You are on page 1of 18

KONSEP PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS

(BARCODE) SEBAGAI SARANA PENGAMANAN DAN


PENDETEKSIAN UANG SECARA OTOMATIS

ABSTRAK
Perkembangan teknologi pada sistem komputer memungkinkan perbaikan di
segala bidang termasuk dalam bidang perbankan. Sebagai contoh adalah mesin ATM
yang mampu menerima setoran uang secara otomatis. Jika mesin ATM dapat menerima
setoran uang, maka harus ada alat pendeteksi uang. Pendeteksian uang yang saat ini
banyak dilakukan adalah cara manual dengan menggunakan sinar ultra violet. Proses
pendeteksian tersebut lambat, subjektif, dan tergantung kondisi. Untuk mempercepat
proses pendeteksian dan pencatatan diperlukan suatu sistem yang dapat dilakukan
secara otomatis. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik sistem
pengkodean baris atau barcode yang dapat berfungsi sebagai sarana pengamanan dan
pendeteksian uang secara otomatis. Untuk menjamin keaslian dan keabsahan serta
menambah keamanan uang, maka sebaiknya ditambahkan suatu metoda tertentu, antara
lain yang dinamakan water marking.

Kata kunci : pendeteksian uang, barcode, ATM.

PENDAHULUAN
Uang giral merupakan alat transaksi yang lazim digunakan oleh setiap orang
untuk melakukan transaksi. Jenis uang ada 2 macam yaitu uang kartal (kertas dan
logam) dan uang giral (cheque). Pada tulisan ini, uang yang akan dibahas adalah uang
kartal yang berbentuk kertas.
Saat ini uang masih banyak ditiru atau dipalsukan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Dari seluruh jumlah uang yang beredar pada tahun 1998 di
Indonesia, 0,014% di antaranya adalah uang palsu. Meskipun angka ini termasuk sangat
kecil, namun nilai nominalnya ternyata mencapai miliaran rupiah. (Surono &
Anglingsari,1999a).
Sebagai alat pembayaran yang sah, uang harus dapat dilindungi oleh Bank
Indonesia sebagai otoritas moneter dengan menggunakan bermacam sekuriti atau faktor
pengaman agar mudah dibedakan dari yang palsu, ataupun dipalsukan.
Faktor pengaman yang terdapat pada uang kertas, menjadi hal yang paling penting
ketika merencanakan pembuatan uang. Ada dua macam faktor pengaman yaitu, yang
ditanam di kertas dan yang dibuat saat dicetak. Faktor pengaman yang ditanam dalam
kertas itu misalnya, watermark (tanda air), security thread (benang pengaman), dan
fiber (serat). (Surono & Anglingsari,1999a).

1
Gambar 1. Ciri-ciri Uang Palsu (Ulag, 1999)

Ciri-ciri uang palsu ditunjukkan dalam gambar 1; sebelah kiri adalah deretan uang
asli dan sebelah kanan adalah deretan uang palsu. Mata uang palsu yang sering beredar
adalah pecahan uang kertas Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Berikut ini contoh
ciri-ciri uang palsu : (Ulag, 1999)
 Gambar wajah Ki Hadjar Dewantoro pada pecahan Rp 20.000,- tidak tampak bila
diterawang. Panjang dan lebarnya lebih kecil dari yang asli. Warna tinta hijau lebih
pekat. Cab BI menonjol dan dapat dibaca. Tulisan "25 Tahun Indonesia Membangun"
mempergunakan huruf yang lebih tebal.
 Pada pecahan Rp 50.000,-, tulisan "Gubernur", "Direksi" dan tanda tangan lebih
tebal, serta tulisan "Rp 50.000" kurang jelas.
 Permukaan uang palsu lebih licin seperti kertas faksimili. Benang pengaman yang
terputus-putus, sebanyak delapan buah, terdapat dalam uang asli maupun uang palsu.
 Gambar Soeharto pada pecahan Rp 50.000 palsu lebih buram dibandingkan dengan
uang asli. Semua ciri-ciri tersebut, juga berlaku dalam uang kertas Rp 10.000 dan Rp
20.000.

Sistem Pengamanan Uang Saat Ini : (Surono & Anglingsari,1999b).


 Kertas
Dengan rabaan akan terasa apakah uang itu asli atau palsu. Kertas uang asli akan
terasa tebal dan terasa konturnya (permukaan kasarnya). Kertas asli cukup liat sehingga
jika diregangkan atau ditarik-tarik kedua ujungnya akan mengeluarkan bunyi bek-bek-
bek, tidak mudah robek. Juga bila disentil dengan telunjuk akan memperdengarkan
suara yang nyaring.
 Benang pengaman
Ini pengaman yang ditanam di kertas sebelum dicetak. Uang asli dapat dicungkil
hingga keluar dan tidak dapat dihapus dengan karet penghapus. Umumnya uang palsu
tidak dilengkapi dengan benang pengaman ini, jika pun ada, tidak sempurna sebab dapat
dihapus.
 Tanda air (watermark)
Selain benang, tanda inilah yang sulit ditiru. Cara mendeteksi paling mudah
dengan meletakkan kertas HVS di atasnya lalu diarsir, maka akan muncul gambar,
biasanya tokoh pahlawan nasional.

2
 Cetak intaglio
Intaglio adalah cetak timbul, dengan memasukkan jenis tinta khusus dan dengan
menggunakan cukilan-cukilan. Hasil cetak ini membuat uang asli bertekstur khas yang
tidak dapat disamakan cetak offset yang umumnya dipakai untuk mencetak uang palsu.
Efek cetak ini dapat dilihat dalam gambar pahlawan atau gambar lainnya, serta bila
diraba nomor serinya sedikit menonjol ke permukaan.
 Nomor seri
Di bawah paparan sinar ultraviolet, nomor seri uang asli akan berubah warna.
Uang pecahan Rp 50.000,-, misalnya, warna ini akan berubah menjadi kehijau-hijauan
sedangkan uang palsu tidak menandakan perubahan.
 Invisible nominal value
Ini tinta yang jika disinari ultra violet akan menampakkan nilai nominal uang itu.
Sebagai contoh, pecahan Rp 50.000,- akan tampak di pojok kanan atas dekat hidung
pesawat dengan warna hijau berpendar, sedangkan uang palsu tidak muncul, kalaupun
ada warnanya tidak berpendar, tidak terang, atau warnanya berubah.
 Microletter
Feature ini terdapat pada benang pengaman dan tanda air. Benang pengaman,
dengan menggunakan kaca pembesar akan tampak tulisan "Indonesia" dan "Bank
Indonesia"; sementara tanda air akan tampak microletter (huruf kecil-kecil) berbunyi
"Bank Indonesia". Uang palsu tidak menunjukkan adanya tulisan, baik benang
pengaman maupun tanda air.

Masalah Pendeteksian Uang


Dengan adanya peredaran uang palsu yang jumlahnya semakin banyak, perlu
adanya alat pendeteksi uang yang berfungsi untuk mendeteksi uang agar dapat diketahui
apakah uang tersebut asli atau palsu. Pendeteksian uang dapat dilakukan secara manual
(vision) dan otomatis (alat ukur/menggunakan mesin). Cara-cara pendeteksian uang
kertas yang dilakukan pada saat ini adalah secara manual menggunakan sinar ultra
violet. Persoalan yang timbul pada pendeteksian dengan cara ini adalah relatif lambat,
subjektif, dan tergantung kondisi. Dikatakan lambat karena uang harus diperiksa satu-
per-satu di bawah paparan sinar ultra violet. Uang yang dideteksi secara manual bersifat
subjektif, misalkan uang yang sama diperlihatkan kepada dua orang untuk diperiksa,
sangat mungkin si A mengatakan bahwa uang tersebut asli, sedangkan si B mengatakan
bahwa uang tersebut palsu, sehingga kedua orang tersebut memiliki perbedaan
pendapat. Jika uang dideteksi dengan beberapa mesin (secara otomatis), maka akan
bersifat objektif karena mesin akan memberikan hasil pendeteksian yang sama terhadap
uang tersebut. Pendeteksiannya tergantung kondisi, misalnya, warna uang yang diamati
pada malam dan siang hari memiliki perbedaan karena pengaruh cahaya.
Meskipun alat pendeteksi uang secara otomatis sebenarnya sudah dapat dibuat,
tetapi masih terdapat kesulitan dengan sistem pengamanan uang sekarang ini karena
harus menggunakan metoda pendeteksian kertas, benang pengaman, tanda air, cetak
intaglio, nomor seri, invisible nominal value, dan microletter. Untuk mempermudah
pendeteksian uang, maka diperlukan suatu metoda pendeteksian uang secara otomatis,
cepat, dan efektif, salah satu diantaranya yaitu diusulkan untuk menggunakan teknik
sistem pengkodean baris (barcode) dan barcode tersebut dapat berfungsi sebagai sarana
keamanan uang, agar uang tidak mudah dipalsukan. Uang yang dilengkapi barcode akan
dideteksi oleh sensor barcode (alat pembaca barcode) sehingga yang dideteksi hanya
barcode. Barcode tersebut pengkodeannya diproses oleh komputer dan disimpan sebagai
basis data di dalam komputer yang On-Line dengan bank pusat dan bank lainnya.

