You are on page 1of 25

MAKALAH

SIKLUS BRAYTON DAN PENERAPANNYA DALAM TEKNIK


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah termodinamika

Dosen : Drs. Saeful Karim, M. Si.


Duden Saepuzaman, M. Pd., M. Si

Disusun oleh:
Ina Risnawati 1300038
Lia Rosalia 1305204
Risna Anggraeni 1305481
Sapto Hermawan 1305855

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala, atas segala limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalahtermodinamika yang membahas tentang siklus Brayton dan
penerapannya dalam dunia teknik.
Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
khususnya mahasiswa pendidikan fisika mengenai penjelasan siklus Brayton dan
penerapannya dalam dunia teknik, sehigga diharapkan mampu menciptakan suatu
karya yang memanfaatkan siklus Brayton dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen, Drs. Saeful Karim, M. Si. dan Duden Saepuzaman, M.
Pd. M. Si. , kepada orang tua yang telah memberi dukungan serta kepada teman-
teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
penulisan selanjutnya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan fisika.

Bandung, April 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Siklus Brayton ................................................................................................3
B. Penerapan Siklus Brayton dalam Teknik .......................................................7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................20
A. Kesimpulan ....................................................................................................20
B. Saran ...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua mahluk hidup melakukan pekerjaan. Tumbuh-tumbuhan
melakukan pekerjaan ketika mengangkat air dari akar ke cabang-cabang,
hewan melakukan pekerjaan ketika berenang, merayap, dan terbang. Kerja
juga terjadi ketika pemompaan darah melalui pembuluh darah dalam tubuh
dan pada pemompaan ion-ion melewati dinding sel .Semua kerja ini diperoleh
dari pengeluaran energi kimia yang disimpan dalam makanan yang
dikonsumsi oleh mahluk hidup.
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal (yang berkenaan
dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).
Termodinamika adalah kajian mengenai hubungan, panas, kerja, dan energi
dan secara khusus perubahan panas menjadi kerja. Hukum termodinamika
pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai
peningkatan efisiensi mesin uap. Bagaimanapun hukum ini merupakan dasar
seperti hukum fisika lainnya. Mereka membatasi efisiensi amuba atau ikan
paus seperti mereka membatasi efisiensi mobil atau tenaga nuklir.
Dengan menganggap sejumlah tertentu gas terkandung dalam sebuah
silinder yang disusun dengan piston dan thermometer. Dengan menggerakan
piston dan memanaskan atau mendinginkan silinder, tekanan P, volume V, dan
suhu T dapat diubah. Keadaan termodinamika gas ditentukan dengan
memberikan nilai dari variabel-variabel termodinamika P,V dan T. Jika
variabel-variabel dihubungkan oleh persamaan PV=nRT
Dimana n adalah jumlah mol gas dan R=8,314 J/K adalah tetapan gas.
Persamaan ini menunjukan bahwa jika dua variabel diketahui, variabel ketiga
dapat ditentukan. Hal ini berarti hanya dua variabel yang diperlukan untuk
menentukan keadaan. Bahkan jika gas tidak ideal, hanya dua variabel yang
diperlukan, karena terdapat persamaan keadaan yang berhubungan dengan
variabel-variabel ini.

1
Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi/proses termodinamika,
yang berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir
proses. Jika operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk
lintasan tertutup. Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang
dilakukan, sehingga kerja netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang
ditutupi oleh lintasan.
Pengetahuan mengenai siklus termodinamika adalah penting di dalam
sistem pembangkit tenaga (seperti mesin bensin, diesel, turbin gas, dll).
Mesin-mesin ini menggunakan campuran bahan bakar dan udara untuk
operasinya. Karena massa bahan bakar yang digunakan sangat kecil bila
dibandingkan dengan massa udara, sehingga campuran diasumsikan mengikuti
sifat-sifat gas sempurna.
Maka dari itu, dalam makalah ini dibahas salah satu siklus dari siklus
termodinamika yaitu siklus Brayton dan penerapannya dalam dunia teknik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan siklus Brayton?
2. Bagaimana pemerapan siklus Brayton dalam dunia teknik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan siklus Brayton.
2. Untuk mengetahui penerapan siklus Brayton dalam dunia teknik.

