Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Latihan
a. Pengertian Latihan
Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk
digeluti.
Pengertian latihan yang berasal dari kata exercise adalah perangkat utama
dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh
yang berisikan materi teori dan praktik, menggunakan metode, dan aturan,
untuk kinerja yang lebih tinggi yang prosesnya dirancang untuk mengembangkan
Latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematika dalam waktu yang lama,
12
ditingkatkan secara progresif dan individul yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi
fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan
latihan adalah suatu aktivitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam
waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada
ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan
diantaranya yang bersifat faali, biokimia, kejiwaan, sosial, dan juga informasi
yang bersifat metodologis. Walau semua informasi ini berbeda-beda, tetapi datang
dari sumber yang sama yaitu olahragawan dan juga dihasilkan oleh proses yang
perubahan kearah yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik,
13
prinsip latihan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Flapper, Suzane, dan Marina (2006)
dengan judul “Fine Motor Skills And Effect Of Methyl penidate In Children With
keterampilan motorik halus anak baik yang memiliki gangguan ADHD dan DCD
b. Prinsip-Prinsip Latihan
dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
prinsip latihan akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas suatu latihan.
Selain itu, akan dapat menghindarkan olahragawan dari rasa sakit dan timbulnya
cedera selama dalam proses latihan. Selain itu, akan dapat menghindarkan
olahragawan dari rasa sakit atau timbulnya cedera selama dalam proses latihan.
“Dalam satu kali tatap muka seluruh prinsip latihan dapat diterapkan secara
14
bersamaan dan saling mendukung. Apabila ada prinsip latihan yang tidak
diterapkan, maka akan berpengaruh terhadap keadaan fisik dan psikis olahraga.
Menurut Irianto (2009: 19) untuk mencapai tujuan latihan atau fitness
secara optimal, perlu mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam latihan fitness yang
psikologis. Dalam suatu pembinaan olahraga hal yang dilakukan adalah pelatihan
cabang olahraga tersebut. Sebelum memulai suatu pelatihan hal yang harus
latihan adalah yang menjadi landasan atau pedoman suatu latihan agar maksud
dan tujuan latihan tersebut dapat tercapai dan memiliki hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau
dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan
15
memperbaiki kesalahan atlet (rectify the defects of the olayer immediately),
salah satu keterampilan dalam satu waktu (one skill at a time), pengamatan
lebih dekat (close observation).
antara lain:
diinginkan secara efektif dan aman, artinya latihan yang dipilih dapat mencapai
tujuan lebih cepat dan aman, bukan seperti fakta yang ada, yakni program yang
ditawarkan dapat lebih cepat mencapai tujuan tetapi kurang aman atau sebaliknya
aman tetapi tidak efektif/kurang cepat, sehingga yang menjalani akan merasakan
melihat latihannya saja tetapi juga pola hidup atau kebiasaanya, yakni dalam hal
16
pengaturan makan dan istirahatnya. Pengaturan makan dan istirahat akan sangat
Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan
usia dan tingkatan olahragawan. Sebab kesiapan setiap olahragawan akan berbeda
antara yang satu dengan yang lain meskipun di antaranya memiliki usia yang
sama.
betapa pentinggnya berlatih selain karena tuntutan kompetisi yang diikuti atau
yang akan diikuti, dan juga kesadaran tentang kreativitas sehinga dapat
3) Prinsip individual
Antara atlet yang satu dan atlet yang lain memiliki tingkat kemampuan
antaranya adalah faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat dan tidur,
4) Prinsip adaptasi
semata-mata pelatih memberikan latihan yang terlalu keras dan mendadak karena
17
akan menyebabkan over traning pada atlet. Latihan harus bertahap dan terus
ditingkatkan melalui proses latihan agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik pada
Prinsip beban lebih dapat dicapai dengan cara pembebanan berada pada
atau sedikit di atas ambang rangsang atlet agar tercipta super kompensasi bagi
atlet. Pembebanan yang terlalu berat akan mengakibatkan tubuh tidak dapat
beradaptasi dengan baik, dan bila beban terlalu ringan maka tidak akan
Sukadiyanto (2011: 19) berkaitan dengan tiga faktor, yaitu frekuensi, intensitas,
dan volume. Penambahan frekuensi dapat dilakukan dengan cara menambah sesi
Untuk durasi dapat dilakukan dengan cara menambah jumlah jam latihan dalam
satu sesi.