3
Tujuan dari tulisan ini adalah mengajukan konsep untuk mempercepat proses
pendeteksian uang secara otomatis dengan menggunakan sistem dengan metoda
barcode. Kemungkinan barcode dapat disalin atau dipalsukan, tetapi barcode pada
setiap uang berbeda-beda dan sudah tersimpan di dalam basis data sebuah komputer
yang On-Line ke semua bank. Jika uang yang barcode-nya disalin atau dipalsukan
tersebut akan dideteksi dan ternyata datanya tidak terdapat pada basis data, maka uang
tersebut palsu. Atau apabila terdapat kode-kode barcode yang sama pada setiap uang
yang dideteksi, maka pihak bank akan menarik uang tersebut dari peredarannya.
Barcode merupakan metoda yang paling mudah, paling efektif dan paling dapat
diandalkan (reliable) untuk mengindentifikasikan dan memasukkan informasi ke dalam
sebuah komputer yang berbasis sistem informasi.(Galbiati,1990). Di samping itu, untuk
lebih menjamin keaslian dan keabsahan serta keamanan uang, maka dapat
menggunakan metoda water marking. Alat pendeteksi uang tersebut dapat digunakan
untuk mesin ATM, agar uang yang diterima dan disetorkan dapat terjamin keasliannya.
Uang yang baik adalah yang sulit dipalsukan, mudah dideteksi dan detektornya mudah
dibuat.
Dalam gambar 2 disajikan grafik yang menunjukkan hubungan antara sekuriti
dan harga pembuatan uang. Uang yang menggunakan barcode memerlukan biaya
sedikit lebih besar dibandingkan uang yang ada saat ini. Sebagai usulan, uang yang
digunakan tetap uang yang ada saat ini, hanya ditambahkan dengan barcode, bukan
mengganti uang yang sudah ada yang memiliki benang pengaman, tanda air, cetak
intaglio, nomor seri, invisible nominal value, dan microletter.

Sekuriti uang yang dilengkapi barcode yang


dideteksi secara otomatis (mesin)

y2
uang yang dideteksi secara manual
(vision)

y1

Harga
x1 x2
Gambar 2. Hubungan antara Sekuriti dan Harga Pembuatan Uang

Dengan melihat grafik di atas, uang yang dideteksi secara manual (vision) memiliki
sekuriti yang lebih kecil dibandingkan uang yang dilengkapi barcode yang dideteksi
secara otomatis (mesin).

KODE BARIS (BARCODE)


Bar coding adalah sebuah bentuk artificial identifier. Barcode merupakan sebuah
kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam
dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang mempresentasikan karakter
alphanumerik.

4
Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk membantu
proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini
kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti misalnya digunakan
sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada
perpustakaan.
Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun
berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan
juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka tersebut tidak mendasari
pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar
maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.
(Mardiana, 1996). Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode
scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator)
hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca informasi/data
dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan data dan barcode
scanner memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.(Galbiati, Jr., 1990).

Bentuk Barcode

Bentuk Barcode ada dua jenis, yaitu : (Planet Church, tanpa tahun)
1. Barcode satu dimensi (1D)
2. Barcode dua dimensi (2D)

Barcode satu dimensi


Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris).
Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut :
 Code 39 (code 3 of 9)
Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris
yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset
tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas.

Gambar 3. Barcode jenis Code 39

 Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density)
yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk
aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai
pelayaran dan pengelolaan gudang).

Gambar 4. Barcode jenis Code 128

5
 Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang
bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri
dan laboratorium.

Gambar 5. Barcode jenis Interleaved 2 of 5

 UPC (Universal Product Code)


Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang
tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran
(retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian
suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di
Uniform Code Council.

Gambar 6. Barcode jenis UPC

Barcode dua dimensi


Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru
sekarang ini mulai populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan
barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu
ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology
PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang
(space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).

Gambar 7. Barcode jenis PDF417

Metoda Pengkodean Ada Dua Sistem :


A. Binary coding (Pengkodean Biner)
Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar dan
spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah
(menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.

B. Proportional coding
Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space
dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode
tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan
diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode.

6
Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk
meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini
adalah USS Code 128.

Pengkodean data dalam sebuah barcode dilakukan sebagai berikut :


 Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika
sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca.
 Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa jenis barcode
lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika
ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca.
Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah.
Jadi, kesimpulannya barcode sangat aman. Kesalahan dalam pembacaan sangat tak
mungkin.

Memilih Sebuah Jenis Barcode Dalam sistem penggambaran (imaging system).


Secara tipikal barcode dalam sistem penggambaran digunakan untuk index
documents. Bergantung pada macam-macam data yang diperlukan untuk perbedaan
jenis barcode yang ada yang akan di-indeks-kan. Beberapa pertanyaan yang perlu
dijawab sebelum jenis barcode dipilih :
1. Set karakter apa yang perlu di-encoded-kan ?
 Hanya numerik
 Alpha numeric
 Karakter khusus
2. Berapa banyak data yang perlu di-encoded-kan ?
 Beberapa jenis barcode memberikan sebuah data density yang lebih besar
daripada yang lainnya. Tergantung pada jumlah data dan ruang yang tersedia
pada dokumen beberapa kode dengan ruang yang sesuai yang lebih tersedia pada
dokumen untuk mencetak barcode.
 Ruang yang tersedia pada dokumen akan mendefinisikan berapa banyak karakter
yang dapat di-encoded-kan. Scanning resolution available.
 Jika scanning resolution tinggi, banyak karakter-karakter yang dapat di-ncoded-
kan secara akurasi pada data entry.
 Berapa banyak barcode yang dapat ditoleransikan untuk kesalahan pembacaan.
(kesalahan membaca berarti key entry bekerja !!).
3. Apakah anda ingin mempunyai sebuah check digit / check character ?
 Beberapa jenis barcode mempunyai fitur tersusun tetap (built in) dan, oleh
karena itu tidak perlu sebuah check digit ekstrak.
4. Posisi di dalam dokumen
 Beberapa jenis barcode lebih tolerant pada syarat-syarat quiet zone. Jika
kesalahan membaca barcode pada beberapa sisi dapat terjadi karena barcode
dapat dipotong.

Dari sekian banyaknya barcode, konsep penggunaan barcode sebagai sarana


keamanan dan pendeteksian uang secara otomatis akan digunakan barcode jenis UPC.
Barcode tersebut tidak hanya dipergunakan untuk mata uang kertas rupiah, tetapi dapat
juga dipergunakan untuk semua mata uang kertas di seluruh dunia, misalnya uang
dollar.
Barcode UPC (Universal Product Code) merupakan barcode yang umum
digunakan di Amerika. UPC dirancang untuk industri grosir (pangan atau bahan
makanan), karena jika jumlah barang-barang yang dibeli dalam jumlah besar, biasanya
7
di toko grosir diperiksa menggunakan mesin pembaca barcode. Barcode ini merupakan
sebuah metoda yang diperlukan untuk kecepatan proses dan mengurangi kesalahan pada
seorang kasir (human cashier).
Pada kebanyakan orang, barcode terlihat membingungkan, rumit dan kompleks.
Tetapi untuk sebuah komputer, barcode sangat simpel dan mudah dibaca serta diketahui.

Cara Computer-Scanner Membaca Barcode (Watkins, 1999)


Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit
terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam
ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan
sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk
menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space. Misalnya, tujuh
unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut space-space-bar-bar-
space-space-bar.
Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode
perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan (kode
produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan yang ada
di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri.
Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya
berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity
sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan yang dikodekan
mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca
(scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.
Gambar 8 memperlihatkan pengkodean sisi kiri dan sisi kanan yang dipisahkan
ke dalam tujuh unit.
LEFT SIDE (ODD PARITY) CODES
1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0001101 0011001 0010011 0111101 0100011 0110001 0101111 0111011 0110111 0001011

RIGHT SIDE (EVEN PARITY) CODES


1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567 1234567

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1110010 1100110 1101100 1000010 1011100 1001110 1010000 1000100 1001000 1110100

Gambar 8. Pengkodean Sisi Kiri dan Kanan (Watkins, 1999)

Penjelasan tabel pengkodean di atas adalah sebagai berikut :


1. Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa bilangan-bilangan sebelah kiri
merupakan kebalikan dari bilangan-bilangan disebelah kanan.
2. Setiap barcode memiliki empat buah “mark” (marka) yang berbeda. Sebuah
marka dapat terdiri dari salah satu black (bar) atau white (space). Marka-marka
tersebut lebarnya bermacam-macam, tetapi jumlahnya selalu empat. Contohnya,
bilangan pengkodean yang berada di sebelah kiri pada bagian angka “0” yaitu
0001101 berarti terdiri dari 3 space (marka 1), 2 bar (marka 2), 1 space (marka
3), dan 1 bar (marka 4).
3. Pengkodean di sisi kiri selalu dimulai dengan sebuah space atau “0” dan
berakhir dengan sebuah bar atau “1” sedangkan untuk sisi sebelah kanan selalu
dimulai dengan sebuah bar atau “1” dan berakhir dengan sebuah space atau “0”.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.

8
Tabel 1. Set karakter barcode jenis UPC

Karakter Karakter Sebelah kiri Karakter Sebelah Kanan Width


Paritas ganjil Paritas genap Pattern (mark)
0 0001101 1110010 3, 2, 1, 1
1 0011001 1100110 2, 2, 2, 1
2 0010011 1101100 2, 1, 2, 2
3 0111101 1000010 1, 4, 1, 1
4 0100011 1011100 1, 1, 3, 2
5 0110001 1001110 1, 2, 3, 1
6 0101111 1010000 1, 1, 1, 4
7 0111011 1000100 1, 3, 1, 2
8 0110111 1001000 1, 2, 1, 3
9 0001011 1110100 3, 1, 1, 2
Sumber : (Planet Church, tanpa tahun)

Gambar 9. Anatomi Barcode (Planet Church, tanpa tahun)

Keterangan gambar barcode : Komputer tidak membaca bilangan yang berada di


bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang dapat membaca
barcode dengan mudah bila diperlukan.

9
 Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode
UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode
UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode.
Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut :
 0 - Standard UPC number.
 1 - Reserved.
 2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc.
 3 – Pharmaceuticals
 4 - In-store code for retailers.
 5 - Coupons
 6 - Standard UPC number.
 7 - Standard UPC number.
 8 - Reserved.
 9 - Reserved.

 3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir
pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-
bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space-
bar-space” atau “01010”.
 Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima dijit bilangan yang secara
khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini
dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC).
 Product Code : kode produk ini ada lima dijit bilangan yang ditetapkan oleh
perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap
produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk
yang unik.
 Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian
luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s
trick” untuk mengvalidasikan dijit-dijit lainnya (number system character,
manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.

Cara komputer mengkalkulasikan check digit adalah sebagai berikut :


1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan
menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20.
2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini,
yaitu, 20 x 3 = 60.
3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita
akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini kita tidak memasukkan bilangan
5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.
4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 = 85.
5. Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada
langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan mengalikan dengan
bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara
lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi
bilangan dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari
hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

10
Gambar 10 dan 11 menunjukkan bahwa Barcode Master Data dapat disimpan
pada media diskette dan dapat digunakan untuk ISDN. Integrated Services Digital
Network (ISDN) adalah sebuah jaringan yang pada umumnya perkembangan dari
telephony Integrated Digital Network (IDN), yang menyediakan jaringan penghubung
digital end to end, yang terdiri dari layanan suara dan non-suara.

