Professional Documents
Culture Documents
Dari Sebuah Catatan Untuk Berbagi Dan Mencoba Dalam Mengetahui Suatu Arti, Pendidikan,
Teknologi Dan Lain-Lainnya
Home
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
A. KONSEP DASAR
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau
kelopok transaksi yang krang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo
akun atau kelompok transaksi tersebut. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat
dirancang untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji material atau
membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu.
Ada dua pendekatan sampling yang adapt digunakan auditor, yaitu sampling PPS (probability-
proportional-to size) dan sampling variabel klasik (classical variables sampling. Perbedaan utama
antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PPS didasarkan pada teori sampling
atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap
pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan.
Sampling PPS adalah pendekatan yang meggunakan teori sampling atribut untuk membuat
kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan dalam tingkat penyimpanan. Bentuk sampling ini dapat
digunakan dalam pengujian substantif atas transaksi dan saldo akun. Tujuan utama atas sampling ini
adalah untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi atau saldo.
1. Rencana Sampling
Tujuan rencana sampling PPS adalah untuk memperoleh bukit bahwa saldo akun yang dicatat tidak
salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu yang mempengaruhi bukti sampel yang
dipakai tergantung pada prosedur audit yang dipakai untuk item sampel tersebut.
Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor
harus memutuskan apakah sleuruh item tersebut akan diikutkan. Sebagai contoh, empat populasi
adalah masuk akal apabila populasi itu didasarkan pada saldo akun dalam buku besar piutang usaha
yaitu, seluruh saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol. Unit sampling adalah dollar itu sendiri,
dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dengan jumlah total dollar pada populasi tersebut.
Setiap dollar dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Dalam fase perencanaan, audtor memaai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai
audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku
dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan
salah saji dalam populasi.
Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah saji (upper
misstatement limit / UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat
ditoleransi dalam perancangan sampel. Jika UML lebih kecil dari atau sama dengan salah saji yang
dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat
melebihi TM pada resiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut :
UML = PM + ASR
ASR = BP + IA
BP : ketepatan dasar
Hasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji dalam populasi. Jika tidak ada salah
sajiyang ditemukan dalam sampel, faktor PM dalam rumus di atas adalah nol. Jika salah saji
ditemukan dalam sampel, auditor harus menghitung total salah saji yang diproyeksikan dalam
populasi dan cadangan resiko sampling untuk menentukan batas atas salah saji.
2. Keuntungan dan Kekurangan Sampling PPS
a. Keuntungan :
Lebih mudah digunakan karena auditor adapt mengitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil
sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel.
Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada
nilai audit.
Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya
dipilih dalam proporsi pada nilai dollarnya.
Pemilihan sampel menunjukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya
melebihi pisah batas atas moneter.
Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran
sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasil.
Sampel PPS lebih mudah dirancang dan peilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi
yang lengkap.
b. Kekurangan :
Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau
lebih besar dari nilai buku. Ketika kurang saji atau nilai audit kurang dari nol diantisipasi,
pertimbangan perancangan khusus diperlukan.
Jika kekuragan sajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlikan
pertimbangan khusus.
Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus.
Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel.
Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga
meningkat. Dengan demikian, adapt terjadi ukuran sampel yang lebih besar daripada sampling
variabel kalsik.
Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi
berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat
bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan krang saji atau lebih saji dari
saldo akun dan keadaan lain ketisampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.
Sampling estimasi MPU mencakup penentuan niali audit untuks setiap item dalam sampel. Rata-rata
nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan
pada estimasi total nilai populasi. Cadangan resiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga
dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.
Tujuan rencana MPU adalah untuk memperoleh bukti bahwa catatan saldo akun tidak salah saji
secara material atau mengembangkan estimasi independen tentang jumlah ketika tidak ada catatan
nilai buku yang tersedia.
b. Diferensiasi (difference)
Dalam teknik ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut
dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi
nilai total populasi dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko
sampling yang dicapai. Metode ini hanya adapt digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo
yang dicatat tidak salah saji secara material.
c. Rasio
Dalam teknik ini, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel.
Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item
sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai
populasi total. Cadangan resiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit
dan nilai buku untuk item sampel secara individual.
Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Rerata
dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam popualsi
sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.