6) Prinsip progresif
dari mudah kesukar, dari sederhana kekompleks, dari umum kekhusus, dari
bagian kekeseluruhan, dari ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas yang
Oleh karena itu pemberian latihan akan berbeda-beda sifatnya antara cabang
olahraga yang satu dan yang lain dengan pertimbangan: (1) spesifikasi kebutuhan
18
energi (2) spesifikasi bentuk dan gerak latihan (3) spesifikasi ciri gerak dan
kelompok otot yang digunakan dan (4) waktu dan periodisasi latihan.
8) Prinsip variasi
Latihan yang baik merupakan latihan yang disusun secara variatif agar
atlet yang dilatih tidak mengalami kejenuhan, kebosanan, dan kelelahan secara
psikologis lainnya. Hal ini bertujuan agar atlet tertarik berlatih sehingga tujuan
proses latihan yang konsisten dalam waktu yang panjang. Pengaruh dari beban
latihan yang diberikan oleh pelatih tidak serta merta dapat diadaptasi mendadak
tapi memerlukan waktu dan dilakukan dalam proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Selain itu untuk dapat meraih prestasi yang optimal diperlukan
latihan gerak yang berulang-ulang dalam proses yang panjang untuk mendapatkan
latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu yang lama, kualitas organ
tubuh akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Hal ini ditandai
penurunan tingkat kebugaran rata-rata 10% setiap minggunya. Selain itu pada
bertahap yang diawali pada proses pengecilan otot (atropi). Untuk itu kemampuan
olahragawan harus terus dipelihara melalui latihan yang konsisten dan kontiniu.
19
c. Tujuan Latihan
Setiap latihan pasti akan terdapat tujuan yang akan dicapai baik oleh atlet
maupun pelatih. Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk membantu
akumulasi hasil latihan fisik maupun psikis. Ditinjau dari aspek kesehatan secara
umum, individu yang berlatih atau berolahraga rutin, yaitu untuk mencapai
bahwa tujuan latihan secara umum adalah membantu para pembina, pelatih, guru
puncak prestasi. Rumusan dan tujuan latihan dapat bersifat untuk latihan dengan
durasi jangka panjang ataupun durasi jangka pendek. Untuk latihan jangka
panjang merupakan sasaran atau tujuan latihan yang akan dicapai dalam waktu
teknik dasar yang dimiliki. Untuk latihan jangka pendek merupakan sasaran atau
tujuan latihan yang dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun. Untuk tujuan
latihan jangka pendek kurang dari satu tahun lebih mengarah pada peningkatan
unsur fisik. Tujuan latihan jangka pendek adalah untuk meningkatkan unsur
Selain latihan memiliki tujuan untuk jangka panjang dan jangka pendek.
Sebuah sesi latihan memiliki sebuah tujuan umum yang mencakup berbagai aspek
20
dalam diri olahragawan. Seorang pelatih dalam membina atlet pasti memiliki
sebuah tujuan yang khusus maupun umum. Dalam latihan terdapat beberapa sesi
latihan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan beberapa aspek. Sesi latihan
psikis bertujuan untuk meningkatkan maturasi emosi (Irianto, 2002: 63). Pendapat
lain dikemukakan Harsono (2015: 39) bahwa tujuan serta sasaran utama dari
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada 4
(empat) aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh
atlet, yaitu; (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan
mental.