Gambar 10. Barcode yang disimpan pada media disket (Applied Barcode, 2000)

Gambar 11. Barcode pada ISDN (Applied Barcode, 2000)

Jenis-jenis Pembaca Barcode


Ada 4 jenis pembaca barcode yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tiap-tiap
pembaca barcode mempunyai harga khusus dan karakteristik pengoperasian.

Tabel 2. Jenis-jenis Pembaca Barcode


Jenis Deskripsi Harga Unit
LED Red light emitting diode Paling rendah
IR Infrared Sedang
Narrow Band Laser Paling tinggi
Fiberoptic Environment Tinggi

Gambar 12 memperlihatkan alat-alat pendukung barcode, yang terdiri dari


barcode printers yang berfungsi untuk mencetak label barcode, barcode scanners yang
berfungsi untuk membaca label barcode, dan barcode verifiers berfungsi untuk
memeriksa simbol-simbol dengan kecepatan baca yang tinggi.

Gambar 12. Alat-alat Pendukung Barcode (Applied Barcode, 2000)

KONSEP SISTEM PENGGUNAAN BARCODE UNTUK


PENDETEKSIAN UANG
Untuk mempercepat proses pendeteksian dan pencatatan uang, maka dibuatlah
suatu kode pada setiap uang kertas dalam bentuk barcode (kode baris). Nomor kode
pada setiap uang kertas tersebut berbeda dengan nomor seri pada setiap uang kertas,
untuk nomor kode pada setiap uang kertas disusun dengan metoda penyandian tertentu.
Barcode tersebut mencakup nilai nominal uang, nomor seri, Bank Indonesia, dan untuk
menjamin keaslian dan keabsahan uang kertas, digunakan suatu metoda water marking,
hal ini dapat menghindari adanya uang palsu.

11
LIMA PULUH RIBU ABC12345
RUPIAH

ABC12345
BANK INDONESIA
Gambar 13. uang kertas yang diberi barcode

Perangkat Pendeteksi Uang


Tulisan ini menginstruksikan penggunaan teknik komputer pada uang-uang
kertas untuk memudahkan interaksi antara manusia dengan mesin. Di bawah ini terdapat
blok diagram pendeteksian uang kertas yang sudah dilengkapi dengan nomor kode
dalam bentuk barcode dan water marking yang akan digunakan untuk mesin ATM :
Uang Asli atau palsu
Sejumlah uang INPUT
Sensor Barcode
kertas yang (Pembaca Nilai nominal uang (Rp)
dilengkapi Barcode)
barcode
Pendeteksian Selesai
komputer yang On Line dengan Bank pusat

Penarikan Uang
Penyetoran Uang
Saldo
Kwitansi

Mesin ATM
Gambar 14. Blok Diagram Pendeteksi Uang Kertas

 Input yang berupa sejumlah uang kertas akan diproses oleh mesin pembaca barcode
Mesin pembaca barcode ini berfungsi untuk mendeteksi uang kertas apakah uang
tersebut asli atau palsu yang dibantu oleh komputer. Setiap uang kertas yang
dilengkapi dengan nomor seri dan nomor kode sudah disimpan datanya di dalam
komputer, sehingga memerlukan database untuk uang kertas tersebut.
 Komputer akan mendeteksi atau mengecek uang kertas, bila nomor seri dan nomor
kode tersebut datanya terdapat dalam database komputer berarti uang tersebut asli.
Tetapi bila data uang kertas tersebut tidak terdapat pada database komputer berarti
uang tersebut palsu.
 Komputer sebaiknya menggunakan fasilitas internet yang On Line ke bank pusat.
Bank tersebut yang akan menginputkan setiap uang yang baru dibuat atau dicetak
ke dalam database komputer dan komputer yang akan mengolah data tersebut.

12
 Alat pendeteksi uang tersebut dapat diletakkan pada mesin ATM yang berfungsi
sebagai penarikan uang dan penyetoran uang secara otomatis serta fasilitas lainnya
yang terdapat pada mesin ATM.

KONSEP SISTEM PENGGUNAAN BARCODE UNTUK


KEAMANAN UANG
Barcode adalah sebuah array bar dan spasi dalam bentuk persegi panjang yang
disusun parallel yang menunjukkan elemen-elemen data atau karakter dalam sebuah
particular symbology.
Barcode yang digunakan pada uang kertas adalah barcode dengan jenis
Universal Product Code (UPC). Set karakter barcode UPC terdiri dari numerik dan tiga
karakter khusus yaitu, start, stop, dan center. Ada dua format data string dasar yang
ditunjukkan dalam gambar 15. Set karakter UPC ditunjukkan dalam tabel 1. Contoh
data string untuk karakter 5 menggunakan jenis 2 format dan kode regular UPC dari
tabel 1 ditunjukkan dalam gambar 16.

13
Left data Right data
field field

1 2

Left guard bars Center bars Right guard bars

Data Field

1 2

1 Number System Character


2 Check digit

Gambar 15. Format data string Universal Product Code (UPC)

Start--------NSC-----/---Left---/-----Center-----/---Right---/----Check---------Stop
101 0 5 01010 5 Check 101

= 0110001 = 1001110
dari tabel 1 dari tabel 1

(a)

Left Field, odd parity Right Field, even parity


Bars 1 1 1 Bars 1 1 1 1
Spaces 0 0 0 0 Spaces 0 0 0

(b)

Gambar 16. Layout data string barcode UPC (a), left and right field data character (b)

Barcode yang akan digunakan pada uang harus menjamin keamanan dan
keaslian pada uang. Oleh karena itu, barcode yang digunakan pada uang kertas
merupakan barcode yang telah diacak (enkripsi), sehingga harus dibuat sebuah tabel
sebagai key code. Tabel key code tersebut khusus dimiliki oleh Bank Indonesia sebagai
otoritas moneter. Salah satu contoh pada konsep sistem penggunaan barcode ini adalah
dengan mengacak karakter pada barcode, yaitu dengan menggeser karakter sebanyak
tiga langkah. Misalkan, pada gambar kedua barcode di bawah ini, menunjukkan barcode

14
asli (plain) dan barcode yang telah diacak (chiper) dan lihatlah tabel 3 set karakter
barcode UPC yang telah diacak dengan cara menggeser karakter sebanyak tiga langkah.

Tabel 3. set karakter UPC yang telah diacak, karakter digeser 3 langkah
Karakter yang
Karakter Karakter Sebelah kiri Karakter Sebelah Kanan Width Pattern
digeser
(Plain) Paritas Ganjil Paritas Genap (mark)
(Chiper)
0 3 0111101 1000010 1, 4, 1, 1
1 4 0100011 1011100 1, 1, 3, 2
2 5 0110001 1001110 1, 2, 3, 1
3 6 0101111 1010000 1, 1, 1, 4
4 7 0111011 1000100 1, 3, 1, 2
5 8 0110111 1001000 1, 2, 1, 3
6 9 0001011 1110100 3, 1, 1, 2
7 0 0001101 1110010 3, 2, 1, 1
8 1 0011001 1100110 2, 2, 2, 1
9 2 0010011 1101100 2, 1, 2, 2

15
Barcode yang Asli

NSC 0 Kar 1 Kar 2 Kar 3 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 CD 5
LGB CB RGB

Barcode yang diacak

NSC 0 Kar 4 Kar 5 Kar 6 Kar 7 Kar 8 Kar 9 Kar 0 Kar 1 Kar 2 kar 3 CD 5
LGB CB RGB

Keterangan :
Kar = Karakter
CD = Check Digit
NSC = Number System Character
CB = Center Bars
LGB = Left Guard Bar
RGB = Right Guard Bar

