You are on page 1of 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBINAAN PASCA PEMBERDAYAAN TERMASUK VERIFIKASI DESA YANG


MELAKSANAKAN STBM

A. PENDAHULUAN

Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan masih terjadi di Indonesia. Di sejumlah
daerah, masyarakat masih BAB sembarangan di kali atau sungai. Data Joint Monitoring
Program WHO/UNICEF 2014, sebanyak 55 juta penduduk di Indonesia masih berperilaku
BAB sembarangan. Mereka pun bisa mandi dan mencuci pakaian di sungai yang sama.
Akibatnya, mereka rentan terkena penyakit diare. Selain diare, balita mudah terserang
pneumonia dari pencemaran tinja melalui udara. Dampak penyakit yang paling sering terjadi
akibat buang air besar sembarangan ke sungai adalah Escherichia coli. Itu merupakan
penyakit yang membuat orang terkena diare. Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena
kondisi tubuh turun maka masuklah penyakit-penyakit lain. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012, sebanyak 39-40 juta orang yang buang air besar
sembarangan, itu termasuk orang yang mempunyai WC, namun masih membuang
kotorannya ke sungai. Riset yang dilakukan UNICEF dan WHO, juga menyatakan lebih
dari 370 balita Indonesia meninggal akibat perilaku buruk BAB sembarangan.
WHO juga mencatat 88 persen angka kematian akibat diare disebabkan kesulitan
mengakses air bersih dan keterbatasan sistem sanitasi. Hal itu juga diperparah oleh perilaku
BAB sembarangan. Selain penyakit perilaku BAB sembarangan juga memperbesar risiko
yang menghambat pertumbuhan fisik anak-anak. Untuk menekan angka kematian akibat
diare ini, semua pihak harus sadar dan bersegera membuat sanitasi termasuk toilet yang
sehat. Hal ini selaras dengan kegiatan yang dicanangkan pemerintah dalam bentuk Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Program STBM diyakini akan membuat anak-anak bisa tumbuh sehat dan memiliki pola
hidup bersih. Namun untuk menjalankan komitmen ini butuh peran serta masyarakat dan
banyak pihak terkait, agar semua cita-cita menurunkan angka kematian cepat terwujud.
Semua orang harus memiliki jalan pikiran sama menghilangkan budaya BAB sembarangan.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah sebuah pendekatan kepada masyarakat. Intinya
semua adalah masalah bersama. Penyelesaiannya butuh peran serta semua masyarakat

B. LATAR BELAKANG

Diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih Buang Air Besar Sembarangan
(BABs). Dari data SIM (1 Juli 2011), Dusun yang SBS : 31,42%, (target 80%), Persentasi
KK yang akses jamban sebesar, 52,30% (taget100%), dan penambahan jumlah orang akses
1. 951.086 jiwa,(target 6-10 juta). Dengan tempat berperilaku buang air besar ke sungai,
kebon, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas
sangat merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat
hidupnya bakteri E-coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare. Tahun
2006 angka kejadian diare sebesar 423 per 1000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)
diare sebesar 2,52 %.
Hasil Study WHO tahun 2007, menyatakan bahwa melalui pendekatan sanitasi Total, dapat
menurunkan kejadian diare sebesar 94%, Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk
buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal,
lebih enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya
dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek
moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat kebiasaan yang
tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan memperbesar masalah
kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku higienis, dengan membuang air
besar pada tempat yang benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat
mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit menular. Dalam kejadian diare misalnya,
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan
jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar 32% dan 45% dengan
Perilaku CTPS.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mengak masyarakat untuk tidak BAB disembarang tempat dan BAB disatu tempat
yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Semua masyarakat agar BAB disatu tempat yang memenuhi syarat kesehatan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan suatu pertemuan.
2. Melakukan suatu metode permain yang dapat menggambarkan suatu situasi desa.
3. Rekomendasi dan tindak lanjut.
4. Pencataan dan peloporan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemahaman kepada masyarakat tentang Stop BABS
2. Menjelaskan tentang risiko tidak memiliki jamban.

A. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal kegiatan di laksanakan setiap tahun
B. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap tahun.

You might also like