You are on page 1of 19

PENGELOLAAN KEUANGAN DANA ALOKASI KHUSUS PENDIDIKAN

KEGIATAN PEMENUHAN PRASARANA SEKOLAH BAGI SD DAN SMP


BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR NOMOR 144/C/KP/2015

http://binpers.com/wp-content/uploads/2015/10/dak.jpg

I. PENDAHULUAN
Belanja Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu rekening
belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional. DAK disalurkan melalui Kementrian kepada Daerah berdasarkan
bidang-bidang tertentu sesuai dengan prioritas nasional yang dicanangkan
pemerintah. Prioritas nasional selalu berubah setiap tahunnya pada tahun 2015
DAK diberikan kepada 14 bidang yang mengemban amanah prioritas nasional ke
14 bidang tersebut adalah bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, infrastruktur
irigasi, infrastruktur air minum, prasarana pemerintah daerah, kelautan dan
perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana, kehutanan, sarana
perdagangan, energi pedesaan, perumahan dan pemukiman.1 Penentuan Porsi
pagu untuk masing-masing bidang DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan
dan Badan Pembangunan Nasional dengan memperhatikan urutan prioritas

1
Modul Pengalokasian DAK Kementerian Keuangan tahun 2015, halaman 7.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 1


nasional, Tingkat penterapan DAK tahun sebelumnya, dan usulan masing-masing
bidang DAK.2
Pada Tahun Anggaran 2015 salah satu penganggaran DAK diberikan untuk
Bidang Pendidikan yang dikelola oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
senilai Rp.10.041.300.000.000, nilai tersebut kemudian dialokasikan kedalam 4
bidang Pendidikan yaitu:
Tabel 1
Bidang Pendidikan Penerima DAK
Bidang Nilai DAK(Rp)
SD 3.514.455.000.000
SMP 2.510.325.000.000
SMA 1.606.608.000.000
SMK 2.409.912.000.000
Jumlah 10.041.300.000.000
 Sumber:http//www.djpk.kemenkeu.go.id/attachment/article/495/Modul%20PengalokasianDAK201
5%20VerComplete.PDF
Berdasarkan tabel diatas diketahui Anggaran DAK Pendidikan tahun 2015
paling besar diberikan kepada SD dan SMP masing-masing sebesar
Rp3.514.455.000.000 dan Rp2.510.325.000.000 atau 60% dari total anggaran
DAK yang diterima oleh Kementerian Pendidikan, pengelolan DAK pendidikan
Tahun 2015 dilaksanakan secara swakelola oleh sekolah Penerima DAK, apa
saja yang harus dilakukan oleh Sekolah dalam mengelola keuangan DAK
pendidikan, bagaimana pengawasan pihak pemerintah Dalam Pengelolaan DAK
tersebut akan menjadi topik utama dalam Tulisan Hukum ini, yang dibatasi pada
pembahasan DAK untuk pendidikan dasar SD/SMP.
Pengelolaan DAK Pendidikan pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat Jenderal, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar membawahi SD dan SMP sedangkan Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah membawahi SMA dan SMK, masing-masing
Direktorat Jenderal membuat petunjuk teknis pelaksanaan DAK Pendidikan tahun
2015 sebagai peraturan pelaksana atas Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 9
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus

2
Modul Pengalokasian DAK Kementerian Keuangan tahun 2015, halaman 8.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 2


Pendidikan Tahun 2015. DAK Pendidikan dimaksudkan untuk mendanai prioritas
nasional pendidikan yang berubah setiap tahun, tahun 2015 DAK Bidang
Pendidikan dimaksudkan untuk mendanai kegiatan pendidikan yang menjadi
urusan wajib daerah dan merupakan prioritas nasional dengan tujuan pemenuhan
standar pelayanan minimal sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah
untuk mencapai standar nasional pendidikan.3 Pemenuhan prasarana pendidikan
meliputi rehabilitasi ruang kelas atau ruang guru, pembangunan ruang kelas baru,
pembangunan ruang perpustakaan, pembangunan ruang guru, pembangunan
jamban siswa, dan pembangunan rumah dinas guru di daerah khusus. Pemenuhan
sarana pendidikan meliputi penyediaan peralatan pendidikan, media pendidikan,
dan koleksi perpustakaan sekolah.
Mengingat besarnya Anggaran DAK untuk SD dan SMP Direktorat
Jenderal Pendidikan dasar menerbitkan Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Nomor 144/C/KP/2015 sebagai petunjuk teknis pengelolaan DAK untuk
SD dan SMP diharapkan dengan berlakunya peraturan ini maka dapat tercipta
suatu sistem pengelolaan DAK yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan
memberikan manfaat bagi sekolah.
Penulisan Hukum “Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Kegiatan
Pemenuhan Prasana Sekolah Bagi SD dan SMP” ini merupakan tinjauan normatif
berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Nomor
144/KP/C/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan Dasar Tahun 2015.

