Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Kelompok 5
AJ2-B17
Maslakah 131411123010
Anis Lutfiani 131411123025
Astrid Dyah Febri Diane 131411123042
Dessy Era Puspitasari 131411123056
Lilis Kurniawati 131411123074
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika Allah SWT menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi kaum
muslimin, tentulah Allah sudah mengetahui akan berbagai hal yang akan dihadapi oleh
manusia itu sendiri. Karena Islam menginginkan adanya penyelesaian dan kedamaian
atas segala hal yang menimpa manusia dalam kehidupan mereka. Dan seperti itulah
sesungguhnya profil al-Islam. Islam merupakan pegangan hidup manusia yang mampu
mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat, serta
mampu mengentaskan segala problematika yang mereka hadapi.
Termasuk dalam bidang kesehatan, khususnya bagi seorang perawat yang tidak
lepas dari problematika tuntutan profesi untuk bekerja secara professional. Tentu dalam
menjalankan tugasnya perawat dituntut untuk dapat bekerja secara maksimal sesuai
dengan syariat Islam. Sikap konsisten seorang perawat yang beragam Islam terletak pada
pengakuan hati nuraninya terhadap agama Islam.
Untuk itulah, perlu kiranya bagi kita untuk mengkaji ulang tentang hakikat dinul
Islam secara utuh dan menyeluruh bagi perawat agar kita dapat dijadikan landasan untuk
dapat berkembang dan memiliki jiwa profesionalisme yang lebih baik.
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Islam
Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata
salama.Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini. اﻹﺱﻼم
إﺱﻼمﺎ یﺴﻠﻢ أﺱﻠﻢ مﻦ مﺼﺪر
Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki
beberapa pengertian, diantaranya adalah:
1. Berasal dari Islaamul wajhi
Yang berarti menundukkan wajah. Hal ini dilakukan ketika seseorang mengakui
kebesaran pihak lain dan rendah hati dihadapannya.
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini
merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan
agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian. Dalam sebuah
ayat Allah SWT berfirman : (QS. 49 : 9)
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya
dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.”
Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat
menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum
muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya. Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman: (QS. 22 : 39) ُ
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus?Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya.”
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nya- lah berserah diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah
mereka dikembalikan.”
5. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun ( َ)ا ْست َ ْﺴﻠَ َﻢ–م ْﺴتَ ْﺴ ِﻠم ْون penyerahan total
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena
sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan
seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada
Allah SWT. Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada
Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan,
kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan lain sebagainya hanya
kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan
dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan
dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan menggunakan
manhaj Allah.
89):
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 37: 84)
Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam),
Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada
para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga
sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang
lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’
Nama agama ini tidak berdasarkan pembawa atau tempat diturunkannya, atau
nama-nama lainnya.Islam diambil dari sikap yang harus dilakukan para penganut.
Dengan sikap itu, mereka akan mendapat dan menebarkan kedamaian serta kesejahteraan
bagi seluruh alam.
Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh
ayat- ayat Al-Qur’an.Diantara poin-poinnya adalah:
1. Al-Khudhu’ (Ketundukan)
Semua yang ada dilangit dan bumi, tunduk dan patuh kepada Allah
baik dengan suka rela maupun terpaksa (Ali-Imron:83).
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).”
“Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini.”
SAW
Allah berfirman (QS. 5 : 49-50)
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”
B. Keuniverselan Islam
Islam merupakan pedoman hidup yang universal, yang mencakup segala aspek
kehidupan manusia dalam semua dimensi waktu, tempat dan sisi kehidupan manusia.
1. Mencakup seluruh dimensi waktu
Artinya bahwa Islam bukanlah suatu agama yang diperuntukkan untuk umat
manusia pada masa waktu tertentu, sebagaimana syariat para nabi dan rasul yang
terdahulu.Namun Islam merupakan pedoman hidup yang abadi, hingga akhir zaman.
Rahmat bagi semesta alam artinya bagi seluruh makhluk Allah di muka
bumi ini sepanjang masa.Rasulullah SAW sendiripun diutus sebagai nabi dan
rasul terakhir yang ada di muka bumi, yang menyempurnakan syariat nabi-nabi
terdahulu. Allah berfirman (QS. 33 : 40)
Sebagai nabi dan rasul terakhir berarti tidak akan ada lagi nabi dan rasul yang
lain yang akan menasakh (menghapus) syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW,
sebagaimana yang Rasulullah SAW lakukan terhadap syariat para nabi dan rasul
yang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa risalah nabi Muhammad merupakan
risalah abadi hingga akhir zaman.
Dari ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an tidak
hanya diturunkan untuk orang Arab secara khusus, namun juga untuk orang Eropa,
Rusia, Asia, Cina dan lain sebagainya.
