Professional Documents
Culture Documents
CASE 3
GASTROINTESTINAL SYSTEM
PEPTIC ULCER dan HELICOBACTER PYLORI
Problem
Mr. Rama 35 th datang ke rumah sakit dengan keluhan utama nyeri epigastrik. Nyerinya
tajam dan terjadi secara tiba-tiba, terutama terjadi ketika ia makan, dan menghilang setelah
ia makan dan minum obat. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengalami mual dan
terkadang diikuti dengan muntah. Dalam 3 bulan terakhir ia tidak memiliki pekerjaan, sering
minum banyak alkohol dan merokok 20 batang sehari.
Riwayat penyakit
Mr. Rama sering makan tidak teratur, tidak ada penyakit kuning, nyeri epigastrik tidak
menjalar ke area scapula. Tidak ada batuk, tidak ada dyspneu. Tidak nyeri selama inspirasi
dalam
Problem pasien
Pria 35 tahun
Keluhan utama: nyeri epigastric
Keluhan lain: mual dan muntah
Kondisi lain: alkoholik dan perokok
Hipotesis
Gastritis
Ulkus peptikum (gaster atau duodenal)
Hepatitis
Cholesistitis akut (severe)
Pankreatitis
Apendisitis awal
Ekstraabdominal :
Pulmo : pleuritis inferior, lobar pneumonia, pneumothorax
Cor : pericarditis, infark miokard, angina
1
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
GASTROINTESTINAL SYSTEM
PEPTIC ULCER dan HELICOBACTER PYLORI
FIRST SESSION
1. Dispepsia
Dispepsia adalah suatu gejala, bukan suatu diagnosis. Dispepsia dapat didefinisikan secara
luas sebagai nyeri atau ketidaknyamanan (discomfort) yang berpusat di abdomen bagian
atas. Maksud kata berpusat ialah mengacu pada gejala terutama di atau sekitar garis tengah
(midline) dan bukan pada left atau right upper quadrant. “Discomfort” mengacu pada rasa
tidak nyaman, termasuk rasa penuh pada upper abdomen, cepat kenyang, kembung, mual
dan muntah. Berdasarkan etiologinya, dispepsia dibagi menjadi dua kelompok, dyspepsia
fungsional dan dyspepsia organic
Dyspepsia fungsional :
Hipersensitivitas viseral
Gangguan pengosongan lambung
Gangguan relaksasi fundus postprandial
Hipomotilitas antral
Disritmia lambung
Dismotilitas usus halus
Vagal neuropati
Duodenal acid hypersensitivity
Gangguan psikososial
Dyspepsia organic :
Gastritis
Ulkus peptikum (gaster atau duodenal)
Hepatitis
Cholecystitis
Cholangitis
Pancreatitis
2. Anatomi gaster
GASTER
Gaster berperan sebagai food blender dan reservoir; fungsi utamanya adalah pencernaan
secara enzimatik.
Bagian dan Curvatura Gaster
Bentuk dari gaster adalah dinamik (bentuknya berubah sesuai fungsinya) dan sangat variabel
dari satu orang ke orang lain. Gaster memiliki empat bagian dan dua curvatura :
2
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Interior Gaster
Ketika berkontraksi,mukosa gaster menjadi longitudinal gastric folds, atau gastric rugae.
Keduanya banyak ditemui pada bagian pylorus dan disepanjang curvatura mayor. Suatu
gastric canal terbentuk selama menelan antara longitudinal gastric folds sepanjang curvatura
minor. Saliva dan sebagian kecil makanan yang sudah dikunyah dan cairan lain melewati
gastric kanal ke pyloric canal ketika lambung kosong.
3
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Vena gastrica berdampingan dengan arteri. Vena gastrica sinistra dan dextra
mengalir langsung dalam vena porta. Vena gastrica brevis dan vena gastro-
omentalis sinistra bermuara dlm vena splenica, yg kemudian bergabung dg vena
mesenterica superior utk membentuk vena porta. Vena gastro-omentalis dextra
biasanya bermuara / mengosongkan isinya ke dlm vena mesenterica superior.