II. PERMASALAHAN
1. Apakah yang dimaksud DAK Bidang Pendidikan Dasar?
2. Bagaimana kriteria sekolah penerima DAK bidang pendidikan dasar dan
kegiatan DAK bidang pendidikan dasar?
3. Apa Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar?
4. Bagaimanakah mekanisme penetapan, pelaksanaan dan pengelolaan sekolah
penerima DAK bidang pendidikan dasar?

3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2015, Pasal 2 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2015 .

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 3


5. Bagaimana pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan DAK pendidikan
dasar?

III. PEMBAHASAN
1. Pengertian, DAK Pendidikan Dasar
a. Pengertian DAK
Dana Alokasi Khusus, adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.4 Sedangkan Dana
Alokasi Khusus Pendidikan Dasar memiliki arti dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dasar yang menjadi prioritas nasional tahun
2015 yang merupakan urusan Daerah.5
b. Maksud Pemberian DAK
Sesuai dengan pengertian Dana Alokasi Khusus Pendidikan, maka
pemberian DAK oleh pemerintah dimaksudkan untuk mendanai
kegiatan pendidikan yang menjadi urusan wajib daerah dan
merupakan prioritas nasional dengan tujuan pemenuhan standar
pelayanan minimal sarana dan prasarana pendidikan dasar dan
menengah untuk mencapai standar nasional pendidikan.6 Tentu saja
atas pelaksanaan DAK bidang pendidikan khususnya Pendidikan
Dasar ada target yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan,
target tersebut adalah tersedianya sarana dan/atau prasarana
pendidikan yang memenuhi standar prasarana dan sarana pendidikan
untuk mencapai standar nasional pendidikan.7 Dalam memenuhi

4
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2015, Pasal 1 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2015 .
5
Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Nomor 144/C/KP/2015 Pasal 1 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015.
6
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2015, Pasal 2 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2015 .
7
Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Nomor 144/C/KP/2015 Pasal 3 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 4


maksud dan target tersebut terdapat prisip dalam pengelolaan DAK,
prinsip tersebut tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut 8:
1) efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan
daya yang ada untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam
waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan;
2) efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3) transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan
informasi mengenai pengelolaan DAK Bidang Pendidikan;
4) akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung
jawabkan;
5) kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan harus dilaksanakan
secara realistis dan proporsional; dan
6) manfaat, yaitu pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan dengan
prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka
pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya
dan berdaya guna bagi sekolah.
2. Kriteria Sekolah Penerima DAK Pendidikan Dasar
Pemberian DAK Pendidikan harus selaras dengan prinsip manfaat, untuk itu
sekolah penerima harus memiliki kriteria tertentu sehingga nantinya DAK
dapat direalisasikan dan Prasarana dan yang dibangun memiliki daya guna
bagi sekolah. Sekolah penerima DAK harus memenuhi kriteria umum dan
kriteria khusus.
a. Kriteria Umum9
1) Diprioritaskan bagi sekolah yang terletak diwilayah 3T;
2) Masih beroperasional dan memiliki ijin operasional;

8
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2015, Pasal 3 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2015 .
9
Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Nomor 144/C/KP/2015 Pasal 5 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 5