Sebagai agama atau sistem hidup yang Allah SWT turunkan kepada manusia
melalui para nabi dan Rosul, Islam memiliki sejumlah sifat yang tidak dimiliki agama
dan sistem manapun. Diantara sifat-sifatnya itu adalah
Sebagai sitem yang ditetapkan dan diturunkan oleh Allah yang Maha luas dan
Maha sempurna, Islam mempunyai kesempurnaan yang tidak dimiliki oleh sistem-sistem
buatan manusia yang manapun. Kesempurnaan itu dapat dilihat dari cakupannya terhadap
ruang, waktu, dan muatan sistemnya.
1. Cakupan Waktu
Sistem ini Allah berlakukan sejak awal penciptaan hingga akhir zaman.
Demikian itu karena ia diciptakan untuk mengatur kehidupan mahluk-mahlukNya
agar terjadi keselarasan, keharmonisan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan.
Karena itu kita dapati bahwa seluruh Nabi dan Rosul (sejak nabi pertama hingga
Nabi terakhir) mengajarkan hal yang sama. Risalah mereka satu yaitu membebaskan
manusia dari penghambaan kepada sesama mahluk kepada penghambaan kepada Al-
Khaliq. Kesempurnaan ini sangat jelas kita dapatkan pada risalah yang di bawa Nabi
terakhir, nabi Muhammad SAW .Yang menyempurnakan bangunan yang sudah
ditata dan dibangun nabi-nabi sebelumnya. Dengan berakhirnya masa pensyariaatan
pada Nabi yang terakhir, risalah Illahi mencapai kesmpurnaannya. Karena itu ia
berlaku hingga akhir zaman tidak akan ada Nabi dan risalah lagi setelah ia mencapai
kesempurnaaannya.
2. Cakupan ruang
Islam diturunkan bukan terbatas untuk bangsa Arab atau bangsa apapun di
belahan bumi ini, Ia adalah rahmat bagi seluruh alam. Berlaku untuk seluruh bangsa
–bangsa, tidak membedakan warna-warna kulit, ras, maupun keturunan. Pencipta
mereka adalah Allah Al-khaliq, mereka semua (anak-anak Adam) diciptakan dari
tanah. Tidak ada kelebihan suatu orang atas orang yang lain, yang membedakan
adalah tingkat ketakwaan mereka kepada Allah. Setiap orang dari keluarga manapun
dna bangsa manapun berhak mendapat kemuliaan itu, selama ia bertakwa.
3. Cakupan Sistem
Islam adalah sistem komprehensif yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia.Tentang ini Rasulullah SAW menggambarkannya sebagai bangunan dalam
hadist Jibril. Layaknya sebuah bangunan, Sa’id Hawwa mengatakan bahwa Islam
terdiri dari pondasi, badan banguan dan pendukung.
a. Islam dibangun diatas asas aqidah yang mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan keyakinan dan ideologi
b. Bangunan utamanya terdiri dari aspek-aspek normal, perilaku terhadap
sesama dan sikap terhadap Al-Khaliq yang terimplimentasikan dalam bentuk
ibadah.
c. Pendukung- pendukungnya adalah jihad dan dakwah. Dengan dakwah dan
jihad Islam akan tetap kokoh , berkembang dinamis sesuai dengan karakter
azasinya, serta bebas dari virus-virus syubuhat dan ancaman sistem lain.
Karena cakupannya yang lengkap dan komprehensif itu, maka ia adalah sebuah
sistem dan pedoman hidup yang sempurna pula. Kesempurnaan ini menjadikannya
lebih unggul dibandingkan sistem-sistem lain dan karena itu ia datang untuk
dimenangkan atas yang lain. Islam adalah pedoman hidup yang menjamin
kebahagian seluruh umat manusia di dunia dan akhirat.
E. Karakteristik Islam
Sebagai agama terakhir yang sempurna, Islam memiliki karakteristik (baca;
khasa’ish) yang membedakannya dengan agama-agama yang terdahulu. Diantara
karakteristik Islam adalah:
PEMBAHASAN
Menurut anggota Komisi D DPRD Jember, Nurhasan, hanya karena perbedaan nama
pasien dengan kartu penerima jaminan kesehatan masyarakat, perawat mengeluarkan lontaran
bahwa pasien tersebut pasien selundupan. Selain itu perawat terkesan membeda-bedakan karena
pasien menggunakan kartu jaminan kesehatan masyarakat yang identik dengan warga miskin.
Dan berakhir dengan pasien pulang paksa dan meninggal beberapa hari kemudian
(http://nasional.inilah.com/read/detail/2174241/tak-tahan-dihina-perawat-rs-pasien-
pulang#sthash.n4iTqrPp.dpuf).
Menanggapi berita tersebut, perlu ditekankan bahwa Islam berasal dari As-salaamah yang
berarti keselamatan, kebersihan, atau kesehatan.Islam juga memperhatikan aspek kesehatan
umatnya. Kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan (WHO, 1948).
