Professional Documents
Culture Documents
Daerah penelitian berada pada Lembar Mamuju. Adapun kondisi geologi yang terdapat
pada daerah penelitian terbagi atas tiga bagian, yaitu Geomorfologi, Stratigrafi, dan Struktur
Lembar Mamuju sebagian besar berupa pegunungan, hanya sebagian kecil berupa
perbukitan bergelombang dan dataran rendah. Topografi Karst terdapat sempit disekitar
Rantepao, dibagian tenggara lembar. Daerah pegunungan morfologi ini menempati hampir dua
pertiga luas daerah yang dipetakan yaitu dibagian tengah, utara, timur laut dan selatan. Daerah
ini umumnya berlereng terjal dan curam, puncak bukitnya berkisar dari 800 sampai 3.000 m.
Puncak tertinggi adalah Bulu Ganda Dewata (kurang lebih 3.074 m) dan Bulu Potali (kurang
lebih 3.008 m). Hal lain tertentu tidak terdapat pada sebaran gunung tersebut, akibatnya pola
aliran berkembang tidak mengikuti aliran tertentu, melainkan menyesuaikan dengan keadaan
tanah dibawahnya. Dibanyak tempat terdapat air terjun, yang menunjukkan ciri kemudaan
daerah. Ciri lain berupa lembah yang sempit dan curam. Disekitar Barupu dan Panggala, terdapat
suatu morfologi yang berpola aliran memancar. Lereng bukit umumnya terjal dan membentuk
ngarai, dindingnya digali untuk pemakaman. Di daerah pegunungan terdapat sedikit topografi
karst dan dataran alluvium sempit, yaitu disekitar Rantepao. Gua alamiah pada batugamping
Lebani dan Teluk Mamuju. Tinggi perbukitan berkisar dari 500 sampai 600 mdpl. Derah ini
Dataran rendah menempati bagian barat Lembar Mamuju, yaitu sepanjang pantai mulai
dari Kaluku sampai Babana (daerah S. Budong-budong). Umumnya berpola aliran meranting
Daerah Lembar Mamuju terbentuk oleh beraneka macam batuan seperti batuan sedimen,
malihan, gunungapi dan terobosan. Umurnya berkisar dari Mesozoikum sampai Kuarter. Satuan
tertua di Lembar ini adalah batuan malihan (TR w) yang terdiri dari sekis, genes, filit dan
batusabak. Satuan ini mungkin dapat disamakan dengan Kompleks Wana di Lembar Pasangkayu
yang diduga berumur lebih tua dari Kapur dan tertindih takselaras oleh Formasi Latimojong
(Kls). Formasi tersusun oleh filit, kuarsit, batulempung malih dan pualam, berumur Kapur.
Satuan berikutnya adalah Formasi Toraja (Tet) terdiri dari batupasir kuarsa, konglomerat
kuarsa, kuarsit, serpih dan batulempung yang umumnya berwarna merah atau ungu. Formasi ini
mempunyai anggota Rantepao (Tetr) yang terdiri dari batugamping numulit berumur Eosen
Tengah Eosen Akhir. Formasi Toraja menindih takselaras Formasi Latimojong, dan tertindih
takselaras oleh batuan gunungapi Lamasi (Toml) yang terdiri dari batuan gunungapi, sedimen
gunungapi dan batugamping yang berumur Oligo-Miosen atau Oligosen Akhir – Miosen Awal.
Batuan gunungapi ini mempunyai Anggota batugamping (Tomc), tertindih selaras oleh Formasi
Riu (Tmr) yang terdiri dari batugamping dan napal. Formasi Riu berumur Miosen awal – Miosen
Tengah, tertindih takselaras oleh Formasi Sekala (Tmps) dan batuan Gunungapi Talaya (Tmtv).
Formasi Sekala terdiri dari grewake, batupasir hijau, napal, dan batugamping bersisipan tuf dan
dengan batuan gunungapi Talaya. Batuan gunungapi Talaya terdiri dari breksi, lava dan tuf yang
bersusunan andesit-basal dan mempunyai Anggota Tuf Beropa (Tmb). Batuan gunungapi Talaya
menjemari dengan batuan gunungapi Adang (Tma) yang terutama bersusunan leusit basal.
Batuan gunungapi Adang berhubungan menjemari dengan Formasi Mamuju (Tmm) yang
berumur Miosen Akhir. Formasi Mamuju terdiri atas napal, batupasir gampingan, napal tufaan
dan batugamping pasiran bersisipan tuf. Formasi ini mempunyai Anggota Tapalang (Tmmt) yang
terdiri dari batugamping koral, batugamping bioklastika dan napal yang banyak mengandung
moluska. Formasi Lariang terdiri dari batupasir gampingan dan mikaan, batulempung bersisipan
Dibagian tenggara lembar, tersingkap Tuf Barupu (Qbt) yang terdiri dari tuf, tuf lapilli dan
lava yang umumnya bersusunan dasit dan diduga berumur Plistosen, sedangkan dibagian barat
laut tersingkap Formasi Budong-budong (Qb) yang terdiri dari konglomerat, batupasir,
batulempung dan batugamping koral (Ql). Endapan termuda di Lembar Mamuju adalah endapan
kipas alluvium (Qt) dan alluvium (Qa) yang terdiri dari endapan-endapan sungai, pantai dan
antar gunung.