3) Sekolah berdiri di atas lahan yang tidak bermasalah/tidak dalam
sengketa dan milik sendiri (milik pemerintah atau pemerintah daerah
untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah swasta),
dibuktikan dengan sertifikat atau bukti lain yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang;
4) Belum memiliki standar prasarana dan sarana pendidikan yang
memenuhi standar prasarana dan sarana pendidikan
5) Mempunyai kepala sekolah yang dibuktikan dengan Surat Keputusan
dari pejabat yang berwenang atau badan penyelenggara pendidikan;
6) Memiliki Komite Sekolah, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Kepala Sekolah;
7) Memiliki rekening bank atas nama sekolah , bukan rekening bank
atas nama pribadi;
8) Tidak menerima bantuan sejenis dari sumber dana lainnya pada tahun
anggaran 2015; dan
9) Mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir
mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat,
kecuali untuk sekolah yang mengalami keadaan darurat dan/musibah
seperti terdampak huru hara, kebakaran atau bencana alam.
b. Kriteria Khusus
1) Kriteria Khusus kegiatan pemenuhan prasarana bidang SD10:
(a) Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang berikut perabotnya:
(1) kondisi fisik ruang kelas dengan tingkat kerusakan lebih besar
dari 30% sampai dengan 45%; dan
(2) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
rehabilitasi ruang kelas rusak sedang secara swakelola.
(b) Rehabilitasi ruang kelas rusak berat berikut perabotnya:
(1) kondisi fisik ruang kelas yang mengalami kerusakan lebih dari
45% sampai dengan 65%; dan
(2) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
rehabilitasi ruang kelas rusak berat secara swakelola.

10
Ibid, pasal 7

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 6


(c) Rehabilitasi ruang guru berikut sanitasi dan perabotnya;
(1) kondisi fisik ruang guru rusak dengan tingkat kerusakan
sedang atau berat; dan
(2) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan rnenyelesaikan
rehabilitasi ruang guru secara swakelola.
(d) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berikut sanitasi dan
perabotnya:
(1) sekolah mempunyai potensi berkembang (dalam tiga tahun
terakhir mempunyai jumlah siswa stabil atau meningkat);
(2) memiliki jumlah rombongan belajar melebihi jumlah ruang
kelas yang ada;
(3) memiliki lahan yang luasnya minimal 72 m2 (ilustrasi 8m x
9m) untuk SD dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut
tidak mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
dan
(4) bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas, RKB dapat
dibangun di lantai 2; dan
(5) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan RKB secara swakelola.
(e) Pembangunan ruang perpustakaan berikut sanitasi dan perabotnya:
(1) telah terpenuhi ruang kelas yang memadai minimal 6 ruang
kelas, atau 5 ruang kelas bagi daerah 3T;
(2) belum memiliki ruang perpustakaan dengan luas minimal 56
m2 untuk SD;
(3) memiliki lahan 72 m2 dengan lebar minimal 6 m untuk SD,
dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi
lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(4) bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas, ruang
perpustakaan dapat dibangun di lantai 2; dan
(5) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
ruang perpustakaan secara swakelola.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 7


(f) Pembangunan ruang guru berikut sanitasi dan perabotnya:
(1) memiliki jumlah ruang kelas yang memadai minimal 6 ruang
kelas, atau 5 ruang kelas bagi daerah 3T dan tidak rusak;
(2) belum memiliki ruang guru;
(3) memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang guru
minimal 72 m2 untuk SD, dengan ketentuan pemakaian lahan
tersebut tidak mengurangi lapangan upacara atau lapangan
olah raga; dan
(4) bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas, ruang guru dapat
dibangun di lantai 2, dengan syarat struktur bangunan di lantai
satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya (dibuktikan dengan perhitungan struktur);
dan
(5) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan ruang guru secara swakelola.
(g) Pembangunan jamban siswa berikut sanitasinya:
(1) belum memiliki jamban yang layak atau jumlah jamban tidak
memadai beserta peralatannya (antara lain kloset jongkok, bak
air, gayung, gantungan, dan tempat sampah);
(2) memiliki lahan minimal 14 m2 (ilustrasi 2 m X 1,75 m, untuk
4 ruang); dan
(3) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan jamban siswa secara swakelola.
(h) Pembangunan rumah dinas guru:
(1) berada di daerah 3T;
(2) belum memiliki rumah dinas guru; memiliki lahan minimal
60 m2 (ilustrasi 6 m X 10 m);
(3) lahan berada di lokasi sekolah; dan
(4) kepala sekolah sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan rumah dinas guru secara swakelola.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 8