(1) meningkatkan kualitas fisik dasar secara umum dan menyeluruh, (2)
mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus, (3) menambah
dan menyempurnakan teknik, (3) mengembangkan dan menyempurnakan
strategi, taktik, dan pola bermain, (4) meningkatkan kualitas dan
kemampuan psikis olahragawan dalam berlatih dan bertanding.
masing unsur dari tujuan latihan secara umum dijelaskan sebagai berikut.
dasar secara umum dan menyeluruh. Kualitas fisik dasar ditentukan oleh tingkat
kebugaran energi dan kebugaran otot. Kebugaran energi meliputi sistem aerobik
dan anerobik baik laktik maupun alaktik. Untuk kebugaran otot adalah keadaan
21
power, kelentukan, keseimbangan, dan koordinasi. Dalam semua cabang olahraga
memiliki kebutuhan kualitas fisik dasar yang sama sehingga harus ditingkatkan
olahraga sasarannya berbeda. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tiap cabang
menyempurnakan teknik yang benar. Teknik yang benar dikuasai dari awal selain
mampu untuk menghemat tenaga juga mampu bekerja lebih lama. Hal tersebut
dan pola bermain. Untuk dapat menyusun strategi diperlukan ketajaman dan
lawan. Untuk dapat menguasai taktik yang baik harus menguasai praktik terkait
pola bermain. Dengan latihan seperti ini atlet akan bertambah variasi pola strategi
dalam bermain.
Selain aspek fisik dalam latihan juga harus melibatkan aspek psikologis
atlet. Aspek psikis merupakan salah satu faktor penopang pencapaian prestasi
22
atlet. Aspek psikis perlu disiapkan sebelum masa kompetisi. Aspek psikis dapat
diberikan bersamaan dengan latihan fisik dan teknik. Aspek psikis memiliki
Bompa & Haff (2009: 4-5) menyatakan bahwa untuk dapat mencapai
tujuan latihan tersebut, ada beberapa aspek latihan yang perlu diperhatikan dan
fisik seorang atlet. Perkembangan kondisi fisik atlet sangat penting, tanpa kondisi
fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti proses latihan dengan maksimal.
komponen tersebut harus dilatih dan dikembangkan oleh seorang atlet sebelum
2) Latihan Teknik
yang dilakukan oleh atlet. Latihan teknik merupakan latihan yang khusus
gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang
23
diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara
sempurna.
3) Latihan Taktik
perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik gerakan yang
telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan diorganisir dalam pola-
menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna. Setiap pola penyerangan dan
pertahanan haruslah dikenal dan dikuasai oleh setiap anggota tim, sehingga
dengan demikian hampir tidak mungkin regu lawan akan mengacaukan regu
4) Latihan Mental
ketiga latihan tersebut di atas, sebab berapa pun tingginya perkembangan fisik,
teknik, dan taktik, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tidak
mungkin akan dicapai. Latihan mental merupakan latihan yang menekankan pada
terutama apabila atlet berada dalam situasi stress. Latihan mental selain berperan
24
d. Volume Latihan
yang terukur dan tercatat, sehingga segala sesuatu yang dilakukan lebih banyak
berbagai komponen kegiatan yang antara lain seperti durasi, jarak, frekuensi,
waktu istirahat dan densitas, oleh karena itu dalam menyusun dan merencanakan
kemajuan yang dicapai atlet secara keseluruhan dan terpantau dengan benar.
