You are on page 1of 9

PENGARUH USIA, GRAVIDA DAN ANEMIA TERHADAP KEJADIAN HIPEREMESIS

GRAVIDARUM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2017

THE EFFECT OF AGE, GRAVIDA AND ANEMIA ON THE GRAVIDARUM


HYPEREMESIS OCCURANCES IN RSUD RADEN MATTAHER JAMBI IN 2017

*Latifatunnafisah1, Pantun2, Listautin3


1STIKes Prima Jambi Program D IV Kebidanan
2Universitas Batanghari Jambi
3STIKes Prima Jambi D III Kebidanan

*Korespondensi penulis : latifatunnafisah@yahoo.com

ABSTRAK
Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah yang berat sehingga menyebabkan
pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum Ibu menjadi buruk Mual
dan muntah 60-80% sering terjadi pada primigravida. Penyebab hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. Data tabel di bawah ini yang diperoleh dari RSUD Raden
Mattaher Jambi yang berkaitan dengan (Hiperemesis Gravidarum) pada tahun 2015
jumlah ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum di usia 15-24 tahun sebanyak 28
orang, pada usia 25-44 tahun sebanyak 24 orang, pada tahun 2016 ibu yang menderita
Hiperemesis Gravidarum mengalami peningkatan yaitu pada 33 orang ibu pada usia 25-
44 tahun dan usia15-24 tahun sebanyak 35 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan analisis jalur( path analisis)
yang bertujuan untuk melihat pengaruh usia, gravida dan anemia terhadap kejadian
hiperemesis gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017. Penelitian
dilakukan pada tanggal 3, 4 dan 7 Agustus 2017 dengan jumlah sampel 68 responden.
Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar berusia dibawah 20 tahun, mengalami
kehamilan primigravida dan multigravida, mengalami anemia ringan dan mengalamai
hiperemesis gravidarum tingkat II. Dari hasil uji statistik Path analisis bahwa nilai variabel
usia thitung = 5,807 > ttabel = 1,6675, gravida thitung = 6,906 > ttabel = 1,6675 dan anemia thitung
= 5,125 > ttabel = 1,667 berarti Ada pengaruh positif usia, gravida dan anemia terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017.
Menurut peneliti, upaya yang dilakukan untuk menghindari peningkatan terjadinya
hiperemesis gravidarum sebaiknya kehamilan pertama pada usia antara 20 - 35 tahun.
Pemantauan janin biasa dilakukan khususnya dengan pemantauan pertumbuhan dan
pemberian zat besi serta asam folat saat hamil sangat penting untuk mencegah anemia
pada kehamilan.
Kata Kunci : Usia, Gravida, Anemia & Kejadian Hiperemesis Gravidarum

ABSTRACT
Hyperemesis Gravidarum is severe nausea and vomiting cause disturbance to daily work
and the condition of mother becomes bad. 60-80% nausea and vomiting are common in
primigravida. The cause of hyperemesis gravidarum is unclearly known. The following
table data obtained from RSUD Raden Mattaher Jambi associated with (Hyperemesis
Gravidarum) in 2015 the number of mothers suffering from Hyperemesis Gravidarum at
the age of 15-24 years as many as 28 people, at the age of 25-44 years as many as 24
people, in the year 2016 mothers who suffering from Hyperemesis Gravidarum have
increased that is 33 mother at 25-44 years old and 15-24 years old are 35 people (RSUD
Raden Mattaher Jambi, 2017). This research applied a quantitative approach with cross
sectional design. The research design is analytical descriptive with path analysis which
aims to see the effect of age, gravida and anemia on the occurances of hyperemesis
gravidarum at RSUD Raden Mattaher Jambi in 2017. The study was conducted on 3 , 4
and 7 August 2017 with a sample size of 68 respondents.
The results showed that most under 20 years old, having primigravida and multigravida
pregnancies, having mild anemia and experienced grade 2 hyperemesis gravidarum.
From the result of statistic test of Path analysis that value of age variable tcount= 5,807 >
ttable = 1,6675, gravida tcount = 6,906 > ttable = 1,6675 and anemia tcount = 5,125 > ttable =
1,667 means there is positive influence of age, gravida and anemia to occurrence
hyperemesis gravidarum at RSUD Raden Mattaher Jambi in 2017. According to the
researcher, the efforts that can be made to avoid the increase of occurrence of
hyperemesis gravidarum should be in the first pregnancy at age between 20-35 years.
Regular fetal monitoring performed especially with growth monitoring and iron and folic
acid administration during pregnancy is essential to prevent anemia in pregnancy.
Key words : Age, Gravida, Anemia & Genesis Hyperemesis Gravidarum