Endapan Permukaan
Satuan ini umumnya terdapat pada lereng bukit yang berbatuan gunungapi dan batuan beku
(andesit, basal dan granit). Singkapannya terdapat di bagian tenggara Lembar di daerah Tandung
lempungan kurang mampat sampai lepas. Satuan ini diduga berumur Plistosen sampai Holosen.
Qa Aluvium ; Bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur setempat
Satuan ini terhampar luas didaerah muara sungai besar, yaitu S. Budong-budong, S. Lumu, S.
Karama dan S. Kaluku serta terdapat disepanjang pantai. Tebalnya berkisar antara 1-5 meter.
Satuan ini menindih takselaras satuan yang ada di bawahnya. Umurnya adalah Holosen setempat
berupa endapan antar gunung yang terdiri dari breks, konglomerat batupasir, batulempung yang
Batuan Sedimen
Kls Formasi Latimojong ; batusabak, kuarsit, batupasir mali, batulanau malih, dan pualam,
Batusabak berwarna kelabu kehitaman sampai hitam, berlapis baik dengan tebal 2 cm sampai 10
cm, mampat, setempat mengandung urat kuarsa, kuarsit, berwarna putih kehijauan, berlapis baik
dengan tebal 1 sampai 3 cm, mampat. Filit, berwarna merah kecoklatan perdaunan searah dengan
bidang perlapisan. Batupasir kuarsa malih dan batulempung malih, umumnya berwarna putih
kelabu sampai kecoklatan, berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm sampai 25 cm terutama
tersusun dari kuarsa dan lempung perdaunan searah dengan perlapisan. Pualam, berwarna putih
kelabu, berbutir halus dan mampat. Batuan ini hanya tersingkap di daerah hulu S. Mariri sebelah
timur Galumpang.
Batulempung gampingan, berwarna kelabu muda, cukup keras, berlapis dengan tebal dan
beberapa cm sampai 20 cm. Batuan ini mengandung fosil Globotruncana formicata formicata
hubungan tertulis, 1985). Satuan ini diterobos oleh granit Mamasa dan granit Kambuno, tertindih
takselaras oleh Formasi Toraja dan batuan yang lebih muda lainnya.
Sebarannya terdapat dibagian tengah, selatan dan timur laut lembar, serta sedikit di bagian
timur. Di bagian timur laut, menerus ke lembar Pasangkayu di Utara dan ke lembar Malili di
Timur. Tebalnya lebih dari 1.000 m. Singkapan batusabak di S. Karataun daerah Galumpang
banyak mengandung urat kuarsa yang disertai cetakan bijih sulfida tembaga, besi, seng dan
sedikit emas. Tebal unit kuaras beraneka dari bebrapa cm sampai 50 cm. Nama Formasi
Laatimojong pertama kali digunakan oleh Brouwer (1934) dengan lokasi tipenya di Pegunungan
Tet Formasi Toraja ; Perselingan batupasir kuarsa, serpih dan batulanau, bersisipan
gampingan dan batubara setempat dengan lapisan tipis resin dalam batulempung. Umumnya
berlapis baik dengan tebal lapisan berkisar dan beberapa cm sampai lebih dari 1 m. Setempat
Satuan ini umumnya terlipat, setempat mempunyai kemiringan hampir tegak. Secara
keseluruhan, satuan ini mempunyai warna yang khas yaitu merah kecoklatan sampai ungu, dan
beberapa berwarna kelabu kehitaman. Batupasir kuarsa, berwarna putih-kelabu muda, cokelat
kemerahan sampai ungu, berukuran sedang sampai kasar, terpilah baik, butiran membundar
tanggung sampai membundar benar, terdiri dari 90-95% kuarsa dan sisanya adalah kepingan
Konglomerat kuarsa berwarna putih kelabu, sangat pejal, ukuran butir dari 5 cm sampai 3 cm
membundar tanggung sampai membundar baik, terpilah baik. Bebrapa lapisan membentuk
lapisan bersusun dengan tebal berkisar dari 2 cm sampai 15 cm. Komponen utamanya terdiri dari
kuarsa dan sedikit batuan malih dengan perekat atau massa dasar pasir kuarsa.
Serpih, berwarna kelabu kecoklatan, pasiran, mudah hancur, berlapis baik dengan tebal dari 2 cm
sampai 1 m, setempat bersisipan batugamping kelabu yang keras setebal 1 sampai 5 cm dan tak
berfosil.
Batubara, umumnya terdapat sebagai sisipan dalam batupasir kuarsa, tebalnya 40-75 cm,
tersingkap di utara Tamalea dan sebelah Barat Galumpang. Batulanau, berwarna kelabu muda
sampai kelabu tua, muda hancur, agak gampingan berlapis baik dengan tebal dari 2 cm sampai
15 cm yang lapuk berwarna merah kecoklatan. Batuan ini disisipi oleh lapisan tipis napal,
berwarna putih cukup keras tak berfosil. Umumnya terdapat pada bagian bawah formasi.
Batulempung karbonatan, berwarna tua sampai cokelat kemerahan, agak lunak dan mengandung
sedikit kerikil batuan sedimen malih yang membundar tanggung. Batuan ini setempat disisipi
lapisan tipis (2 cm) resin. Di daerah sentuhan dengan tubuh granit, batuan ini menjadi sangat
keras.
Batugamping bioklastika, berwarna putih kehijauan sampai kelabu, pejal, berlapis baik dengan
tebal 2 sampai 10 cm, terdapat sebagai sisipan lapukannya berwarna merah. Fosil yang
Amphistegina sp, Fabiania sp, Discocylina sp, Asterocyclina sp, Nummulites sp, Globorotalia
gulbrooki BOLLI dan Operculina sp. Kumpulan fosil ini menunjukkan umur Eosen Tengah-
Eosen Akhir (Sudiyono, hubungan tertulis, 1985). Lingkungan pengendapannya laut dangkal
sampai darat.