Sebagai komponen utama latihan, volume adalah persyaratan yang sangat penting
mendapatkan teknik yang tinggi, taktik dan khususnya pencapaian fisik (Bompa,
2015: 1). Volume adalah ukuran yang menunjukkan kuantitas (jumlah) suatu
yang dipakai selama sesi latihan atau durasi yang melibatkan beberapa bagian
secara integral yang meliputi waktu atau jangka waktu yang dipakai dalam
latihan, jarak atau jumlah tegangan yang dapat ditanggulangi atau diangkat
25
persatuan waktu. Jumlah pengulangan bentuk latihan atau elemen teknik yang
dilakukan dalam waktu tertentu. Jadi perkiraan bahwa volume terdiri atas jumlah
keseluruhan dari kegiatan yang dilakukan dalam latihan, diartikan sebagai jumlah
kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama fase latihan.
dilakukan untuk setiap butir item latihan. Dalam satu seri atau sirkuit biasanya
terdapat beberapa butir atau item latihan yang harus dilakukan dan setiap butirnya
lain; push up 50 kali, sit up 50 kali, back up 50 kali, squat jump 20 kali, squat
trust 20 kali, lompat pagar 15 kali, shuttle run 10 kali. Adapun jumlah kali yang
Set dan repetisi mengandung pengertian yang hampir sama, namun juga
ada perbedaannya. Set adalah jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan
(Sukadiyanto, 2011: 30). Sebagai contoh dalam latihan shuttle run yang terbagi
dalam 4 set dalam setiap 1 set terdiri 10 kali bolak-balik. Sedangkan repetisi
adalah jumlah ulangan yang digunakan untuk menyebutkan beberapa jenis butir
latihan. Repetisi di sini adalah 10 kali ulangan dalam latihan shuttle run terbagi
menjadi 4 set. Jadi set dan repetisi memiliki perbedaan, letak perbedaannya kalau
set dipakai untuk menyebutkan jumlah ulangan pada setiap macam latihan yang
26
1) Set meningkat repetisi tetap
Metode latihan dengan set meningkat repetisi tetap adalah metode latihan
latihan dosisnya tetap sama tetapi jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan
dosisnya meningkat. Sebagai contoh metode latihan dengan set meningkat repetisi
tetap dalam latihan pukulan drive dengan dosis latihan dimulai dengan 5 repetisi 1
set kemudian latihan berikutnya dengan dosis latihan 6 repetisi 1 set dan terus
Metode latihan dengan set tetap repetisi meningkat adalah metode latihan
latihan dosisnya meningkat tetapi jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan
dosisnya tetap sama. Sebagai contoh metode latihan dengan set tetap repetisi
meningkat dalam latihan pukulan drive dengan dosis latihan dimulai dengan 5
repetisi, 2 set kemudian latihan berikutnya 6 repetisi, 2 set dan terus meningkat
perlengkapannya serta bet dan bola sebagai alatnya. Menurut Depdiknas, (2003:
27
3), yang dimaksud dengan tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan
meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola
kecil yang terbuat dari celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau
Menurut Hodges (2007: 25) tenis meja adalah sebuah permainan putaran.
Sedangkan menurut Muhajir (2007: 26), tenis meja merupakan cabang olahraga
yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) oleh dua atau empat pemain.
Menurut Hutasuhud (1988: 4) tenis meja adalah suatu jenis olah raga yang
tenis meja adalah suatu permainan yang dilakukan dalam ruangan dengan
dipukul dengan menggunakan bet diawali dengan pukulan pembuka (servis) harus
bola itu memantul di daerah permainan sendiri. Angka diperoleh apabila lawan
Untuk melakukan olahraga tenis meja ada beberapa alat yang harus
disiapkan, yaitu meja beserta net, bola, dan bet. Adapun penjelasan tentang
1) Meja
a) Meja berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar 152,5
28
b) Jaring (net) termasuk tali pengantungnya dengan panjang 183 cm, dan tinggi
15,25 cm.