Tujuan suatu rencana sampling MPU bisa untuk (1) mendapatkan bukti bahwa saldo rekening
menurut catatan adalah tidak salah saji secara material, (2) mengembangkan suatu estimasi
independen tentang suatu jumlah, apabila tidak tersedia buku berdasarkan catatan.
b. Menetapkan Populasi dan Unit Sampling
Dalam menetapkan populasi, auditor harus mempertimbangkan sifat item-item yang ada dalam
populasi dan apakah seluruh item memenuhi ketentuan untuk dipilih dalam sampel tersebut. Namn
demikian, tidak perlu memverifikasi bahwa nilai buku item individual sama dengan nilai buku
populasi tersebut karena total nilai buku secara individual bukan merupakan variabel dalam
perhitungan MPU. Unit sampling harus disesuaikan dengan tujuan audit dan prosedur audit yang
dilakukan.
1) Ukuran Populasi
Sangatlah penting memiliki pengetahuan yang tetap atas jumlah unit-unit dalam populasi karena
faktor ini masuk dalam perhitungan ukuran sampel dalam hasil sampel. Ukuran populasi secara
langsung mempengaruhi ukuran sampel, semakin besar populasi maka semakin besar ukuran
sampel.
Dalam estimasi MPU, ukuran sampel diperlukan untuk mencapai tujuan statistik yang ditetapkan
yang dikaitkan secara langsung dengan variabilitas nilai-nilai pada item populasi. Ukuran variabilitas
yang digunakan adalah penyimpangan standar. Oleh karena nilai audit tidak ditemukan untuk setiap
populasi, maka penyimpangan standar standar nilai audit untuk item-item dalam sampel dapat
digunakan sebagai pangan standar sampel tidak diketahui sebelum sampel dipilih, maka hal ini juga
harus diestimasi.
Ada tiga cara pengestimasian faktor ini. Pertama, dalam perikatan berulang pentimpangan satndar
yang ditemukan dalam audit terdahulu dapat digunakan untuk mengestimasi penyimpangan standar
tahun berjalan. Kedua, penyimpangan standar dapat dietimasikan dari nilai buku yang tersedia.
Ketiga, auditor dapat mengambil prasampel kecil yang terdiri dari 30 sampai 50 item dan
mendasarkan estimasi tersebut populasi tahun berjalan dari nilai audit item-item sampel ini.
Berbeda dengan sampling PPS, auditor harus mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan dalam
sampling MPU, demikian juga halnya dengan risiko penerimaan. Risiko kesalahan penolakan
mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Jika auditor menetapkan risiko kesalahan
penolakan yang sangat rendah, maka ukuran dan biaya perlakuan sampel awal akan lebih besar.
Faktor yang dipertimbangkan dalam menetapkan risiko ini sama dengan sampling PPS. Risiko kesalah
penerimaan sakah saji saldo secara material biasanya ditetapkan dalam kisaran 5 % sampai 30 %,
bergantung pada penilaian tingkat risiko pengendalian auditor dan hasil pengujian substantif lainnya.
Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel, yaitu, semakin
rendah risiko yang ditetapkan, semakin besar ukuran sampel.
Cadangan risiko sampling yang direncakan kadang-kadang disebut sebagai “ketepatan yang
diinginkan”, ditentukan sebagai berikut
A = R x TM
Dimana:
R= rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat ditoleransi
Pengaruh dari perubahan nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel, sementara faktor lain konstan,
diringkas sebagai berikut:
Meskipun dua faktor terakhir dalam daftar diatas tidak tampak dalam rumus ukuran sampel, namun
kedua faktor tersebut mempengaruhi ukuran sampel, yang ditunjukkan dengan pengaruhnya
terhadap perhitungan cadangan risiko sampling yang direncanakan.
Metode pemilihan nomor acak yag sederhana lainnya atau metode pemilihan sistematis.
Fase pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahap-tahap berikut:
Melakukan prosedur audit yang tepat untuk menentukan nilai audit setiap item sampel
Ini merupakan langkah terakhir dalam rencana sampling, dimana auditor melakukan perhitungan
kuantitatif dan kualitatif pada hasil-hasil sampel dan kemudian membuat kesimpulan menyeluruh.
3. Estimasi Diferensiasi
Dalam samplinh estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit
item tersebut dikurangi nilai bukunya. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan teknik ini:
Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secara
individual
Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan.
Oleh karena nilai buku harus diketahui dalam estimasi diferensiasi, metode ini hanya dapat
digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salahs aji secara material.