PENDAHULUAN kanker, ginjal, jantung,


Mortalitas dan morbiditas tuberkulosis ataupenyakit lain
pada wanita hamil dan bersalin yang diderita ibu (Depkes RI,
adalah masalah besar bagi 2014).
wanita di negara-negara Hiperemesis gravidarum
berkembang. Di negara dapat mengakibatkan cadangan
berkembang, sekitar 20%-50% karbohidrat dan lemak habis
kematian usia subur disebabkan terpakai untuk keperluan energi.
hal yang berkaitan dengan Karena oksidasi lemak yang tidak
kehamilan. Menurut data statistik sempurna, terjadilah ketosis
yang di keluarkan World Health dengan tertimbunnya asam
Organization (WHO) tahun 2013 aseton-asetik, asam
sebagai badan Perserikatan hidroksikbutirin dan aseton dalam
Bangsa-Bangsa (PBB) yang darah. Kekurangannya cairan
menangani masalah bidang yang diminum dan kehilangan
kesehatan, tercatat jumlah cairan karena muntah
kejadian hiperemesis gravidarum menyebabkan dehidrasi,
mencapai 12,5% dari jumlah sehingga cairan ekstraseluler dan
keseluruhan kehamilan di dunia plasma berkurang. Selain itu
(Misbah, 2014). dehidrasi menyebabkan
Penyebab terbesar hemokonsentrasi sehingga aliran
kematian ibu selama tahun 2010 darah ke jaringan berkurang.
– 2013, masih tetap sama yaitu Disamping dehidrasi dan
perdarahan (30,3%). Sedangkan terganggunya keseimbangan
partus lama (0,0%) dan abortus elektrolit dapat terjadi robekan
(0,0%) merupakan penyumbang pada selaput lendir esofagus dan
kematian ibu terendah, hipertensi lambung dengan akibat
(27,1%), infeksi (7,3%). perdarahan gastrointestina
Sementara itu penyebab lain-lain (Marmi, 2011).
juga berperan cukup besar dalam Penyebab hiperemesis
menyebabkan kematian ibu gravidarum belum diketahui
(40,8%). Penyebab lain-lain dengan pasti. Tetapi beberapa
tersebut adalah penyebab faktor predisposisi dapat
kematian ibu secara tidak dijabarkan sebagai berikut faktor
langsung, seperti kondisi penyakit
adaptasi & hormonal. Pada si ibu saat mengalami kehamilan
wanita hamil yang kekurangan pertama, Ibu primigravida belum
darah lebih sering terjadi mampu beradaptasi terhadap
hiperemesis gravidarum. Dapat hormon estrogen dan khorionik
dimasukkan dalam ruang lingkup gonadotropin. Peningkatan
faktor adaptasi adalah wanita hormon ini membuat kadar asam
dengan anemia, wanita lambung meningkat, hingga
primigravida dan overdistensi muncul keluhan rasa mual.
Rahim pada wanita hamil kembar
dan hamil mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida METODE PENELITIAN
belum mampu beradaptasi Desain yang digunakan
terhadap hormone estrogen dan dalam penelitian ini adalah
korion gonadotropin, sedangkan penelitian kuantitatif dengan
pada hamil kembar dan mola desain Cross Sectional untuk
hidatidosa, jumlah hormone yang mengetahui Untuk mengetahui
dikeluarkan terlalu tinggi dan pengaruh usia, gravida dan
menyebabkan terjadi hiperemesis anemia terhadap kejadian
gravidarum (Manuaba, 2010). Hiperemesis Gravidarum di
Dampak yang ditimbulkan RSUD Raden Mattaher Jambi
Hiperemesis gravidarum dapat tahun 2017. Penelitian dilakukan
terjadi pada ibu dan janin, seperti pada tanggal 3, 4 dan 7 agustus
ibu akan kekurangan nutrisi dan 2017. Populasi penelitian ini
cairan sehingga keadaan fisik ibu adalah seluruh ibu yang terdata
menjadi lemah dan lelah dapat menderita Hiperemesis
pula mengakibatkan gangguan Gravidarum pada tahun 2016
pneumini aspirasi, robekan sebanyak 68 orang. Pemilihan
mukosa yang menyebabkan sampel dilakukan dengan teknik
peredaran ruptur esofagus, Total sampling. Pengumpulan
kerusakan hepar dan kerusakan data dilakukan dengan
ginjal. Pada bayi, jika menggunakan lembar Chekslist
hiperemesis gravidarum ini terjadi dan dianalisis secara path
awal kehamilan tidak berdampak analisis (Saryono, 2013).
terlalu serius tapi jika sepanjang
kehamilan si ibu menderita
hiperemesis gravidarum maka
dapat menyebabkan BBLR,
IUGR, Prematur hingga terjadi
abortus (Rukiyah, 2010).
Menurut Winkjosastro
(2006) hubungan gravida dengan
kejadian hiperemesis gravidarum
lebih sering dialami oleh
primigravida dari pada
multigravida, hal ini berhubungan
dengan faktor psikologis dan usia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Usia, Gravida, dan Anemia Terhadap Kejadian
Hiperemesis Gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2017