Dalam Islam, terdapat beberapa dimensi Agama Islam. Karakter pertama dinul Islam,
adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat robbaniyah, yaitu bahwa sumber ajaran
Islam, pembuat syari’at dalam hukum (baca; perundang-undangan) dan manhajnya adalah Allah
SWT.Sebagai insan, hendaknya semua yang kita lakukan sesuai dengan syariat Allah SWT,
termasuk saat bekerja sebagai seorang perawat. Berita diatas tidak sesuai dengan ajaran Islam
yang membeda-bedakan pasien karena tingkat ekonominya.
Islam Al-Adalah yang berarti bersifat keadilan ( )العﺪالةmemiliki konsep keadilan merata
bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang yang non muslim, bagi hewan, tumbuhan atau
makhluk Allah yang lainnya. Keadilan merupakan inti dari ajaran Islam, apalagi jika itu
menyangkut orang lain apalagi yang sakit.
dengan (QS. 5 : 8)
“Berbuat adillah kalian, karena keadilan itu dapat lebih mendekatkan kalian pada ketaqwaan.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang
kalian kerjakan.”
Islam merupakan agama yang tawazun (seimbang). Islam menginginkan tidak adanya
‘ketertindasan’ seperti pada berita diatas. Konsep Islam adalah bahwa seorang muslim yang baik
adalah seorang muslim yang mempu menunaikan seluruh haknya secara maksimal dan merata.
Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendiri, terhadap istri dan anaknya, terhadap tetangganya
dan demikian seterusnya. Namun, hak tersebut harus diimbangi dengan kewajiban. Kewajiban
sebagai seorang perawat adalah dapat menjalankan asuhan keperawatan secara maksimal. Dalam
kasus diatas, perawat tidak dapat memberikan asuhan keperawatan secara maksimal, dapat
dilihat dari lamanya pemasangan infus setelah lepas.
Untuk meningkatkan jiwa ma’rifatul islam pada perawat, hendaknya perawat mempunyai
sifat berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Kepatuhan
dan ketundukan kepada Allah akan melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta
kedamaian kepada sesama manusia (pasien, keluarga pasien, sesama tim kesehatan) dan
lingkungannya. Tentunya tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai pedoman.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inilah sekelumit informasi mengenai Al-Islam, yang tidak lain dan tidak bukan
adalah agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tiada keraguan
sedikitpun mengenai kebenarannya. Islam merupakan agama sempurna yang
menyempurnakan agama- agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur
tangan pemeluknya sendiri. Tiada jalan bagi kita semua melainkan hanya menjadikan
Islam sebagai pegangan hidup dalam segala hal, dalam beribadah, bermuamalah,
berpolitik, berekonomi, berpendidikan, bersosial dan lain sebagainya. Kebahagian
merupakan hal yang insya Allah akan dipetik, oleh mereka-mereka yang memiliki
komitmen untuk melaksanakan Islam secara kaffah, sebagaimana para pendahulu-
pendahulu kita. Semoga Allah menjadikan kita sebagai seorang hamba sekaligus perawat
yang baik. Amiin. Wallahu A’lam Bishowab.
B. Saran
1) Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini yang berisi tentang Ma’rifatul Islam dapat menambah
ilmu pengetahuan.
2) Bagi Pembaca
Diharapkan makalah ini mampu menjadi sumber informasi yang layak dan
lengkap sebagai bahan untuk membuat makalah selanjutnya.
3) Bagi Institusi
Diharapkan makalah ini mampu menjadi sumber referensi yang cukup baik dan
kompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim. Ushul al-Da’wah. Cet. V – 1996/ 1417 H. Beirut – Libanon : Mu’assasatur
Risalah. CD. ROM. Al-Qur’an 6.50 & Al-Hadits. Syirkah Sakhr li Baramij al-Hasib
(1991 – 1997). CD. ROM. Mausu’ah Ulama’ al-Islam; Dr. Yusuf al-Qardhawi ; al-Fiqh
wa Ushulih. Al-Markaz al-Handasi lil Abhas al-Tatbiqiyah.CD. ROM. Mausu’ah al-
Hadits al-Syarif 2.00 (Al-Ishdar al-Tsani).Syirkah al-Baramij al- Islamiyah al-Dauliyah.
Azra, Azyumardi., Suryana, Tata., Abdulhaq, Ishaq., Hafiduddin, Didin. 2002. Buku Teks
Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan
Tinggi Agama Islam Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama
RI.
Hadiri, Khairuddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. Cet. V – 1996 / 1417 H. Jakarta : Gema
Insani Press. Hawwa, Sa’id. Al-Islam.(Terj. Oleh Abu Ridha dan AR Shaleh Tamhid)
Cet. I – 2000.Jakarta : Al-I’tisham Cahaya Umat. Zaidan,
Maulan, Rikza. 2005. Materi Halaqah Tarbiyah. Islamic E-Books Baz Collections