Formasi ini tersebar di sudut tenggara Lembar, yaitu didaerah Rantepao dan di bagian tengah
lembar, yaitu di daerah S. Hau dan S. Karatun. Tebalnya diperkirakan lebih dari 1.000 m.
Formasi ini mempunyai anggota Rantepao yang berhubungan menjemari. Formasi Toraja diduga
menindih takselaras Formasi Latimojong dan tertindih takselaras oleh Satuan batuan gunungapi
Oligosen-Miosen.
Satuan ini pertama kali dikenal sebagai Formasi Serpih Tembaga (de Koning Knif, 1914). Nama
Formasi Toraja dimunculkan oleh Djuri dan Sudjatmiko (1974) yang dibagi atas dua bagian
yaitu batuan sedimen (serpih, batugamping, batupasir kuarsa dan konglomerat kuarsa) dan
batugamping. Dalam laporan ini batugampingnya disebut Anggota Rantepao. Nama Formasi ini
Tetr Anggota Rantepao, Formasi Toraja ; batugamping numulit dan batugamping terhablur
Batugamping numulit, berwarna putih sampai cokelat muda berlapis baik, setempat tergeruskan
sehingga fosil numulit tampak mengkilat dan menjadi terpipihkan searah bidang lapisan.
Batugamping terhablur ulang, berwarna putih kelabu sampai cokelat terang, sebagian berlapis,
setempat berkeping.
Selain Nummulit sp, batuan ini mengandung pula fosil Discocyclina sp, Pelatispira sp,
Ascocyclina sp, Quinqueloculina sp, Asterocyclina sp, ekinoid, koral dan ganggang yang
Batugamping Numulit ini sebagian berupa lensa di dalam Formasi Toraja. Anggota Rantepao
dan Formasi Toraja tertindih takselaras Latimojong. Satuan ini tersingkap dibagian Tenggara
lembar, yaitu didaerah Rantepao, dan sedikit dibagian Tengah lembar, yaitu dekat Galumpang.
Tebalnya kurang lebih 500 m. Satuan ini pertama kali dikenal sebagai satuan Batugamping
Formasi Toraja (Djuri dan Sudjatmiko, 1974). Nama Anggota Rantepao adalah nama baru yang
Batugamping, berwarna putih, pejal, terhablurkan ulang miskin fosil, sebagian besar terumbu.
Napal, berwarna kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan tebal dari beberapa cm sampai 25 cm.
satuan ini dibanyak tempat merupakan lensa di dalam batuan gunungapi Lamasi (Toml). Napal
Globigerina cf, G, Selli BORzETU. Kumpulan fosil ini menunjukkan umur oligosen Akhir-
Miosen Awal (P-2 1) atau bagian bawah N4, diendapkan dalam lingkungan litoral sampai neritik
(Purnamaningsih, hubungan tertulis, 1985). Satuan ini tersingkap baik, terutama didaerah aliran
S. Lamasi sebelah utara Rantepao, berhubungan menjemari dengan seri batuan gunungapi
Tmr Formasi Riu ; napal, batugamping, serpih, batupasir gampingan bersisipan batulempung
dan tuf.
Napal berwarna putih sampai cokelat muda dan kelabu, tebal dan beberapa cm sampai 1 m,
berlapis baik dengan lapisan hampir mendatar agak keras dan banyak mengandung fosil.
Batugamping pasiran, berwarna putih sampai cokelat muda, sebagian berlapis, setempat
terhablurkan, beberapa berupa terumbu, serpih, berwarna kelabu, tebal lapisan mencapai 1 m
Batupasir gampingan, berwarna kelabu kecokelatan agak keras sampai lunak berlapis baik
dengan tebal dari beberapa cm sampai 15 cm, biasanya berselingan dengan batulempung,
dalam batugamping pasiran dan sedikit dalam serpih. Formasi ini mengandung fosil, diantaranya
Mioqypsina sp, dan Heterostegina sp, yang menunjukkan umur Miosen Awal-Miosen Tengah
Sebarannya terutama di sekitar Rantepao dan menerus ke Lembar Majene dan Palopo dibagian
Formasi ini tertindih takselaras oleh Formasi Sekala, satuan ini diduga menindih selaras batuan
gunungapi Lamasi dan menindih takselars Formasi Toraja. Tebalnya diperkirakan 500-700 m.
Nama Formasi ini adalah nama baru yang diusulkan dan singkapan terbaik terdapat di S. Riu.
Satuan ini di Lembar Majene dan Bagian Barat Palopo disebut satuan napal (Djuri dan
Sudjatmiko, 1974).
Tmps Formasi Sekala ; batupasir hijau, grewake, napal, batulempung, batupasir mikaan, tuf,
serpih dan batupasir gampingan , dengan sisipan breksi, lava dan konglomerat.
Umumnya berlapis baik, setempat berstuktur perlapisan bersusun,. Batupasir hijau, tufaan, keras,
berlapis dengan tebal dari 10 cm sampai 1m, berselingan batulempung, berwarna cokelat
Grewake, berwarna kelabu kehijauan berlapis baik dengan tebal dari 25 cm sampai lebih dari
1m, berbutir sedang sampai kasar, setempat konglomeratan dan memebentuk perlapisan bersusun
dan ‘slump’. Komponennya terdiri dari mika, feldspar, hornblende, dan sedikit kuarsa.