Tabel 1
Distribusi frekuensi responden bedasarkan kejadian hiperemesis
gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017
Usia Jumlah Persentase
Tidak berisiko
30,6
(20-35 tahun) 20
29,4
Berisiko >35 21
tahun
Lebih berisiko
27 39,7
<20tahun
Jumlah 68 100%

Dari hasil penelitian juga bawah 20 tahun disebabkan


diperoleh gambaran bahwa usia karena belum cukupnya
20-35 tahun adalah usia yang kematangan fisik, mental dan
belum mampu menerima fungsi sosial dari calon ibu
kehamilan karena kematangan sehingga dapat menimbulkan
fisik serta organ-organ lainnya kekhawatiran untuk anak yang
tetap saja dapat di pengaruhi dilahirkan nanti. Sedangkan
oleh faktor psikologis. Kehamilan diatas usia 35 tahun di sebabkan
adalah waktu penolakan fisik dan oleh faktor psikologis dan
psikologik yang dahsyat, stress bahkan tidak menginginkan
dapat memperberat mual dan kehamilannya lagi sehingga
muntah yang diinduksi secara merasa tertekan dan timbul stres.
hormonal yang dapat Sehingga upaya yang dilakukan
menyebabkan ganggguan untuk menghindari peningkatan
kehamilan dan pertumbuhan terjadinya hiperemesis
janin. gravidarum sebaiknya kehamilan
Menurut peneliti, Mual dan pertama pada usia antara 20 - 35
muntah terjadi pada usia di tahun.
Tabel 2
Distribusi frekuensi responden Berdasarkan Gravida Terhadap
Kejadian Hiperemesis Gravida

Gravida Jumlah Persentase


Primigravida 24 35,3
(hamil pertama)

Multigravida 28 41,2
(hamil ke2-4)