Pembuluh limfatikus gaster, yg menyertai arteri sepanjang curvatura minor dan
mayor dan menyalurkan limfe dari facies anterior dan posterior menuju ke curvatura
major dan minor, dimana terdapat limfonoduli gastricus dan gastro-omentalis.
Pembuluh efferent dr limfonoduli melalui pancreaticosplenic, pyloric, dan
pancreaticoduodenal lymph nodes menyertai arteri besar ke limfonoduli celiaca.
Inervasi simpatis dan parasimpatis. Suplai saraf parasimpatis berasal dari truncus
vagus anterior (terutama dari nervus vagus sinistra) dan truncus vagus posterior
(terutama dari nervus vagus dextra) dan cabang-cabangnya, yang masuk ke
abdomen melalui hiatus esophagicus. Suplai saraf simpatis berasal dari segmen T6-
T9 spinal cord, yang melalui plexus coeliacus via n.splanchnicus mayor.
Mukosa dari seluruh lambung memiliki bentukan tubular gland tetapi terdapat 3 zona
histological yang berbeda:
Cardia merupakan area kecil dari mucus-secreting gland yang mengelilingi tempat
masuk esophagus. Pada beberapa individu, cardia terukur hanya beberapa
millimeter atau dapat inkomplit atau tidak ada.
Mukosa fundus dan corpus membentuk region histological mayor dan terdiri dari
glandula yang menyekresi acid-pepsin gasctric juice seperti beberapa mucus
protektif.
Glandula pylorus menyekresi mucus dari 2 tipe berbeda dan berhubungan dengan
sel-sel endokrin yang menyekresi hormone gastrin.
4
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Ketika permukaan lumen gaster diamati di bawah pembesaran renah, akan tampak
banyak invaginasi melingkar atau lonjong kecil di epitel pelapis. Invaginasi ini adalah
muara dari gastric pit. Epitel yang menutupi permukaan & melapisi lekukan-lekukan
tersebut adalah epitel selapis silindris, dan semua selnya mensekresi mucus alkalis.
Mucus ini terutama terdiri atas air (95%), lipid dan glikoprotein yang dalam
kombinasi, membentuk suatu hydrophobic protective gel. Bikarbonat disekresikan
oleh surface epithelial cells ke dalam mucous gel, membentuk gradient pH dengan
range dari 1 pada permukaan luminal gaster sampai 7 di sepanjang sel epitel
permukaan. Mucus yang melekat erat pada permukaan epitel merupakan pelindung
yang efektif, sedangkan lapisan mukosa superficial lebih mudah larut, yaitu sebagian
dicerna oleh pepsin & tercampur dengan isi lumen.
5
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Stem cells ditemukan terutama pada leher gastric gland. Sel-sel undifferentiated ini
membelah secara terus-menerus untuk menggantikan semua tipe sel pada glandula. Sel-sel
matur selanjutnya akan bermigrasi ke atas atau ke bawah. Sel-sel ini tidak mudah
diidentifikasi pada potongan normal mukosa gaster tetapi menjadi sangat prominen dengan
gambaran mitotic yang berlimpah-limpah (banyak sekali) setelah terjadi kerusakan mukosa,
seperti setelah episode gastritis.
4. Sekresi gaster
Sekresi gaster
Sel-sel gastric gland menyekresikan sekitar 2500 mL gastric juice setiap hari. Gastric juice
mengandung berbagai substansi (tabel di bawah). Hydrochloric acid (HCl) yang disekresikan
oleh kelenjar pada corpus lambung membunuh berbagai bakteri yang ikut termakan,
menyediakan pH yang penting bagi pepsin untuk memulai pencernaan protein, &
menstimulasi aliran empedu.
Mucosal barrier
Asam dalam gastric juice cukup terkonsentrasi untuk menyebabkan kerusakan jaringan.