2) Bola
Bola tenis meja berbentuk bulat berongga, dengan diameter 40 mm. Berat
bola standar untuk bermain tenis meja adalah 2,7 gr. Bahan bola terbuat dari
29
bahan celluloid ataupun bahan plastik serupa dan berwarna putih atau orange, dan
3) Bet
Ukuran bet tidak ditentukan besar kecilnya, akan tetapi bet harus datar
(flat) dan kaku (rigid). Sisi bet yang digunakan untuk memukul bola harus dilapisi
dengan karet dengan total ketebalan termasuk lem tidak lebih dari 2 mm.
memegan bet (Grip), teknik siap sedia (Stance), keterampilan teknik pukulan
seperti teknik, taktik, latihan, serta konsidi fisik yang prima sangat berperan
Menurut Damiri (1992: 26) pokok-pokok teknik dasar permainan tenis meja dapat
30
dibedakan menjadi empat yaitu; (1) Grip (memegang bet), (2) Stance (Sikap atau
Menurut Indra (Yulianto, 2015) Pemain yang baik dalam permainan tenis
meja adalah pemain yang mengerti dan bisa melakukan teknik permainan tenis
meja itu sendiri. Jadi untuk dapat bermain tenis meja dengan baik harus terlebih
dahulu belajar teknik dasar permainan tersebut. Dalam bermain tenis meja
Forehand, Backhand, drive, Push, Chop, Block, Service, Spin. Pengertian dari tiap
1) Forehand adalah pukulan yang jika posisi bola berada disebelah kanan tubuh.
2) Backhand adalah pukulan yang jika posisi bola berada disebelah kiri badan.
4) Push adalah pukulan backspin pasif yang menjaga bola agar tidak melambung
terlalu tinggi.
8) Spin adalah pukulan bola yang arahnya memutar searah dengan jarum jam.
Menurut Damiri & Kusnaedi (1992: 59-109) dalam bermain tenis meja
terdapat beberapa teknik pukulan, antara lain push, block, chop, service, flat hit,
counter hitting, topspin, drop shot, choped smash, drive, flick. Jenis pukulan tenis
meja yaitu teknik pukulan yang paling dasar di antaranya: push, block, chop,
31
service, flat hit, topspin, drive, loop. Menurut Tomoliyus (2012: 15) keterampilan
pukulan dalam tenis meja, yaitu Servis, drive, topspin, chop, flat, smash, dan flick.
Menurut Hodges (Rista, 2014: 36), ada beberapa teknik dalam permainan tenis
meja yaitu drive, topspin, smash, block, flick, lob, push, chop, servis, flat hit, drop
shot. Dari beberapa teknik tersebut tidak semua siswa menguasai pukulan dengan
garis lengkung seperti yang diungkapkan oleh Tomoliyus (2012), “Supaya bola
berjalan dengan suatu garis lengkung melewati net ke arah lawan, pergelangan
tangan harus membantu menggesek bola ke depan atas arah kanan” Menurut
Simpson (2007: 7) drive stroke (pukulan drive) merupakan teknik pukulan yang
paling mendasar dalam permainan tenis meja. Drive merupakan teknik pukulan
yang menghasilkan sedikit putaran bola ke atas (topspin). Hal ini dikarenakan
teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas
Forehand drive biasanya lebih kuat dari backhand drive karena tubuh
tidak menghalangi saat pemain harus mengayunkan tangan (backswing) dan otot
yang digunakan lebih kuat. Jika forehand drive dilakukan dengan kecepatan
penuh akan terjadi pukulan yang sangat kuat (smash forehand). Backhand drive
32
merupakan pukulan yang digunakan untuk mengembalikan bola dari sisi
backhand atau datangnya bola dari sebelah kiri bagi pemain yang bukan kidal
cepat. Backhand drive dapat digunakan untuk menghadapi backspin, tapi biasanya
Grip atau pegangan merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar
tenis meja. Jika sejak semula cara memegang bet sudah salah, maka kesalahan
yang terjadi biasanya akan sulit diperbaiki dan kemungkinan pemain tersebut akan
Menurut Hodges (2007: 14) ada tiga cara memegang bet dalam bermain bermain
tenis meja yaitu (1) Shakehands grip, (2) Penhold grip dan (3) Seemiller grip.
1) Shakehands grip
grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan
backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk
(a) Bidang bet bersandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk.