Batulempung, berwarna cokelat merah, keras, tufaan, berlapis baik dengan tebal dari beberapa
cm sampai 20 cm. Batuan ini berelang-seling dengan grewake berbutir halus sampai sedang.
Napal, berwarna putih, agak keras, berlapis, dengan tebal mencapai 25 cm. Batuan ini setempat
berselingan dengan tuf halus dan lunak. Serpihnya, berwarna hitam sampai ungu dan agak lunak.
sejajar, berlapisan tuf, breksi gunungapi, tuf pasiran dan konglomerat. Didalam konglomerat
terisi kalsit, beberapa termineralkan dengan pirit, Lava dan breksi tersebut berupa trakit-andesit,
porfirit, hypokristalin, tersusun oleh plagioklas, piroksin, feldspar, gelas dan bijih. Beberapa
sedang sampai halus, tersusun oleh plagioklas, klinopiroksin, biotit, feldspar dan gelas. Feldspar
trilobus REUSS, Sphaeroidinellopsis subdehiscens BLOW, Globoquadrina sp, Bulimina sp, dan
Nodosaria sp. Kumpulan fosil ini menunjukkan umur Miosen Tengah-Pliosen dan berlingkungan
struktur perlapisan bersusun dan slump mungkin sebagian dari Formasi ini diendapkan dalam
Formasi ini tersebar di bagian tenggara Lembar, yaitu disebelah barat Rantepao dan dibagian
tengah Lembar. Menindih tak selaras Formasi Riu, berhubungan menjemari dengan Batuan
gunungapi Talaya. Tebal satuan diperkirakan 1.000 m. Nama Formasi ini adalah nama baru yang
diusulkan, diambil dari nama S. Sekala yang merupakan tempat singkapan terbaik. Kearah timur
lembar Malili. Formasi ini disebut Tuf Rampi (Simandjuntak drr, 1991).
Tmm Formasi Mamuju ; napal, kalkarenit dan batugamping koral bersisipan tuf dan batupasir,
Napal, berwarna putih sampai kelabu, berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm sampai 20 cm,
agak keras setempat tufaan banyak mengandung globigerina dan sedikit cangkang moluska.
Kalkarenit, berwarna putih sampai kelabu, berlapis baik dengan tebal 10 cm sampai 50 cm, agak
keras, banyak mengandung globigerina. Batugamaping koral, tak berlapis, berongga, biasanya
membentuk bukit keci-kecil yang menonjol dan lebih terjal dibandingkan dengan daerah
sekitarnya.
Tuf berwarna putih kecoklatan lunak, berlapis tipis (1 – 5 cm), merupakan sisipan didalam
kalkarenit dan napal, setempat berselang-seling. Batupasir halus dan batulempung, mikaan,
tufaan, agak keras sampai lunak, umumnya terdapat ssebagai sisipan didalam kalkarenit, sedikit
dalam napal.
Konglomerat, lapuk, berwarna hitam, komponen berukuran kerikil sampai kerakal dengan
bentuk membundar tanggung sampai membundar baik. Batuan ini hanya tersingkap di satu
tempat, yaitu ditepi jalan mamuju – Tapalang dan terletak dibawah kalkarenit, diperkirakan
Fosil yang dapat dikenali, baik dari napal maupun batugamping pasirannya adalah Orbulina
seminula SCHWARNER dan fosil bentosnya adalah Dentalina sp, dan Planulina sp. Kumpulan
fosil plangton tersebut menunjukkan umur Miosen Akhir dan diendapkan dilingkungan inner-
Formasi ini tersebar di sekitar Mamuju dan Tapalang di bagian barat daya Lembar, berhubungan
menjemari dengan batuan gunungapi Adang Tebalnya kurang lebih 500 m. Formasi ini
mempunyai Anggota Tapalang (Tmmt). Nama formasi ini adalah nama baru yang diusulkan,
Batugamaping terumbu, berwarna kelabu sampai cokelat, mengandung moluska dank oral,
Batugamping kepingan berwarna kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan tebal 30-100 cm,
terdiri dari koral dan cangkang moluska. Sedangkan napal, berwarna cokelat, berlapis baik,
Anggota ini tersingkap di sekitar Tapalang dan berhubungan menjemari dengan batuan leusit-
basal dari Batuan gunugnapi Adang. Tebalnya kurang lebih 50 m. Berdasarkan kedudukannya
yang menjemari dengan Formasi Mamuju, maka Anggota ini diduga berumur Miosen Atas.
Satuan ini merupakan nama Anggota baru yang diusulkan, diambil dari nama daerah Tapalang
Batupasir gampingan, mikaan, berwarna kelabu, berbutir sedang – kasar, mampat, setempat
konglomeratan. Batuan ini berlapis baik, dengan tebal dari beberapa cm sampai 10 cm.
Batulempung, berwarna kelabu, berlapis tipis sampai masif, menunjukkan struktur silang siur.
Kalkarenit, berwarna kelabu, tak berlapis, sebaagian terhablurkan banyak mengandung fosil
Konglomerat, berwarna cokelat kemerahan, aneka bahan, berlapis baik dan berselang-seling
dengan batupasir stebal 2 cm sampai 6 cm, komponen berukuran 2 cm sampai 4 cm, terdiri dair
batuan sedimen, basal, andesit, granit, genes dan sekis, berbentuk membundar tanggung sampai
membundar yang direkatkan oleh batupasir kuarsa yang juga sebagai massa dasar.
Tuf, berwarna putih kelabu, mengandung biotit dan kuarsa, mudah hancur, merupakan sisipan
dalam batupasir gampingan dan batulempung. Batupasir gampingan dan kalkarenit, mengandung
Frazilus sp, Neoepoides sp, Siphogenerina sp. (terdapat melimpah), caneris sp, Ammonia sp,
Kumpulan fosil plangton ini menunjukkan umur Miosen Akhir-Pliosen Awal dan terendapkan
Formasi ini tersebar di bagian barat laut Lembar yaitu di bagian tengah aliran S. Lumu dan S.
Budong-budong menerus ke utara yaitu ke Lembar Pasangkayu. Satuan ini menindih takselaras
Batuan Gunungapi Adang, Batuan Gunungapi Talaya, dan batuan malihan, tertindih takselaras
oleh Formasi Budong-budong dan endapan kuarter. Tebal satuan ini kurang lebih 500 m. Nama
Formasi ini adalah nama baru yang diusulkan, berasal dari nama S. Lariang di Lembar
Pasangkayu yang merupakan daerah lokasi tipenya (Sukido, drr, dalam persiapan, 1987).
dan batulempung.
Konglomerat, berwarna cokelat kelabu, aneka bahan, mempat, sebagian mudah lepas, berlapis
baik, dengan tebal lapisan dari beberapa cm sampai 35 cm. Komponen utamanya adalah leusit,
dasit, granit, dan diorite, berbentuk membundar tanggung sampai membundar, tertanam dalam
Batupasir, berwarna kelabu kecoklatan agak lunak, berlapis dengan tebal dan beberapa cm
sampai 20 cm, butiran berukuran halus sampai sedang, terdiri dari kuarsa dan batuan beku,
dengan massa dasar lempung, setempat ditemukan struktur perlapisan bersusun, dan berselingan
dengan grewake.
Batugamping koral, berwarna kecoklatan, tersusun dari pecahan koral, berlapis itpis (2 – 5 cm),
Batulempung, berwarna cokelat, agak lunak, berlapis tipis, mengandung sisa tumbuhan. Batuan
Berdasarkan kedudukan stratigrafinya, dan masih belum kompak, maka formasi ini diduga
berumur Pliosen-Holosen, dan berlingkungan pengendapan laut dangkal sampai darat. Satuan ini
Batuan Gunungapi Talaya dan batuan malihan dan diduga berhubungan menjemari dengan
batugamping koral. Tebal satuan seluruhnya kurang lebih 200 m. Formasi Budong-budong
adalah nama baru yang diusulkan, berasal dari nama S. Budong-budong yang merupakan tempat
singkapan terbaik.
Batuan ini terutama tersusun dari koral, ganggang dan sedikit pecahan cangkang moluska.
Sebarannya terutama terdapat di pantai barat laut Lembar dan diduga menjemari dengan Formasi
Batuan Gunungapi
Toml Batuan Gunungapi Lamasi ; aneka tuf, lava dan breksi gunungapi bersusunan andesit
dasit, setempat sisipan batupasir gampingan dan serpih. Batuan ini umumnya mengandung urat
kuarsa bermineral sulfide, terutama pirit, setempat tembaga, terubah dan terkersikkan,
Aneka tuf terdiri dari tuf hijau, tuf sela dan tuf lapilli, tuf hijau, berbutir sangat halus, berhablur
renik, terdiri dari klorit (60%), feldspar (10%), serisit (5%), lempung (15%), kuarsa (5%) dan
bijih (1%). Batuan ini agak keras sampai lunak, berlapis buruk antara 0,5 – 2 cm sampai tak
berlapis. Setempat berwarna putih kehijauan, keras, terkesikkan termineralkan, terutama pirit,
berkepingan tuf putih bersifat dasit atau trakit, terdiri dari mineral kuarsa dan feldspar.
Tuf sela, berwarna kuning kehijauan, berkepingan dasit dan andesit yang tertanam dalam massa
dasar mineral kuarsa dan feldspar, mengandung sedikit tembaga dan pirit.
Tuf lapilli, berupa tuf dengan pecahan dasit berukuran 1 – 3 cm, berbentuk menyudut tanggung,
Lava, berwarna kelabu muda, pejal, bersusunan dasit-trakit, umumnya terubah dan termineralkan
berupa pirit, Lava bersusunan dasit, kristalnya berbentuk anhedral sampai euhedral, porfirit,
berbutir kasar sampai halus, tersusun oleh plagioklas (An20, 20%) , kuarsa (15 %), biotit (15 %),
mikrolit feldspar dan gelas (35 %), sedikit dan piroksin. Andesitnya berukuran halus sampai
sedang, pejal, porfirit, hipokristalin, tersusun oleh fenokris plagioklas (35 %), piroksin (25 %),
bijih (20 %), sedikit kuarsa dan gelas dengan massa dasar (35 %).
Breksi, berwarna putih kelabu, bersusunan sama dengan lava, komponennya berukuran dari
beberapa cm sampai 5 cm dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut dengan massa
dasar tuf. Di beberapa tempat, batuan ini termineralkan yang tersebar didalam komponen
Batulempung hitam, menyerpih, terdapat secara setempat, berupa selingan dalam tuf breksi.
Batuan ini biasanya mengandung sisipan tipis tuf lapilli bersusunan andesit.