Secara normal, kerusakan tidak terjadi karena mucosal barrier yang dihasilkan oleh mucus &
HCO3- yang disekresikan. Mucus, yang disekresikan oleh neck cell dari gastric gland & surface
mucous cells, tersusun atas glikoprotein yang disebut mucin yang membentuk suatu gel
fleksibel yang melapisi mukosa. Surface mucous cells juga menyekresikan HCO3-. Kebanyakan
HCO3- terperangkap di dalam mucus gel, sehingga terbentuk suatu gradient pH dengan range
pH 1.0-2.0 pada sisi luminal sampai pH 6.0-7.0 pada permukaan sel epitel. HC1 yang
disekresikan oleh sel parietal pada gastric gland menyeberangi barrier ini pada finger-like
channel, meninggalkan sisa lapisan gel yang intak. Mucus & HCO3- yang disekresikan oleh sel
mucosal juga berperan penting dalam perlindungan duodenum dari kerusakan ketika acid-
rich gastric juice disekresikan ke dalam duodenum. Prostaglandin menstimulasi sekresi
mucus. HCO3- juga distimulasi oleh prostaglandin & oleh reflex lokal.
6
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Sekresi pepsinogen
Chief cell yang mensekresikan pepsinogen, prekursor inaktif pepsin dlm gastric juice,
mengandung granula zymogen. Proses sekretorik mirip dengan sekresi trypsinogen dan
enzim pankreas lainnya oleh pankreas. Aktivitas pepsinogen dapat diketahui dalam plasma
dan dalam urine, yang disebut uropepsinogen.
Spesimen sekresi sel parietal yg paling murni yg pernah didapatkan mengandung hampir
0,17 N HCl, denga pH serendah 0,87. Oleh karena itu, sekresi sel parietal mungkin
merupakan suatu larutan isotonik HCl yang mengandung 150 meq Cl– dan 150 meq H+ per
liter. Sebelumnya, pH sitoplasma sel parietal, seperti sel lainnya, adalah 7,0-7,2 dan
konsentrasi yang sebanding per liter plasma sekitar 100 meq Cl– dan 0,00004 meq H+ .
Cl– juga menekan gradien elektrokimia melalui kanal2 yang diaktivasi oleh cAMP. H+ yang
dikeluarkan berasal dari H2CO3 ,dan H2CO3 dibentuk oleh hidrasi CO2 (Gambar 26-10). Reaksi
ini dikatalisa oleh carbonic anhydrase, dan sel parietal kaya akan enzim ini. HCO3– yg
dibentuk melalui disosiasi H2CO3 dikeluarkan oleh sebuah antiport pada membran
basolateral sel parietal yang menukar HCO3– dengan anion lainnya, dan karena Cl– adalah
anion yg paling banyak dalam cairan interstisial, sebagian besar pertukaran oleh Cl–.
Karena efflux HCO3– ke dalam darah, lambung memiliki hasil bagi respirasi (Respiratory
quotient-RQ) negatif - dengan kata lain, jumlah CO2 dalam darah arteri lebih besar
dibandingkan jumlah CO2 dalam darah vena lambung.
Ketika sekresi asam lambung meningkat setelah makan, H+ yang cukup disekresikan untuk
meningkatkan pH darah sistemik dan membuat urine bersifat alkali (postprandial alkaline
tide).
Sekresi asam distimulasi histamin via reseptor H2 dan dengan acetylcholine via reseptor
muscarinic M3. Gastrin mungkin juga terlibat , meskipun rangsangan utama oleh gastrin via
sel ECL (lihat bawah). Reseptor H2 meningkatkan cAMP intraseluler via Gs, sedangkan
reseptor muscarinic dan reseptor gastrin menimbulkan efeknya dengan cara meningkatkan
Ca2+ bebas intraselular. Peristiwa intraselular berinteraksi sehingga aktivasi satu tipe
reseptor potentiates respon yang lain terhadap rangsangan. Prostaglandin, khususnya tipe E,
menghambat sekresi asam dengan cara mengaktivasi Gi.
7
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
8
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
intestinum tenue. Normalnya, regurgitasi dari duodenum tidak terjadi, karena kontraksi
segmen pylorus cenderung bertahan sedikit lebih lama dibandingkan duodenum.