(d) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet ke arah pemain.
33
(e) Untuk memperkuat pukulan backhand, putar bagian atas bet menjauh dari
2) Penhold grip
Penhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti
memegang pena. Style ini lebih populer di Asia. grip ini hanya mempergunakan
salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan
tangan pada setiap pukulan khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet
a) Pegang bet mengarah kebawah dengan pegangan mengarah ke atas, pegang bet
tepat pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan
b) Tekuk tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain (penhold grip gaya Cina)
3) Seemiller grip
antara lain memberikan kesempatan pada pemain untuk melakukan blok yang
34
3. Hakikat Forehand
a. Pengertian Forehand
tenis meja. Pukulan forehand merupakan pukulan yang dilakukan di sebelah sisi
kanan pemain dan pada pemain kidal di sebelah sisi kirinya. Pukulan forehand
merupakan jenis pukulan tenis meja yang mempunyai peran penting untuk meraih
kemenangan.
samping itu juga, pukulan forehand lebih kuat jika dibandingkan dengan pukulan
backhand. Hal ini karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan ayunan ke
35
b. Cara Pelaksanaan Forehand
apabila ditinjau dari segi anatomi, fisiologis, mekanika, biomekanika dan mental
Sudjarwo (1993: 40) teknik dalam olahraga tetap menjadi dasar utama dalam
setiap cabang olahraga yang harus dimiliki oleh seorang atlet. Teknik merupakan
maksimal.
behenti di depan dahi. Adapun sikap dan gerakan forehand pandangan tertuju
pada pihak lawan dan bola, tangan bebas untuk keseimbangan dan juga untuk
panggul, sikap kaki sedikit bengkok dan ini berfungsi untuk memudahkan gerakan
dan gerakan dari sikap semula, bet dibawa kedepan atas dan berhenti didepan dahi
sebagai berikut:
36
5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk
melakukan forehand.
Menurut Hodges (2007: 37) tahap akhir dalam forehand stroke sebagai berikut:
(1) bet bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan ke atas, (2) kembali ke posisi siap.
37
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pukulan
yang sangat diandalkan dalam melakukan serangan dan sangat sering digunakan.
4. Hakikat Backhand
a. Pengertian Backhand
dengan menggerakkan bet ke arah kiri siku bagi pemain yang menggunakan
tangan kanan, dan kebalikannya bagi pemain yang menggunakan tangan kiri.
pinggang. Bet dan tangan harus diarahkan ke samping, dengan siku sekitar 90
derajat. Saat melakukan backswing bet harus tegak lurus untuk menghadapi
topspin, sedikit dibuka untuk menghadapi backspin. Jaga agar siku anda tidak
berubah. Mulailah dengan forward swing dengan memutar tangan bagian depan
ke arah depan. Gerakkan siku ke arah depan cukup hanya untuk menjaga bet agar
Saat kontak, sentakan pergelangan tangan ke arah depan dan bet dalam
keadaan tertutup. Bet berputar di sekitar bola untuk menimbulkan topspin. Untuk
38
pukulan yang lebih kuat, pukullah lurus mengarah ke bola dengan sedikit spin,
masukkan bola langsung ke dalam spons atau kayu. Untuk pukulan backhand
yang keras atau untuk menghadapi topspin, bet harus ditutup. Untuk backhand
yang lunak atau untuk menghadapi backspin, bet harus dibuka. Untuk menghadapi
Julurkan tangan anda ke depan dan sedikit ke atas dengan siku yang lurus
ke arah depan agar bet bergerak dalam garis lurus mengikuti gerakan. Pada bagian
akhir gerakan, bet harus mengarah sedikit ke kanan dari arah bola yang akan
memukul bola dengan posisi telapak tangan yang memegang bet/raket menghadap
39
ke depan, pukulan yang dilakukan dengan menggerakkan bet ke arah kiri siku
bagi pemain yang menggunakan tangan kanan, dan kebalikannya bagi pemain
waktu reaksi yang dilakukan oleh seseorang pemain terhadap suatu stimulus.
