You are on page 1of 6

KULTUR JARINGAN

Disusun oleh :
Aisyatir Rodliyah Bahtiar (150342607659)
S1 BIOLOGI
Universitas Negeri Malang

ABSTRAK. Masalah dan topik pembahasan dalam artikel ilmiah ini ada
lima. Pertama, paparan pengertian kultur jaringan. Kedua, paparan prinsip
dasar dalam kultur jaringan. Ketiga, paparan kelebihan dan kekurangan
kultur jaringan. Keempat, paparan teknik perbanyakan tanaman dengan
kultur jaringan. Kelima, paparan tanaman yang dapat diperbanyak dengan
kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman
seperti protoplasma, sel, jaringan, dan organ serta menumbuhkannya dalam
keadaan yang aseptik.
Kata Kunci : Kultur, Jaringan.

Salah satu faktor dalam peningkatan varietas yang unggul adalah kebutuhan bibit
unggul yang meningkat di masyarakat. Bibit dari suatu varietas unggul yang dihasilkan
jumlahnya sangat terbatas, sedangkan bibit tanaman yang dibutuhkan jumlahnya sangat
banyak. Penentu keberhasilan dalam dunia pertanian adalah jumlah bibit unggul yang
dihasilkan. Salah satu teknologi yang mampu memenuhi harapan masyarakat adalah teknik
kultur jaringan.
Melalui kultur jaringan, tanaman dapat diperbanyak dan dapat cepat terproduksi
setiap waktu sesuai kebutuhan. Pada tanaman, perbanyakan melalui kultur jaringan bila
berhasil dapat lebih menguntungkan karena sifatnya akan sama dengan induknya. Selain
untuk perbanyakan tanaman, aplikasi yang paling penting dari kultur jaringan adalah untuk
perbaikan genetik khusunya mendapat varietas yang unggul. Perbanyakan dengan cara
demikian memiliki banyak keterbatasan jumlah benih yang dihasilkan. Dengan demikian,
kutur jaringan jelas menjadi alternatif solusi yang tepat agar kebutuhan bibit dalam jumlah
besar dapat dipenuhi.
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini ada lima. Pertama paparan
pengertian kultur jaringan. Kedua, paparan prinsip dasar dalam kultur jaringan. Ketiga,
paparan kelebihan dan kekurangan kultur jaringan. Keempat, paparan teknik perbanyakan
tanaman dengan kultur jaringan. Kelima, paparan tanaman yang dapat diperbanyak dengan
kultur jaringan.

PEMBAHASAN
Makalah ini akan membahas peranan negative dari kapang, objek yang diserang dari
kapang dan penyerangannya, serta cara pengendaliannya. Paparan lebih lanjut sebagai berikut.
Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, jaringan, dan organ serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik
sehingga, bagian-bagian tersebut dapat mengembangkan diri dan beregenerasi menjadi
tanaman lengkap kembali. Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing
disebut tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan
suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat seperti induknya.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya
untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Menurut Endang Gati Lestari (2008:1) “kultur jaringan merupakan suatu metode
untuk memisahkan bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ (daun, petal, batang, akar,
mata tunas, meristem) serta menumbuhkannya dalam lingkungan tertentu dalam keadaan
aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
membentuk tanaman. Jaringan tanaman ini dapat melakukan proses diferensiasi di dalam
media pembentukan tunas dan organ lainnya atau terlebih dahulu melakukan proses
dediferensiasi (pembelahan terus-menerus) membentuk kalus”.
Kultur jaringan termasuk jenis perkembangbiakan vegetatif yang prinsip dasarnya
sama dengan menyetek. Bagian tanaman yang akan dikultur (eksplan) dapat diambil dari akar,
pucuk, bunga, meristem, serbuk sari.
Prinsip Dasar dalam Kultur Jaringan
Scheilden dan schwann (dalam Endang Gati Lestari:2008:1) mengatakan bahwa
prinsip yang mendasari teknik kultur jaringan adalah teori totipotensi, bahwa setiap sel
mempunyai kemampuan bereproduksi membentuk organ dan berkembang menjadi individu
lengkap apabila ditumbuhkan dalam media dan lingkungan yang sesuai. Teori totipotensi sel
tersebut telah dibuktikan kebenarannya, bahwa setiap sel tumbuhan atau bagian kecil
tanaman dapat tumbuh dan berkembang menjadi idividu baru yang lengkap. Temuan atas
adanya berbagai zat pengatur tumbuh dan pengembangan media dasar dapat dijadikan
sebagai bukti pendukung teori ini.

Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan

Kultur jaringan sudah banyak dimanfaatkan untuk pertanian modern saat ini,
khususnya untuk jenis-jenis tumbuhan tertentu, mengingat tak semuanya jenis tumbuhan bisa
berkembang dengan menggunakan kultur jaringan. Pembudidayaan tumbuhan menggunakan
kultur jaringan tersebut karena dilakukan pada kelompok sel dan juga jaringan yang memiliki
fungsi yang sama, biasanya jaringan yang akan digunakan dalam melakukan kultur ini adalah
bagian meristem, yaitu yang berfungsi dalam proses pengangkutan air dan juga zat-zat dari
daun ke akar.