2) Kriteria khusus kegiatan peningkatan prasarana SMP 11
(a) Rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling
rendah rusak sedang berikut perabotnya;
(1) kondisi fisik ruang belajar rusak dengan tingkat kerusakan
lebih besar dari 30%; dan
(2) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan rehabilitasi
ruang belajar berikut perabotnya secara swakelola.
(b) Rehabilitasi ruang/kantor guru berikut perabotnya;
(1) kondisi fisik ruang/kantor guru rusak dengan tingkat
kerusakan lebih besar dari 30%; dan
(2) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan rehabilitasi
ruang guru secara swakelola.
(c) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berikut perabotnya:
(1) sekolah yang memiliki siswa melebihi daya tampung,
dengan perhitungan daya tampung satu kelas untuk 32 siswa,
(ruang lain yang digunakan sebagai ruang kelas tidak
dihitung);
(2) memiliki lahan yang luasnya minimal 81 m2 dengan ukuran
lahan minimal 9m X 9m dengan ketentuan pemakaian lahan
tersebut tidak mengurangi lapangan upacara atau lapangan
olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berikut perabotnya
secara swakelola.
(d) Pembangunan ruang perpustakaan berikut perabotnya;
(1) sekolah yang belum memiliki ruang perpustakaan atau
memiliki ruang perpustakaan yang tidak memadai/darurat

11
Ibid, pasal 8

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 9


dan tidak sesuai dengan pembakuan bangunan dan perabot
sekolah yang dikeluarkan oleh Kemendikbud;
(2) memiliki lahan 135 m2 dengan ukuran lahan minimal 9 X
15 m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai, dengan syarat struktur bangunan di lantai
satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan ruang perpustakaan berikut perabotnya secara
swakelola.
(e) Pembangunan laboratorium IPA:
(1) sekolah yang belum memiliki laboratorium IPA atau
memiliki laboratorium IPA yang tidak memadai/darurat dan
tidak sesuai dengan pembakuan bangunan dan perabot
sekolah yang dikeluarkan oleh Kemendikbud;
(2) memiliki lahan 135 m2 dengan ukuran lahan minimal 9 x 15
m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai, dengan syarat struktur bangunan di lantai
satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan laboratorium IPA berikut perabotnya secara
swakelola.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 10


(f) Pembangunan laboratorium komputer:
(1) sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer atau
memiliki laboratorium komputer yang tidak
memadai/darurat dan tidak sesuai dengan pembakuan
bangunan dan perabot sekolah yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud;
(2) memiliki lahan 120 m2 dengan ukuran lahan minimal 10 X
12 m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai, dengan syarat struktur bangunan di lantai
satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan laboratorium komputer berikut perabotnya
secara swakelola.
(g) Pembangunan ruang/gedung kantor guru berikut perabotnya;
(1) sekolah yang belum memiliki ruang/gedung kantor guru atau
memiliki ruang/gedung kantor guru yang tidak
memadai/darurat dan tidak sesuai dengan pembakuan
bangunan dan perabot sekolah yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud;
(2) memiliki lahan 162 m2 dengan ukuran lahan minimal 9 X
18 m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai, dengan syarat struktur bangunan di lantai

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 11


satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan ruang/ gedung kantor guru berikut perabotnya
secara swakelola.
(h) Pembangunan jamban peserta didik dan/atau guru berikut
sanitasinya:
(1) sekolah yang belum memiliki jamban peserta didik dan/atau
guru atau memiliki jamban peserta didik dan/atau guru yang
tidak memadai/darurat dan tidak sesuai dengan pembakuan
bangunan dan perabot sekolah yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud;
(2) memiliki lahan 24,5 m2 dengan ukuran lahan minimal 3,5 X
7 m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup maka
pembangunan dapat dibangun bertingkat dengan ketentuan
konstruksi bangunan bertingkat direncanakan yang tidak
lebih dari 2 lantai, dengan syarat struktur bangunan di lantai
satu memenuhi standar untuk dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan jamban peserta didik dan/atau guru berikut
sanitasinya secara swakelola.
(i) Pembangunan rumah dinas guru di daerah khusus:
berada di daerah 3T;
(1) sekolah yang belum memiliki rumah dinas guru atau
memiliki namun tidak memadai/darurat dan tidak sesuai
dengan pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 12


