Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan I yang berjudul
“Abortus.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan I sebagai pembelajaran mata
kuliah Asuhan Kebidanan I . Dalam menyusun ini penulis banyak dibantu oleh dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan demi kelancaran penulis tulis ini dan teman-
teman yang telah memberikan semangat dan dorongan. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam
pembelajaran Asuhan Kebidanan I . Akhirnya, sebagai manusia biasa yang tidak terhindar dari
kekeliruan kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dan karenanya, segala
saran dan kritikan yang membangun yang datang dari pembaca sangat penulis butuhkan sebagai
bahan masukan untuk perbaikan di masa-masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3
C. Manfaat................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Aborsi................................................................................... 4
B. Penyebab Aborsi................................................................................... 4
C. Patofisiologi........................................................................................... 8
................................................................................................................. 17
B.Saran.................................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan. Perdarahan dapat
terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian
abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang
lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-
masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada kehamilan kita harus selalu
berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan
kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan
perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang tidak
dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui 15-
20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari pasangan yang
mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali yang berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan
mengalami 3 atau lebih keguguran berurutan. Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.
Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan.
Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh sebab itu kita
sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada ibu hamil untuk selalu
memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan pematangan
organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual
yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan
yang lain. Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang
mengenali sisi-sisi diri yang mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas,
masyarakat justru berupaya keras menyembunyikan segala hal tentang seks, meninggalkan
remaja dengan berjuta tanda tanya yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat remaja enggan
berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih memprihatinkan, mereka
justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya
sendiri.
Tak tersedianya informasi yang akurat dan “benar” tentang kesehatan reproduksi memaksa
remaja bergerilya mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri.Arus komunikasi dan
informasi mengalir deras menawarkan petualangan yang menantang.Majalah, buku, dan film
pornografi yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab
yang harus disandang dan risiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Mereka juga
melalap “pelajaran” seks dari internet, meski saat ini aktivitas situs pornografi baru sekitar 2-3%,
dan sudah muncul situs-situs pelindung dari pornografi .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Tujuan umum
àAgar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang abortus dan penatalaksanaan dari
abortus.
B. Tujuan khusus
D. Manfaat
àBagi masyarakat
àBagi peneliti
Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan agar dapat melakukan penatalaksanaan
abortus.
à Bagi institusi
Memberikan penambahan informasi tentang abortus khususnya bagi institusi kesehatan agar
dapat mengetahui tentang abortus dan penatalaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram, (prawirohardjo, 2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat-obatan atau
bedah, (Morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus.Anak baru
mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28
minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500
gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 – 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau belum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diuar
kandungan, (prawirohardjo, 2010).
B. Penyebab Abortus
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi
yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang
menyebabkan kelainan ini adalah :
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan
kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada
abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu,
sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi
sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.
Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensi menyebabkan
gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi virus akut,
panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar . nefritis kronis dan
gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolisme asam folat yang
diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu,
khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang kontraksi uterus.
Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke
janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus.
Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada
trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus,
dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi
hipotiroidism yang nyata.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap
pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau
retroversio uteri.
Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan
pembedahan (dilatasi, amputasi).
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk
mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi
pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks postpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual khususnya kalau terjadi
orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal.
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada
usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih funngsi korpus luteum
dalam produksi hormon.
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat hipotalamus-
hipofise.
(1) Infeksi
d. Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum
f. Trauma fisik.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan
abortus.
2) Mola hidatidosa.
4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70%
kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh
janin.
5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainan
chromosomal.
6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi dengan
adekuat.
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada
plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil
yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
D. Macam-macam Abortus
Pada tipe ini terlihat perdarahan pervaginam. Pada 50% kasus, perdarahan tersebut hanya sedikit
serta berangsur-angsur akan berhenti setelah berlangsung beberapa hari dan kehamilan
berlangsung secara normal. Meskipun demikian, wanita yang mengalaminya mungkin tetap
merasa khawatir akan akibat perdarahan pada bayi. Biasanya kekhawatirannya akan dapat diatasi
dengan menjelaskan kalu janin mengalamin gangguan, maka kehamilannya tidak akan berlanjut.
Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak terjadi. Pada abortus ini, perdarahan
berupa bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan kehamilan. Namun, pada
prinsipnya kehamilan masih bisa berlanjut atau dipertahankan.
Setengah dari abortus ini akan menjadi abortus inkomplit atau komplit, sedangkan sisanya
kehamilan akan berlangsung. Beberapa kepustakaan menyatakan bahwa abortus ini
terdapatadanya risiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim.
(2) Rasa sakit seperti saat menstruasi bisa ada atau tidak .
(1) Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
(2) Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik
peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Abortus insipiens diatandai oleh kehilangan darah sedang hingga berat, kontraksi uterus yang
menyebabkan nyeri kram pada abdomen bagian bawah dan dilatasi serviks.
Abortus insipiens merupakan keadaan dimana perdarahan intrauteri berlangsung dan hasil
konsepsi masih berada di dalam cavum uteri. Abortus ini sedang berlangsung dan tidak dapat
dicegah lagi, OUE terbuka, teraba ketuban, dan berlangsung hanya beberapa jam saja.
(1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum
manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
a. Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).
a. Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
b. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil
konsepsi.
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Abortus inkompletus berkaitan dengan retensi sebagian produk
pembuahan (hampir selalu plasenta) yang tidak begitu mudah terlepas pada kehamilan dini
seperti halnya pada kehamilan aterm. Dalam keadaan ini perdarahan tidak segera berkurang
sementar serviks tetap terbuka.
Abortus inkompletus merupakan suatu abortus di mana hasil konsepsi telah lahir atau teraba
pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa jaringan yang tertinggal (biasanya
jaringan plasenta).
(2) Perdarahan sedikit kemudian banyak, disertai keluarnya hasil konsepsi, tidak jarang
pasiendatang dalam keadaan syok.š
(1) Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso
prostol4 00 mcg per oral.
(2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi hasil konsepsi dengan :
a. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret
tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
b. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang
setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila
perlu).
a. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
b. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi
hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri. Perdarahan segera
berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam massa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Abortus kompletus terjadi kalau semua produk pembuahan – janin, selaput ketuban dan plasenta
sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus
mengalami involusi.
(4) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Etiologi
abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus spontan. Selain itu telah
ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast
cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada akan mengalami abortus.
(1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.
(4) Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari vagina
(5) Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan histerosalfingografi yaitu
ostium internum uteri melebar lebih dari 8 mm.
(5) Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tiroid, dan lainnyamungkin hanya
mempunyai pengaruh psikologis.
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih, maka
keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan per
vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran abortus imminens.
Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini,sekurang kurangnya terjadi pembukaan yang
memudahkan curettage. Dilatasi dapat juga dihasilkan dengan pemasangan laminaria stift.
(1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan macerasi janin.
(3) Gejala-gejala lain yang penting tidak ada, hanya ammenorhoe berlangsung terus.
Biasanya keaddan ini berakhir dengan abortus yang spontan selambat-lambatnya 6 minggu
setelah janin mati. Kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali, maka janin lebih
cepat dikeluarkan. Sebalikya kalau kehamilan lebih lanjut retensi janin lebih lama. Sebagai batas
maksimal retensi janin diambil 2 bulan, kalau dalam 2 bulan belum lahir disebut missed abortion
(abortus tertunda).
(4) Tes kehamilan menjadi negatif, serta denyut jantung janin menghilang.
(5) Dengan ultrasonografi (USG) dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya
sesuai dengan usia kehamilan.
(6) Perlu diketahui pula bahwa missed abortion kadang-kadang disertai gangguan pembekuan
darah karena hipofibrinogenemia, sehingga pemerikaan kearah ini perlu dilakukan.
à Penatalaksanaan :
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera
dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar
fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang
mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan
karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin
yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik
adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah
atau peritoneum.
Penyulit serius pada abortus umumnya terjadi akibat abortus kriminalis. Perdarahan hebat,
sepsis, syok bakterial, dan gagal ginjal akut pernah terjadi pada abortus legal tetapi dengan
frekuensi yang jauh lebih kecil.
Hasil biasanya adalah metritis, tetapi dapat juga terjadi parametritis, peritonitis, endokarditis, dan
septikemia. Dari 300 abortus septik di Parkland Hospital, bahkan darah posotif pada
seperempatnya. Hampir dua pertiga adalah bakteria anaerob sedangkan koliform juga sering
dijumpai. Organisme lain yang dilaporkan menjadi penyebab abortus septik antara lain adalah
haemophilus influenzae, campylobacter jejuni, dan streptokokus grup A. Terapi infeksi antara
lain adalah evakuasi segera produk konsepsi disertai anti mikroba spektrum luas secara
intravena. Apabila timbul sepsis dan syok, perlu diberikan terapi suportif. Abortus septik juga
pernah dilaporkan menyebabkan koagulopati intravaskular diseminata.
(2) Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil.
(4) Untuk mengetahui kuman penyebab perlu dilakukan pembiakan darah dan getah pada serviks
uteri.
Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap
bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu,
atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram
dapat terus hidup.
Abortus provocatus artificialis adalah Pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat, dengan
alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit berat.
Abortus provocatus pada hamil muda (di bawah 12minggu) dapat dilakukan dengan pemberian
prostaglandin atau curettage dengan penyedotan (vakum) atau dengan sendok curet.
Pada hamil yang tua (di atas 12 minggu) dilakukan hysterotomi juga dapat disuntikkan garam
hypertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial.
Indikasi untuk abortus therapeuticus misalnya : penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensial,
carcinoma daro cervik.
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin mampu hidup (viabel).
Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah penyakit jantung persisten dengan
riwayat dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah
karsinoma serviks invasif. American College Obstetricians and Gynecologists (1987)
menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :
(1) Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu kesehatan
secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan perlu
dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
(2) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini pada evaluasi wanita
yang bersangkutan perluditerapkan kriteria medis yang sama.
(3) Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan lahirnya bayi dengan
retardasi mental atau deformitas fisik yang berat.
Abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan
dilarang oleh hukum.
Abortus provokatus kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas
permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit janin atau gangguan
kesehatan ibu. Sebagian besar abortus yang dilakukan saat ini termasuk dalam katagori ini.
Perdarahan
Serviks
Uterus
Gejala/ tanda
Diagnosis
Tindakan
Tertutup
Uterus lunak
Abortus imminens
Obserasi perdarahan
Istirahat
Hindarkan koitus
Masa adneksa
Salpingektomi
Salpingostomi
Tertutup/terbuka
Abortus komplit
Tidak perlu terapi spesifik kecuali perdarahan berlanjut atau terjadi infeksi
Terbuka
Abortus insipiens
Evakuasi
Kram atau nyeri perut bawah
Abortus inkomplit
Evakuasi
Terbuka
Mual/ muntah
Abortus mola
Evakuasi
Tatalaksana mola
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu
segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka
perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
Sejumlah penyakit kronik diperkirakan dapat menyebabkan abortus. Brucella abortus dan
Campylobacter fetus merupakan kausa abortus pada sapi yang telah lama dikenal,tetapi
keduanya bukan kausa signifikan pada manusia. Bukti bahwa toxoplasma gondii menyebabkan
abortus pada manusia kurang meyakinkan.tidak terdapat bukti bahwa Listeria monocytogenes
atau Chlamydia trachomatis menyebabkan abortus pada manusia. Herpes simpleks dilaporkan
berkaitan dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital pada awal
kehamilan. Abortus spontan secara independen berkaitan dengan antibodi virus imunodefisiensi
manusia (HIV-1) dalam darah ibu, seroreaktivitas sifilis pada ibu, dan kolonisasi vagina pada ibu
oleh streptokokus grup B.
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank karena infeksi berat
(syok endoseptik).
Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) :
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru
obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh
anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
Pasal 348
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS MATARAM
I. PENGKAJIAN DATA,
Data subjektif
A. Identitas / Biodata
B. Anamnese
2. Riwayat Menstruasi
Manarche : 14 tahun
Disminore : ada
3. Riwayat Kehamilan sekarang
HPHT : 26-03-2009
HTP : 2-01-2010
UK : 3 Bulan
b. Keluhan umum : ibu mengatakan keluar darah segar dari kemaluan hingga membasahi 1 – 2
pembalut mulai tanggal 19 Juni 2009, dan tidak ada pengeluaran berbentuk gumpalan Pukul
20.00 Wita dan hari ini keluar darah banyak .
e. Obat-obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : tidak ada dan ibu sudah diberikan tablet tambah
darah pada kunjungan sebelumnya.
Ini - - - - - - - - -
5. Riwayat kesehatan/ penyakit yang pernah diderita atau yang sedang diderita
Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya ini karena kehamilan ini sudah
direncanakan
Jenis Bervariasi misalnya nasi, lauk, sayur-mayur, dll Air putih yang telah dimasak Sama seperti
sebelum hamil Sama seperti sebelum hamil
Banyak Rata-rata 1 piring penuh 3-4 gelas sehari Satu piring 5- 6 gelas sehari
Pantangan Tidak ada Tidak ada Cumi-cumi, telur dan makanan laut lainnya Tidak ada
Ibu tidak merokok, minum-minuman keras, dan mengkonsumsi obat-obatan selain yang
diberikan oleh bidan. Tetapi suami ibu merokok.
Personal hygiene
Eliminasi
Pola istirahat
- Siang
- Malam
± 1 jam sehari
Pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, mencuci dan
memasak dengan bantuan anggota keluarga lainnya Sama seperti sebelum hamil
i. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan : Rumah Sakit dan di tolong
tenaga kesehatan.
Data Obyektif
Kesadaran : composmetis
Emosi : stabil
BB sebelum hamil : 51 kg
BB saat ini : 52 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm
2. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7 oC
R : 24x/menit
3. Pemerikasaan khusus
a. Muka:
b. Mata
c. Payudara :
• Bentuk : simetris
• Areola : hiperpigmentasi
d. Abdomen :
Inspeksi
• Linea : nigra
Palpasi:
• Leopold II : -
• Leopold III : -
• Leopold IV : -
f. Pemerikasan penunjang :
HB : -
Gol. Darah : -
A. Diagnosa: G1P0A0H0, usia kehamilan 12 – 13 minggu, ballotement (+), K/U Ibu baik dengan
Abortus insipiens
Data dasar
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7 oC
R : 24x/menit
B. Masalah : Kekhawatiran
C. Kebutuhan
- Abortus complite
Tidak ada
4. Pemenuhan nutrisi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu K/U ibu baik dengan TD : 110/70 mmHg, N :
80x/menit, S : 36,7 oC, R : 24x/menit. Menjelaskan pada ibu bahwa pendarahan yang dialami
mengarah pada keguguran. Dan dalam hal ini kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan.
Menjelaskan pada ibu bahwa keguguran yang dialami ibu disebabkan oleh banyak faktor antara
lain faktor umur dimana berkaitan dengan kesiapan rahim ibu untuk hamil, yaitu rahim dibawah
usia 20 tahun memang sudah dapat difungsikan untuk hamil tetapi lebih berisiko terutama
perdarahan. Faktor lainnya yaitu hubungan seksual dimana usia kehamilan 1 – 3 bulan perlu
diperhatikan dari segi frekuensi, intensitas, serta penggunaan pengaman.
2. Mengobservasi jumlah perdarahan, kemajuan HIS dan pembukaan serviks. Ibu masih
mengalami perdarahan ± 5 – 10 cc warna merah segar, belum ada his dan pembukaan serviks.
3. Memberikan konseling tentang KB dengan tujuan menunda kehamilan setidaknya sampai usia
ibu 20 tahun dan untuk mengistirahatkan rahim ibu setelah keguguran.
4. Memenuhi nutrisi ibu dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
VII. EVALUASI
Hari/tanggal : Senin, 22 Juni 2009 Jam : 20.00 Wita
- Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang telah dijelaskan dan bersedia
melaksanakannya.