Grandemultigravida 16 23,5
(hamil >5)
Jumlah 68 100%
Dari hasil penelitian juga dan diperlukan suplementasi
diiperoleh gambaran bahwa vitamin. Suplemen tiamin harus
hiperemesis gravidarum lebih diberikan kepada mereka yang
sering terjadi pada kehamilan mengalami muntah
pertama (primigravida). Sebagian berkepanjangan untuk
dari primigravida belum mampu menghindari kerusakan jaringan
beradaptasi dengan hormon otak. Diperlukan konsultasi ahli
estrogen. Peningkatan hormon ini gizi. Jika wanita merasa tidak
membuat kadar asam lambung sehat, ia cenderung tidak terlalu
meningkat, hingga muncul banyak bergerak. Pemantauan
keluhan rasa mual. Keluhan ini janin biasa dilakukan khususnya
muncul dipagi hari saat perut ibu dengan pemantauan
dalam keadanaan kosong dan pertumbuhan. Berikan dukungan
terjadi peningkatan asam psikologi, hilangkan rasa takut
lambung. karena kehamilan, kurangi
Menurut peneliti pada pekerjaan serta hilangkan
kejadian hiperemesis gravidarum, masalah dan konflik.
suplai nutrisi dapat terganggu
Tabel 3
Distribusi frekuensi responden bedasarkan Anemia Terhadap
Hiperemesis Gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017
Anemia Frekuensi Persentase
Hb > 11 gr% 14 20,6

66,2
Hb 7-10 gr% 45
13,2
Hb <7 gr% 9

Jumlah 60 100%

Berdasarkan table 3 di atas, gravidarum didapatkan hasil


diperoleh gambaran Anemia bahwa 45 responden (66,2%)
Terhadap Hiperemesis mengalami anemia ringan. Ibu
Gravidarum adalah 45 responden yang mengalami hiperemesis
(66,2%) mengalami anemia gravidarum dapat menyebabkan
ringan. cadangan lemak dan karbohidrat
Berdasarkan hasil terpakai untuk keperluan energi.
penelitian gambaran anemia Kekurangan cairan yang diminum
terhadap kejadian hiperemesis dan kehilangan cairan.

Tabel 4
Distribusi frekuensi responden bedasarkan kejadian hiperemesis
gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017

