Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
struktur dan fungsi normalnya tubuh sehingga tidak dapat bertahan terhadap
umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Kecepatan proses menua setiap
Daya tahan infeksi dan akan banyak menempuh banyak distorsi dan struktural
Masa lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit yang
tertentu akibat organ organ tubuhyang telah aus atau mengalami kemunduran
juga fungsi imun (kekebalan tubuh) yang juga menurun (Azizah, 2011).
Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa akhir, pada umumnya
kemampuan otak dan sistem saraf, yang meliputi: hilangnya sejumlah neuron
yang merupakan unit unit dasar dari sistem saraf, serta kemampuan otak yang
semakin menurun dan melemahnya daya ingat seperti daya ingat (memori),
1
2
saling mempengaruhi secara fisik maupun somatik, yang jelas ialah proses
menua itu merupakan kombinasi dari yang bermacam macam faktor yang
saling berkaitan.
tahun, lanjut usia (elderly) antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old)
antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun.
Di seluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu
dari 10 orang berusia lebih dari 60tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia
Indonesia pada tahum 2006 sebanyak kurang lebih 19 juta , dengan usia
harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak
14,439.967 jiwa (7,18%). Sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar
20 juta jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun
turunkan dari orang tua yang karier pada anaknya. Namun, akhir akhir ini
genetik bukan merupakan penyebab utama pada penyakit asma. Poludi udara
asma 70% diantaranya disebabkan karena perilaku individu dan gaya hidup
yang kurang bersih dan 30% diantaranya adalah karena faktor genetik
(Nilawati, 2013).
penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik
jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan brokhi berespon
berkembang. Asma sering kurang terdiagnosis dan terobati secara dini. Asma
dapat menimbulkan beban besar untuk individu dan keluarga dan mungkin
membatasi aktivitas individu untuk seumur hidup. Asma merupakan salah satu
oleh asma terjadi di negara maju dan berkembang. Kematian akibat asma akan
bahwa 235 juta orang menderita asma pada lansia. Prevalensi asma di
asma maka dapat meningkatkan kualitas hidup penderita asma (WHO, 2011).
Di Indonesia belum didapatkan data yang pasti pasien dengan kontrol asma
mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan
atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala
paling tidak dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor dokter dan
penderita. Dilihat dari peran dokter dalam penelitian Rabe dkk menunjukkan
pasien asma masih sangat rendah, yaitu sebesar 18-26%. Dokter juga terlalu
resep terapi yang tidak adekuat. Sedangkan dilihat dari peran pasien, pasien
5
juga merasa bahwa asma yang dideritanya sudah terkontrol baik. Sebanyak
89% orang tua cukup puas dengan obat yang diterima anaknya meskipun
asmanya masih bergejala dan tidak terkontrol. Selain itu, pasien mengobati
asma bila mempunyai gejala saja tanpa perlu memakai obat pengontrol
(Sundaru, 2009).
Tabel 1.1
Data Penderita Penyakit Asma Bronchial di Rumah Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Kabupaten Garut Periode Maret-Juni 2017
No Nama Penyakit Jumlah Penderita
1 Rhematoid Artritis 24
2 Hipertensi 21
3 Gatal 18
4 Katarak 12
5 Stroke 8
6 Gastritis 6
7 Dermatitis 3
8 Asma Brochial 1
Sumber laporan : Bidang pencatatan dan pelaporan Rumah Perlindungan
Sosial Tresna Werdha Garut,Juni 2017
Berdasarkan tabel di atas dilihat jumlah kesehatan pasien yang di rawat
dengan asma menduduki peringkat kedelapan, disini dalam peranan perawat pada
kesehatan dan perawatan serta para perawat yang bertanggung jawab untuk
mereka terjadap kesehatan dan kesejahteraan orang banyak, karena care dan
lansia sehingga lansia tidak dapat istirahat dengan tenang, dan serangan mendadak
kondisinya, serta pesiapan dalam menjalani ajal. Salah satu cara pengembanganya
6
Berdasarkan hasil data tersebut penulis mengambil kasus pada klien dengan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Bronchial
Asma Bronchial
Askep Bronchial
7
Asma Bronchial
C. Metode Telaahan
1. Wawancara
kasus tersebut.
2. Observ asi
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data yang didapatkan dari data klien dan laporan dari
telah dilakukan dan mempelajari buku buku atau referensi yang berguna
4. Studi Kepustakaan
teori yang didapat dengan fakta yang ada di lahan praktek, diperoleh
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan umum dan
Pada bab ini membahas tentang tinjuan teoritis yang terdiri dari
evaluasi.
membangun.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN