Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehat sakit,adaptif dan maladaptif merupakan konsep yang berada pada
rentang yang tak terpisah. Seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa
dapat beradaptasi terhadap keadaan sakitnya begitu juga seseorang yang tidak
terdiagnosa sakit mungkin saja mempunyai respon koping yang Maladaptif.
Perawat penting mengetahui apap itu makna jiwa semakin berkembangnya
waktu dan bertambahnya tahun ,ilmu jiwa dibahas pada prilaku yang
mengkoordinasikan antara fisik dan psikis. Prilaku manusia dapat diformulasikan atau
dirumuskan dalam suatu pola prilaku yang akan disikapkan dalam bahasa psikologi.
Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan pribadinya. (Menurut
WHO). Sedangkan menurut Karini Kartono (1989), yang disebut dengan gangguan
mental adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental
yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi
kejiwaan terhadap stimulus dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul suatu
gangguan fungsi atau gangguan sruktur dari suatu bagian, suatu organ, atau sistem
kejiwaan/mental.
Manusia berekasi secara keseluruhan secara holistik ataupun dapat dikatakan
secara somato psiko sosial. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa maka ketiga
unsur ini harus diperhatikan. Menurut Sigmund freud gangguan jiwa disebabkan oleh
adanya gangguan tugas pada masa perkembangan anak terutama dalam hal
berhubungan dengan orang lain sering menyebabkan frustrasi, konflik dan perasaan
takut (Teori psikodinamika). Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha
menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan
dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari
aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.
Meskipun model struktural psikis freud tersebut tidak termasuk dalam domain
sains (lebih bersifat filosofi), tetapi pemahamannya sangat penting untuk menjelaskan
psikodinamika timbulnya prilaku berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pembentukan mind set dan ekspresi prilaku manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu psikodinamika masalah kesehatan ?
2. Apa itu skizofrenia dan bagaimana Asuhan keperawatan skizofrenia ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang psikodinamika kesehatan
2. Untuk menegtahui tentang skizofrenia dan Asuhan keperawatan skizofrenia
BAB II
PEMBAHASAN
B. SKIZOFRENIA
1. Pengertian
a. Skizofrenia sebagai penyakit neorologis yang memegaruhi persepsi klien,cara
berpikir, bahasa, emosi dan prilaku sosial (Melinda Herman:2008)
b. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi,
kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan
halusinasi, asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi.
c. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namum
faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas.
2. Etiologi
Beberapa faktor penyebab skizofrenia
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka keskitan bagi saudara tiri 0,9-
1,8%,bagi saudra kandung 7-15%,bagi anak dengan salah satu orang tua yang
menderita skizofrenia 40-68%,kembar dua telur 2-15%, dan kembar satu telur 61-
81%.
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubungan dengan seringnya muncul skizofrenia pada
masa pubertas, pada waktu kehamilan,reori ini tidak dapat dibuktikan.
c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita skizofrenia tampak pucat,tidak sehat,ujung
extremitas agak sianosis, nfsu makan berkurang serta berat badan menurun serta
pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun,hipotesis ini
masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.
d. Susunan saraf pusat
Kelaianan skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada ensofalon atau
korteks otak,tetapi kelainan patologis yang ditemukan mugkin disebabkan oleh
perubahan postmortem atau mugkin merupakan artefakt pada waktu membuat
sedian.
e. Teori Adolf Mayer
Skizofrenia tidak disebakan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak
dapat kelaianan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer
mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Menurut Mayer skizofrenia merupakan suatu
yang salah ,suatu maladaptif sehingga timbul disorganisasikepribadian dan lama
kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).
f. Teori Sigmun Freud
Skizofrenia terdapat kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik
maupun somatik, superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dam id
yang berkuasa.
g. Eugene Bleuler
Penggunaan istilah skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaiti jiwa
yang terpecah belah adanya keretakan atau disharmoni antara proses
berpikir,perasaan, dan perbuatan.
