You are on page 1of 6

BAB VIII

Pengolahan Thermal

8.1 Pengolahan Thermal


Alternatif pengolahan thermal adalah salah satu opsi dalam mengolah sampah. Pengolahan
thermal adalah pengolahan yang menggunakan temperatur tinggi untuk mengurangi volume sampah.
Pengolahan thermal dapat berupa insenerasi, pirolisis, gasifikasi, dll.
Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan
pembakaran bahan organik. Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas
ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik.
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, di
mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Selama
proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (memerlukan panas dari luar selama
proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi ialah udara dan uap.
Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk
gas yang dapat dikondensasikan), dan gas permanen. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan
menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi di sisi lain proses operasi menjadi
lebih sederhana.
Pirolisis adalah proses dekomposisi termal material organik tanpa kehadiran oksigen. Pirolisis
sejatinya adalah salah satu sub-proses dari gasifikasi secara keseluruhan. Sama seperti gasifikasi,
pirolisis tidak menghasilkan energi secara langsung, tetapi menghasilkan gas maupun padatan yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas tersebut adalah H 2 atau CH4 sedang padatannya adalah
arang dengan kandungan fixed carbon yang cukup tinggi sehingga lebih baik untuk digunakan sebagai
bahan bakar. Pada umumnya, proses pirolisis menggunakan pasir sebagai “teman” bahan bakar
(sampah) yang dibakar. Berikut perbedaan ketiga proses thermal yang dapat dilakukan untuk alternatif
pengolahan sampah.
Tabel 8.1 Perbedaan proses pengolahan secara thermal
Perbedaan Gasifikasi Pirolisis Insinerasi

Meningkatkan nilai - Mengkonversi materi

Membangkitkan tambah dan padat menjadi gas

panas atau kegunaan dari buang, abu, dan


Tujuan mendestruksi sampah atau debu.

sampah material yang - Mereduksi massa dan

bernilai rendah volume buangan,


membunuh bakteri
Perbedaan Gasifikasi Pirolisis Insinerasi
dan virus, mereduksi
materi kimia toksik.

Pembakaran
Pembakaran pada
sempurna dengan
Jenis Proses temperatur yang sangat
menggunakan udara
tinggi
berlebih (oksigen)

Komposisi Gas CO, CO2, NOx,


CO2, H2O, SO2, H2, CO, H2S, NH3,
Kotor Sebelum SOx,Dioxin, dan
NOx, dan partikulat dan partikulat
dibersihkan partikulat

Komposisi Gas
CO2 dan H2O H2 dan CO CO2 dan H2O
Bersih

Abu (bottom ash) dan


Produk Padatan Abu Arang atau kerak
debu (fly ash)

Temperatur (0C) 800 - 1000 700 – 1500 >800

Pada perencanaan ini hanya dilakukan perhitungan nilai kalori dari sampah residu yang dibuang ke
TPA dan efisiensi pembakaran menggunakan Insenerator.

8.2 Energy Content


Energy content digunakan untuk memprediksi kelayakan proses insenerasi sebagai pengolahan
sampah kota Blitar. Dengan diketahuinya energy content maka dapat ditentukan apah sampah kota Blitar
dapat diinsenerasi atau tidak. Umumnya sampah kota dapat diinsenerasi bila memiliki nilai kalori > 6700
kJ/Kg
Perhitungan energy content juga dapat dihitung menggunakan total energy content pada setiap
komposisi sampah. Dengan perhitungan energy content komposisi sebagai berikut:
- Energy content sampah plastik = Komposisi Berat (%) x Energi content plastic (Btu/lb)
= 8,38% x 15.000 = 1257 Btu/lb
Selanjutnya hitung semua energy content semua komposisi dan jumlah masing masing energy
yang didapatkan. Dari perhitungan didapatkan total energy content sebesar 3850,47 Btu/lb. Sehingga
apa bila dicari besar energy dalam Kj/kg
Total Energi (Btu/lb) = 3850,47 Btu/lb
Total Energi (Kj/Kg) = 3850,47 Btu/lb x 2,326 = 8966,19 Kj/kg
Tabel 8.2 Energy Content Sampah Kota Blitar

Total
Komposisi Energy
Komponen sampah energy
Berat(%) (btu/lb)
(Btu)
Organik
Sampah Mudah Terurai 70.08% 2,500 1,752
Kertas 5.09% 7,500 382
Plastik 8.38% 15,000 1,257
Tekstil 2.41% 7,500 180
Karet & Kulit 1.02% 11,000 112
Kayu 2.04% 8,000 163
Total Organik 0.89 3,846
Anorganik
Kaca 2.94% 60 2
Logam 0.85% 300 3
B3 2.88% 0 0
Lain-lain 4.32% 0 0
Total Anorganik 0.11 4
Jumlah 1.00 3,851
3,850.47 btu/lb
Energy Content
8,956.19 kJ/kg
Sumber : Perhitungan