Satuan batuan ini diterobos oleh retas diorite, andesit dan granit kambuno, yang menyebabkan
terjadinya permineralan dari pengubahan (pengersikan dan pengkloritan), terutama pada bidang
kontaknya. Permineralan yang terjadi berupa bijih “massive”, “fragmental”, “Stockwark” dan
“network” dan sisipan urat. Bijih sulfidanya adalah sfalerit, pirit, galena dan kalkopirit,
ditemukan didaerah Sangkaropi, Pompangeo dan Rumanga (semuanya telah diselidiki oleh PT.
Aneka Tambang dan tim dari Direktorat Sumber Daya Mineral dan Energi. Batuan gunungapi ini
Satuan ini tersebar di bagian tengah, utara dan timur Lembar, menindih takselaras Formasi
Toraja dan tertindih selaras oleh Formasi Sekala. Lokasi tipenya terdapat di S. Lamasi antara
Palopo dan Sabbang, Lembar Malili (Simandjuntak, drr, 1982) dibagian tenggara Lembar.
mengandung kaca gunugnapi, feldspar dan kuarsa, memperlihatkan perlapisan sejajar yang
disebabkan oleh perubahan warna atas susunan butiran batuan, batuan berlapis dengan ketebalan
berkisar antara 10-30 cm. Umumnya pejal dan telah mengalami ubahan.
Tuf Kristal, putih, pejal dan padat, berbutir halus terdiri dari Kristal kuarsa dan feldspar yang
berbentuk anhedral dan lempung terdapat sebagai hasil dari mineral ubahan. Tuf Kristal ini
umumnya terdapat berselingan dengan batupasir tufaan dengan tebal lapisannya mencapai 5 m.
Batuan ini terdapat dibagian timur laut Lembar, menyebar kearah timur di Lembar Malili yang
Tmt Batuan Gunungapi Talaya ; breksi lava, breksi tuf, tuf lapilli, bersisipan tuff dan batupasir
Breksi, lava dan breksi tuf, umumnya bersusunan andesit sampai basal, setempat mengandung
leusit, Batuan ini sebagian besar telah terpropilitkan dan termineralkan, sehingga warnanya
kalabu kehijauan sampai hijau, banyak mengandung urat kalsit dan setempat urat kuarsa.
Breksi, berwarna kelabu, komponen berukuran kerikil sampai bongkah, dengan bentuk
menyudut tanggung sampai menyudut, tertanam dalam massa dasar tuf pasiran, mampat, tidak
berlapis.
Lava, berwarna kelabu, terkekarkan dengan struktur kekar tiang, beberapa bersturktur bantal,
pejal. Berdasarkan penelitian petrologi, batuan ini umumnya bersusunan andesit, andesit
piroksin, diabas dan basal, beberapa contoh bersusunan trakit basal, dasit, andesit hornblende,
andesit biotit dan basal leusit. Umumnya terhablurkan penuh, porfirit, berbutir halus sampai
lempung, kuarsa, hornblende, biotit, bijih dan gelas. Piroksin dan Plagioklas, sebagian telah
terubah menjadi kalsit, serisit, dan beberapa epidot. Massa dasarnya terdiri dari mikrolit atau
Kristal renik feldspar dan sedikit piroksen atau hornblende, yang umunya telah terubah menjadi
kalsit dan beberapa karbonat. Beberapa mineral menunjukkan beberapa retak-retak, yang diisi
oleh kuarsa sekunder, Bijih berwarna hitam, berbutir halus (0,4 mm), kedap, andhedral, terdapat
Basal dan breksi basal, umumnya terdiri dari plagioklas,(An3o-Ab7o), klinopiroksin, olivin,
gelas, mineral gelap dan bijih,. Batuan ini menunjukkan tekstur porfirit, dengan fenokris terdiri
dari feldspar dan pirokson, umumnya telah berubah menjadi serisit, klorit dan epidot.
Tuf lapilli, berwarna kelabu kehijauan berkepingan andesit, Andesit, berbutir halus (0,3 mm-1
mm), anhedral euhedral, tersusun dari plagioklas (40%), piroksin (15%), kripto kristalin (20%),
kuarsa (2%), ortoklas (1%), Karbonat (5%), Klorit (8%), dan bijih (1%).
Batupasir Karbonatan, berwarna kelabu tua, berbutir halus-sedang, sebagian konglomeratan yang
banyak mengandung kepingan batulanau sangat keras, berlapis dan menunjukkan struktur silang-
siur.
Batubara dengan tebal lebih dari 2 m ditemukan berselingan dengan batupasir karbonatan.
Batupasir wale sebagai sisipan, berwarna kelabu kehijauan, berlapis baik dengan tebal 0,5-1 m,
berstruktur perlapisan bersusun, setempet “slump” dan konglomeratan. Batuan ini biasanya
Rijang, merupakan sisipan tipis dalam satuan ini, berwarna putih kelabu sampai kelabu
kemerahan.
ganggang, pecahan ekinoid, Lepidocyclina sp, Miogypsina sp, Gypsina sp, yang mungkin
menunjukkan umur Miosen Awal-Miosen Tengah. Berdasarkan umur itu dan kedudukan
stratigrafinya yang menjemari dengan Formasi Sekala, maka dapat disimpulkan bahwa umur
satuan ini berkisar antara Miosen Tengah sampai Pliosen. Lingkungan pengendapan satuan ini
Satuan ini tersebar luas di Lembar Mamuju dan hampir tersingkap disemua tempat. Di bagian
selatan Lembar, menerus ke Lembar Majene, ke utara ke Lembar Pasangkayu dan ke timur ke
Lembar Malili dan sebelah barat Poso. Nama satuan ini diambil dari nama gunung (Bulu)
Talaya, di bagian barat Lembar, tempat ditemukan singkapan yang baik. Tebal satuan ini kurang
lebih 750 m.
Tmb Tuf Beropa ; perselingan tuf dan batupasir tufaan, bersisipan breksi gunungapi dan
batupasir wacke.
Tuf berwarna putih kemerahan sampai kehijauan, berbutir halus-sedang, mengandung biotit,
Batupasir wacke, berwarna kelabu kehijauan, berlapis baik tersusun dari plagioklas, mineral
Breksi gunungapi, berwarna kelabu kekuningan, pejal, sebagian berlapis, komponen berukuran
dari 5 sampai 30 cm dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut. Tersusun oleh
kepingan andesit sampai basal, porfirit, tersusun dari plagioklas, hornblende, piroksin dan gelas
Satuan ini diduga merupakan anggota di bagian bawah dan batuan gunungapi Talaya sehingga
umurnya diduga Miosen Tengah. Tebalnya kurang lebih 500 m. Satuan ini tersingkap ditengah
dan bagian timur Lembar, terutama disekitar desa Belopa, menjemari dengan Batuan Gunungapi
Tma Batuan Gunungapi Adang ; tuf lapilli, breksi bersisipan lava, batupasir dan batulempugn
tufaan.
Tuf lapilli, berwarna putih kehijauan, berbutir kasar, mengandung mineral leusit, berukuran dari
beberapa cm sampai 3 cm, terhablur smepurna, dengan massa dasar tuf halus bersusunan leusit.
Breksi, berwarna kelabu, komponen berukuran kerikil sampai bongkah, terutama tersusun oleh
Basal leusit, berbutir kasar, terhablurkan sempurna, porfirit, tersusun dari mineral leusit (50 %),
piroksin (5 %), gelas dan feldspar (40 %), mineral kedap cahaya (5 %), dan biotit (1 %).
Lava basal leusit, porfirit dengan bentuk mineral subhedral sampai anhedral, terdiri dari leusit
(45 %), kalium feldspar (20 %), piroksin (10 %) dan biotit (8 %). Beberapa contoh batuan
Batupasir dn batulempung tufaan, berwarna kelabu muda, terdapat sebagai sisipan dalam tufa
berlapis cukup baik dengan tebal 1-5 cm agak keras, mengandung mineral leusit berbutir halus
sedang dan batuapung. Setempat satuan ini ditemukan batuan biotit andesit dengan Kristal biotit
berukuran 2 cm.
Satuan ini tersebar luas di bagian barat daya Lembar, yaitu daerah antara Tapalang dan Mamuju,
menjemari dengan Formasi Mamuju dan Anggota Tapalang, dan diduga menjemari pula dengan
batuan (gunungapi Talaya). Berdasarkan kedudukan stratigrafi tersebut, maka umurnya diduga
sama dengan Formasi Mamuju, yaitu Miosen Tengah-Miosen Akhir. Umur ini sama dengan
umur leusit yang ada di Lembar Pangkajene (Silitonga, 1982). Tebal satuan kurang lebih 400 m.
Qbt Tuf Barupu ; tuf, tuf lapilli, tuf hablur, bersusunan dasit dan sedikit breksi lava bersusunan
Tuf, berwarna putih sampai kelabu, agak mampat, sebagian mudah hancur, setempat berlapis
(10-25 cm). Sedangkan tuf hablur, berwarna putih kelabu, berbutir sedang sampai kasar, terdapat
sebagai sisipan tipis dalam tuf. Batuan ini umumnya bersusunan dasit, biotit, sanidin, dan banyak
Breksi lava, berwarna kelabu mampat keras, komponen berukuran kerikil sampai bongkah
Tuf Barupa diduga berumur plistosen dan tebalnya kurang lebih 300 m. Sebarannya terdapat
dibagian tenggara Lembar yaitu di daerah Kawalean, sebelah selatan Bulu Malimongan dan di
Satuan ini menindih takselaras batuan gunungapi Oligosen-Miosen. Penamaan Tuf Barupu
pertama kali diberikan oleh Abendanon (1951), kemudian digunakan pula oleh Reyzer (1920).
Namanya berasal dari Barupu, nama kampung disebelah barat Rantepao yang merupakan tempat
singkapan terbaik.
Batuan Terobosan
utamanya terdiri dari kuarsa, kalium feldspar, plagioklas, hornblende, biotit dan setempat klorit,
apatit dan bijih. Kuarsa dan feldspar umumnya tumbuh bersama (intergrowth), dan setempat
seritisasi dan karbonatisasi. Pada beberapa mineral terlihat retak-retak sebagai akibat pengaruh
Granodiorit, berwarna putih kotor berbintik hitam hingga kelabu kehitaman, berbutir sedang-
kasar, porfiritik dengan fenokris terdiri dari plagioklas, hornblende, kuarsa dan biotit, sedikit
piroksin, bijih, setempat terlihat klorit, apatit, sirkon, epidot, serisit, magnetit dan lempung
Riolit, berwarna putih kelabu, butir halus-sedang dan berbentuk sub-anhedral. Mineral penyusun
utamanya terdiri dari piroksin, biotit dan plagioklas dengan sedikit kuarsa dan feldspar.
