Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah yang berat sehingga menyebabkan
pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum Ibu menjadi buruk Mual
dan muntah 60-80% sering terjadi pada primigravida. Penyebab hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. Data tabel di bawah ini yang diperoleh dari RSUD Raden
Mattaher Jambi yang berkaitan dengan (Hiperemesis Gravidarum) pada tahun 2015
jumlah ibu yang menderita Hiperemesis Gravidarum di usia 15-24 tahun sebanyak 28
orang, pada usia 25-44 tahun sebanyak 24 orang, pada tahun 2016 ibu yang menderita
Hiperemesis Gravidarum mengalami peningkatan yaitu pada 33 orang ibu pada usia 25-
44 tahun dan usia15-24 tahun sebanyak 35 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional rancangan
penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan analisis jalur( path analisis)
yang bertujuan untuk melihat pengaruh usia, gravida dan anemia terhadap kejadian
hiperemesis gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017. Penelitian
dilakukan pada tanggal 3, 4 dan 7 Agustus 2017 dengan jumlah sampel 68 responden.
Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar berusia dibawah 20 tahun, mengalami
kehamilan primigravida dan multigravida, mengalami anemia ringan dan mengalamai
hiperemesis gravidarum tingkat II. Dari hasil uji statistik Path analisis bahwa nilai variabel
usia thitung = 5,807 > ttabel = 1,6675, gravida thitung = 6,906 > ttabel = 1,6675 dan anemia thitung
= 5,125 > ttabel = 1,667 berarti Ada pengaruh positif usia, gravida dan anemia terhadap
kejadian hiperemesis gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017.
Menurut peneliti, upaya yang dilakukan untuk menghindari peningkatan terjadinya
hiperemesis gravidarum sebaiknya kehamilan pertama pada usia antara 20 - 35 tahun.
Pemantauan janin biasa dilakukan khususnya dengan pemantauan pertumbuhan dan
pemberian zat besi serta asam folat saat hamil sangat penting untuk mencegah anemia
pada kehamilan.
Kata Kunci : Usia, Gravida, Anemia & Kejadian Hiperemesis Gravidarum
ABSTRACT
Hyperemesis Gravidarum is severe nausea and vomiting cause disturbance to daily work
and the condition of mother becomes bad. 60-80% nausea and vomiting are common in
primigravida. The cause of hyperemesis gravidarum is unclearly known. The following
table data obtained from RSUD Raden Mattaher Jambi associated with (Hyperemesis
Gravidarum) in 2015 the number of mothers suffering from Hyperemesis Gravidarum at
the age of 15-24 years as many as 28 people, at the age of 25-44 years as many as 24
people, in the year 2016 mothers who suffering from Hyperemesis Gravidarum have
increased that is 33 mother at 25-44 years old and 15-24 years old are 35 people (RSUD
Raden Mattaher Jambi, 2017). This research applied a quantitative approach with cross
sectional design. The research design is analytical descriptive with path analysis which
aims to see the effect of age, gravida and anemia on the occurances of hyperemesis
gravidarum at RSUD Raden Mattaher Jambi in 2017. The study was conducted on 3 , 4
and 7 August 2017 with a sample size of 68 respondents.
The results showed that most under 20 years old, having primigravida and multigravida
pregnancies, having mild anemia and experienced grade 2 hyperemesis gravidarum.
From the result of statistic test of Path analysis that value of age variable tcount= 5,807 >
ttable = 1,6675, gravida tcount = 6,906 > ttable = 1,6675 and anemia tcount = 5,125 > ttable =
1,667 means there is positive influence of age, gravida and anemia to occurrence
hyperemesis gravidarum at RSUD Raden Mattaher Jambi in 2017. According to the
researcher, the efforts that can be made to avoid the increase of occurrence of
hyperemesis gravidarum should be in the first pregnancy at age between 20-35 years.
Regular fetal monitoring performed especially with growth monitoring and iron and folic
acid administration during pregnancy is essential to prevent anemia in pregnancy.
Key words : Age, Gravida, Anemia & Genesis Hyperemesis Gravidarum
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden bedasarkan kejadian hiperemesis
gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017
Usia Jumlah Persentase
Tidak berisiko
30,6
(20-35 tahun) 20
29,4
Berisiko >35 21
tahun
Lebih berisiko
27 39,7
<20tahun
Jumlah 68 100%
Multigravida 28 41,2
(hamil ke2-4)
Grandemultigravida 16 23,5
(hamil >5)
Jumlah 68 100%
Dari hasil penelitian juga dan diperlukan suplementasi
diiperoleh gambaran bahwa vitamin. Suplemen tiamin harus
hiperemesis gravidarum lebih diberikan kepada mereka yang
sering terjadi pada kehamilan mengalami muntah
pertama (primigravida). Sebagian berkepanjangan untuk
dari primigravida belum mampu menghindari kerusakan jaringan
beradaptasi dengan hormon otak. Diperlukan konsultasi ahli
estrogen. Peningkatan hormon ini gizi. Jika wanita merasa tidak
membuat kadar asam lambung sehat, ia cenderung tidak terlalu
meningkat, hingga muncul banyak bergerak. Pemantauan
keluhan rasa mual. Keluhan ini janin biasa dilakukan khususnya
muncul dipagi hari saat perut ibu dengan pemantauan
dalam keadanaan kosong dan pertumbuhan. Berikan dukungan
terjadi peningkatan asam psikologi, hilangkan rasa takut
lambung. karena kehamilan, kurangi
Menurut peneliti pada pekerjaan serta hilangkan
kejadian hiperemesis gravidarum, masalah dan konflik.
suplai nutrisi dapat terganggu
Tabel 3
Distribusi frekuensi responden bedasarkan Anemia Terhadap
Hiperemesis Gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017
Anemia Frekuensi Persentase
Hb > 11 gr% 14 20,6
66,2
Hb 7-10 gr% 45
13,2
Hb <7 gr% 9
Jumlah 60 100%
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden bedasarkan kejadian hiperemesis
gravidarum di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2017
Tingkat II 47 69,1
Jumlah 68 100%