You are on page 1of 46

A.

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 51 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
f. Agama : Islam
g. Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
h. Alamat : Ds. Palingkau Kapuas murung
i. Ruangan di rawat : Stroke Center Bed 3
j. Tanggal Masuk RS : Rabu, 08 November 2017
k. Tanggal pengkajian : Senin, 12 November 2017
l. No Register : 1-36-97-XX
m. Diagnosa Medis : Stroke Infark embolik + pnemonia
n. Dokter yang merawat : dr. A

2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran, tubuh pasien teraba panas dan
sesak saat bernafas.

b. Riwayat penyakit sekarang


Anak pasien mengatakan pada malam sabtu tanggal 04 november 2017
mengatakan pasien mengeluh kepanasan seluruh badan, kepala pusing dan
tidur gelisah, kemudian pada hari minggu tanggal 05 november 2017 saat
pasien hendak melepaskan baju tiba-tiba badan terasa lemah sebelah kanan
dan hampir terjatuh, kepala pusing berputar-putar, mulut pelo dan tidak
bisa bicara. 1 jam kemudian pasien di bawa menuju RSUD kuala kapuas
dan disana di lakukan penanganan utama, kemudia RSUD merujuk ke RS
Sari mulya karena keterbatasan alat penunjang untuk pemeriksaan, di RS
Sari Mulya pasien masuk ruang ICU, pada tanggal 08 november 2017
pasien di rujuk ke RSUD ulin Banjarmasin melalui IGD karena keluarga
ingin menggunakan BPJS untuk biaya perawatan pasien, dan saat ini
pasien di rawat di ruangan Stroke Center.pada hari senin, 12 November
2017 di lakukan pengkajian oleh mahasiswa dengan hasil pengkajian
“pasien masih mengalami penurunan kesadaran, suhu badan panas dan
tampak sesak.” TTV : TD : 130/80 mmhg,P : 96 x/menit, R : 32 x /menit, T
: 39,20C. GCS : E4V1M1, Kesadaran : Stupor. Terpasang masker non
rebreating 10 lpm. SPO2 : 98 %.
c. Riwayat penyakit dahulu
Anak pasien mengatakan pasien memiliki riwayat darah tinggi
(hipertensi) dan jantung baru tahu saat pasien di periksa di RS Sari Mulya.
Pasien menderita hipertensi sudah lama dan jika tekanan darah tinggi
pasien meminum obat captoril untuk mengurangi tekanan darah dan
mengkonsumsi sayur timun dan pasien tidak ada alergi dengan konsumsi
makanan dan obat-obat yang dikonsumsi. Pasien sebelumnya pernah
masuk RS ± 6 bulan yang lalu dengan keluhan pusing berputar-putar dan
rasa kesemutan di ekstermitas kanan tekanan darah lebih dari 200 mmhg
namun karena cepat di bawa ke RS pasien tidak menjalani rawat inap.
d. Riwayat keluarga
Anak pasien mengatakan di keluarga kakek menderita jantung, nenek
menderita hipertensi dan asma, kakan ke dua menderita asma dan
hipertensi.
e. Riwayat keluarga

Riw. Jantung Riw. HT & Asma

Stroke infark embolik Riw. HT & Stroke


Dan pnemonia

: Laki-laki : Meninggal laki-laki dan perempuan

: Perempuan : Tinggal dalam 1 rumah

: Pasien
f. Riwayat sosial
Anak pasien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan sekitar
tempat tinggal mereka, pasien adalah seorang yang aktif mengikuti acara
keagaamaan seperti yasinan dengan ibu-ibu di sekitar rumah, pasien juga
juga mudah akrab karena pekerjaan nya berjualan di pasar.

3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a. Kesadaran : Stupor
b. GCS : E4 V1 M1
c. TTV :
TD : 130 / 80 mmHg
MAP : 130 + 2 x 80
3
: 96,66 = 97
Nadi : 96 x / menit
Suhu : 39,2 ° C
Pernafasan : 32 x / menit
2) Kepala dan leher
a. Kepala
Inspeksi
Bentuk : kepala tampak simetris bentuk wajah
bulat
Distribusi rambut : rata dan pendek
Warna kulit kepala : coklat
Kebersihan kulit kepala : tampak bersih tidak ada ketombe dan
kotoran rambut
Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
b. Mata
Visus : tidak terkaji
Inspeksi
Konjungtiva : tidak anemis,
Sclera : tidak ikterik
Palpebra : tidak ada edema dan tidak ada
lesi
Perdarahan : tidak ada
Pupil : isokor
Tanda peradangan : tidak ada
Fungsi penglihatan : kabur
Penggunaan alat bantu : tidak

c. Hidung
Inspeksi
Bentuk : hidung tampak simetris
Warna : coklat
Pendarahan : tidak ada pendarahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
Warna bibir : coklat kemerahan
Mukosa bibir : kering sedikit pecah–pecah
Mukosa dalam : kering
Gigi : lengkap
Gusi : tidak ada peradangan diarea gusi
Lidah : tampak kotor ada warna bintik putih
Warna lidah : merah muda tampak ada bintik putih dibagian
atas lidah
Pembengkakan tonsil : tidak ada
Sakit tenggorokan : tidak ada
Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
Inspeksi
Bentuk : telinga tampak simetris kiri dan kanan
Warna : tampak warna coklat
Posisi : sejajar dengan ujung kedua mata
Perdarahan : tidak ada
Massa : tidak ada
Serumen : tidak ada
Aroma : tidak berbau
Palpasi
Gangguan pendengaran : tidak ada
Tes rinne : tidak dikaji
Weber : tidak dikaji
f. Leher
Inspeksi / palpasi
Kekakuan : tidak ada
JVD : tidak ada pembesaran vena jugularis
Deviasi trakea : tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Nyeri : tidak nyeri
3) Dada / Thorax
Inspeksi :
Bentuk dada : normal
Warna kulit dada : coklat
Kondisi kulit dada : tampak bersih, tidak ada lesi
Ekspansi dinding dada : simetris
Tanda peradangan : tidak ada
Palpasi :
Massa abnormal : tidak ada massa abnormal
Krepitasi : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Edema : tidak ada
Taktil fremitus : tidak dikaji
Auskultasi :
JANTUNG
BJ abnormal : s1 dan s2 tunggal
PARU
Suara nafas : Ronki kedua lapang paru
Jenis suara nafas abnormal yang ditemukan : Ronki
Perkusi :
JANTUNG
Pekak / lainnya : Pekak
PARU
Bunyi : Sonor
4) Payudara dan axilla
Inspeksi
Ukuran dan bentuk : simetris
Puting susu : menonjol
Kondisi kulit : tampak berwarna coklat dengan kondisi kulit
Kurang bersih dikedua area payudara
Palpasi
Edema : tidak ada
Massa abnormal : tidak ada massa abnormal
Nyeri : tidak ada nyeri tekan
5) Abdomen
Inspeksi
Bentuk : normal
Bayangan vena abnormal : tidak ada caput medussae
Kondisi kulit : kondisi kulit tampak kurang bersih
Palpasi
Penegangan dinding abdomen : tidak ada penegangan dinding abdomen
Edema : tidak ada edema diarea abdomen
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Massa abnormal : tidak ada massa abnormal

Auskultas
Bissing usus : 10 x / menit
Perkusi
Tympani
6) Genitalia
Tidak dikaji semua
7) Rectum
Tidak dikaji semua
8) Ekstremitas
Kontraktur : tidak ada kontraktur
Eformitas : tidak ada
Edema : tidak ada edema di ekstremitas atas dan bawah
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot :

R 0000 L 1111
R 0000 L 1111

Reflek : bisep – (0), trisep : - (0), patella : - (0),


achiles : - (0)
Babinski : negatif (tidak ada reflek)
9) Kulit dan kuku
Kulit
warna : coklat
Tekstur : lembut sedikit kering
Jaringan parut : tidak ada
Turgor : sedikit kering
Suhu (akral) : teraba hangat dan kadang dingin
Kuku
warna : putih merah muda
CRT : <2 detik
Bentuk : normal

4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit jika ada keluarga
yang mengalami sakit keluarga segera membawa ke petugas kesehatan
terdekat seperti puskesmas dan mantri .
Saat masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan menjaga kesehatan sangat penting terutama
faktor penyebab yang dapat menyebabkan penyakit terutama seperti pada
pasien saat ini karena diet makanan yang tidak di patuhi.
b. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit kegiatan pasien
sangat banyak tidak mau hanya diam di rumah, pasien berjualan di pasar,
saat di rumah membuat kue, bersih-bersih rumah dan ikut kegiatan
keagamaan dengan ibu-ibu di sekitar rumah.
Saat masuk rumah sakit :
Pasien tidak melakukan aktivitas dirumah sakit karena kesadaran pasien
yang menurun.
c. Pola istirahat dan tidur
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien dapat
beristirahat dengan baik dari jam 21.00 WIB sudah tidur dan jam 05.00
WIB sudah bangun.
Saat masuk rumah sakit :
Pasien selama di rumah sakit lebih banyak tertidur karena penurunan
kesadaran.
d. Pola nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien nafsu
makannya bagus selalu menghabiskan makanan yang disediakan namun
pasien tidak mau diet atau membatasi makanan yang dapat mempengaruhi
tekanan darah seperti makan makanan yang di awetkan atau di asinkan,
daging, dan sayuran hijau.
Saat masuk rumah sakit :
Selama dirumah sakit pasien hanya minum susu neprison 6 x 100 CC
melalui selang NGT, susu yang berikan 5 kali dalam sehari dari jam 09.00
pagi sampai jam 21.00 malam dengan selang waktu pemberian yaitu setiap
3 jam
e. Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit buang air kecil
pasien lancar dan buang air besar pasien 1 hari dalam sehari
Saat masuk rumah sakit :
Pasien terpasang kateter dan pengeluaran urine rata rata 100 cc setiap jam,
keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada buang air besar selama
perawatan.
f. Pola kognitif – perceptual
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit bahwa
penglihatan pasien kurang baik (kabur), pasien tidak menggunakan
kacamata, penciuman, pendengaran, serta indra peraba pasien tidak
terganggu.
Saat masuk rumah sakit :
Pola kognitif dan perceptual pasien tidak dapat dikaji karena keadaan
pasien yang tidak sadar
g. Pola konsep diri
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit interaksi pasien
dengan keluarga sangat dekat, pasien masih tinggal serumah dengan anak
dan menantu serta cucu, pasien seorang ibu dan nenek dari anak dan
cucunya.
Saat masuk rumah sakit :
Pola konsep diri pasien tidak dapat dikaji karena keadaan pasien yang
tidak sadar
h. Pola koping
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien selalu
bercerita dengan anak – anaknya jika ada masalah yang dialami, tentang
penyakitnya pun pasie tahu, dan dapat mengenali gejala saat tekanan
darahnya naik lalu minum obat catopril.
Saat masuk rumah sakit :
Pola koping pasien tidak dapat dikaji karena keadaan pasien yang tidak
sadar
i. Pola seksualitas – reproduksi
Sebelum masuk rumah sakit :
Tidak di kaji karena pasien seorang janda
Saat masuk rumah sakit :
Pola seksualitas - reproduksi pasien tidak di kaji
j. Pola peran – hubungan
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien bertindak
sebagai ibu dari anak - anak dan nenek bagi cucunya, untuk pengambilan
keputusan pasien sering berunding dengan anak dan menantu dalam
pengambilan keputusan
Saat masuk rumah sakit :
Pola peran - hubungan pasien tidak dapat dikaji karena keadaan pasien
yang tidak sadar tetapi dalam hal mengambil keputusan saat ini adalah
anak dengan berunding dengan kerabat terdekat.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum masuk rumah sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien beragama islam, sebelum masuk
rumah sakit pasien selalu sholat 5 waktu, berdoa dan berzikir dan sering
ikut dalam pengajian dimesjid dekat rumah dan yasinan bersama ibu-ibu
sekitar rumah.
Saat masuk rumah sakit :
Pasien tidak bisa menjalankan sholat 5 waktu karena keadaan pasien yang
sakit, hanya anak pasien yang tampak berdoa dan membaca ayat suci
disamping pasien.
l. Pemeriksaan saraf
1) Nervus I
Tidak dapat dikaji
2) Nervus II
Tidak dapat dikaji
3) Nervus III, IV, VI
Membuka mata ( +/+ ), reflek pupil ( +/+ )
4) Nervus V
Reflek berkedip ( 1 )
5) Nervus VII
Pasien dapat membuka mata secara spontan namun hanya sebentar
kemudian menutup kembali, bentuk wajah tampak bulat, tidak bisa
mengangkat alis kiri dan kanan karena penurunan kesadaran, menutup
mata ( +/+ ), bentuk wajah simetris dan bulat
6) Nervus VIII
Tidak dikaji
7) Nervus IX dan X
Tidak ada reflek muntah ( - )
8) Nervus XI
Pasien sudah tidak mampu mengangkat kaki dan tangan karena
kesadaran yang menurun.
9) Nervus XII
Tidak dapat dikaji

B. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Nama : Ny. M
Ruang : Stroke Center Bed 3

A. HEMATOLOGI

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan


Hemoglobin 14.8 11,5-15,5 gr/dl
Hematokrit 51,1 35,0-45,0 %
Leukosit 10030 4000-11000 /ul
Trombosit 370000 150000-350000 /ul
Eritrosit 6,73 4,50 - 5,50 Juta/ul
Albumin 2,64 3,50-5,00 g/dl
KIMIA DARAH

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan


Gula darah sewaktu 119 < 200 mg/dl

HATI
SGOT 71 0-46 U/L
SGPT 45 0-45 U/L
GINJAL
UREUM 148 10-50 Mg/dL
CREATININ 2.0 0.6-1.2 Mg/dL
ELEKTROLIT
NATRIUM 138.3 135-146 mmol/l

KALIUM 5.4 3.4-5.4 mmol/l


CHLORIDA 109.2 95-100 mmol/l

B. CT – SCAN

Nama : Ny. M
Pemeriksaan : CT SCAN KEPALA
Deskripsi :
- Sinusitis maxilaris kanan
- Nasopharynx space normal
- Calvaria sella mastoid normal
- Meningen normal
- Cisterna fissura normal
- Acut infarct left corona radiata 32,6 x 11,2 mm
- System ventricle normal
- Tak tampak midline shift
- Clacifikasi pineale plexus choroideus
Kesan : Acut infarct left corona radiata

C. RONTGEN
Nama : Ny. M
Pemeriksaan : THORAX AP
Hasil : Cardiomegali
Pulmo normal
C. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. Subjektif : - Infeksi saluran nafas Ketidakefektifan
bawah bersihan jalan
Objektif : nafas
Koloni organisme
- Pasien tampak sesak
patogen
- Respiration rate 32 x/menit
- TTV : TD : 130 / 80
Aktifasi proses
mmHg, T : 39,2 °C, P : 96 fagositosis oleh
x / menit. netrofil dan
- Pola napas cepat dan makrofag
dangkal
- Spo2 : 98 % (terpasang Penumpukan fibrin,
NRM) eksudat, eritrosit,
- Auskultasi : Ronki di leukosit
kedua lapang paru
Sekret menumpuk
pada bronkus

akumuluasi secret
berlebih dan kental
dijalan nafas

2. Subjektif : Anak pasien Infeksi saluran nafas Hipertermi


bawah
mengatakan badan ibunya panas
dan tidak turun-turun demamnya. Koloni organisme
patogen

Objektif : Aktifasi proses


fagositosis oleh
- Kulit teraba panas dan
netrofil dan
berkeringat makrofag
- Tanda-tanda vital T : 39,2
Penumpukan fibrin,
°C, P : 96 x / menit, R : 32
eksudat, eritrosit,
x / menit, TD : 130 / 80 leukosit
mmHg
Pelepasan pirogen
- Leukosit : 10030 /ul
endogen (sitokin)
- Suara nafas terdengar ronki
Merangsang saraf
vagus

Sinyal mencapai
sistem saraf pusat

Pembentukan
prostaglandin otak

Merangsang
hipotalamus
meningkatkan titik
patokan suhu (set
point)

Meningkatkan suhu
basal

Hipertermi

3. Subjektif : - Perdarahan pada Defisit


otak perawatan diri
Objektif : 
- Pasien tampak bedrest Kurangnya suplai
- Tercium aroma bau badan
- Kuku tampak kotor darah ke otak
- Kulit tampak kotor 
- ADL sepenuhnya dibantu
O2 
oleh perawat dan keluarga
- Skala kekuatan otot 
R L Penurunan kesadaran
0000 1111

R L Defisit perawatan
0000 1111 diri
D. NURSING CAREPLAN

Diagnosa I
Nama : Ny. M
Umur : 51 tahun
Bangsal : Stroke Center
No RM : 1-36-97-XX
Tanggal : 12 November 2017
Diagnosa I : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang berlebih di tandai dengan Pasien tampak
sesakRespiration rate 32 x/menit, Pola napas cepat dan dangkal, Spo2 : 98 % (terpasang NRM) , Auskultasi : Ronki di kedua
lapang paru
Patient outcome Intervensi Rasional Implementasi
Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, irama, 1. Untuk mengetahui perubahan 1. Mengkaji frekuensi, irama dan
tindakan keperawatan kedalaman pernafasan. pernafasan pada tubuh pasien. kedalaman pernafasan tiap 1 jam
selama 1 x 7 jam, di sekali
2. Untuk mengetahui pola nafas
Respirasi : 32 x/menit
harapkan masalah 2. Catat kemajuan yang ada
pasien dan intervensi selanjutnya irama : takipnea
keperawatan pada klien tentang pernafasan kedalaman : dangkal dan cepat
3. Untuk mengetahui suara napas Jam : 08.30 Wita
ketidakefektifan bersihan
2. Mendengarkan bunyi nafas
pada pasien dan mengetahui
jalan nafas dapat teratasi 3. Auskultasi bunyi nafas.
dengan stetoskop hasil :
intervensi selanjutnya
dengan kriteria hasil :
terdengar bunyi ronki Jam :
1. RR 16-24 x permenit
09.30 Wita
2. Ekspansi dada normal 4. Tidak terjadi TIK dan menjaga
3. Memberikan posisi semi fowler
3. Sesak nafas hilang /
kepatenan jalan nafas
berkurang 4. Berikan posisi yang nyaman 5. Menurunkan kekentalan sekret pada pasien dengan meninggikan
4. Mukus dapat di
Dan posisi kepala 150 – 300 posisi daerah kepala setinggi 30°
6. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
keluarkan Jam : 09.40 Wita
5. Ajarkan keluarga menggunakan
5. Ronki berkurang bagi pasien 4. Mencatat respiration rate tiap 1
teknik clapping 7. Mengencerkan secret kental
jam di lembar observasi hasil :
6. Berikan oksigenasi sesuai
Jam 10.00 : 32 x/menit
kebutuhan Jam 11.00 : 30 x/menit
7. Berkolaborasi pemberian Jam 12.00 : 30 x/menit
Jam 13.00 : 31 x/menit
nebulisasi
Jam 14.00 : 30x/menit
5. Mengajarkan keluarga
menggunakan teknik clapping
Jam : 09.00 wita
6. Mengobservasi kebutuhan
oksigen pasien, hasil : Spo2 98 %
dengan menggunakan non
rebreating mask dan bantuan
oksigen 10 liter
Jam : 10.10 Wita
7. Berkolaborasi pemberian obat
ventolin (nebulisasi)

Diagnosa II
Nama : Ny. M
Umur : 51 tahun
Ruangan : Stroke Center
No RM : 1-36-97-XX
Tanggal : 12 November 2017
Diagnosa II : Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan anak pasien mengatakan badan ibunya terasa panas dan tidak
turun-turun demamnya, Kulit teraba panas dan berkeringat, Tanda-tanda vital T : 39,2 °C, P : 96 x / menit, R : 32 x / menit, TD : 130 / 80 mmHg

Patient outcome Intervensi Rasional Implementasi


Setelah dilakukan 1. Observasi suhu tubuh tiap 1 jam 1. Untuk mengetahui perubahan 1. Mengukur tanda vital tiap 1 jam
tindakan keperawatan sekali suhu tubuh pasien. sekali
Temp : 39, 2 °C
selama 1 x 7 jam, di
Nadi : 95 x/menit
harapkan masalah Respirasi : 30 x/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
keperawatan hipertermi
Jam : 08.30 Wita
dapat teratasi dengan 2. Monitor warna kulit dan suhu 2. Untuk mengetahui perubahan 2. Memonitor warna kulit dan suhu
kriteria hasil : kulit pasien. warna dan suhu kulit. kulit pasien, hasil : suhu kulit
1. Badan teraba dingin pasien teraba panas dan warna
dan tidak berkeringat kulit tampak coklat
2. Tandan tanda vital 3. Anjurkan keluarga memberikan 3. Untuk menurunkan suhu tubuh Jam : 08.35 Wita
3. Mengajurkan keluarga untuk
dalam batas normal : selimut hangat dan kompres dan menjaga suhu tubuh normal
T : 36,5 – 37,5 ° C mengkompres pasien dengan air
hangat. pasien.
P : 80 x/menit
hangat
R : 20 x/menit
Jam : 08.40 Wita
BP : 120 / 80 mmHg
4. Ajarkan keluarga cara 4. Untuk mengurangi panas pada
4. Menganjurkan pasien untuk
mengkompres pasien dengan tubuh pasien.
mengkompres dengan air hangat
suhu tubuh panas
di area ketiak atau sela-sela
lipatan paha dan menganjurkan
keluarga agar mengurangi
kompres diarea kepala karena
5. Memenuhi kebutuhan cairan, dan
dapat menyebabkan sakit kepala
menurunkan suhu tubuh klien.
Jam : 08.50 Wita
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
5. Mengganti cairan infus pasien
pemberian cairan intravena, dan
yaitu NSS 500 ml dengan jumlah
obat antipiretik dan analgesik
tetesan 20 tpm serta memberikan
obat paracetamol via botol infus
100 ml dengan jumlah tetesan
guyur dan injeksi antrain (iv)
Jam : 10.10 Wita
Diagnosa III
Nama : Ny. M
Umur : 51 tahun
Bangsal : Stroke Center
No RM : 1-36-97-XX
Tanggal : 12 November 2017
Diagnosa II : Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kesadaran ditandai dengan Pasien tampak bedrest, Tercium aroma bau
badan, Kuku dan kulit tampak kotor, ADL sepenuhnya dibantu oleh perawat dan keluarga, Skala kekuatan otot kanan 0/0 dan kiri 1/1

Patient outcome Intervensi Rasional Implementasi


Setelah di lakukan 1. Anjurkan keluarga pasien 1. Mengganti pakaian melindungi 1. Menganjurkan keluarga pasien
tindakan keperawatan 1 x mengganti pakaian yang kotor pasien dari kuman dan mengganti selimut pasien tiap
7 jam diharapkan dengan yang bersih setiap pagi meningkatkan rasa nyaman. hari agar mencegah bau akibat
masalah keperawatan keringat dan menjaga kebersihan
defisit perawatan diri tubuh pasien dari sisa keringat
2. Bimbing keluarga pasien 2. Membimbing keluarga dan Jam : 08.10 Wita
dapat teratasi dengan
2. Mengajarkan keluarga pasien
memandikan / menyeka pasien pasien agar keterampilan dapat
kriteria hasil :
agar selalu menyeka pasien tiap
diterapkan
1. Pasien tampak bersih
pagi dengan tisue basah diarea
dan segar
wajah dan lipatan area tubuh
2. Keluarga mampu pasien dan mengeringkannya
3. Berikan pujian pada pasien dan
melakukan perawatan dengan tisue kering.
3. Memberikan pujian membuat
keluarga tentang kebersihannya. Jam 07.20 Wita
mandiri kepada
pasien dan keluarga merasa 3. Memberikan pujian pada
pasien
tersanjung dan lebih kooperatif keluarga dan pasien saat setelah
dalam kebersihan. pasien diseka dan dibersihkan
agar memotivasi keluarga
menjaga kebersihan tubuh dari
pasien
Jam : 08.20 Wita
Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center
Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
13 Ketidakefektifan Subjektif : -
November bersihan jalan nafas
2017, berhubungan dengan Objektif :
Pukul 08.00 mukus berlebih - Pasien tampak lemah
- GCS : E : 4, V : 1, M : 1
WITA
Kesadaran Stupor
- Tanda-tanda vital pasien :
Temp : 39 °C, Pulse : 94 x /
menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120 /
90 mmHg
- Saturasi O2 : 98 % (dengan
masker non rebreating)

Assesment :Ketidakefektifan bersihan


jalan nafas berhubungan dengan
mukus berlebih

Planing : lanjutkan intervensi 1, 2, 3


dan 5, 6,7

Implementasi :
1. Mengkaji frekuensi, irama dan
kedalaman pernafasan tiap 1
jam sekali
Respirasi : 30 x/menit
irama : takipnea
kedalaman : dangkal dan cepat
Jam : 08.30 Wita
2. Mendengarkan bunyi nafas
dengan stetoskop hasil :
terdengar ronki
Jam : 09.30 Wita
3. Mencatat respiration rate tiap 1
jam di lembar observasi hasil :
Jam 10.00 : 30 x/menit
Jam 11.00 : 31 x/menit
Jam 12.00 : 30 x/menit
Jam 13.00 : 30 x/menit
Jam 14.00 : 30x/menit
4. Mengajarkan keluarga
menggunakan teknik clapping
5. Mengobservasi kebutuhan
oksigen pasien, hasil : Spo2 97
% dengan menggunakan non
rebreating mask dan bantuan
oksigen 10 liter
Jam : 10.10 Wita
6. Berkolaborasi pemberian obat
ventolin nebulisasi Jam : 10.00
wita

Evaluasi :
1. Tampak pasien masih sesak
2. Respiration rate : 30 x/menit
3. Tampak pasien masih
menggunakan NRM dengan 10
liter
4. Auskultasi masih terdengar
ronki

Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center


Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
14 Ketidakefektifan Subjektif : -
November bersihan jalan nafas
2017, berhubungan dengan Objektif :
Pukul 08.00 mukus berlebih - Pasien tampak lemah
- GCS : E : 4, V : 1, M : 1
WITA
- Kesadaran stupor
- Tanda-tanda vital pasien :
Temp : 38,8 °C, Pulse : 97 x /
menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120 /
80 mmHg
- Saturasi O2 : 97 % (dengan
masker non rebreating)

Assesment :Ketidakefektifan bersihan


jalan nafas berhubungan dengan
mukus berlebih

Planing : lanjutkan intervensi 1, 2, 3


dan 5, 6,

Implementasi :
1. Mengkaji frekuensi, irama dan
kedalaman pernafasan tiap 1
jam sekali
Respirasi : 30 x/menit
irama : takipnea
kedalaman : dangkal dan cepat
Jam : 08.30 Wita
2. Mendengarkan bunyi nafas
dengan stetoskop hasil :
terdengar Ronki
Jam : 09.30 Wita
3. Mencatat respiration rate tiap 1
jam di lembar observasi hasil :
Jam 10.00 : 30 x/menit
Jam 11.00 : 29 x/menit
Jam 12.00 : 29 x/menit
Jam 13.00 : 30 x/menit
Jam 14.00 : 29 x/menit
4. Mengobservasi kebutuhan
oksigen pasien, hasil : Spo2 96
% dengan menggunakan non
rebreating mask dan bantuan
oksigen 10 liter
Jam : 10.10 Wita
5. Mengajarkan keluarga teknik
clapping jam 09.00 wita
6. Berkolaborasi pemberian obat
ventolin nebulisasi jam : 10.00
wita

Evaluasi :
1. Tampak pasien masih sesak
2. Respiration rate : 29 x/menit
3. Tampak pasien masih
menggunakan NRM dengan 10
liter
4. Auskultasi masih terdengar
ronki

Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center


Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
15 Ketidakefektifan Subjektif : -
November bersihan jalan nafas
2017, berhubungan dengan Objektif :
Pukul 08.00 mukus berlebih - Pasien tampak lemah
- GCS : E : 4, V : 1, M : 1
WITA
- Kesadaran stupor
- Tanda-tanda vital pasien :
Temp : 37,5 °C, Pulse : 97 x /
menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120 /
80 mmHg
- Saturasi O2 : 98 % (dengan
masker non rebreating)
Assesment :Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan
mukus berlebih

Planing : lanjutkan intervensi 1, 2, 3


dan 5, 6

Implementasi :
1. Mengkaji frekuensi, irama dan
kedalaman pernafasan tiap 1
jam sekali
Respirasi : 30 x/menit
irama : takipnea
kedalaman : dangkal dan cepat
Jam : 08.30 Wita
2. Mendengarkan bunyi nafas
dengan stetoskop hasil :
terdengar Ronki
Jam : 09.30 Wita
3. Mencatat respiration rate tiap 1
jam di lembar observasi hasil :
Jam 10.00 : 29 x/menit
Jam 11.00 : 28 x/menit
Jam 12.00 : 29 x/menit
Jam 13.00 : 30 x/menit
Jam 14.00 : 28 x/menit
4. Mengobservasi kebutuhan
oksigen pasien, hasil : Spo2 98
% dengan menggunakan non
rebreating mask dan bantuan
oksigen 10 liter
Jam : 10.10 Wita
5. Mengajarkan teknik clapping
pada keluarga Jam : 09.00
wita
6. Berkolaborasi pemberian obat
ventolin nebulisasi Jam 10.00
wita.
Evaluasi :
1. Tampak pasien masih sesak
2. Respiration rate : 29 x/menit
3. Tampak pasien masih
menggunakan NRM dengan 10
liter
4. Auskultasi masih terdengar
ronki

Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center


Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
13 Hipertermi Subjektif : Keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan badan pasien masih panas
2017, proses penyakit meskipun sudah di kompres sesuai
Pukul 08.00 anjuran
WITA
Objektif :
- Saat dipalpasi badan pasien panas
dan berkeringat
- Tanda-tanda vital pasien : Temp :
39 °C, Pulse : 94 x / menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120 /
90 mmHg

Assesment : Hipertermi berhubungan


dengan proses penyakit

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 5

Implementasi :
1. Mengukur tanda vital tiap 1
jam sekali
Temp : 39 °C
Nadi : 94 x/menit
Respirasi : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Jam : 08.30 Wita
2. Memonitor warna kulit dan
suhu kulit pasien, hasil : suhu
kulit pasien teraba panas dan
warna kulit tampak coklat
Jam : 08.35 Wita
3. Mengajurkan keluarga untuk
mengkompres pasien dengan
air hangat
Jam : 08.40 Wita
4. Menganjurkan pasien untuk
mengkompres dengan air
hangat di area ketiak atau sela-
sela lipatan paha dan
menganjurkan keluarga agar
mengurangi kompres diarea
kepala karena dapat
menyebabkan sakit kepala
Jam : 08.50 Wita
5. Memberikan obat paracetamol
via botol infus 100 ml dengan
jumlah tetesan guyur dan
injeksi antrain
Jam : 10.00 Wita

Evaluasi :
1. Tampak badan pasien masih
teraba panas
2. Tanda tanda vital :
Temp : 39 °C
Pulse : 94 x/menit
Respiration : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center
Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
14 Hipertermi Subjektif : Keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan badan pasien masih panas
2017, proses penyakit
Pukul 08.00 Objektif :
WITA - Saat dipalpasi badan pasien panas
dan berkeringat
- Tanda-tanda vital pasien : Temp :
39°C, Pulse : 94 x / menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120/90
mmHg

Assesment : Hipertermi berhubungan


dengan proses penyakit

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 5

Implementasi :
1. Mengukur tanda vital tiap 1
jam sekali
Temp : 39 °C
Nadi : 95 x/menit
Respirasi : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Jam : 08.30 Wita
2. Memonitor warna kulit dan
suhu kulit pasien, hasil : suhu
kulit pasien teraba panas dan
warna kulit tampak coklat
Jam : 08.35 Wita
3. Mengajurkan keluarga untuk
mengkompres pasien dengan
air hangat
Jam : 08.40 Wita
4. Menganjurkan pasien untuk
mengkompres dengan air
hangat di area ketiak atau sela-
sela lipatan paha dan
menganjurkan keluarga agar
mengurangi kompres diarea
kepala karena dapat
menyebabkan sakit kepala
Jam : 08.50 Wita
5. Memberikan obat paracetamol
via botol infus 100 ml dengan
jumlah tetesan guyur dan
injeksi antrain
Jam : 10.00 Wita

Evaluasi :
1. Tampak badan pasien masih
teraba panas
2. Tanda tanda vital :
Temp : 39 °C
Pulse : 94 x/menit
Respiration : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center


Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
15 Hipertermi Subjektif : Keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan badan pasien panasnya
2017, proses penyakit sudah mulai turun.
Pukul 08.00
WITA Objektif :
- Saat dipalpasi badan pasien
teraba hangat.
- Tanda-tanda vital pasien : Temp :
37,5 °C, Pulse : 97 x / menit,
Resp : 30 x / menit, BP : 120 /
80 mmHg

Assesment : Hipertermi berhubungan


dengan proses penyakit

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 5

Implementasi :
1. Mengukur tanda vital tiap 1
jam sekali
Temp : 37,5 °C
Nadi : 97 x/menit
Respirasi : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Jam : 08.30 Wita
2. Memonitor warna kulit dan
suhu kulit pasien, hasil : suhu
kulit pasien teraba panas dan
warna kulit tampak coklat
pucat Jam : 08.35 Wita
3. Mengajurkan keluarga untuk
mengkompres pasien dengan
air hangat
Jam : 08.40 Wita
4. Menganjurkan pasien untuk
mengkompres dengan air
hangat di area ketiak atau sela-
sela lipatan paha dan
menganjurkan keluarga agar
mengurangi kompres diarea
kepala karena dapat
menyebabkan sakit kepala
Jam : 08.50 Wita
5. Memberikan obat paracetamol
via botol infus 100 ml dengan
jumlah tetesan guyur dan
injeksi antrain
Jam : 10.00 Wita

Evaluasi :
1. Tampak badan pasien teraba
hangat
2. Tanda tanda vital :
Temp : 38,8 °C
Pulse : 97 x/menit
Respiration : 30 x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center


Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
13 Oktober Defisit perawatan diri Subjektif : anak pasien mengatakan
2017, berhubungan dengan masih tercium aroma bau badan dari
Pukul 10.00 penurunan kesadaran tubuh ibunya
WITA
Objektif :
- Tampak pasien bersih dan segar
- Masih tercium aroma bau saat
pasien bernafas

Assesment : Defisit perawatan diri


berhubungan dengan penurunan
kesadaran

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 3

Implementasi :
1. Menganjurkan keluarga pasien
mengganti selimut pasien tiap
hari agar mencegah bau akibat
keringat dan menjaga
kebersihan tubuh pasien dari
sisa keringat
Jam : 08.10 Wita
2. Mengajarkan keluarga pasien
agar selalu menyeka pasien tiap
pagi dengan tisue basah diarea
wajah dan lipatan area tubuh
pasien dan mengeringkannya
dengan tisue kering.
Jam 07.20 Wita
3. Memberikan pujian pada
keluarga dan pasien saat setelah
pasien diseka dan dibersihkan
agar memotivasi keluarga
menjaga kebersihan tubuh dari
pasien
Jam : 08.20 Wita

Evaluasi :
1. Tampak pasien segar dan bersih
2. Masih tercium aroma bau saat
pasien bernafas
3. Keluarga paham dan mengerti
bagaimana cara personal
hygiene pada pasien
Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center
Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
14 Defisit perawatan diri Subjektif : anak pasien mengatakan
November berhubungan dengan badan ibunya sudah bersih dan segar
2017, penurunan kesadaran setelah dimandikan tetapi masih
Pukul 10.00 tercium bau saat ibunya bernafas
WITA
Objektif :
- Tampak pasien bersih, segar dan
rambut nya tertata rapi
- Masih tercium aroma bau saat
pasien bernafas

Assesment : Defisit perawatan diri


berhubungan dengan penurunan
kesadaran

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 3

Implementasi :
1. Menganjurkan keluarga pasien
mengganti selimut pasien tiap
hari agar mencegah bau akibat
keringat dan menjaga
kebersihan tubuh pasien dari
sisa keringat
Jam : 08.10 Wita
2. Mengajarkan keluarga pasien
agar selalu menyeka pasien tiap
pagi dengan tisue basah diarea
wajah dan lipatan area tubuh
pasien dan mengeringkannya
dengan tisue kering.
Jam 07.20 Wita
3. Memberikan pujian pada
keluarga dan pasien saat
setelah pasien diseka dan
dibersihkan agar memotivasi
keluarga menjaga kebersihan
tubuh dari pasien
Jam : 08.20 Wita

Evaluasi :
1. Tampak pasien segar, rambut
tertata rapi dan bersih
2. Masih tercium aroma bau saat
pasien bernafas
Nama : Ny.M Ruangan : Stroke Center
Umur : 51 tahun No RM : 1-36-97-XX

Tanggal /
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
15 Defisit perawatan diri Subjektif : anak pasien mengatakan
November berhubungan dengan badan ibunya sudah bersih dan segar
2017, penurunan kesadaran setelah dimandikan dan di bersihkan
Pukul 10.00 mulutnya
WITA
Objektif :
- Tampak pasien bersih, segar dan
rambut nya tertata rapi
- Tidak tercium aroma bau saat
pasien bernafas

Assesment : Defisit perawatan diri


berhubungan dengan penurunan
kesadaran

Planing : lanjutkan intervensi 1 - 3

Implementasi :
1. Menganjurkan keluarga pasien
mengganti selimut pasien tiap
hari agar mencegah bau akibat
keringat dan menjaga
kebersihan tubuh pasien dari
sisa keringat
Jam : 08.10 Wita
2. Mengajarkan keluarga pasien
agar selalu menyeka pasien tiap
pagi dengan tisue basah diarea
wajah dan lipatan area tubuh
pasien dan mengeringkannya
dengan tisue kering. Dan
melakukan oral hygene agar
mulut klien bersih dan tidak
bau.
Jam 07.20 Wita
3. Memberikan pujian pada
keluarga dan pasien saat
setelah pasien diseka dan
dibersihkan agar memotivasi
keluarga menjaga kebersihan
tubuh dari pasien
Jam : 08.20 Wita

Evaluasi :
1. Tampak pasien segar, rambut
tertata rapi dan bersih
2. Tidak tercium aroma bau saat
pasien bernafas
E. DRUGS STUDY

Nama obat,
frekuensi Indikasi Kontraindikasi Efek samping Peran perawat
pemberian, dosis
dan cara pemberian
Paracetamol 100 ml sebagai penurun demam, Hipersensitivitas terhadap Kerusakan hati, gagal ginjal, Melakukan 12 benar
Botol infus mengurangi nyeri ringan salah satu komponen obat memperburuk penyakit asma, pemberian obat, tindakan rasa
Intravena hingga sedang setelah parasetamol mual, kurang enak badan, aman dan nyaman, dukung
proses operasi hipotensi, trombositipenia,
dan tenangkan klien
leukopenia,neutropenia
menghadapi efek obat,penkes
mengenai obat,dosis dan efek
yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
OMZ Merupakan terapi pilihan Omeprazole Omeprazole pada umumnya Melakukan 12 benar
Intravena
untuk kondisi-kondisi dikontraindikasikan untuk ditoleransi dengan baik. Efek pemberian obat, tindakan rasa
berikut yang tidak dapat pasien yang diketahui samping berikut dilaporkan aman dan nyaman, dukung
menerima pengobatan hipersensitivitas terhadap terjadi pada individu yang
dan tenangkan klien
peroral: ulkus duodenum, obat ini atau bahan lain mendapat terapi omeprazole
menghadapi efek obat,penkes
ulkus gaster, esofagitis yang terdapat dalam pada situasi klinik terkontrol:
mengenai obat,dosis dan efek
ulseratif dan sindrom formulasi. sakit kepala, diare, nyeri
yang merugikan dan hal-hal
Zolinger-Ellison abdomen, mual, muntah,
infeksi saluran nafas atas,
yang perlu dilaporkan dan
vertigo, ruam, konstipasi, diwaspadai selain itu juga
batuk, astenia, nyeri tulang mengukur tekanan darah
belakang, dan lain-lain. sebelum dan sesudah
Kebanyakan efek samping
memberikan terapi onat
bersifat ringan dan sementara
herbeser
dan tidak ada hubungan yang
konsisten dengan pengobatan.
Citicoline Terapi untuk Glaukoma Hipersensitivitas terhadap Insomnia, Sakit kepala, Melakukan 12 benar
Ampul
Demensia, Alzheimer, salah satu komponen obat Diare, Tekanan darah rendah pemberian obat, tindakan rasa
Intravena
Trauma kepala, Stroke, ini dan gangguan fungsi atau hipotensi, Tekanan darah aman dan nyaman, dukung
Pikun akibat usia, hati, ginjal, trauma tinggi atau hipertensi, Mual,
dan tenangkan klien
Penyakit Parkinson, kepala, Penglihatan terganggu, Sakit
menghadapi efek obat,penkes
ADHD. di bagian dada.
mengenai obat,dosis dan efek
yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Levofloxacin Sinusitis maksilaris akut, Hipersensitif terhadap Reaksi hipersensitif kulit, Melakukan 12 benar
Ampul bronkitis kronis dengan levofloxacin, epilepsi, diare, mual, flatulensi, nyeri pemberian obat, tindakan rasa
Intravena eksaserbasi bakteri akut, riwayat gangguan tendon, perut, pusing,dispepsia, aman dan nyaman, dukung
pneumonia, infeksi kulit anak-anak dan remaja, insomnia, muntah, anoreksia,
dan tenangkan klien
dan struktur kulit tanpa serta wanita hamil dan konstipasi, edema, kelelahan,
menghadapi efek obat,penkes
komplikasi, infeksi saluran menyusui. sakit kepala, banyak
mengenai obat,dosis dan efek
kemih dengan komplikasi berkeringat, malaise.
yang merugikan dan hal-hal
dan pielonefritis akut. yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Furosemide 40 mg Terapi untuk untuk Hipersensitivitas terhadap hipokalemia (kadar kalium Melakukan 12 benar
Ampul
mengurangi cairan di salah satu komponen obat yang rendah di darah), dan pemberian obat, tindakan rasa
Intravena
dalam tubuh dan ini, hipotensi dan keadaan peningkatan kadar asam urat aman dan nyaman, dukung
membuangnya melalui anuria, gangguan fungsi dan hipotensi
dan tenangkan klien
saluran kemih. ginjal, gangguan hati,
menghadapi efek obat,penkes
kekurangan elektrolit, dan
mengenai obat,dosis dan efek
kekurangan cairan atau
yang merugikan dan hal-hal
dehidrasi.
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai dan mengukur
tekanan darah sebelum
memberikan suntikan
furosemide untuk mencegah
hipotensi
Meropenem Pneumonia, infeksi saluran Hipersensitivitas Nyeri dan peradangan tempat Melakukan 12 benar
Ampul kemih, infeksi intra- injeksi, diare, mual, muntah, pemberian obat, tindakan rasa
Intravena abdomen, infeksi sakit kepala, ruam, aman dan nyaman, dukung
ginekologi, infeksi kulit konstipasi, gatal, perubahan
dan tenangkan klien
dan struktur kulit, nilai laboratorium.
menghadapi efek obat,penkes
meningitis, septikemia
mengenai obat,dosis dan efek
yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Antrain Antrain dapat - Penderita hipersensitif Reaksi hipersensitivitas: Melakukan 12 benar
Tablet
meringankan rasa sakit, terhadap Metamizole reaksi pada kulitmisal pemberian obat, tindakan rasa
Intravena
terutama nyeri kolik dan Na. kemerahan. Agranulositosis aman dan nyaman, dukung
sakit setelah operasi. - Wanita hamil dan
dan tenangkan klien
menyusui.
menghadapi efek obat,penkes
- Penderita dengan
mengenai obat,dosis dan efek
tekanan darah sistolik
yang merugikan dan hal-hal
< 100 mmHg.
- Bayi di bawah 3
yang perlu dilaporkan dan

buian atau dengan diwaspadai


berat badan kurang
dari 5 kg.
CPG Untuk menurunkan Pasien yang hipersensitif Secara umum dapat terjadi Melakukan 12 benar
Tablet aterotrombosis yang
terhadap komponen yang konstipasi, diare,ulkus pemberian obat, tindakan rasa
Oral menyertai :
Serangan infark miokard, terkandung di dalam peptikum, ulkus gaster dan aman dan nyaman, dukung
serangan stroke atau
CPG. Pasien yang duodenum, muntah,
penyakit pembuluh darah dan tenangkan klien
perifer. mengalami perdarahan perdarahan gastritis.
Non-ST segment elevation menghadapi efek obat,penkes
patologis seperti ulkus
acute coronary syndrome mengenai obat,dosis dan efek
dengan pemakaian peptikum atau perdarahan
bersama asetosal yang merugikan dan hal-hal
intrakranial.
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Neprison 6 x 100 mg  Menjaga kadar - - Melakukan 12 benar
Serbuk protein dalam tubuh
NGT yang berpengaruh pada pemberian obat, tindakan rasa
albumin aman dan nyaman, dukung
 Mencukupi nutrisi dan tenangkan klien
dan gizi pasien gagal
ginjal menghadapi efek obat,penkes
mengenai obat,dosis dan efek
yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai dan juga
memperhatikan takaran dalam
pemberian susu diabetasol
melali selang NGT
Alupurinol Obat ini diindikasikan Hipersensitivitas terhadap  Ruam (1,5%) Melakukan 12 benar
tablet
pada pasien dengan allopurinol  Mual (1.3%) pemberian obat, tindakan rasa
hiperurisemia (kadar asam aman dan nyaman, dukung
 gagal ginjal (1,2%)
urat berlebih) yang kronik,
 Muntah (1.2%) dan tenangkan klien
penyakit ginjal yang
menghadapi efek obat,penkes
disebabkan oleh asam urat,
mengenai obat,dosis dan efek
batu asam urat pada
yang merugikan dan hal-hal
saluran kemih, dan kondisi
– kondisi lain yang
yang perlu dilaporkan dan