Kemampuan ini membuat jarak yang lebih pendek untuk memindahkan tubuh.
Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan
sesingkat-singkatnya.
Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting pula
basket, tenis lapangan, lempar cakram, bola voli. Kecepatan tergantung dari
fleksibilitas (Harsono 2015: 216). kecepatan adalah hasil jarak per satuan waktu
(m/dt), misalnya 100 km per jam atau 120 meter per detik.
Menurut Suharno (1993: 31) kecepatan dalam hal ini dapat dibedakan
a. Kecepatan sprint
Kecepatan sprint adalah kemampuan organisme atlet bergerak ke depan
dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya. Contohnya pada pemain sepakbola saat berlari
mengejar bola.
40
b. Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlet untuk menjawab
suatu rangsang secepat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik-
baiknya. Contohnya pada pemain tenis meja saat menerima smash.
c. Kecepatan bergerak
Kecepatan bergerak adalah kemampuan organ atlet untuk bergerak
secepat mungkin dalam satu gerakan yang tidak terputus.
optik, dan rangsangan taktil secara cepat. Rangsangan akustik maksudnya adalah
melalui kulit, misalnya dengan sentuhan pada kulit. Kecepatan reaksi (gerakan)
pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu
minimal.
merupakan sejumlah gerakan per waktu. Reaksi berarti kegiatan (aksi) yang
timbul karena satu perintah atau suatu peristiwa. Dari penjabaran tersebut,
kecepatan reaksi adalah gerakan yang dilakukan tubuh untuk menjawab secepat
mungkin sesaat setelah mendapat suatu respons atau peristiwa dalam satuan
pertandingan.
41
Sukadiyanto (Atmaja dan Tomoliyus, 2015) waktu reaksi merupakan
faktor penentu keberhasilan pada hampir semua cabang olahraga. Tenis meja
merupakan salah satu cabang olahraga permainan. Hal ini sesuai pendapat Irianto,
dkk., (2009: 64) waktu reaksi dan total gerakan harus jadi pertimbangan utama
bagi semua atlet dan khususnya bagi atlet cabang olahraga permainan.
Berdasarkan pendapat tersebut waktu reaksi sangat penting dalam permainan tenis
meja. Waktu reaksi gerak dibutuhkan agar dapat memukul bola agar sampai ke
daerah lawan serta penempatan bola agar tidak selalu keluar tetapi selalu
diarahkan ke suatu tempat di meja dan yang susah dijangkau lawan. Ketepatan
pukulan drive dalam tenis meja sangat penting karena dalam suatu pertandingan,
Sedikit pemain tenis meja yang dapat melakukan akurasi pukulan atau
penempatan bola dalam (rally), sebab tanpa kontrol dan konsisten tidak mungkin
pukulan bisa akurat. Fungsi dari ketepatan pukulan adalah untuk membuat lawan
berlari meraih bola yang jauh dari jangkauan (open the side court), juga
digunakan untuk menyelesaikan suatu (rally) atau yang disebut winning point.
jawaban kinetis, setelah menerima rangsang (Moeloek 1989: 10). Dari analisis
pengamatan bahwa kecepatan reaksi sebagai unsur potensi gerak yang sangat
berperan dalam permainan tenis meja. Permainan tenis meja menuntut irama
sehingga seorang pemain tenis meja harus memiliki kecepatan reaksi tinggi. Bagi
42
terhadap karakteristik permainan tenis meja, penerapan metode latihan harus
tepat.