Diorit, berwarna kelabu kehitaman sampai kehijauan, umumnya berbutir sedang-halus, terhablur
sempurna setempat mengandung butiran kuarsa hingga terbentuk batuan diorit kuarsa dan
Apatit, umumnya berbentuk retas-retas berwarna kelabu kemerahan, berbutir sangat kasar
dengan mineral feldspar dan kuarsa mencapai ukuran 3 cm. Granit mempunyai penyebaran yang
luas terutama dibagian selatan Lembar, beberapa tempat dibagian timur. Batuan ini ada yang
menamakan Granit Mamasa atau Granit Kambuno di Lembar Malili dan Lembar Poso, Umurnya
Dibeberapa tempat, terutama yang terdapat dibagian selatan Lembar telah mengalami pelapukan
yang cukup kuat, hingga lepas-lepas seperti kuarsa. Penerobosan terhadap Batuan Gunungapi
Lamasi menunjukkan adanya pemineralan bijih sulfida dan membentuk cebakan tembaga, seperti
yang terdapat di Sangkaropi, Penasuang dan Bilolo dibagian utara Tana Toraja.
Batuan Malihan
TRw Batuan Malihan ; sekis mika, genes mika dan sedikit filit serta batusabak.
Sekis mika dan genes mika, berwarna kelabu, umumnya tersusun oleh biotit, muskovit, dan
kuarsa, berbutir sedang sampai kasar. Batuan telah mengalami deformasi dan pada singkapannya
Filit, berwarna kelabu, tersusun dari lempung, karbonat dan kuarsa, beberapa granit dan sedikit
hornblende.
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman dengan susunan hampir sama dengan filit. Satuan ini
diduga berumur lebih tua daripada umur Formasi Latimojong, berdasarkan kenyataan bahwa
batuannya telah mengalami beberapa kali pencenanggaan (deformasi) yang dicirikan oleh adanya
lebih dari dua arah pendaunan, sedangkan Formasi Latimojong kurang menunjukkan arah
pendaunan. Kanyataan ini membuktikan bahwa kompleks Wana terbentuk sebelum Kapur dan
diduga Trias, tetapi sebelum Formasi Latimojong terbentuk. Tebal satuan ini tidak diketahui
Satuan ini dapat disebandingkan dengan sekis glaukofan atau Kompleks Pompangeo
(Simandjuntak, drr, 1991) atau Kompleks Wana (Sukido, drr, 1987, dalam persiapan). Satuan ini
tersingkap di daerah Budong-budong, sudut barat laut Lembar. Singkapan yang cukup luas
terdpat disebelah utara Lembar yaitu di Lembar Pasangkayu. Satuan ini tertindih takselaras oleh
arah umum utara timur laut-selatan barat daya. Beberapa sesar berarah hampir barat daya-timur
dan utara barat laut-selatan tenggara. Struktur lipatan di Lembar ini berkembang cukup baik.
Daerah Lembar termasuk dalam Mandala Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1973),
terutama terdiri dari batuan malihan, batuan sedimen, batuan gunungapi dan batuan terobosan
bersifat granit. Di daerah ini paling sedikit telah terjadi empat kali gejala tektonik di Daerah
Sulawesi barat daya (Leewuen, 1981). Gejala ini mengakibatkan perlipatan, pensesaran dan
Pada Kapur Akhir terbentuk Formasi Latimojong dalam lingkungan laut dalam, terutama
terbentuk di bagian timur dan tengah Lembar. Tektonika selanjutnya terjadi pada Paleosen, yang
mengakibatkan satuan batuan Malihan terlipat dan termalih lagi serta Formasi Latimojong
Pada Kala Eosen sampai Oligosen terjadi genang laut yang membentuk sedimen laut
Formasi Toraja dan Anggota Rantepao. Pada kala Oligosen sampai Miosen Awal terjadi lagi
kegiatan tektonik yang disertai dengan kegiatan gunungapi dalam bentuk busur kepulauan
gunungapi, dan membentuk batuan gunungapi Lamasi, yang dibeberapa tempat terbentuk pula
Pada Kala Miosen Tengah bagian tengah sampai awal Miosen Akhir terjadi lagi kegiatan
tektonik yang disertai dengan kegiatan gunungapi yang menghasilkan batuan Gunungapi Talaya,
Tuf Beropa, dan batuan sedimen Gunungapi Formasi Sekala. Batuan gunungapi Talaya bersusun
andesit-basal yang makin kearah atas susunannya berubah menjadi leusit-basal, sehingga
terbentuk batuan Gunungapi Adang. Di bagian barat, pada waktu yang bersamaan terendapkan
Pada Kala Akhir Miosen Tengah, kegiatan gunungapi tersebut disertai dengan terobosan
batuan granit yang menerobos semua satuan yang lebih tua. Terobosan ini membawa larutan
hidrotermal yang kaya akan bijih sulfida dan membentuk endapan bijih sulfida terutama sulfida
Terobosan ini disertai dengan pengangkatan dan penyesaran, sehingga terbentuk sesar
turun dan sesar naik yang berarah utara timur laut-selatan barat daya. Pengangkatan yang terjadi
dibagian barat Lembar mungkin berlangsung sampai Miosen Akhir yang dilanjutkan dengan
Kegiatan tektonik terakhir mungkin terjadi pada Kala Pliosen, sehingga bagian timur
Pliosen Akhir daerah ini diduga sudah berupa daratan, dan pada Kala Plistosen (?) terjadi
kegiatan gunungapi yang menghasilkan tuf Barupu, pengangkatan daerah ini masih