Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hipoventilasi“.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak
demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dengan pemberian O2, hipoksia berkurang (p02 naik) tetapi pCO2 tetap atau naik. Pada
hipoventilasi ringan. pemberian O2 bermanfaat. Sedangkan pada hipoventilasi berat jusrtu
mengakibatkan paradoxical apnea, sehingga penderita jadi apnea setelah diberi oksigen.
Penurunan PCO2 atau konsentrasi ion H+ akan meningkatkan pH. Sebagai akibatnya,
terjadi penekanan pusat pernapasan di medula dan pernapasan menjadi lebih dangkal dan
lambat. Kesetimbangan persamaan akan terdorong ke kanan dan menyebabkan akumulasi
karbon dioksida sehingga mengembalikan nilai normal.
2.6 WOC Hipoventilasi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen
tubuh atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar
menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi.
Atelektasis merupakan kolaps alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dalam pernapasan. Karena alveoli kolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit
dan menyebabkan hipoventilasi.
Pada klien yang menderita penyakit obstruksi paru, pemberian oksigen yang berlebihan
dapat mengakibatkan hipoventilasi. Klien ini beradaptasi terhadap kadar karbon dioksida
yang tinggi dan kemoreseptor yang peka pada karbondioksida pada hakikatnya tidak
berfungsi. Klien ini terstimulus untuk bernapas jika PaO2 menurun. Apabila jumlah oksigen
yang diberikan berlebihan, maka kebutuhan oksigen dipenuhi dan stimulus untuk bernapas
negative. Konsentrasi oksigen yang tinggi (misalnya lebih besar dari 24% sampai 28%[1
sampai 3 liter]) mencegah penurunan PaO2 dan menghilangkan stimulus untuk bernapas,
sehingga terjadi hipoventilasi. Retensi CO2 yang berlebihan menyebabkan henti napas.
3.2 Saran
Bahar, Asril. 1990. Tuberkulosis Paru. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Editor: Soeparman,
dkk. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Kathleen Blais, Judith Wilkinson. 1995. Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process and Practice 4th Edition. Canada: Addison-Wesley Publishing
Company.
Taylor C., Lilis C., Le Mone P. 1997. Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Nursing
Care. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.