8.3 Efesiensi Pembakaran


Efesiensi pembakaran ditentukan berdasarkan struktur kimia dry basis sampah. Dimana sampah
mudah terurai, karet, kayu, kertas, plastic, tekstil dapat terbakar 5-10%, sedangkan sampah inert seperti
logam, kaca, residu, dan B3 100% tidak bisa terbakar.
Kriteria menghitung efesiensi pembakaran antara lain:
- Diasumsikan residu mengandung 5% C
- Temperatur udara = 25˚C = 298 ˚K
- Suhu residu sisa pembakaran = 550˚C = 823 ˚K
- Nilai Kalor spesifik = 1050 J/kg ˚K = 0,251 kkal/ kg ˚K
- Nilai kalor laten air = 578 kkal/kg
- Kehilangan kalor akibat radiasi = 0,005
- Total Massa = 100kg

Perhitungan efesiensi pembakaran


a) Menentukan persen massa sampah berdasarkan komposisi kimia yang telah dihitung
- Σ massa dry basis karbon + hydrogen + oksigen+ nitrogen + sulfur + air + inert (abu) = 88.86 kg
- Persen massa karbon = 20.89/88.86 x 100% = 23,51 %
- Dst
Sehingga didapatkan persen massa sampah seperti pada tabel 8.3
Tabel 8.3 Persen massa dry basis sampah

Massa (Kg)
Komponen dry basis* (dihitung di Persen
ultimate analysis)
Karbon 20.89 23.51%
Hidrogen 2.68 3.02%
Oksigen 13.37 15.05%
Nitrogen 0.71 0.79%
Sulfur 0.11 0.12%
Air 50.99 57.39%
Inert 0.11 0.12%
Total 88.86 100.00%
Sumber: Hasil Perhitungan

b) Menghitung C residu sampah


- Massa Inert = 0.11 kg
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑖𝑛𝑒𝑟𝑡 0.11
- Total Residu = = 5 = 0.111
1−𝛴 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝐶 1−( )
100

- C residu = Total Residu – Massa Inert = 0,111-0,11 = 0,01

c) Menghitung Ketersediaan Hidrogen untuk membentuk H2O


- %H = % H sampah – 1/8 x % O
1
= 3.02 % – x 15.05% = 1.14%
8

= 1.14% x 88,86 kg = 1.01 kg


- % H pada air = % H sampah – % H = 3.02 % - 1.14% = 1.88%
= 3.02 % - 1.14% = 1.88% x 88.6 kg = 1.67 kg
- Air = Massa O + Massa H pada air = 13.37 kg + 1.67 kg = 15.05 kg

d) Menghitung Air yang terbentuk


18 18
- H2O = x%H= x 1.01 kg = 9.09 kg
2 2

e) Kesetimbangan kalor
- Nilai Kalor bruto = massa x nilai energy content
= 100 x 8956,19 kj/kg x 0.4 kj/kkal = 223904,75 kkal ….. (1)
- Kehilangan kalor = C residu x 78000 kkal/kg
(karena karbon inert) = 0.01 kg x 78000 kkal/kg = 434.68 kkal.….. (2)
- Kehilangan kalor = 0.005 x nilai kalor bruto
(karena radiasi) = 0.005 kg x 223904,75 kkal = 1119,52 kkal.….. (3)
- Kehilangan kalor = 578 kkal/kg x massa air sampah
(karena H kadar air sampah ) = 578 kkal/kg x 50,99 kg = 29472,5 kkal.….. (4)
- Kehilangan kalor = 578 kkal/kg x air
(karena H pada kimia sampah ) = 578 kkal/kg x 15,05kg = 8696,45 kkal.….. (5)
- Kehilangan kalor = 578 kkal/kg x air yang terbentuk
(karena terbentuknya H2O di = 578 kkal/kg x 9.09 kg = 5256,80 kkal.….. (6)
pembakaran)
- Nilai Kalor residu = 0,251 kkal/ kg ˚K x residu x (suhu residu – suhu udara)
= 0,251 kkal/ kg ˚K x 0,111 kg x (823 -298) ˚K
= 14,68 kkal….. (7)

- Kehilangan kalor = (1) + (2) + (3) + (4) +(5) + (6) + (7)


= 44994.66 kkal
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜−𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟
- Efisiensi pembakaran = x 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜
223904,75 kkal −44994.66 kkal
= x 100% = 79,90%
223904,75 kkal

You might also like