D. Manfaat Penulisan
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya dapat mengetahui informasi tentang siklus Brayton
serta penerapannya dalam dunia teknik. Sehingga setelah memahami siklus
Brayton diharapkan mampu mengaplikasikan dengan membuat produk sendiri
yang berkaitan dengan siklus Brayton.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Brayton
Siklus Brayton dikembangkan pertama kali oleh John Barber pada
tahun 1791, dan disempurnakan lebih lanjut oleh George Brayton. Pada awal
penerapan siklus ini, Brayton dan ilmuwan lainnya mengembangkan mesin
reciprocating dikombinasikan dengan kompresor. Mesin tersebut
berdampingan dengan mesin Otto diaplikasikan pertama kali ke otomotif roda
empat. Namun mesin Brayton kalah pamor dengan mesin Otto empat silinder
yang dikembangkan oleh Henry Ford. Pada perkembangan selanjutnya, siklus
Brayton lebih diaplikasikan khusus ke mesin-mesin turbojet dan turbin gas.

Mesin Turpojet Pesawat Terbang

Untuk memudahkan memahami siklus Brayton, sangat disarankan


untuk mengetahui prinsip kerja turbin gas. Kita ambil contoh mesin turbojet
pesawat terbang. Mesin ini menggunakan media kerja udara atmosfer. Sisi
inlet kompresor menghisap udara atmosfer, dan udara panas yang telah
melewati turbin keluar ke atmosfer lagi. Sekalipun sistem turbojet ini nampak
merupakan siklus terbuka, untuk kebutuhan analisa termodinamika, mari kita
asumsikan udara yang keluar turbin gas akan menjadi inlet untuk kompresor.
Sehingga untuk menganalisa siklus Brayton pada mesin turbojet menjadi lebih
mudah.

3
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor,
ruang bakar (combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer
masuk melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali
ke atmosfer setelah melewati turbin. Fenomena-fenomena termodinamika
yang terjadi pada siklus Brayton ideal adalah sebagai berikut:
(1-2) Proses Kompresi Isentropik
Udara atmosfer masuk ke dalam sistem turbin gas melalui sisi inlet
kompresor. Oleh kompresor, udara dikompresikan sampai tekanan tertentu
diikuti dengan volume ruang yang menyempit. Proses ini tidak diikuti dengan

4
perubahan entropi, sehingga disebut proses isentropik. Proses ini ditunjukan
dengan angka 1-2 pada kurva di atas.
(2-3) Proses Pembakaran Isobarik
Pada tahap 2-3, udara terkompresi masuk ke ruang bakar. Bahan bakar
diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan diikuti dengan proses pembakaran
bahan bakar tersebut. Energi panas hasil pembakaran diserap oleh udara (qin),
meningkatkan temperatur udara, dan menambah volume udara. Proses ini
tidak mengalami kenaikan tekanan udara, karena udara hasil proses
pembakaran bebas berekspansi ke sisi turbin. Karena tekanan yang konstan
inilah maka proses ini disebut isobarik.
(3-4) Proses Ekspansi Isentropik
Udara bertekanan yang telah menyerap panas hasil pembakaran,
berekspansi melewati turbin. Sudu-sudu turbin yang merupakan nozzle-nozzle
kecil berfungsi untuk mengkonversikan energi panas udara menjadi energi
kinetik (baca artikel berikut). Sebagian energi tersebut dikonversikan turbin
untuk memutar kompresor. Pada sistem pembangkit listrik turbin gas,
sebagian energi lagi dikonversikan turbin untuk memutar generator listrik.
Sedangkan pada mesin turbojet, sebagian energi panas dikonversikan menjadi
daya dorong pesawat oleh sebentuk nozzle besar pada ujung keluaran turbin
gas.
(4-1) Proses Pembuangan Panas
Tahap selanjutnya adalah pembuangan udara kembali ke atmosfer. Pada
siklus Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin ini masih menyisakan
sejumlah energi panas. Panas ini diserap oleh udara bebas, sehingga secara
siklus udara tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.

5
Efisiensi Siklus Brayton

Keterangan :
1-2 : Kompresi secara isentropis
2-3 : Penambahan panas pada tekanan konstan
3-4 : Ekspansi secara isentropis
4-1 : Penurunan kalor pada tekanan konsstan
Karena siklus berputar kea rah kanan maka fungsi dari siklus tersebut
adalah mengubah energi panas menjadi energi mekanis. Penjabaran dari
efisiensi siklus di atas adalah:
𝑇
𝑊 𝑄𝑖𝑛 − 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑇4 − 𝑇1 𝑇1 (𝑇4 − 1)
1
𝜂𝑏𝑟𝑎𝑦𝑡𝑜𝑛 = = =1− =1− =1− 𝑇3
𝑄 𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛 𝑇3 − 𝑇2 𝑇 ( − 1) 2 𝑇
2

Karena proses 1-2 merupakan proses isetropik, maka:


𝑇1𝑘 𝑃11−𝑘 = 𝑇2𝑘 𝑃21−𝑘
1−𝑘
𝑇2 𝑃1 𝑘
=( )
𝑇1 𝑃2
𝐾
𝑇2 𝑃2 𝐾−1
=( )
𝑇1 𝑃1
Dan proses 3-4 isentropik, maka:
𝑇3𝑘 𝑃31−𝑘 = 𝑇4𝑘 𝑃41−𝑘
1−𝑘
𝑇4 𝑃3 𝑘
=( )
𝑇3 𝑃4
𝐾
𝑇4 𝑃4 𝐾−1
=( )
𝑇3 𝑃3

6
Dan karena 𝑃1 sama dengan 𝑃4 , maka:
𝑃2 𝑃 𝑇2 𝑇
= 𝑃3 maka = 𝑇3
𝑃1 4 𝑇1 4

Apabila 𝑇4 dipindah ke ruas kiri dam dikurang satu, maka persamaan


menjadi:
𝑇4 𝑇3
−1= −1
𝑇1 𝑇2
Maka persamaan efisiensi brayton di atas dapat diubah menjadi
𝑇
𝑇1 (𝑇3 − 1) 𝑇1 1 1
2
𝜂𝑏𝑟𝑎𝑦𝑡𝑜𝑛 = 1 − 𝑇3
= 1− = 1 − 𝑇2 = 1 − 𝐾
𝑇2 (𝑇 − 1) 𝑇2 𝑃 𝐾−1
2 𝑇1 (𝑃2 )
1

B. Penerapan Siklus Brayton dalam Teknik


1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
a. Sejarah Turbin Gas pada PLTGU
Siklus dasar turbin gas disebut siklus Brayton, yang pertama kali
diajukan pada tahun 1870 oleh George Brayton seorang insinyur dari
Boston. Sekarang siklus Brayton digunakan hanya pada turbin gas,
yang merupakan cikal bakal dari PLTGU dengan proses kompresi dan
ekspansi terjadi pada alat permesinan yang berputar. John Barber telah
mempatenkan dasar turbin gas pada tahun 1791. Dua penggunaan
utama mesin turbin gas adalah pendorong pesawat terbang dan
pembangkit tenaga listrik.
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang
berdiri sendiri (simple cycle) atau bergandengan dengan turbin uap
(combined cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap (combined
cycle) memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber panasnya.
Turbin uap dianggap sebagai mesin pembakaran luar (external
combustion), dimana pembakaran terjadi diluar mesin. Energi termal
dipindah ke uap sebagai panas.
Turbin gas pertama kali berhasil dioperasikan pada pameran
nasional Swiss (Swiss National Exhibition) tahun 1939 di Zurich.
Turbin gas yang dibangun antara tahun 1940-an hingga tahun 1950-an
efisiensinya hanya sekitar 17 persen; hal ini disebabkan oleh

7
rendahnya efisiensi kompresor dan turbin dan suhu masuk turbin yang
rendah karena keterbatasan teknologi metalurgi pada saat itu. Turbin
gas terpadu dengan turbin uap (combined cycle) yang pertama kali
dipasang pada tahun 1949 di Oklahoma oleh General Electric
menghasilkan daya 3,5 MW.
Sebelum ini, pembangkit daya ukuran besar berbahan bakar batu
bara ataupun bertenaga nuklir telah mendominasi pembangkitan tenaga
listrik. Tetapi sekarang, turbin gas berbahan baker gas alam yang telah
mendominasinya karena kemampuan start (black start) yang cepat,
efisiensi yang tinggi, biaya awal yang lebih rendah, waktu pemasangan
yang lebih cepat, karakter gas buang yang lebih baik dan berlimpahnya
persediaan gas alam. Biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin
gas kira-kira setengah kali biaya pembangunan pembangkit tenaga
turbin uap berbahan bakar fosil yang merupakan pembangkit tenaga
utama hingga awal tahun 1980-an. Lebih dari separoh dari seluruh
pembangkit daya yang akan dipasang dimasa akan datang diperkirakan
akan merupakan pembangkit daya turbin gas ataupun dikombinasikan
dengan turbin uap (combined cycle).
Di awal tahun 1990-an, General Electric telah memasarkan turbin
gas dengan ciri perbandingan tekanan (pressure ratio) 13,5
menghasilkan daya net 135,7 MW dengan efisiensi termal 33 persen
pada operasi sendiri (simple cycle operation). Turbin gas terbaru yang
dibuat General Electric bersuhu masuk 1425 OC (2600 OF)
menghasilkan daya hingga 282 MW dengan efisiensi termal mencapai
39.5 persen pada operasi sendiri (simple cycle operation).
Bahan bakar minyak ringan seperti minyak diesel, minyak tanah,
minyak mesin jet, dan bahan bakar gas yang bersih (seperti gas alam)
paling cocok untuk turbin gas. Bagaimanapun , bahan bakar tersebut
diatas akan menjadi lebih mahal dan pasti akan habis. Oleh karena itu,
pemikiran kemasa depan harus dilakukan untuk menggunakan bahan
bakar alternatif lain.

8
Turbin Gas Siklus Terbuka

Gb 1 Turbin Gas Siklus terbuka


Biasanya turbin gas beroperasi pada siklus terbuka. Udara yang
segar mengalir ke kompresor, suhu dan tekanannya dinaikkan. Udara
bertekanan terus mengalir ke ruang pembakaran, dimana bahan bakar
dibakar pada tekanan tetap.
Gas panas yang dihasilkan masuk ke turbin, kemudian
berekpansi ke tekanan udara luar melalui berbaris sudu nosel. Ekspansi
ini menyebabkan sudu turbin berputar, yang kemudian memutar poros
rotor berkumparan magnet, sehingga menghasilkan teganan listrik
dikumparan stator generator. Gas buang (exhaust gases) yang
meninggalkan turbin siklus terbuka tidak digunakan kembali.
Siklus Brayton

Gb 2 Siklus Brayton

9
Turbin gas siklus terbuka dapat dibentuk menjadi sebagai turbin
gas siklus tertutup dengan menggunakan anggapan udara standar (air-
standard assumptions). Proses kompresi dan ekspansi tetap sama,
tetapi proses pembuangan gas panas tekanan tetap ke udara luar
diganti dengan proses pendinginan qout.
Siklus ideal yang fluida kerja jalani dalam siklus tertutup ini
adalah siklus Brayton, yang terdiri dari empat proses dalam dapat
balik (internally reversible):
1 – 2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
2 – 3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat
addition)
3 – 4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
4 – 1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat
rejection)
b. Cara Kerja PLTG
Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut:
Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik
untuk memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu
poros, tetapi pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan
oleh penggerak mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau
generator turbin gas itu sendiri yang menjadi motor melalui
mekanisme SFC (Static frequency Converter). Setelah kompresor
berputar secara kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan
udara bertekanan pada sisi discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang
bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up
menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses
pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran dengan
penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan gas panas
bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga turbin

10
dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya gas
panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi.
Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang
merupakan penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Diagram P-v dan T-s

Gb 3 Diagram P-v dan T-s


Siklus seperti gambar, terdapat empat langkah:
Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam
kompresor, menghasilkan udara bertekanan
(langkah kompresi)
Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan
bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran yang
menghasilkan gas panas (langkah pemberian
panas)
Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk
memutar turbin (langkah ekspansi)
Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar
(langkah pembuangan)
c. Kelemahan dan Solusinya
Salah satu kelemahan mesin turbin gas (PLTG) adalah efisiensi
termalnya yang rendah. Rendahnya efisiensi turbin gas disebabkan
karena banyaknya pembuangan panas pada gas buang. Dalam usaha
untuk menaikkan efisiensi termal tersebut, maka telah dilakukan
berbagai upaya sehingga menghasilkan mesin siklus kombinasi seperti
yang dapat kita jumpai saat ini.