berhubungan dengan kadar diwaspadai


asam urat yang berlebih
seperti hiperurisemia yang
berhubungan dengan obat
– obatan untuk pasien
kanker.
candasartan  Hipertensi.  Pasien yang infeksi saluran pernafasan Melakukan 12 benar
tablet hipersensitif terhadap
 Pengobatan pada bagian atas, nyeri punggung, pemberian obat, tindakan rasa
candesartan atau
pasien dengan gagal komponen yang dan pusing.
jantung dan gangguan
aman dan nyaman, dukung
terkandung dalam
fungsi sistolik formulasinya. dan tenangkan klien
ventrikel kiri (LVEF  Wanita hamil dan
=40%) ketika obat menyusui. menghadapi efek obat,penkes
penghambat ACE tidak  Gangguan hati yang mengenai obat,dosis dan efek
ditoleransi.
berat dan/ ketoasidosis yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Vip albumin Suplemen untuk menjaga - -
tablet
kesehatan
spironolactone Hipertensi esensial, Insufisiensi ginjal akut, - Gatal dengan bintik merah Melakukan 12 benar
tablet
keadaan edematosa kerusakan ginjal, anuria - Sulit bernapas pemberian obat, tindakan rasa
termasuk gagal jantung (tidak dibentuknya kemih - Pembengkakan pada aman dan nyaman, dukung
kongestif (CHF), sirosis oleh ginjal), hiperkalemia wajah, bibir, lidah atau
dan tenangkan klien
hati (dengan atau tanpa (kadar Kalium dalam tenggorokan
menghadapi efek obat,penkes
asites/penggumpulan darah di atas normal).
mengenai obat,dosis dan efek
cairan dalan rongga perut)
yang merugikan dan hal-hal
& sindroma nefrotik,
diagnosis & pengobatan
yang perlu dilaporkan dan
aldosteronisme primer, diwaspadai
sebagai terapi penunjang
pada hipertensi ganas,
pencegahan hipokalemia
pada pasien yang
menggunakan Digitalis
ketika langkah lainnya
dianggap tidak cukup
memadai atau tidak tepat.
Ambroxol Syr mengobati Tidak boleh digunakan Reaksi ringan gastro- Melakukan 12 benar
tablet tracheobronchitis, pada pasien yang intestinal, seperti nyeri ulu
emfisema bronkitis diketahui hipersensitif hati, dispepsia, dan kadang- pemberian obat, tindakan rasa
pneumokoniosis, radang terhadap komponen kadang mual, dan muntahl. aman dan nyaman, dukung
paru kronis, bronkiektasis, kompenen obat. Hati hati Reaksi alergi jarang terjadi,
bronkitis dengan penggunaan pada pasien terutama ruam kulit. Ada dan tenangkan klien
bronkospasme asma. dengan ulkus lambung laporan kasus yang sangat
Dikombinasikan dengan atau penyakit maag. jarang, yaitu reaksi menghadapi efek obat,penkes
antibiotik pada bronkitis anafilaksis akut tipe berat, mengenai obat,dosis dan efek
eksaserbasi akut yang tapi hubungannya dengan
disebabkan oleh infeksi ambroxol tidak pasti. yang merugikan dan hal-hal
bakteri.
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
Aminefron Untuk pengobatan Penderita dengan riwayat Hiperkalsemia mungkin dapat Melakukan 12 benar
tablet
kelainan fungsi ginjal hipersensitivitas terhadap terjadi. pemberian obat, tindakan rasa
kronik bersamaan dengan komponen dari produk aman dan nyaman, dukung
diet tinggi kalori rendah ini, hiperkalsemia.
dan tenangkan klien
protein, dalam retensi
menghadapi efek obat,penkes
yang terkompensasi atau mengenai obat,dosis dan efek
yang dekompensasi. yang merugikan dan hal-hal
yang perlu dilaporkan dan
diwaspadai
ISDN Pencegahan dan Hipersensitivitas terhadap Kardiovaskuler: Hipotensi, Melakukan 12 benar
tablet pengobatan angina isosorbid dinitrat atau hipotensi postural, pallor,
pektoris; untuk gagal komponen lain dalam kolaps kardiovaskuler, pemberian obat, tindakan rasa
jantung kongestif; untuk formulasi hipersensitif takikardi, syok, kemerahan, aman dan nyaman, dukung
mengurangi rasa nyeri, terhadap nitrat organik edema perifer.
disfagia dan spasme pada penggunaan bersama dan tenangkan klien
esofagus dengan reflak penghambat Gastrointestinal: Mual,
gastroesofagus phosphodiesterase-5 muntah, diare. menghadapi efek obat,penkes
(PDE-5) (sildenafil, mengenai obat,dosis dan efek
tadalafil, or vardenafil)
glaukoma angle-closure yang merugikan dan hal-hal
(peningkatan tekanan
yang perlu dilaporkan dan
intraocular) trauma
kepala atau perdarahan diwaspadai
serebral (peningkatan
tekanan intrakranial)
anemia berat

ventolin  Ventolin (salbutamol) Jangan menggunakan  Efek samping yang Melakukan 12 benar
Nebu umumnya digunakan umum adalah
obat ini untuk pasien pemberian obat, tindakan rasa
untuk mengobati palpitasi, nyeri dada,
bronkospasme (misalnya yang memiliki riwayat denyut jantung cepat, aman dan nyaman, dukung
penyakit asma karena tremor terutama pada
hipersensitif pada
alergi tertentu, asma tangan, kram otot, dan tenangkan klien
bronkial, bronkitis salbutamol atau obat sakit kepala dan
asmatis, emfisema menghadapi efek obat,penkes
agonis adrenoreseptor
pulmonum), dan penyakit beta-2 lainnya. gugup. mengenai obat,dosis dan efek
paru obstruktif kronik
(PPOK).  Efek samping lain yang merugikan dan hal-hal
 Obat ini bisa yang sering terjadi
diantaranya :
yang perlu dilaporkan dan
digunakan untuk
mengobati hiperkalemia vasodilatasi perifer, diwaspadai
akut karena takikardi, aritmia,
kemampuannya ganguan tidur dan
merangsang aliran kalium gangguan tingkah
ke dalam sel sehingga laku.
konsentrasi kalium dalam
 Efek samping yang
darah berkurang.
 Untuk pengobatan lebih berat tetapi
kejadiannya jarang
kejang bronkus pada misalnya
pasien yang memiliki bronkospasme
paradoksikal, urtikari
penyakit jantung atau a, angiodema, dan
tekanan darah tinggi, hipotensi.

ventolin (salbutamol) lebih  Seperti agonis


adrenoseptor beta-2
dipilih karena bekerja lainnya, ventolin
lebih lama dan lebih aman, (salbutamol) juga
bisa menyebabkan
dibanding beta-2 hipokalemia terutama
adrenergic lainnya jika diberikan pada
dosis tinggi.

 Penggunaan dosis
tinggi telah
dilaporkan
memperburuk
diabetes mellitus dan
ketoasidosis.

You might also like