landasan pada penyusunan kerangka pikir. Adapun hasil penelitian yang relevan
adalah:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhang., et al.(2013) dengan judul “GRF
Of Table Tennis Players When Using Forehand Attack And Loop Drive
Technique” (Journal The 13th ITTF Sports Science Congress May 11-12, 2013,
Paris, France) menunjukkan bahwa GRF (ground reaction force) terbesar dari
teknik serangan di arah vertikal lebih tinggi dari teknik lingkaran drive, dan
GRF terbesar dari teknik serangan ke arah kiri-kanan dan arah depan-belakang
sebagian besar lebih rendah daripada teknik lingkaran drive. GRF dalam dua
macam teknik tenis meja yang direkam dengan dua plat form sistem tenaga
(Kistler 3-D). Panjang setiap plat form kekuatan 0,6 m dan lebar 0,4 m. Jarak
antara dua pusat dari plat form adalah sekitar 0,5 m. Data frekuensi akuisisi
adalah 1000 Hz, dan waktu akuisisi adalah 5 s. Dua plat form kekuatan yang
internal disinkronisasi oleh sistem akuisisi data dari sistem uji dinamometer.
Sistem Plat form kekuatan itu nol dibersihkan, untuk menghilangkan pengaruh
berat yang berbeda atlet 'pada hasil eksperimen, ketika atlet berdiri pada
platform kekuatan dan siap untuk ujian. Subjek diminta untuk menyelesaikan
forehand serangan dan teknik lingkaran forehand secara alami, memukul bola
43
dengan kekuatan terbesar, dan menjaga dua kaki mereka berdiri di tengah
setiap plat form kekuatan. Pengujian dari setiap tindakan tidak berhenti sampai
teknis yang tinggi. Data kualitas untuk satu teknik diakuisisi setidaknya tiga
kali. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 pemain ping-pong yang sangat baik
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lubrica, Q.Y., Florendo, F., Revano, J.E. dan
Drive Using A Low-Cost Motion Capture Software” (Journal The 13th ITTF
Sports Science Congress May 11-12, Paris, France) bahwa hasil dari penelitian
forehand untuk analisis biomekanik dari forehand drive standar (dan studi
dengan biaya minimal dan persiapan dibandingkan dengan mahal dan besar
(meskipun lebih canggih dan kuat) sistem ini. software murah dan sederhana
Learning the Standard Table Tennis” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari standar tenis meja backhand drive. Dua belas siswa dari kelas
44
eksperimental diminta untuk melakukan praktik bayangan dalam kombinasi
dengan praktek multi-bola. Control grup dilakukan satu bola backhand latihan
pada satu hal pada suatu waktu. Setiap subjek diperintahkan untuk memukul
menjadi skor subjek. Pertama, pretest, yang dilakukan setelah diberi petunjuk
tentang cara drive backhand dilakukan. Kedua, posttest dilakukan setelah hari
setelah tiga hari kalender setelah post-test. Ada peningkatan yang signifikan
eksperimental dan grup control. grup eksperimental pergi dari skor rata-rata
67,2 ± 17,8-81 ± 10,37 sementara grup kontrol pergi dari 64,57 ± 20,59-81 ±
tes retensi (83,6 ± 13,01 untuk grup eksperimental dan 78,9 ± 10,88 untuk
tinggi, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor dari Pos ke tes Retensi
kedua kelompok (p> 0,05). Penelitian ini mengungkapkan bahwa kedua grup
45
C. Kerangka Pikir
kegiatan yang antara lain seperti durasi, jarak, frekuensi, jumlah, ulangan,
densitas, karena itu dalam menyusun dan merencanakan proses latihan seseorang
set tetap
repetisi
meningkat
Kecepatan Ketepatan pukulan
Latihan Drill
reaksi forehand dan
set meningkat backhand drive
repetisi tetap
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan drill set tetap repetisi
meningkat dan set meningkat repetisi tetap terhadap ketepatan pukulan drive
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan kecepatan reaksi tinggi dan rendah
terhadap ketepatan pukulan drive (forehand dan backhand drive) bagi atlet
tenis meja.
46
3. Terdapat interaksi yang signifikan antara metode latihan dan kecepatan reaksi
47