11
Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan
efisiensi turbin gas yaitu dengan cara menggabungan siklus turbin gas
dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan yang biasa
disebut dengan istilah “Cogeneration”. Sedangkan untuk
meningkatkan efisiensi termal turbin gas yang digunakan sebagai unit
pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung dengan siklus
PLTU sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut “Combined
Cycle” atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus
PLTU. Siklus PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus
PLTU menerapkan siklus ideal Rankine seperti gambar :

Siklus kombinasiGb 4 Siklus Kombinasi


Siklus Brayton, Siklus Rankine dan Siklus kombinasi

Gb 5 Siklus Brayton, Siklus Rankine dan Siklus kombinasi

12
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap
dilakukan melalui peralatan pemindah panas berupa boiler atau umum
disebut “Heat Recovery Steam Generator” (HRSG). Siklus kombinasi
ini selain meningkatkan efisiensi termal juga akan mengurangi
pencemaran udara.
Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit
pembangkit siklus kombinasi (PLTGU) maka dapat diperoleh beberapa
keuntungan, diantaranya adalah :
 Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biayaoperasi (Rp/kWh) lebih
rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
 Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah
 Pembangunannya relatif cepat
 Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
 Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan
 Fleksibilitasnya tinggi
 Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi
lahan lebih sedikit.
 Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi
memudahkan pengoperasian.
 Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum
1 blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
 Prosedur pemeiliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.

13
Skema siklus PLTGU dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gb 6 Combined Cycle Power Plant (PLTGU)

2. Pesawat Turbo Jet


Mesin turbojet menjadi salah satu jenis mesin penggerak pesawat
terbang. Mesin penggerak pesawat terbang yang juga banyak digunakan
pada saat ini selain turbojet yaitu turboprop dan turbofan. Mesin turbojet
sangat umum digunakan pada pesawat-pesawat tempur yang
membutuhkan kecepatan tinggi. Dan sekalipun mesin ini tidak lazim
digunakan pada kendaraan darat, namun kendaraan untuk pemecahan rekor
kecepatan darat menggunakan mesin ini.

Mesin Turbojet Pesawat F-16 Fighting Falcon


Mesin turbojet merupakan penerapan dari siklus termodinamika
Brayton. Siklus Brayton terbagi kedalam empat tahapan proses yakni
proses kompresi isentropik, proses pembakaran isobarik, proses ekspansi

14
isentropik, serta proses pembuangan panas. Keempat tahapan proses inilah
yang menjadi prinsip dasar dari mesin turbojet.
Prinsip kerja mesin turbojet tidak dapat terlepas dengan komponen-
komponen kerjanya. Komponen utama dari mesin turbojet yaitu
kompresor, ruang bakar (combustion chamber), turbin, dan nozzle. Tiga
tahapan awal dari siklus brayton di atas terjadi pada komponen-komponen
mesin turbojet tersebut. Sedangkan proses siklus brayton yang terakhir
yakni proses pembuangan panas, terjadi di udara atmosfer.

Skema Mesin Turbojet


Mesin turbojet menggunakan udara atmosfer sebagai fluida kerja.
Udara masuk ke dalam sistem turbojet melalui sisi inlet kompresor. Saat
melewati kompresor, udara dikompresi oleh beberapa tingkatan sudu
kompresor yang tersusun secara aksial. Pada ujung akhir kompresor,
penampang casing berbentuk difuser untuk menambah tekanan keluaran
kompresor. Umumnya, tekanan udara keluaran kompresor turbojet
mencapai rasio 15:1. Selain itu, ada sebagian udara bertekanan yang tidak
diteruskan masuk ke ruang bakar. Sebagian kecil udara bertekanan tersebut
diekstraksi untuk berbagai kebutuhan seperti pendinginan stator turbin, air
conditioning, dan untuk sistem pencegah terbentuknya es di sisi inlet
turbin.
Selanjutnya, udara terkompresi keluaran kompresor masuk ke ruang
bakar atau combustor. Bahan bakar (avtur contohnya) diinjeksikan ke
dalam ruang bakar ini. Sistem combustor memiliki desain khusus sehingga
aliran udara bertekanan akan mengkabutkan bahan bakar. Campuran bahan
bakar dan udara dipicu untuk terbakar di dalam ruang bakar ini. Proses

15
pembakaran yang terjadi seolah-olah menghasilkan efek ledakan yang
membuat udara bertekanan memuai dengan sangat cepat. Pemuaian udara
yang terjadi membuat udara panas hasil pembakaran berekspansi secara
bebas ke arah turbin.