Pencegahan regurgitasi mungkin juga disebabkan oleh aksi stimulasi CCK dan secretin pada
sphincter pylori.
GASTROINTESTINAL SYSTEM
PEPTIC ULCER dan HELICOBACTER PYLORI
SECOND SESSION
9
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Ulcus pepticum diperkirakan terbentuk ketika efek asam lambung dan pepsin menekan
barrier mukosa pelindung
d. Faktor resiko lain
Alkohol tercatat dpt menimbulkan inflamasi, erosi dan perdarahan di mukosa lambung
pada hewan dan manusia dewasa. Intake kafein juga merupakan faktor predisposisi PUD
(Peptic Ulcer Disease) pada anak-anak.
10
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
yang tiba-tiba, intens, dan stabil. Perforasi ulkus menyebabkan kebocoran isi
lambung ke dalam rongga abdomen (rongga peritoneal), sehingga terjadi
peritonitis akut (infeksi rongga perut).
Komplikasi ulkus yg ketiga adalah obstruksi saluran pencernaan, biasanya di
gastroduodenal junction, seperti scar ulkus lama menumpuk dan
mempersempit jalan makanan yg melalui daerah ini. Akibatnya, makanan dan
cairan yang lewat dari lambung ke duodenum terbatas atau tersumbat sama
sekali, menghasilkan perut buncit (dari makanan yg tertahan dan sekresi),
rasa sakit intens, dan muntah berkelanjutan. Obstruksi biasanya terjadi pada
atau dekat canalis pyloricus. Upper endoskopi berguna dalam menegakkan
diagnosis, dan mengeliminasi kanker lambung sebagai penyebab obstruksi.
11
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
H. pylori membentuk koloni di mukosa (epitel) sel gaster, dan epitel metaplastic gaster di
duodenum atau esophagus, tetapi tdk membentuk koloni di epitel intestinal lain. Organisme
ini dapat bertahan di lapisan mucus yg melapisi epithelium dan menyebabkan inflamasi
kronis dari mukosa. Meskipun organisme ini non invasif, tp ia dapat memanggil dan
mengaktivasi sel inflamatori. Urease yg diproduksi oleh H.pylori menghasilkan ion amonia yg
menetralisir asam lambung disekitar organism ini, sehingga memberikan kesempatan untuk
bermultiplikasi. Amonia juga dpt menyebabkan luka serta memicu efek cytotoxin yg
dihasilkan oleh H.pylori
12
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
13
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
GASTROINTESTINAL SYSTEM
PEPTIC ULCER dan HELICOBACTER PYLORI
THIRD SESSION
14
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Ranitidine 300 mg hs
Famotidine 40 mg hs
Nizatidine 300 mg hs
Proton pump inhibitors Omeprazole 20 mg/d
Lansoprazole 30 mg/d
Rabeprazole 20 mg/d
Pantoprazole 40 mg/d
Esomeprazole 20 mg/d
Mucosal protective agents
Sucralfate Sucralfate 1 g qid
Prostaglandin analogue Misoprostol 200 µg qid
Bismuth-containing Bismuth subsalicylate See anti-H. pylori regimens
compounds (BSS) (Table 274-3)
15
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
Drug Dose
Triple Therapy
1. Bismuth subsalicylate plus 2 tablets qid
Metronidazole plus 250 mg qid
a
Tetracycline 500 mg qid
2. Ranitidine bismuth citrate plus 400 mg bid
Tetracycline plus 500 mg bid
Clarithromycin or metronidazole 500 mg bid
3. Omeprazole (lansoprazole) plus 20 mg bid (30 mg bid)
Clarithromycin plus 250 or 500 mg bid
Metronidazoleb or 500 mg bid
Amoxicillinc 1 g bid
Quadruple Therapy
Omeprazole (lansoprazole) 20 mg (30 mg) daily
Bismuth subsalicylate 2 tablets qid
Metronidazole 250 mg qid
Tetracycline 500 mg qid
First-line treatment :
16
[BLOK GASTROINTESTINAL - CASE 3] FEMUR
17