Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Perkembangan teknologi pada sistem komputer memungkinkan perbaikan di
segala bidang termasuk dalam bidang perbankan. Sebagai contoh adalah mesin ATM
yang mampu menerima setoran uang secara otomatis. Jika mesin ATM dapat menerima
setoran uang, maka harus ada alat pendeteksi uang. Pendeteksian uang yang saat ini
banyak dilakukan adalah cara manual dengan menggunakan sinar ultra violet. Proses
pendeteksian tersebut lambat, subjektif, dan tergantung kondisi. Untuk mempercepat
proses pendeteksian dan pencatatan diperlukan suatu sistem yang dapat dilakukan
secara otomatis. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik sistem
pengkodean baris atau barcode yang dapat berfungsi sebagai sarana pengamanan dan
pendeteksian uang secara otomatis. Untuk menjamin keaslian dan keabsahan serta
menambah keamanan uang, maka sebaiknya ditambahkan suatu metoda tertentu, antara
lain yang dinamakan water marking.
PENDAHULUAN
Uang giral merupakan alat transaksi yang lazim digunakan oleh setiap orang
untuk melakukan transaksi. Jenis uang ada 2 macam yaitu uang kartal (kertas dan
logam) dan uang giral (cheque). Pada tulisan ini, uang yang akan dibahas adalah uang
kartal yang berbentuk kertas.
Saat ini uang masih banyak ditiru atau dipalsukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Dari seluruh jumlah uang yang beredar pada tahun 1998 di
Indonesia, 0,014% di antaranya adalah uang palsu. Meskipun angka ini termasuk sangat
kecil, namun nilai nominalnya ternyata mencapai miliaran rupiah. (Surono &
Anglingsari,1999a).
Sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus dapat dilindungi oleh Bank
Indonesia sebagai otoritas moneter dengan menggunakan bermacam sekuriti atau faktor
pengaman agar mudah dibedakan dari yang palsu, ataupun dipalsukan.
Faktor pengaman yang terdapat pada uang kertas, menjadi hal yang paling penting
ketika merencanakan pembuatan uang. Ada dua macam faktor pengaman yaitu, yang
ditanam di kertas dan yang dibuat saat dicetak. Faktor pengaman yang ditanam dalam
kertas itu misalnya, watermark (tanda air), security thread (benang pengaman), dan
fiber (serat). (Surono & Anglingsari,1999a).
1
Gambar 1. Ciri-ciri Uang Palsu (Ulag, 1999)
Ciri-ciri uang palsu ditunjukkan dalam gambar 1; sebelah kiri adalah deretan uang
asli dan sebelah kanan adalah deretan uang palsu. Mata uang palsu yang sering beredar
adalah pecahan uang kertas Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Berikut ini contoh
ciri-ciri uang palsu : (Ulag, 1999)
Gambar wajah Ki Hadjar Dewantoro pada pecahan Rp 20.000,- tidak tampak bila
diterawang. Panjang dan lebarnya lebih kecil dari yang asli. Warna tinta hijau lebih
pekat. Cab BI menonjol dan dapat dibaca. Tulisan "25 Tahun Indonesia Membangun"
mempergunakan huruf yang lebih tebal.
Pada pecahan Rp 50.000,-, tulisan "Gubernur", "Direksi" dan tanda tangan lebih
tebal, serta tulisan "Rp 50.000" kurang jelas.
Permukaan uang palsu lebih licin seperti kertas faksimili. Benang pengaman yang
terputus-putus, sebanyak delapan buah, terdapat dalam uang asli maupun uang palsu.
Gambar Soeharto pada pecahan Rp 50.000 palsu lebih buram dibandingkan dengan
uang asli. Semua ciri-ciri tersebut, juga berlaku dalam uang kertas Rp 10.000 dan Rp
20.000.
2
Cetak intaglio
Intaglio adalah cetak timbul, dengan memasukkan jenis tinta khusus dan dengan
menggunakan cukilan-cukilan. Hasil cetak ini membuat uang asli bertekstur khas yang
tidak dapat disamakan cetak offset yang umumnya dipakai untuk mencetak uang palsu.
Efek cetak ini dapat dilihat dalam gambar pahlawan atau gambar lainnya, serta bila
diraba nomor serinya sedikit menonjol ke permukaan.
Nomor seri
Di bawah paparan sinar ultraviolet, nomor seri uang asli akan berubah warna.
Uang pecahan Rp 50.000,-, misalnya, warna ini akan berubah menjadi kehijau-hijauan
sedangkan uang palsu tidak menandakan perubahan.
Invisible nominal value
Ini tinta yang jika disinari ultra violet akan menampakkan nilai nominal uang itu.
Sebagai contoh, pecahan Rp 50.000,- akan tampak di pojok kanan atas dekat hidung
pesawat dengan warna hijau berpendar, sedangkan uang palsu tidak muncul, kalaupun
ada warnanya tidak berpendar, tidak terang, atau warnanya berubah.
Microletter
Feature ini terdapat pada benang pengaman dan tanda air. Benang pengaman,
dengan menggunakan kaca pembesar akan tampak tulisan "Indonesia" dan "Bank
Indonesia"; sementara tanda air akan tampak microletter (huruf kecil-kecil) berbunyi
"Bank Indonesia". Uang palsu tidak menunjukkan adanya tulisan, baik benang
pengaman maupun tanda air.
3
Tujuan dari tulisan ini adalah mengajukan konsep untuk mempercepat proses
pendeteksian uang secara otomatis dengan menggunakan sistem dengan metoda
barcode. Kemungkinan barcode dapat disalin atau dipalsukan, tetapi barcode pada
setiap uang berbeda-beda dan sudah tersimpan di dalam basis data sebuah komputer
yang On-Line ke semua bank. Jika uang yang barcode-nya disalin atau dipalsukan
tersebut akan dideteksi dan ternyata datanya tidak terdapat pada basis data, maka uang
tersebut palsu. Atau apabila terdapat kode-kode barcode yang sama pada setiap uang
yang dideteksi, maka pihak bank akan menarik uang tersebut dari peredarannya.
Barcode merupakan metoda yang paling mudah, paling efektif dan paling dapat
diandalkan (reliable) untuk mengindentifikasikan dan memasukkan informasi ke dalam
sebuah komputer yang berbasis sistem informasi.(Galbiati,1990). Di samping itu, untuk
lebih menjamin keaslian dan keabsahan serta keamanan uang, maka dapat
menggunakan metoda water marking. Alat pendeteksi uang tersebut dapat digunakan
untuk mesin ATM, agar uang yang diterima dan disetorkan dapat terjamin keasliannya.
Uang yang baik adalah yang sulit dipalsukan, mudah dideteksi dan detektornya mudah
dibuat.
Dalam gambar 2 disajikan grafik yang menunjukkan hubungan antara sekuriti
dan harga pembuatan uang. Uang yang menggunakan barcode memerlukan biaya
sedikit lebih besar dibandingkan uang yang ada saat ini. Sebagai usulan, uang yang
digunakan tetap uang yang ada saat ini, hanya ditambahkan dengan barcode, bukan
mengganti uang yang sudah ada yang memiliki benang pengaman, tanda air, cetak
intaglio, nomor seri, invisible nominal value, dan microletter.
y2
uang yang dideteksi secara manual
(vision)
y1
Harga
x1 x2
Gambar 2. Hubungan antara Sekuriti dan Harga Pembuatan Uang
Dengan melihat grafik di atas, uang yang dideteksi secara manual (vision) memiliki
sekuriti yang lebih kecil dibandingkan uang yang dilengkapi barcode yang dideteksi
secara otomatis (mesin).
4
Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu
proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini
kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti misalnya digunakan
sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada
perpustakaan.
Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun
berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan
juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari
pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar
maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.
(Mardiana, 1996). Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode
scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator)
hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi/data
dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan data dan barcode
scanner memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.(Galbiati, Jr., 1990).
Bentuk Barcode
Bentuk Barcode ada dua jenis, yaitu : (Planet Church, tanpa tahun)
1. Barcode satu dimensi (1D)
2. Barcode dua dimensi (2D)
Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density)
yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk
aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai
pelayaran dan pengelolaan gudang).
5
Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang
bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri
dan laboratorium.
B. Proportional coding
Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space
dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode
tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan
diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode.
6
Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk
meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini
adalah USS Code 128.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0001101 0011001 0010011 0111101 0100011 0110001 0101111 0111011 0110111 0001011
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1110010 1100110 1101100 1000010 1011100 1001110 1010000 1000100 1001000 1110100
8
Tabel 1. Set karakter barcode jenis UPC
9
Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode
UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode
UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode.
Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut :
0 - Standard UPC number.
1 - Reserved.
2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc.
3 – Pharmaceuticals
4 - In-store code for retailers.
5 - Coupons
6 - Standard UPC number.
7 - Standard UPC number.
8 - Reserved.
9 - Reserved.
3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir
pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-
bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space-
bar-space” atau “01010”.
Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima dijit bilangan yang secara
khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini
dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC).
Product Code : kode produk ini ada lima dijit bilangan yang ditetapkan oleh
perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap
produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk
yang unik.
Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian
luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s
trick” untuk mengvalidasikan dijit-dijit lainnya (number system character,
manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.
10
Gambar 10 dan 11 menunjukkan bahwa Barcode Master Data dapat disimpan
pada media diskette dan dapat digunakan untuk ISDN. Integrated Services Digital
Network (ISDN) adalah sebuah jaringan yang pada umumnya perkembangan dari
telephony Integrated Digital Network (IDN), yang menyediakan jaringan penghubung
digital end to end, yang terdiri dari layanan suara dan non-suara.
Gambar 10. Barcode yang disimpan pada media disket (Applied Barcode, 2000)
11
LIMA PULUH RIBU ABC12345
RUPIAH
ABC12345
BANK INDONESIA
Gambar 13. uang kertas yang diberi barcode
Penarikan Uang
Penyetoran Uang
Saldo
Kwitansi
Mesin ATM
Gambar 14. Blok Diagram Pendeteksi Uang Kertas
Input yang berupa sejumlah uang kertas akan diproses oleh mesin pembaca barcode
Mesin pembaca barcode ini berfungsi untuk mendeteksi uang kertas apakah uang
tersebut asli atau palsu yang dibantu oleh komputer. Setiap uang kertas yang
dilengkapi dengan nomor seri dan nomor kode sudah disimpan datanya di dalam
komputer, sehingga memerlukan database untuk uang kertas tersebut.
Komputer akan mendeteksi atau mengecek uang kertas, bila nomor seri dan nomor
kode tersebut datanya terdapat dalam database komputer berarti uang tersebut asli.
Tetapi bila data uang kertas tersebut tidak terdapat pada database komputer berarti
uang tersebut palsu.
Komputer sebaiknya menggunakan fasilitas internet yang On Line ke bank pusat.
Bank tersebut yang akan menginputkan setiap uang yang baru dibuat atau dicetak
ke dalam database komputer dan komputer yang akan mengolah data tersebut.
12
Alat pendeteksi uang tersebut dapat diletakkan pada mesin ATM yang berfungsi
sebagai penarikan uang dan penyetoran uang secara otomatis serta fasilitas lainnya
yang terdapat pada mesin ATM.
13
Left data Right data
field field
1 2
Data Field
1 2
Start--------NSC-----/---Left---/-----Center-----/---Right---/----Check---------Stop
101 0 5 01010 5 Check 101
= 0110001 = 1001110
dari tabel 1 dari tabel 1
(a)
(b)
Gambar 16. Layout data string barcode UPC (a), left and right field data character (b)
Barcode yang akan digunakan pada uang harus menjamin keamanan dan
keaslian pada uang. Oleh karena itu, barcode yang digunakan pada uang kertas
merupakan barcode yang telah diacak (enkripsi), sehingga harus dibuat sebuah tabel
sebagai key code. Tabel key code tersebut khusus dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter. Salah satu contoh pada konsep sistem penggunaan barcode ini adalah
dengan mengacak karakter pada barcode, yaitu dengan menggeser karakter sebanyak
tiga langkah. Misalkan, pada gambar kedua barcode di bawah ini, menunjukkan barcode
14
asli (plain) dan barcode yang telah diacak (chiper) dan lihatlah tabel 3 set karakter
barcode UPC yang telah diacak dengan cara menggeser karakter sebanyak tiga langkah.