(2) memiliki lahan 36 m2 dengan ukuran lahan minimal 6 X 6
m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak
mengurangi lapangan upacara atau lapangan olah raga;
(3) lahan berada di lokasi sekolah; dan
(4) P2S sanggup melaksanakan dan menyelesaikan
pembangunan rumah dinas guru secara swakelola.
3. Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar
Kegiatan DAK Bidang Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan prioritas
nasional, prioritas nasional tersebut selalu berubah setiap tahunnya
contohnya ditahun 2014 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
menetapkan prioritas nasional DAK Bidang Pendidikan yaitu Pengadaan
Buku Kurikulum 2013. Ditahun 2015 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Menetapkan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah
sebagai prioritas nasional. Prioritas nasional dilingkungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan ini berlaku untuk seluruh direktorat Jenderal
yang berada dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar melaksanakan amanat prioritas
nasional DAK bidang pendidikan yaitu kegiatan pemenuhan sarana dan
prasarana sekolah dasar. Kegiatan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah
dasar meliputi pembangunan ruang kelas baru, pembangunan laboratorium,
pembangunan ruang guru, pembangunan rumah dinas guru, pengadaan alat
penunjang pendidikan, dan pengadaan jamban siswa.
4. Mekanisme Penetapan, Pelaksanaan, dan Pengelolaan DAK Pendidikan
Dasar
a. Mekanisme Penetapan
Penetapan Sekolah dimulai ketika Dirjen Pendidikan Dasar mengirim
juknis beserta peraturan pelaksanaan kepada Pemerintah Kabupaten,
kemudian Dinas Pendidikan Kabupaten menyampaikan pemberitahuan
kepada sekolah. Sekolah yang sudah menerima pemberitahuan membuat
proposal ke Dinas Pendidikan beserta usulan kegiatan sarana dan
prasarana Pendidikan Dasar sesuai dengan prioritas nasional DAK
Pendidikan Tahun 2015. Setelah menerima proposal dari sekolah Dinas

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 13


Pendidikan melakukan seleksi berdasarkan kriteria umum dan kriteria
khusus sekolah penerima DAK, dalam seleksi tersebut Dinas Pendidikan
juga menetapkan alokasi dan jenis kegiatan per sekolah secara
proporsional. Setelah melalui tahap seleksi oleh Dinas Pendidikan Bupati
menetapkan sekolah penerima DAK bidang pendidikan melalui SK
penetapan yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan
pemberian DAK.
b. Tahap Pelaksanaan dan Pengelolaan
Pelaksanaan DAK oleh sekolah dimulai setelah Bupati/Walikota
menetapkan sekolah penerima DAK Bidang Dikdas TA 2015 melalui SK
Penetapan berdasarkan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota,12
Dinas Pendidikan melakukan penandatanganan perjanjian pemberian DAK
kemudian Dinas Pendidikan memberikan bimbingan teknis pelaksanaan
peningkatan prasarana pendidikan bagi sekolah penerima, agar sekolah
rnemahami secara teknis mekanisme dan tata kelola pelaksanaan kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan Prasarana pendidikan
dilakukan oleh Panitia Pembangunan Sekolah (P2S), P2S terdiri dari unsur
sekolah dan masyarakat sekitar sekolah yang dipilih dan dibentuk secara
musyawarah dalam forum rapat sekolah. Susunan P2S meliputi,
Penanggung Jawab yaitu kepala sekolah bersangkutan, Ketua yaitu salah
seorang guru tetap di sekolah bersangkutan, Sekretaris yaitu Wakil wali
murid sekolah bersangkutan, Bendahara yaitu guru di sekolah bersangkutan,
Administrasi Keuangan yaitu Wakil wali murid sekolah bersangkutan,
Penanggungjawab Teknis yaitu Wakil wali murid atau masyarakat setempat
,dan Anggota yaitu unsur sekolah dan/atau unsur komite sekolah dan/ atau
unsur masyarakat.13 Inti dari P2S adalah keterlibatan unsur sekolah,
masyarakat sekitar sekolah, dan wali murid dalam rangka melaksanakan
pembangunan prasarana sekolah.
Setelah P2S terbentuk, P2S bertugas dan bertanggungjawab
merencanakan, melaksanakan pekerjaan, dan membuat laporan
12
Ibid, pasal 11 ayat 7
13
Ibid, pasal 17-18