Pertimbangan lain yang relevan dengan tahap-tahap ini adalah sama dengan sampling MPU.
dj (perbedaan antara nilai audit dan nilai buku pada item sampel individual) unutk Xj.
d (rata-rata perbedaan antara nialai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk x
Metode pemilihan dalam tahap ini sama, baik dalam estimasi MPU maupun estimasi diferensiasi.
Tahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item
sampel. Dengan demikian, hal ini sama dengan pada sampling MPU. Namun demikian, untuk
selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut:
Menghitung perbedaan untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit item-item tersebut
dikurangi nilai bukunya. Perbedaannya mungkin positif (nilai audit melebihi nilai buku), negatif (nilai
audit lebih kecil dari nilai buku), atau no (nilai audit sama dengan niali buku)
Membagi jumlah perbedaan tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk memperoleh rata-
rata perbedaan
Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total dalam
populasi tersebut pertama-tama dilakaukan sebagai berikut:
D=N x d
Langkah kedua dalam penilaian kuantitatif adalah mengitung cadangan risiko sampling yang dicapai.
Dalam melakukan perhitungan ini, diperlukan substitusi penyimpangan standar perbedaa-perbedaan
sampel untuk penyimpangan standar nilai audit sampel.
Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung kisaran estimasi nilai populasi total
dan menentukan apakah nilai bukunya anjlok dalam kisaran tersebut.
4. Estimasi Rasio
Setelah dilakukan audit untuk item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk:
Hitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur-unsur sampel (R).
Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur.
Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur-unsur sampel (Srj).
Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:
Rumus untuk menentukan cadangan untuk risiko sampling dicapai sama dengan rumus pada
estimasi selisih, kecuali standar deviasi selisih diganti dengan standar deviasi untuk rasio individual
dalam sampel. Tahap akhir adalah melakukan penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap
hasil sampel sebagai dilakukan dalam estimasi MPU dan estimasi selisih.
a. Keuntungan :
Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khusus.
Jika ada perbedaan besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhi hanya
dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPS.
b. Kekurangan :
Lebih rumit dibandingkan dengan PPS. Auditor perlu bantuan program computer untuk merancang
sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel.
Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar
karakteristik yang dikehendaki dalam populasi.
Perbedaan utama antara sampling non statistik dan statistik terletak dalam tahap-tahap penentuan
ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami lebih objektif atau
lebih teliti dalam sampling statistik, serta lebih subjektif dan mendasarkan pada pertimbangan dalam
sampel-sampel non statistik.
Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh
sampel-sampel yang efisisen dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel statistik yang secara
eksplisit menspesifikasikan faktor-faktor penting dan menghubungkannya ke model matematika.
Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan hubungan berikut :
Dala sampling non statistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus memproyeksikan salah
saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya dan mempertimbangkan resiko sampling ketika
mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang dipakai dalam memproyeksian salah saji dalam
sampling non statistik adalah :
Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel
dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut.
Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah (atau
mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi.
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Atau sobat juga bisa follow KUMPULAN ARTIKEL dengan mengklik tombol di bawah ini:
Bottom of Form
Belum ada tanggapan untuk "Pengambilan Sampel Audit Dalam Uji Substantif "
Posting Lama
Beranda
Profil
ericson damanik
Lihat profil lengkapku
Histats
Arsip Blog
► 2016 (306)
▼ 2015 (587)
► Desember (22)
► November (215)
► Agustus (21)
▼ Mei (134)
► April (135)
► Maret (33)
► Januari (27)
► 2014 (85)
Popular Posts
Pengertian Dan Macam-Macam Pasar Faktor Produksi Sampai sejauh ini kita telah mempelajari
bahwa untuk menghasilkan barang/jasa, produsen ...
Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara a. Pengertian Hak & Kewajiban Hak adalah segala
sesuatu yang harus di dapatkan oleh...
Pengertian Kualitas, Apa itu Kualitas Menurut Para Ahli Robert C, Stampel, Pimpinan General Motors
Corporation, dalam Loh (2001:33) menya...
Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil,
atau sesuatu yang dilakukan berhas...
Model Dan Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Penjualan Menurut Para Ahli Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang
sangat penting dan menentukan bagi perusahaan...
Pengertian Manusia Secara Umum Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa
Anglo-Saxon), mann). Arti dasar dari kata ...
Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. ...
Pengertian, Sumber dan Jenis Modal Menurut Para Ahli A Pengertian Modal Inti dasar dari suatu
perusahaan dapat menjalankan kegiatan usa...
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial Dan Budaya Perubahan sosial dan
budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-...