Tabel 3. set karakter UPC yang telah diacak, karakter digeser 3 langkah
Karakter yang
Karakter Karakter Sebelah kiri Karakter Sebelah Kanan Width Pattern
digeser
(Plain) Paritas Ganjil Paritas Genap (mark)
(Chiper)
0 3 0111101 1000010 1, 4, 1, 1
1 4 0100011 1011100 1, 1, 3, 2
2 5 0110001 1001110 1, 2, 3, 1
3 6 0101111 1010000 1, 1, 1, 4
4 7 0111011 1000100 1, 3, 1, 2
5 8 0110111 1001000 1, 2, 1, 3
6 9 0001011 1110100 3, 1, 1, 2
7 0 0001101 1110010 3, 2, 1, 1
8 1 0011001 1100110 2, 2, 2, 1
9 2 0010011 1101100 2, 1, 2, 2
15
Barcode yang Asli
NSC 0 Kar 1 Kar 2 Kar 3 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 CD 5
LGB CB RGB
NSC 0 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 Kar 1 Kar 2 kar 3 CD 5
LGB CB RGB
Keterangan :
Kar = Karakter
CD = Check Digit
NSC = Number System Character
CB = Center Bars
LGB = Left Guard Bar
RGB = Right Guard Bar
Cara menghitung check digit pada barcode yang telah diacak adalah sebagai
berikut :
1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan
menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 5 + 7 + 9+ 1+ 3 = 25.
2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini,
yaitu, 25 x 3 = 75.
3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita
akan menjumlahkan 4 + 6 + 8 + 0 + 2 = 20. Di sini kita tidak memasukkan bilangan
5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.
4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 75 + 20 = 95.
5. Untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan
dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 95/10 = 9,5 sehingga sisa nya dari hasil
pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.
Jadi, barcode yang akan ditunjukkan pada uang adalah barcode yang telah
diacak (enkripsi), sehingga pada alat pembaca barcode harus dilengkapi dengan
pengubah kode (dekripsi). Sebagai catatan, untuk jumlah karakter pada barcode dapat
menggunakan lebih dari 10 karakter. Hal ini dibuat agar lebih terjamin keamanannya,
karena uang yang dicetak dan diedarkan berjumlah sangat besar.
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penggunaan barcode pada uang dan penggunaan alat pendeteksi uang yang
dilengkapi dengan pembacaan barcode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah lebih sederhana karena yang dideteksi hanya barcode; proses
pendeteksian uang yang dilengkapi barcode akan lebih cepat dibandingkan
pendeteksian secara manual dengan menggunakan alat sinar ultra violet; dengan
penggunaan metoda barcode dan water marking maka, akan terjamin keaslian dan
keabsahan uang. Kerugiannya adalah uang kertas yang menggunakan barcode belum
populer pada saat ini dan perlu dirancang dari awal.
Saran
Konsep sistem penggunaan barcode untuk pengamanan dan pendeteksian uang
memerlukan penelitian lebih lanjut, misalkan pada pembuatan barcode, jumlah digit
pada barcode, penempatan barcode pada uang kertas, dan kecepatan mesin pembaca
barcode.
Penggunaan barcode pada uang dan mesin pendeteksi yang dilengkapi mesin
pembacaan barcode memerlukan pengamanan lebih lanjut sehingga perlu adanya
enkripsi. Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer
untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi adalah sebuah proses
yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah
kode yang tidak bisa dimengerti.
Uang yang menggunakan barcode harus memiliki kualitas yang tinggi, meliputi
bahan kertasnya, tinta, dan cetakan uang tersebut, agar uang tidak mudah rusak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardiana, 1996, Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengolah Data dari Mesin
Pembaca kode Baris ABX-10, Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, ITENAS Bandung.
2. Planet Church, tanpa tahun, Barcodes, <www.666soon.com/barcode.htm>, tanggal akses
11 Juli 2001.
3. Watkins T., 1999, What about barcodes and 666 : the Mark of the beast?,
<www.av1611.org/666/barcode.html>, tanggal akses 11 Juli 2001.
4. Applied Barcode, 2000, Barcodes, Barcodes and barcoding systems,
<www.appliedbarcode.co.uk/>, tanggal akses 11 Juli 2001.
5. Surono A. & Anglingsari, 1999a, Hati-hati uang palsu,
<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.
6. Surono A. & Anglingsari, 1999b, Ini baru aslinya,
<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/b_palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.
17
7. Ulag L., 1999, Ciri-ciri uang palsu versi pengamatan “Pembaruan”,
<www.suarapembaruan.com/news/1999/04/130499/kota/kt06/kt06.html>, tanggal akses 12 Juli
2001.
8. Louis J. Galbiati, Jr., 1990, Machine Vision and Digital Image Processing
Fundamentals, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall.
18