Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
FHITRIA KURNIANINGSIH
ARTIKEL ILMIAH
Laporan penelitian
22 Februari 2016
Fhitria Kurnianingsih
ABSTRAK
Research
22 February 2016
Fhitria Kurnianingsih
ABSTRACT
Nursing care in children generally require collaborative action of the invasive such as
injection or infusion. Safety and comfort is a major consideration in the infusion.
Cognitively, some children are not able to associate pain as an experience that can
occur in various situations. This action often faced by nurses that affect the quality
improvement of hospital services and improve the skills of nurses in infusion in
children. This study aims to determine what factors are associated with the ability of
nurses in infusion in children in Pondok Indah Hospital. This study uses quantitative
methods with descriptive correlational design with cross sectional approach using
total sampling of 135 respondents. Researcher using research instruments such as
questionnaires and observation. Data were analyzed using chi square. The results of
this study found that there is a relationship between the age of nurses 92.9% (p value
0.000), the competency level of 90.2% (p value 0.000), knowledge 77.4% (p value
0.000), and anxiety 68.0% ( p value 0.004) with the ability of nurses in infusion in
children in Pondok Indah Hospital. The conclusion of this study is the ability of
nurses in infusion in children can improve the services in accordance with the
applicable standards in Pondok Indah Hospital.
Perawat dalam hal ini harus mampu mengetahui permasalahan yang dapat
mempengaruhi dampak psikologis anak ketika dirawat sehingga rencana
keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.
Pokok permasalahan yang dihadapi anak ketika dirawat di rumah sakit adalah
pemasangan infus yang akan berdampak menimbulkan stres dan trauma. Oleh
karena itu, anak perlu dipersiapkan dalam menghadapi pengalaman prosedur
pemasangan infus agar anak mampu mengarahkan energi mereka untuk
menghadapi stres akibat pemasangan infus yang tidak dapat dihindari.
Penelitian yang dilakukan oleh Yagil, Luria, Admi, Eilon, dan Linn (2010)
menyatakan bahwa perbedaan persepsi dikarenakan kurangnya kepekaan
perawat terhadap harapan dan kebutuhan dari keluarga, serta kurangnya
kesadaran tentang bagaimana persepsi perawat sendiri mempengaruhi perilaku
terhadap interaksi dengan keluarga. Komunikasi antara perawat dan orangtua
akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan.
Pada awal Januari sampai Juni 2015 angka keberhasilan sesuai indikator
mutu RSPI pada pemasangan infus usia anak 60 % dari 962 pasien, 40 % yang
perlu dicari penyebab yang mempengaruhi perawat dalam pemasangan infus
pada anak. Di RSPI belum ada penelitian yang terkait dengan faktor – faktor
yang berhubungan dengan kemampuan perawat dalam pemasangan infus pada
anak
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah usia, pengalaman, pengetahuan, sikap dan
kecemasan perawat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemasangan
infus pada anak.
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Pondok Indah. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria perawat yang
melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien, perawat yang
sudah bekerja dengan masa kerja lebih dari 3 bulan di Rumah Sakit Pondok
Indah, perawat yang bersedia secara langsung menjadi responden.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian
perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency
dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.
Peneliti mengajukan permohonan izin kepada Rumah Sakit Pondok Indah untuk
mendapat persetujuan, kemudian kuesioner dikirim kepada subjek yang diteliti.
Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan pedoman
observasi yang terdiri dari: 1) Kuesioner A, terdiri dari data demografi: nama
(inisial) responden, usia , dan tingkat kompetensi, 2) Kuesioner B, kuesioner
pengetahuan perawat terdiri dari 20 soal pernyataan, 3) Kuesioner C, kuesioner
sikap perawat terdiri dari 20 pernyataan, 4) Kuesioner D, kuesioner kecemasan
perawat terdiri dari 15 pernyataan, 5) Kuesioner E, lembar observasi digunakan
peneliti untuk mengimpulkan data tentang pemasnagan infus pada anak. Peneliti
melakukan analisis data uji univariat dan bivariat. Uji hipotesis yang digunakan
adalah uji Chi square (χ2) dengan batas kemaknaan Alfa / p = 0,05.
Tabel 1.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, tingkat kompetensi,
pengetahuan, sikap, tingkat kecemasan perawat dan pemasangan infus
pada anak di RS Pondok Indah Jakarta
Variabel Frekuensi %
usia 17 -
93 68,9
35 tahun
Usia
usia 36 -
42 31,1
55 tahun
Novice 49 36,3
Advanced
Tingkat Kompetensi 35 25,9
Beginner
Competent 51 37,8
Kurang
82 60,7
Pengetahuan Baik
Baik 53 39,3
Kurang
70 51,9
Sikap Baik
Baik 65 48,1
Cemas
Berat- 60 44,4
Panik
Tingkat Kecemasan
Cemas
Ringan- 75 55,6
Sedang
Kurang
58 43,0
Pemasangan Infus pada Anak Baik
Baik 77 57,0
(Sumber: Data primer diolah)
2. Analisis bivariat
Tabel 2.1
Hubungan Antara Usia, Tingkat Kompetensi, Pengetahuan, Sikap, Kecemasan
Perawat Dengan Kemampuan Perawat Dalam Pemasangan Infus Pada Anak di RS
Pondok Indah Jakarta 2015
Pemasangan Infus
Pada Anak p
Total
Variabel Kurang
Baik value
Baik
N % N % N %
usia 17-35
Usia 55 59,1 38 40,9 93 100,0 0,000
tahun
usia 36-55
3 7,1 39 92,0 42 100,0
tahun
Novice 38 77,6 11 22,4 49 100,0
Tingkat Advanced
15 42,9 20 57,1 35 100,0 0,000
Kompetensi Beginner
Competent 5 9,8 46 90,2 51 100,0
Kurang
46 56,1 36 43,9 82 100,0
Pengetahuan Baik 0,000
Baik 12 22,6 41 77,4 53 100,0
Kurang
34 48,6 36 51,4 70 100,0
Sikap Baik 0,172
Baik 24 36,9 41 63,1 65 100,0
Kurang
Tingkat 34 56,7 26 43,3 60 100,0
Baik 0,004
Kecemasan
Baik 24 32,0 51 68,0 75 100,0
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Aini dan Firdaus
(2013), dalam penelitiannya sikap perawat dapat mempengaruhi
dalam pemasangan infus. Peneliti berasumsi bahwa sikap merupakan
respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang
bersifat intern ataupun ekstern, sehingga manifestasinya tidak dapat
langsung dilihat. Hal ini yang mungkin menyebabkan sikap tidak
berhubungan secara signifikan dengan kemampuan perawat dalam
pemasangan infus pada anak.
e. Hubungan Antara Kecemasan Dengan Pemasangan Infus Pada Anak.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Carpenito (2006), faktor
yang mempengaruhi munculnya kecemasan seseorang salah satunya
faktor situasional orang ataupun lingkungan. Peneliti berasumsi
semakin perawat merasakan kecemasan pada dirinya maka dalam
pemasangan infus pada anak kemungkinan tidak berhasil semakin
besar.
Saran:
E. DAFTAR PUSTAKA
Donna L. Wong, et.al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih
bahasa: Agus Sutarna, Neti. Juniarti, H. Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa
Indonesia: Egi Komara Yudha, et al. Edisi 6. Jakarta: EGC.