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 14


pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan/atau
pembangunan prasarana sekolah serta melakukan serah terima pekerjaan.
Pada tahap perencanaan P2S bersama tim teknis menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan/atau pembangunan yang terdiri dari14,
membuat gambar rencana dengan mengikuti disain prototipe yang telah
disediakan Kementrian pendidikan, menyusun spesifikasi teknis atau jenis
pekerjaan dan kualitas bahan material yang akan digunakan, menyusun
rencana anggaran biaya, dan menyusun jadwal pelaksanaan. Setelah tahap
perencanaan selesai P2S melaksanakan kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan secara swakelola dengan memilih dan menetapkan pekerja
sesuai dengan keahliannya. Saat pekerjaan pembangunan mulai
dilaksanakan P2S harus membuat mernbuat papan nama kegiatan yang
merupakan informasi dari kegiatan tersebut.
P2S berkewajiban untuk membuat laporan pertanggungjawaban
pembangunan prasarana pendidikan yang terdiri dari Laporan
pertanggungjawaban mingguan, laporan bulanan dan laporan akhir. Kepala
Sekolah kemudian memproses laporan P2S tersebut untuk dilaporkan
kepada Dinas Pendidikan yang berisi, laporan bulanan berupa kemajuan
pekerjaan meliputi laporan fisik dan laporan keuangan, laporan akhir
meliputi laporan fisik dan laporan keuangan disertai dengan uraian masalah
yang dihadapi dan solusi yang ditempuh serta melampirkan foto sekolah
0%, 40%, 70%, dan 100% yang diambil dari titik tetap/titik yang sama, dan
berkas (file) foto kegiatan disampaikan selain dalam bentuk cetak juga
dalam format digital15
c. Pengelolaan Keuangan DAK oleh Sekolah
Tanggungjawab pengelolaan keuangan DAK oleh sekolah
dilaksanakan oleh bendahara P2S, tanggungjawab bendahara P2S
meliputi, pada tahap perencanaan bendahara menyusun rencana
pembiayaan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan dan melakukan
penyimpanan keuangan yang menjamin kelancaran kegiatan peningkatan

14
Ibid, pasal 19 ayat 1
15
Ibid, pasal 24

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 15


prasarana pendidikan. Pada tahap Pelaksanaan bendahara menerima dan
memeriksa usulan pembayaran, menyiapkan surat persetujuan pembayaran
kepada ketua, melakukan pembayaran, melakukan pencatatan penerimaan
dan pengeluaran keuangan, menyiapkan informasi kondisi keuangan
panitia kepada ketua, dan membayar pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pada tahap Pelaporan bendahara
melakukan pembukuan harian, mingguan, bulanan dan akhir kegiatan,
membuat konsep laporan keuangan hasil kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan, mengarsipkan laporan keuangan kegiatan peningkatan
prasarana pendidikan, dan menyampaikan pertanggungjawaban keuangan
kepada ketua panitia.16

5. Pemantauan dan Evaluasi atas Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan


Pemantauan dan evaluasi DAK bidang pendidikan dasar dilakukan
secara berjenjang, pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara
sampling salah satunya dengan review laporan mulai dari laporan panitia
tingkat sekolah, kepala sekolah, laporan kabupaten/kota, dan laporan pusat.
Laporan tersebut pada intinya memuat kemajuan pelaksanaan kegiatan
sesuai indikator kinerja dan masalah dan kendala pelaksanaan anggaran serta
realisasi fisik dan keuangan.17
Pelaporan dimulai dari panitia sekolah yaitu P2S menyampaikan laporan
disertai dengan bukti fisik, administrasi dan keuangan kepada Kepala
Sekolah, terdiri dari18:
a. laporan pertanggungjawaban mingguan yang meliputi:
1) informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;
2) prestasi pekerjaan mingguan;
3) jumlah dana yang digunakan; dan
4) foto-foto kemajuan pelaksanaan kegiatan;
b. laporan bulanan yang meliputi:
1) informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;