Potongan Penampang Combustor dan Bagian-bagiannya


Udara panas hasil pembakaran di combustor akan menuju sisi turbin.
Turbin tersusun atas beberapa tingkatan sudu rotor dan stator. Sudu-sudu
turbin berfungsi sebagai nozzle-nozzle kecil yang akan mengkonversikan
energi panas di dalam udara pembakaran menjadi energi kinetik. Sudu
pada sisi rotor turbin yang dapat berputar mengkonversikan energi kinetik
ini menjadi energi mekanis putaran poros turbojet. Karena turbin dan

16
kompresor berada pada satu poros, maka energi putar poros digunakan
untuk memutar kompresor turbojet.
Berbeda dengan mesin turbin gas pada PLTG yang keseluruhan
energi panas udara hasil pembakaran dikonversikan menjadi putaran poros,
pada mesin turbojet sebagian besar energi panas justru tidak digunakan
untuk memutar turbin. Sebagian besar energi panas ini dikonversikan
menjadi daya dorong (thrust) mesin yang dibutuhkan untuk penggerak
pesawat terbang. Untuk mengkonversi energi panas udara menjadi daya
dorong, pada sisi keluaran turbin mesin jet terdapat nozzle besar dengan
penampang selebar mesin jet itu sendiri. Nozzle besar ini berfungsi untuk
merubah energi panas udara menjadi kecepatan tinggi sebagai komponen
daya dorong.

Prinsip Nozzel Konvergen-Divergen Digunakan Pada ExhaustMesin Turbojet


Sebuah pesawat jet yang mampu mencapai kecepatan supersonik
(melebihi kecepatan suara) pasti exhaust mesin jetnya menggunakan
nozzle konvergen-divergen. Nozzle konvergen-divergen adalah sebuah
pipa yang mengalami pencekikan aliran di tengah-tengahnya,
menghasilkan bentuk seperti jam pasir yang tidak simetris antara sisi inlet
dan outlet nozzle. Nozzle ini berfungsi untuk mengakselerasi gas panas
dengan tekanan tinggi sehingga mencapai kecepatan supersonik. Bentuk
nozzle yang sedemikian rupa membuat energi panas yang mendorong
aliran udara terkonversi secara maksimal menjadi energi kinetik.
Penampang cekik dari nozzle pada mesin jet bertujuan untuk
menciptakan restriksi aliran udara panas sehingga tekanan udara
meningkat, yang biasanya bahkan mendekati chocking atau berhentinya
aliran udara. Lalu aliran udara panas yang tercekik ini secara tiba-tiba

17
diekspansikan hingga mencapai atau paling tidak mendekati tekanan
atmosfer. Ekspansi ini diakibatkan oleh bentuk nozzle divergen setelah
bagian cekiknya. Ekspansi cepat hingga mencapai tekanan atmosfer inilah
yang mengkonversikan energi panas udara menjadi daya dorong pesawat.

Exhaust Nozzle Dengan Sistem Vektor Fleksibel


Dapat disimpulkan bahwa energi untuk mendorong pesawat berasal
dari temperatur dan tekanan udara panas hasil pembakaran di dalam
combustor. Udara hasil pembakaran inilah yang mengakselerasi pesawat
jet menjadi kecepatan supersonik. Akselerasi yang diberikan oleh udara
panas tersebut tergantung oleh beberapa kondisi berikut:

18
 Tekanan dan temperatur udara panas di titik masuk nozzle.
 Tekanan ambien keluaran nozzle.
 Efisiensi dari proses ekspansi. Efisiensi ini meliputi kerugian atas
adanya gesekan, atau adanya kemungkinan kebocoran pada nozzle.
Berikut adalah rumus perhitungan gaya dorong netto mesin turbojet:
𝐹𝑁 = (𝑚̇𝑎𝑖𝑟 + 𝑚̇𝑓𝑙𝑢𝑒𝑙 )𝑣𝑒 − 𝑚̇𝑎𝑖𝑟 𝑣
Dimana :
𝑚̇𝑎𝑖𝑟 = laju massa aliran udara di dalam mesin jet.
𝑚̇𝑓𝑙𝑢𝑒𝑙 = laju massa aliran bahan bakar di dalam mesin jet.
𝑣𝑒 = kecepatan keluaran fluida jet.
𝑣 = kecepatan udara masuk ke inlet mesin jet.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus Brayton melibatkan tiga komponen utama yakni kompresor, ruang
bakar (combustion chamber), dan turbin. Media kerja udara atmosfer masuk
melalui sisi inlet kompresor, melewati ruang bakar, dan keluar kembali ke
atmosfer setelah melewati turbin. siklus Brayton, yang terdiri dari empat
proses dalam dapat balik (internally reversible):
1–2 Kompresi isentropik (isentropic compression) di kompresor
2–3 Penambahan panas tekanan tetap (constant pressure heat addition)
3–4 Expansi isentropik (isentropic expansion) di turbin
4–1 Pembuangan panas tekanan tetap (constant pressure heat rejection)
Penjabaran dari efisiensi siklus Brayton adalah:
𝑇
𝑊 𝑄𝑖𝑛 − 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑇4 − 𝑇1 𝑇1 (𝑇4 − 1)
1
𝜂𝑏𝑟𝑎𝑦𝑡𝑜𝑛 = = =1− =1− =1− 𝑇3
𝑄 𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛 𝑇3 − 𝑇2 𝑇 ( − 1) 2 𝑇
2

Karena proses 1-2 merupakan proses isetropik, maka:


𝑇1𝑘 𝑃11−𝑘 = 𝑇2𝑘 𝑃21−𝑘
1−𝑘
𝑇2 𝑃1 𝑘
=( )
𝑇1 𝑃2
𝐾
𝑇2 𝑃2 𝐾−1
=( )
𝑇1 𝑃1
Dan proses 3-4 isentropik, maka:
𝑇3𝑘 𝑃31−𝑘 = 𝑇4𝑘 𝑃41−𝑘
1−𝑘
𝑇4 𝑃3 𝑘
=( )
𝑇3 𝑃4
𝐾
𝑇4 𝑃4 𝐾−1
=( )
𝑇3 𝑃3
Dan karena 𝑃1 sama dengan 𝑃4 , maka:
𝑃2 𝑃 𝑇2 𝑇
= 𝑃3 maka = 𝑇3
𝑃1 4 𝑇1 4

Apabila 𝑇4 dipindah ke ruas kiri dam dikurang satu, maka persamaan menjadi:

20
𝑇4 𝑇3
−1= −1
𝑇1 𝑇2
Maka persamaan efisiensi brayton di atas dapat diubah menjadi
𝑇
𝑇1 (𝑇3 − 1) 𝑇1 1 1
2
𝜂𝑏𝑟𝑎𝑦𝑡𝑜𝑛 = 1 − 𝑇3
= 1− = 1 − 𝑇2 = 1 − 𝐾
𝑇2 (𝑇 − 1) 𝑇2 𝑃 𝐾−1
2 𝑇1 (𝑃2 )
1

Penerapan Siklus Brayton dalam Teknik adalah sebagai berikut:


1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
2. Pesawat Turbo Jet

B. Saran
Dalam pembuatan makalah hendaknya mencari sumber yang lebih
banyak dari sumber yang bias dipercaya, agar pemahaman mengenai siklus
Brayton dapat dipahami dengan jelas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rakhman, Alief. 2013.Prinsip Kerja PLTGU. [Online] Tersedia di:


http://rakhman.net/2013/01/prinsip-kerja-pltgu.html [22 April 2015]
Putri, Ananda. 20115. Turbojet. [Online] Tersedia di:
http://anandaputriap.blogspot.com/2015/03/turbojet.html [22 April 2015]

iii

You might also like