
terpenuhi, akan mencetuskan seseorang sehingga mempunyai
masalah respon sosial maladaktif.
System keluarga yang terganggu dapat menunjang
perkembangan respon social maladaktif. Norma keluarga yang
tidak mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga
Rocky R. Hutapea
50120110048
Faktor Biologis
Genetic merupakan salah satu faKtor pendukung gangguan
jiwa. Berdasarkan hasil penelitian, pada penderita skizofrenia 8%
kelainan pada struktur otak, seperti atrofi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur lmbik
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan
berhubungan. Ini akibat dan norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat, dan
penyakit kronik.
Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam teori ini termasuk masalah komunikasi yang tidak
jelas yaitu suatu keadaan dimana seseorang anggota keluarga
menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan,
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat
untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga.
2. Stressor Presipitasi
Stressor presipitasi umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stress seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Stressor presipitasi dapat dikelompokkan dalam kategori
Stressor Sosial Budaya
Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor
lain dan faktor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupannya, misalnya dirawat di rumah sakit.
Stressor Psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan
menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan
orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang
disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi masalah
diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan (isolasi sosial)
3. Perilaku
Rocky R. Hutapea
50120110048
50120110048
Gejala Subjektif :
3. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang
lain.
4. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
5. Respons verbal kurang dan sangat singkat.
6. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang
lain.
7. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
8. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
9. Klien merasa tidak berguna
10. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
11. 9) Klien merasa ditolak.
Gejala Objektif :
- Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
- Tidak mengikuti kegiatan.
- Banyak berdiam diri dikamar.
- Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat.
- Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
- Kontak mata kurang.
- Kurang spontan.
- Apatis (acuh terhadap lingkungan).
- Ekspresi wajah kurang berseri.
- Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
- Mengisolasi diri.
- Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
- Masukan makan dan minuman terganggu.
- Aktivitas menurun.
- Kurang energy (tenaga).
- Rendah diri.
- Postur tubuh berubah, misalnya sikap fectus/janin (khususnya pada
posisi tidur) (Yosep,2011).
b. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Defisit perawatan diri
3. Gangguan Sensori Presepsi : Halusinasi
Rocky R. Hutapea
50120110048
NamaKlien : DX Medis :
No CM : Ruangan :
Perencanaan
Isolasisosial TUM :
Kliendapatberinteraksidengan
orang lain
50120110048
50120110048
6. Klienmendapatdukungankelu 6.1. Setelah …kali 6.1.Diskusikan pentingnyaperan Mengajak keluarga untuk terlibat
argadalammemperluashubun pertemuankeluargadapatmenjel dalam perilaku
gansosisal askantentang : sertakeluargasebagai
o Pengertianmenarikdiri
o Tandadangejalamenarikdi pendukunguntukmengatasi
ri
o Penyebabdanakibatmena perilakumenarikdiri. Mengidentifikasi potensi keluarga
rikdiri untuk perubahan perilaku klien
6.2.Diskusikan potensikeluarga
o Cara
merawatklienmenarikdiri untukmembantuklien
6.2. Setelah ..kali
pertemuankeluargadapatmemp mengatasiperilakumenarik Memberikan informasi ke keluarga
raktekkancaramerawatklienme mengenai hal-hal yang terkait
narikdiri diri. dengan masalah klien dan membantu
keluarga mempelajari cara-cara
6.3.Jelaskan padakeluarga menghadapi klien
tentang :
Mendayagunakan orang dekat klien
Pengertianmenarikdiri untuk mendukung perubahan
Tanda dan gejalamenarik diri perilaku klien
Penyebabdanakibatmenarikdiri Memberikan kesempatan kepada
Cara merawatklienmenarikdiri keluarga untuk mengungkapkan
6.4.Latihkeluargacaramerawatklien menarikdiri. perasaannya
Dukungan dari orang dekat dapat
6.5.Tanyakan perasaankeluarga meningkatkan keinginan klien untuk
melakukan interaksi sosial
setelahmencobacara yang
Pujian merupakan hal yang positif
yang dapat mendorong keluarga
dilatihkan.
melakukan pengulangan perilaku
6.6.Beri motivasikeluargauntuk yang diharapkan
membantuklienuntuk
bersosialisasi.
6.7.Beri pujiankepadakeluarga
atasketerlibatannyamerawat
klien di rumahsakit.
50120110048
berhentiminumobat
tanpakonsultasidokter
Rocky R. Hutapea
50120110048
Rocky R. Hutapea
50120110048
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J.2009. Diagnosis Keperawatan (Aplikasi pada Praktik Klinis Edisi 9).
Jakarta: EGC.
Damaiyanti, M., & Iskandar.2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.
Maryam, R.S. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press