Dengan melakukan kultur jaringan tersebut ada cukup banyak manfaat yang bisa
didapatkan seperti, dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sangat sulit, dan lambat
diperbanyak secara konvensional dalam waktu singkat dapat menghasilkan jumlah bibit yang
lebih besar, perbanyakan tidak membutuhkan tempat yang luas, dapat dilakukan sepanjang
tahun tanpa mengenal musim, bibit yang dihasilkan lebih sehat dan dapat memanipulasi
genetik dan biaya pengangkutan lebih murah.
Dibalik sisi keuntungannya yang berlimpah, ada saja dampak atau kerugian yang
disebabkannya. kerugian kultur jarigan adalah dibutuhkannya biaya yang relatif besar untuk
penggandaan laboratorium, dibutuhkan keahlian khusus untuk mengerjakannya dan tanaman
yang dihasilkan berukuran kecil dengan kondisi aseptik, terbiasa di lingkungan hidup dengan
kelembaban yang tinggi dan relatif stabil sehingga perlu perlakuan khusus setelah akimatisasi
dan butuh penyesuaian lagi untuk lingkungan eksternal.

Teknik Perbanyakan Tanaman dengan Kultur Jaringan


Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
pembentukan tunas adventif, poliferasi tunas lateral dan embriogenesis somatik. Penjelasan
lebih lanjut akan dipaparkan sebagai berikut.
Pembentukan Tunas Adventif atau Organogenesis

Organogenesis merupakan proses pembentukan organ seperti embrio, daun, tunas dan
akar dari eksplan non tunas. Pembentukanorgan tersebut dapat terjadi secara langsung,
eksplan berupa bagian jaringan sepeti daun, batang, petal atau akar, dan potogan umbi atau
biji akan membentuk tuas adventif, sedangkan pada pembentukan tunas secara tidak langsung,
eksplan akan tumbuh menjadi kalus meristematik dahulu sebelum tunas.

Poliferasi Tunas Pucuk dan Tunas Aksilar


Perbanyakan melalui tunas pucuk dan mata tunas ini paling banyak digunakan di
berbagai macam laboratorium komersial. Perbanyakan untuk jenis ini dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu kultur pucuk (shoot type cultue), yaitu perbanyakan tanaman dengan
menggunakan tunas terminal yang dekat dengan ujung. Panjang tunas ini kurang lebih 20 cm
dari ujung. Biasanya pucuk apikal atau lateral yang mengandung jaringan yang meristeatik
akan lebih mudah untuk diregenerasikan. kemudian kultur mata tunas (single node culture),
yaitu pebanyakan tanaman dengan menggunakan tunas aksilar sebagai eksplan.

Embriogenesis Somatik
Embriogenesis somatik merupakan proses dimana sel-sel somatik (haploid ataupun
diploid) berkembang membentuk tumbuhan baru melalui tahapan perkemangan embrio yang
spesifik tanpa melalui fusi gamet. Jalur yang dilalui terdiri dari pembentukan kalus (pada
embriogenesis tidak langsung), tahap endewasaan dan tahap pengecambahan (pembentukan
benih somatik).
Embrio somatik mempunyai struktur bipolar, dengan dua calon meristem, yaitu
meristem akar dan meristem tunas. Perbanyakan melalui embrio somatik akan lebih
menguntungkan daripada pembentukan tunas adventif unipolar karena pembentukan tunas
adventif pada tanaman tertentu memerlukan tahapan perakaran. Embrio somatik telah
dilakukan pada beberapa tanaman seperti, wortel, seledri, kedelai, kentang, dan sorgum.
Embriogenesis ini dapat terjadi secara lagsung maupun tidak langsung. Embriogenesis
langsung adalah pembentukan embrio atau jaringan embriogenik tanpa melalui fase kalus,
tetapi melalui sel somatik diploid dalam kantung embrio dan dari sel-sel nuselus.
Tanaman yang dapat Diperbanyak dengan Kultur Jaringan
Perkembangan laboratorium kultur jaringan di Indonesia cukup pesat, saat ini hampir
semua komoditi yang berkopetensi untuk dikembangkan sudah diperbanyak melalui kultur
jaringan. Jika awalnya kultur jaringan hanya unuk tanaman hortikultura terutama tanaman
hias dan bunga potong, saat ini sudah meluas pada tanaman perkebunan sebagai berikut.
1) Abaka
2) Anggrek
3) Jati
4) Pisang
5) Kelapa sawit
6) Kakao
7) Kentang

SIMPULAN
Kultur jaringan adalah sutau metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, jaringan, dan organ serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik. Prinsip
dasar dalam kutur jaringan adalah teori totipotensi.
Kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman tertentu yang sangat sulit dan lambat
jika dipebanyak secara konvensional, namun disamping itu kultur jaringan memerlukan
perlakuan khusus. Beberapa tanaman yang dapat diaplikasikan dengan kultur jaringan yaitu,
anggrek, abaka, pisang, kakao dsb.
DAFTAR RUJUKAN
Hapsoro, Drs. Biologi. Surakarta: Aspirasi
Irawati. 1990. Pelestarian pasma nutfah melalui kultur jaringan. Makalah dalam latihan.
Bioteknologi kultur jaringan, Balitro 12-24 Maret. Bogor
Lestari, Endang Gati. 2008. Kultur Jaringan. Bogor: AkaDemia

You might also like