3. Jenis skizofrenia
a. Skizofrenia simplex: dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran
kemauan.
b. Skizofrenia herbefrenik: gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan
depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
c. Skizofrenia katatonik,dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun
gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia paranoid:dengan gejala utama kecurigaan yang ekstrim disertai waham
kejar atau kebesaran.
e. Skizofrenia akut: kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran.
f. Skizofrenia psiko-aktif: adalah gejala utama skizofrenia yang menonjol dengan
disertai gejala depresi atau mania.
g. Skizofrenia residual adalah skizofrenia dengan gejala- gejala primernya dan muncul
setelah beberapa kali serangan skizofrenia.
4. Gejala primer
a. Gangguan proses pikir (bentuk langkah dan isi pikiran) yang paling menonjol adalah
gangguan asosiasi dan terjadi inkohorensi)
b. Gangguan afek emosi
c. Terjadi kedangkalan afek emosi
d. Emosi dan afek serta ekspresinya tdk mempunyai satu kesatuan
e. Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
f. Gangguan kemauan: hilannya kelemahan kemauan, perilaku negatifisme atas
permiantaan, Otomatisme: merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain.
g. Gejala psikomotorik: Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme, stereotipi,
katelipsi: mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama, autisme.
5. Gejala Sekunder
a. Waham
Waham dapat didefenisikan sebagai keyakinan yang salah ,tidak sesuai dengan
kondisi obyektif dan realitas, dipertahankan terus menerus tidak dapat digoyahkan
dengan argumentasi rasional, keyakinan palsu yang tetap dipertahankan sekalipun
dihadapkan pada cukup bukti kekeliruannya. Jenis –jenis Waham: Waham
kebesaran, Waham kejaran, Waham curiga, Waham Agama, Waham Somantic, Siar
pikir, Sisip Pikir, Kontrol Pikir.
b. Halusinasi
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah oleh panca indra tanpa adanya
rangsangan. Halusinasi merupakan persepsi yang salah mengenai suatu obyek
,gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya pengaruh rangsang dari luar
yang terjadi pada semua pengindraan dan hanya dirasakan oleh klien tetapi tidak
dapat dibuktikan dengan kata lain obyek tersebut tidak ada secara nyata. Klasifikasi
Halusinasi: Halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi penghidung,
halusinasi pengecap, halusinasi sinestik.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan psikologi
1) Pemeriksaan psikiatri
2) Pemeriksaan psikometri
b. Pemeriksaan lain jika perlu:
Darah rutin, fungsi hepar, Faal ginjal, enzim hepar, EKG, CT scan , EEG.
7. Penatalaksanan
a. Penggunaan obat antipsikosis
Obat – obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut antipsikotik.
Atipsikotik bekerja mengontrol halusinasi delusi dan perubahan pola pikir yang
terjadi pada skizofrenia.
b. Terapi elektrokonvulsif (ECT)
c. Pembedahan bagian otak
d. Perawatan di Rumah Sakit
e. Psikoterapi
8. Masalah yang Lazim Muncul
a. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
b. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
c. Ketidakefektifan koping
d. Resiko pelemahan martabat
e. Resiko gangguan identitas pribadi
9. Discahrge Planning
a. Hindari kebiasaan menyendiri
b. Berusaha untuk menceritakan masalah yang ada dengan teman terdekat
c. Kenali gejala – gejala penyakit dan konsultasi demgan dokter
d. Konsumsi makanan yang bergizi
e. Observasi secara ketat prilaku klien
f. Singkirkan semua benda berbahaya
g. Berikan obat dan berkesinambungan
h. Fokus dan kuatkan realita
10. Diangnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap Kekerasan
1) Tujuan
Klien tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain
2) Intervensi
a) Pertahankan lingkungan dalam tingkat stimulus yang rendah
Rasional: kecemasan meningkat dalam lingkungan penuh stimulus.