16
Ibid, pasal 19
17
Ibid, pasal 22
18
Ibid, pasal 23

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 16


2) prestasi pekerjaan bulanan;
3) jumlah dana yang digunakan; dan
4) foto-foto kernajuan pelaksanaan kegiatan yang diambil dari titik
tetap / titik yang sama;
c. laporan akhir yang meliputiz
1) dokumen penyelesaian fisik;
2) dokumen penggunaan dana; dan
3) foto-foto pelaksanaan kegiatan (0%, 40%, 70%, dan 100%)
Setelah menerima laporan P2S Kepala sekolah menyampaikan laporan bulanan
dan laporan akhir kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pendidikan yang berupa
laporan bulanan berupa kemajuan pekerjaan meliputi laporan fisik dan laporan
keuangan dan laporan akhir meliputi laporan fisik dan laporan keuangan disertai
dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh19.
Setelah Menerima laporan dari kepala sekolah melalui Dinas Pendidikan
Bupati/ menyusun laporan yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar dan mengirimkan laporan tersebut
kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Laporan tersebut rnengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
Surat Edaran Bersarna Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pernbangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK O7/2008,
900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Teknis pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan DAK Pendidikan dasar
dilakukan untuk menguji:
a. Kesesuaian pelaksanaan dengan petunjuk teknis dan peraturan
pelaksanaannya; dan
b. Pencapaian kegiatan yang dilaksanakan
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan dasar, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten

19
Ibid, pasal 24

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 17


sesuai kewenangannya. Secara teknis pemantauan dan evaluasi DAK Pendidikan
dasar dilaksanakan oleh Tim Pemantau yang dibentuk berdasarkan unsur
Sekretariat Dirjen Pembinaan SD dan Sekretariat Dirjen Pembinaan SMP, Tim
ini melakukan pemantauan dan evaluasi secara sampling bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten.

IV. PENUTUP
Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Nomor 144/KP/C/2015
telah memberikan petunjuk teknis yang jelas bagi sekolah untuk melaksanakan
DAK Pendidikan. Melalui DAK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berusaha mewujudkan amanat Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
yaitu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
DAK pendidikan dilaksanakan berdasarkan penetapan dari Kepala Daerah
kepada sekolah yang mendapatkan DAK. Setelah sekolah menerima DAK pihak
sekolah harus mempersiapkan panitia P2S untuk menjamin pelaksanaan DAK
pendidikan, panitia tersebut berfungsi sebagai pengelola dan pengawas dalam
pelaksanaan DAK. Selain sebagai pengelola dan pengawas P2S berfungsi
membuat laporan atas segala kegiatan DAK yang kemudian di teruskan secara
berjenjang mulai dari kepala sekolah, Bupati, hingga Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Lebih lanjut lagi Prioritas Nasional DAK di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan berupa Pembangunan Prasarana dan Sarana
Pendidikan 2015, sebagai salah satu bentuk keseriusan mewujudkan lima (5) K
misi kementerian Pendidikan, yaitu, ketersediaan layanan pendidikan,
keterjangkauan layanan pendidikan, kualitas/mutu dan relevansi layanan
pendidikan, kesetaraan memperoleh layanan pendidikan, dan
kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. Pembangunan prasarana
dan sarana sekolah yang melalui mekanisme swakelola haruslah disertai dengan
rasa tanggungjawab dan niat baik serta tulus ikhlas dari pihak Kementrian

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 18


Pendidikan, Dinas Pendidikan, Sekolah dan P2S. Sinergi antara Kepala Sekolah
dan P2S sebagai corong keberhasilan pelaksanaan program kegiatan pemenuhan
prasarana pendidikan ini harus memegang teguh prinsip pengelolaan DAK yaitu
efisien, efektif, transparan, akuntabel, kepatutan, dan manfaat.

Tulisan Hukum_Subbagian Hukum_BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur 19

You might also like