Hiperemesis Gravidarum Jumlah Persentase


Tingkat I 17 25

Tingkat II 47 69,1

Tingkat III 4 5,9

Jumlah 68 100%

Berdasarkan tabel 4 di umur 20 tahun lebih disebabkan


atas, diperoleh gambaran karena belum cukupnya
kejadian hiperemesis kematangan fisik, mental dan
gravidarumm di RSUD Raden fungsi sosial dari calon ibu yang
Mattaher Jambi adalah 47 menimbulkan keraguan jasmani,
responden (69,1%) mengalami cinta kasih serta asuhan bagi
hiperemesis gravidarum tingkat II. anak yang akan dilahirkannya.
Hiperemesis gravidarum dibawah Hal ini mempengaruhi emosi ibu
sehingga terjadi konflik mental terjadi di atas umur 35 tahun juga
yang membuat ibu kurang nafsu tidak lepas dari faktor psikologis
makan. Bila ini terjadi yang disebabkan oleh karena ibu
mengakibatkan iritasi lambung mungkin tidak menginginkanya
yang dapat memberi rangsangan Menurut peneliti, berikan
pada pusat muntah melalui saraf terapi psikologi, hilangkan rasa
otak kesaluran cerna bagian atas takut karena kehamilan, kurangi
dan melalui saraf spinal ke pekerjaan, serta hilangkan
diagfragma dari otot abdomen masalah dan konflik. Berikan
sehingga terjadi muntah. cairan cukup elektrolit & tablet
Hiperemesis gravidarum yang Fe.
tidak langsung terhadap kejadian
Analisis Jalur (Path Analisis) hiperemesis gravidarum di RSUD
Pengaruh usia, gravida dan Raden Mattaher Jambi tahun
anemia secara langsung dan 2017
a)Pengaruh usia (X1) secara langsung yaitu 4,965% dan
langsung dan tidak langsung pengaruh total yaitu 31,585%
terhadap kejadian HEG artinya gravida berkontribusi
positif terhadap kejadian
Pengaruh total langsung dan hiperemesis gravidarum sebesar
tidak langsung 31, 585%.
=19,1844+1,732=20,9164% c)Pengaruh anemia (X3) secara
Dari hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung
langsung usia terhadap kejadian terhadap kejadian HEG
hiperemesis gravidarum yaitu =
19,1844%, Pengaruh tidak Pengaruh total langsung dan
langsung yaitu 1,732 % dan tidak langsung
pengaruh total yaitu 20,9164%
Artinya usia berkontribusi = 14,44% - 1,393% = 13,047%
terhadap kejadian hiperemesis
Dari hasil perhitungan pengaruh
gravidarum meningkat sebesar
langsung anemia terhadap
20,9164%.
kejadian hiperemesis gravidarum
b)Pengaruh gravida (X2) secara di RSUD Raden Mattaher Jambi
langsung dan tidak langsung yaitu 13,047%, Pengaruh tidak
terhadap kejadian HEG langsung yaitu -1,393% dan
pengaruh total yaitu 13,047%.
Pengaruh total langsung dan
tidak langsung d)Pengaruh Usia, Gravida dan
Anemia terhadap Kejadian
= 26,62% + 4,965% = 31,585% Hiperemesis Gravidarum di
RSUD Raden Mattaher Jambi
Dari hasil perhitungan pengaruh tahun 2017
langsung gravida terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum Pengaruh secara langsung dan
yaitu 26,62%, Pengaruh tidak tidak langsung
X1,X2,X3 ke Y Sedangkan 34,4% di pengaruhi
oleh faktor lain
= 20,9164 + 31,585 + 13,047
= 65,5484 = 65,6% DAFTAR PUSTAKA
Jadi Pengaruh Usia, Gravida dan
Anemia terhadap Kejadian Depkes RI 2014. Pusat Data
Hiperemesis Gravidarum di dan Informasi. Jakarta
RSUD Raden Mattaher Jambi selatan.
adalah 65,5484% dibulatkan Manuaba, dkk.2010. Ilmu
menjadi 65,6%. kebidanan penyakit
kandungan dan KB.
Jakarta: EGC
SIMPULAN Misbah, 2014. Hubungan
Paritas Dan Umur Ibu
Berdasarkan hasil dan uraian Dengan Kejadian
dalam pembahasan penelitian Hiperemesis
tentang pengaruh usia, gravida Gravidarum Di RSUD
dan anemia terhadap Adjidarmo
hiperemesis gravidarum di RSUD Rangkasbitung Tahun
Raden Mattaher Jambi tahun 2011. Jurnal
2017, maka dapat ditarik Obstretika Scientia:
beberapa kesimpulan antara lain Jurnal Vol. 02 .Juni
hasil penelitian gambaran Marmi,dkk. 2011. Asuhan
pengaruh usia, gravida dan kebidanan patologi.
anemia terhadap hiperemesis Yogyakarta : Pustaka
gravidarum di RSUD Raden Pelajar
Mattaher Jambi tahun 2017 Saryono, 2013. Metodologi
adalah terdapat 27 orang (39,7%) Penelitian Kualitatif
berusia di bawah 20 tahun, dan Kuantitatif dalam
kehamilan primigravida 24 orang Bidang Kesehatan.
(34,3%) dan kehamilan Nuha Medika,
multigravida (kehamilan 2-4 ) 28 Yogyakarta.
orang (41,2%), 45 responden Rukiyah, 2010. Asuhan
(66,2%) mengalami anemia kebidanan patologi.
ringan, dan 47 responden Jakarta : Pustaka
(69,1%) mengalami hiperemesis
Pelajar Trans Info
gravidarum tingkat II dan usia, Media
gravida serta anemia secara Winkjosastro, 2006. Ilmu
bersama-sama berpengaruh Kebidanan. Edisi
signifikasi terhadap kejadian ketiga, Jakarta : YBP-
hiperemesis gravidarum, dimana SP.
Fhitung 40,667> Ftabel = 3,98.
Pengaruh secara bersama-sama
terhadap kejadian hiperemesis
gravidarum sebesar 65,6 %.

You might also like