Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini adalah makanan
atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi usia di bawah 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI pada masa ini akan menurunkan Cakupan ASI Eksklusif. Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Teluk Karang masih rendah sekitar 32,8% (tahun 2014) sementara target nasional 80%. Hal ini diduga terkait dengan faktor sosial budaya dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI terlalu dini di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan bulan November 2013 hingga Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak bayi usia 7- 12 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Karang Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi yang sekaligus menjadi sampel sebanyak 106 ibu. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini cukup tinggi yaitu mencapai 89,6%. Dari analisis multivariat diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini adalah sosial budaya (p=0,008) dan dukungan keluarga (p<0,001). Faktor yang dominan berpengaruh terhadap pemberian MP-ASI terlalu dini adalah dukungan keluarga (koefisien B=3,021). Disarankan agar ibu menyusui tidak mudah terpengaruh dengan sosial budaya yang ada di masyarakat dan keluarga diharapkan memberikan dukungan agar ibu tetap memberikan ASI eksklusif, dengan memenuhi kebutuhan zat gizi selama laktasi sehingga menghasilkan produksi air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
Kata Kunci : MP-ASI, Sosial Budaya, Dukungan Keluarga
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The early complementary feeding is foods or drinks that contain nutrients
given to infants under 6 months of age. The early complementary feeding at this time will reduce the coverage of exclusive breastfeeding. The coverage of exclusive breastfeeding in the Puskesmas Teluk Karang was still low about 32,8% (in 2014) while the national target was 80%. It is suspected related to factors of social culture and family support. The purpose of this study was to understand factors influenced the mothers in giving the early complementary feeding in working area of UPTD Puskesmas Teluk Karang, Subdistrict of Bajenis, City of Tebing Tinggi in 2015. Type of this research was analytical observation study with the cross sectional design. The research was done since November 2013 until January 2015. Population in this research were all mothers who had infant aged between 7-12 months in the working area of UPTD Puskesmas Teluk Karang, Subdistrict of Bajenis, City of Tebing Tinggi which was being as samples as 106 mothers. The multiple logistic regression is used to analyze the data. The result of the research showed that the early complementary feeding is high enough i.e 89,6%. From the multivariate analysis, it was proved that the factors influenced the early complementary feeding are the social culture (p=0,008) and the family support (p<0,001). The dominant factor influenced this early complementary feeding was family support (coefficient of B=3,021). It’s suggested that breastfeeding mothers are not easily influenced by the social culture in the communities and families are expected to provide support so that mothers still exclusively breastfed, by fulfilling the nutritional needs during lactation so that it produced the qualified breastfeeding in the sufficient quantities.
Keywords: Early Complementary Feeding, Social Culture, Family Support