Cara menghitung check digit pada barcode yang telah diacak adalah sebagai
berikut :
1. Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan
menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 5 + 7 + 9+ 1+ 3 = 25.
2. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini,
yaitu, 25 x 3 = 75.
3. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita
akan menjumlahkan 4 + 6 + 8 + 0 + 2 = 20. Di sini kita tidak memasukkan bilangan
5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan.
4. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 75 + 20 = 95.
5. Untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan
dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 95/10 = 9,5 sehingga sisa nya dari hasil
pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

Jadi, barcode yang akan ditunjukkan pada uang adalah barcode yang telah
diacak (enkripsi), sehingga pada alat pembaca barcode harus dilengkapi dengan
pengubah kode (dekripsi). Sebagai catatan, untuk jumlah karakter pada barcode dapat
menggunakan lebih dari 10 karakter. Hal ini dibuat agar lebih terjamin keamanannya,
karena uang yang dicetak dan diedarkan berjumlah sangat besar.

16
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
 Penggunaan barcode pada uang dan penggunaan alat pendeteksi uang yang
dilengkapi dengan pembacaan barcode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah lebih sederhana karena yang dideteksi hanya barcode; proses
pendeteksian uang yang dilengkapi barcode akan lebih cepat dibandingkan
pendeteksian secara manual dengan menggunakan alat sinar ultra violet; dengan
penggunaan metoda barcode dan water marking maka, akan terjamin keaslian dan
keabsahan uang. Kerugiannya adalah uang kertas yang menggunakan barcode belum
populer pada saat ini dan perlu dirancang dari awal.

Manfaat Barcode pada alat pendeteksi uang :


 Mempermudah pendeteksian uang secara elektronis (nilai nominal, keaslian, nomor
seri, dan lain-lain), membantu test phisik uang.
 Menambah keamanan uang dari pencurian, perampokan, dan lain-lain.
 Mempermudah dan mempercepat pencatatan uang (terutama dengan komputer).
 Meningkatkan cara-cara menjaga keaslian uang dengan menambah tanda-tanda
tertentu yang unik sesuai kode pada barcode untuk mempersulit pemalsuan.
 Mempermudah proses penerimaan uang melalui ATM otomatis.
 Mempermudah dan lebih mengamankan proses transaksi.

Saran
 Konsep sistem penggunaan barcode untuk pengamanan dan pendeteksian uang
memerlukan penelitian lebih lanjut, misalkan pada pembuatan barcode, jumlah digit
pada barcode, penempatan barcode pada uang kertas, dan kecepatan mesin pembaca
barcode.
 Penggunaan barcode pada uang dan mesin pendeteksi yang dilengkapi mesin
pembacaan barcode memerlukan pengamanan lebih lanjut sehingga perlu adanya
enkripsi. Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan computer
untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi adalah sebuah proses
yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi sebuah
kode yang tidak bisa dimengerti.
 Uang yang menggunakan barcode harus memiliki kualitas yang tinggi, meliputi
bahan kertasnya, tinta, dan cetakan uang tersebut, agar uang tidak mudah rusak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mardiana, 1996, Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengolah Data dari Mesin
Pembaca kode Baris ABX-10, Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, ITENAS Bandung.
2. Planet Church, tanpa tahun, Barcodes, <www.666soon.com/barcode.htm>, tanggal akses
11 Juli 2001.
3. Watkins T., 1999, What about barcodes and 666 : the Mark of the beast?,
<www.av1611.org/666/barcode.html>, tanggal akses 11 Juli 2001.
4. Applied Barcode, 2000, Barcodes, Barcodes and barcoding systems,
<www.appliedbarcode.co.uk/>, tanggal akses 11 Juli 2001.
5. Surono A. & Anglingsari, 1999a, Hati-hati uang palsu,
<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.
6. Surono A. & Anglingsari, 1999b, Ini baru aslinya,
<www.indomedia.com/intisari/1999/juni/b_palsu.htm>, tanggal akses 12 Juli 2001.

17
7. Ulag L., 1999, Ciri-ciri uang palsu versi pengamatan “Pembaruan”,
<www.suarapembaruan.com/news/1999/04/130499/kota/kt06/kt06.html>, tanggal akses 12 Juli
2001.
8. Louis J. Galbiati, Jr., 1990, Machine Vision and Digital Image Processing
Fundamentals, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall.

18

You might also like