- Kesadaran composmentis
- Pemeriksaan dalam :
VT Æ tertutup, CU/AF, AP/CD normal
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital
TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5 oC, R: 20 x/menit
- Pemeriksaan dalam :
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital
- Perdarahan ± 2 cc
komplite
PENYELESAIAN
Setelah memabandingkan antara teori dengan kasus yang dikaji didapatkan beberapa
kesenjangan antara lain :
1. Dilihat dari definisinya Abortus insipiens (sedang berlangsung) adalah perdarahan pada
kehamilan < 28 minggu dengan dilatasi servik meningkat, dan hasil konsepsi masih dalam
uterus. Gejala dan tanda: Amenore, Perdarahan pervaginam, Mules-mules, Tanda-tanda
kehamilan (+), Inspekulo: Ostum terbuka, Ketuban (+). Namun pada kenyataannya pasien datang
dengan keluhan perdarahan pervaginam, dan terasa mules pada perut yang ringan tetapi setelah
dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil : VT Æ tertutup, CU/AF, AP/CD normal diagnosa
yang ditegakkan yaitu abortus insipiens.
2. Dilihat dari usia gestasi yaitu 12-13 minggu seharusnya evakuasi dilakukan dengan peralatan
Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan namun pada
prakteknya evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase.
3. Pada teori dijelaskan bahwa jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler atau misoprostol 400 mg per oral. Namun pada kenyataannya terapi tersebut tidak
dilakukan.
4. Sebelum dilakukan kuretase pasien tidak dianjurkan untuk berpuasa ± 6 jam. Berbeda dengan
teori yang ada.
5. Paska kuretase seharusnya diberikan terapi Metil ergometrin 3×1 tab dan antibiotika. Namun
pada kenyataannya tidak diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram.
Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil konsepsi, kelainan plasenta,
faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor hormonal, sebab-sebab
psikosomatik, sebab dari janin, dan lain-lain
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan). Aborsi provokatus
(buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu aborsi provokatus terapetikus
(buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan ilegal). Dalam perundang-undangan
Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU
Kesehatan. Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal
(terapetikus atau medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat melahirkan, ketika
janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan operasi sesar.
Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena operasi tersebut merupakan proses
kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya
sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak
masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang
tidak alami.
B. Saran
àBerhati-hatilah dalam menjaga kandungan dan harus waspada terhadap setiap komplikasi yang
terjadi.
àMudah-mudahan dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan mengetahui tentang
aborsi. Sehingga kita tidak sampai melakukan tindakan aborsi karena tindakan tersebut selain
malanggar hukum, baik hukum agama maupun hukum perdata, juga mempunyai banyak resiko
atau akibat dari perbuatan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI. Jakarta: Media
Aesculapius.
Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia)
Nur Azizah di 15.22
Berbagi
2 komentar:
kalau pada usia kehamilan 3 bulan ada cairan yang merembes dari dalam vagina itu kira-kira
cairan ketuban atau bukan?terus bisa menyebabkan abortus ngga?
Balas
Balasan
saya akan coba menjawab prtanyaan mb erika, menurut sya mengenai cairan yg merembes dari
dalam vagina itu tdk bsa langsung di pastikan itu merupakan air ketuban karena, saat hamil
banyak cairan yang keluar dari vagina , dan pada kasus kehamilan 3 bulan ada cairan yg
merembes dari dalam vagina dan itu adalah air ketuban kasusnya masih jarang di jumpai karena
proses pecahnya air ketuban merupakan tanda-tanda pada saat akan melahirkan, kemungkinan
pada usia kehamilan 3 bulan cairan yang merembes itu bukan air ketuban melainkan cairan yang
lain misalnya cairan urin.
dan untuk kemungkinan menyebabkan abortus atau tidak jika belum di ketahui secara pasti
cairan apa itu maka tidak bisa di katakan sebagai penyebab abortus. kecuali kalau sang ibu
memang mengalami kelainan-kelainan lain. saran saya sebaiknya jika mendapati kondisi yang
sudah mengganggu lebih baik langsung di periksakan langsung ke dokter spesialis kandungan
supaya di ketahui kejelasannya agar tidak membahayakan kehamilan tersebut.
mohon maaf jika jawaban saya kurang lengkap karena saya msh dlm tahap belajar. trimss
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
Nur Azizah