b) Observasi secara ketat perilaku klien
Rasioal: memastikan klien dalam keadaan aman
c) Singkirkan semua benda berbahaya
Rasional: dalam keadaan gelisah dan binggung dapat menggunakan benda
tajam untuk melukai
d) Salurkan prilaku merusak pada kegitan fisik
Rasional: menghilangkan ketegangan yang terpendam
e) Lakukan fiksasi bila diperlukan
Rasional : keamanan klien merupakn prioritas perawatan
f) Berikan obat transquilizer
Rasional : menurunkan kecemasan/ketegangan
b. Koping individu tak efektif
1) Tujuan
Klien tidak menggunakanlebih banyak keterampilan penggunaan koping adaptif
2) Intervensi
a) Hindari kontak fisik
Rasional : mungkin dianggp bentuk penganiayaan fisik.
b) Hindari tertawa berbisik didekat klien
Rasional : mengurangi rasa curiga
c) Jujur dan selalu menepati janji
Rasional : meningkatkan hubungan saling percaya
d) Jangan berikan kegiatan kompetitif
Rasioanl merupak ancaman bagi pasien curiga
e) Motivasi untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Rasional : mengungkapkan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang
tidak mengancam mungkiln akan menolong pasien untuk sampai pada
keadaan tertentu dimana pasien mencurahkam perasaan setalan sekian lama
terpendam.
f) Sikap asertif
Rasional: pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan
dengan sikap yang bersahabat atau ceria sekali.
c. Perubahan persepsi sensori
1) Tujuan
Klien tidak banyak menggunakan keterampilan penggunaan koping adaptif
2) Intervensi
a) Observasi tanda halusinasi
Rasional : intervensi awal untuk mencegah respon agresif yang diperintahkan
halusinasi
b) Hindari menyentuh pasien secara tiba –tiba, yakinkan bahwa ia aman
disentuh
Rasional : pasien dapat mengartikan sentuhan sebagai ancaman
c) Sikap menerima dan mendorong pasien menceritakan halusinasi
Rasional : mencegah kemungkinan cedera pasien atau orang lain karena ada
perintah dari halusinasi
d) Jangan mendukung halusinasi
Rasioanal: perawat harus jujur tehadap pasien sehingga pasien itu merasa
bahwa sesuatu itu tidak ada.
e) Alihkan perhtian pasien pada halusinasi
Rasional : perawat harus jujur tehadap pasien sehingga pasien itu merasa
bahwa sesuatu itu tidak ada
d. Perubahan proses pikir
1) Tujuan
Klien mengatakan berkurangnya pikiran –pikiran waham
2) Intervensi:
a) Tunjukkan sikap menerima keyakinan klien tanpa sikap mendukung
Rasional: penting untuk dikomunikasikan kepada klien bahwa perawat tidak
menerima delusi sebagai realita.
b) Tidak membantah atau menyangkal keyakinan pasien
Rasional :membantajh pasien tidak bermanfaat dapat merusak hubungan.
c) Bantu pasien untuk menghubungkan keyakinan yang salah dengan
peningkatan peningkatan kecemasan.
Rasional : jika pasien dapat belajar menghenyikan masalah, pikiran waham
mungkin dapat dicegah.
d) Fokus dan kuatkan realita
Rasional : mengurangi pikiran-pikiran waham.
e) Bantu dan dukung pasien dalam mengungkapkan secara verbal perasaan
ansietas, takut, tak aman.
Rasional : ungkapan secara verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam
dapat menolong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang mungkin
terpendam.
BAB III
KESIMPULAN
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsinal dengan gangguan utama pada
proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi,
kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi,
asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi.
DAFTAR PUSTAKA
Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid Tiga. Jogyakarta:Mediaction Jgja
OLEH
KELOMPOK II :
Siti Nur Farida
Yolanda Sherly Akoit
Nuraini Syahrani Rumaisah Arsad