Professional Documents
Culture Documents
Prosedur Penelitian
Kajian Kapasitas Antioksidan Terhadap DPPH
JUDUL KEGIATAN PENELITIAN dan Kandungan Senyawa Fenolik Total Ekstrak
Alga Merah Jenis Eucheuma cottonii Dari
Perairan Sumenep.
JELASKAN PROSEDUR/PROSES
PENELITIAN (STANDARD
OPERATIONAL PROCEDURE)
Penelitian ini akan dilaksakan pada bulan Juni – Juli 2012 di Laboratorium Organik dan
Laboratorium Bioteknologi UIN Maliki Malang.
Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi:
1. Preparasi sampel
Alga merah E. cottonii sebanyak 500 gram dicuci dengan air, kemudian dipotong kecil-
kecil, lalu dilayukan dengan menggunakan oven pada suhu 37 – 38 oC selama 24 jam,
dan dihaluskan menggunakan blender sampai menjadi serbuk, kemudian diayak dengan
ukuran 80 – 250. Hasil yang diperoleh kemudian ditimbang.
(b−c)
Kadar air = x 100 % ..................................................................(3.1)
(b−a)
Keterangan :
a = berat konstan cawan kosong
b = berat cawan + sampel sebelum dikeringkan
c = berat konstan cawan + sampel setelah dikeringkan
100 %
Faktor koreksi = 100 %−kadar air ...........................................................(3.2)
% Kadar air terkoreksi = Kadar air – faktor koreksi.....................................(3.3)
Berat ekstrak
% Rendemen = x 100 % ................... ............................................(3.5)
Berat sampel
Ekstrak pekat metanol dibagi menjadi dua bagian, ekstrak yang pertama diuji kapasitas
antioksidan pada konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800, 1000 ppm, dan ekstrak pekat yang
kedua dihidrolisis dengan menambahkan 5 mL asam klorida (HCl) 2 N selama 1 jam
menggunakan magnetic stirrer hot plate pada suhu 40 oC lalu didinginkan. Hidrolisat
yang diperoleh ditambahkan dengan natrium bikarbonat sampai pH-nya netral, lalu 6
gram hidrolisat dipartisi menggunakan pelarut kloroform, n-butanol, etil asetat,
petroleum eter dan n-heksan dengan perbandingan 1:1. Ekstrak hasil partisi dipekatkan
dengan rotary evaporator, ekstrak pekat yang diperoleh kemudian ditimbang dan
dihitung rendemennya. Selanjutnya ekstrak pekat yang diperoleh dari masing-masing
fraksi diuji kapasitas antioksidan pada konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800, dan 1000
ppm, untuk mengetahui ekstrak dari pelarut mana yang mengandung kapasitas
antioksidan tertinggi.
3. Sampel ekstrak kloroform, n-butanol, etil asetat, petroleum eter dan n-heksan
dilarutkan dalam akuades sebanyak 10 mL kemudian ditambahkan 1 mL DMSO
30 % setelah itu dimasukkan kedalam labu takar 50 mL ditambahkan aquades
sampai tanda batas dan dihomogenkan. Larutan yang dibuat sesuai dengan
konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800, dan 1000 ppm. Kemudian tiap-tiap konsentrasi
diambil 2,25 mL dan dimasukkan kedalam labu takar 10 mL. Setelah itu
ditambahkan 0,2 mM DPPH sebanyak 0,75 mL (perbandingan larutan DPPH :
ekstrak 1:3), ditambahkan etanol 95 % v/v sampai tanda batas dan dihomogenkan.
Kemudian diinkubasi dengan suhu 37 oC pada waktu kestabilan yang didapatkan
pada tahap sebelumnya, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
absorbansinya pada λmaks. Tiap sampel dilakukan pengukuran tiga kali (triplo).
Data absorbansinya yang diperoleh dari tiap konsentrasi pada masing-masing
ekstrak dihitung nilai persen (%) kapasitas antioksidannya. Nilai tersebut
diperoleh dengan rumus (Arindah, 2010):
𝐴𝑜−𝐴𝑐
% Kapasitas antioksidan = 𝐴𝑜 x 100 %.....................................................(3.7)
Keterangan :
Ao= Absorbansi kontrol
Ac = Absorbansi sampel
2. Uji Flavonoid
Ekstrak kasar 5 mg ditambahkan dengan 1 – 2 mL air panas dan sedikit serbuk Mg.
Kemudian ditambahkan 4 – 5 tetes HCl 37 % dan etanol 95 % dengan volume yang
sama lalu dikocok. Jika menunjukkan warna merah atau jingga maka ekstrak kasar
positif mengandung flavonoid (Indrayani, dkk., 2006).
8. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung % kapasitas antioksidan
yang diperoleh dari data absorbansi dari masing-masing ekstrak kasar dan pembanding
asam askorbat (Vitamin C) dan BHT pada konsentrasi 50, 100, 200, 400, 800, dan 1000
ppm. Setelah didapatkan data % kapasitas antioksidan pada masing-masing konsentrasi
sampel dan pembanding, kemudian dilakukan perhitungan nilai EC50 dengan
menggunakan persamaan regresi. Dibandingkan nilai EC50 pada masing-masing sampel.
Sampel yang mempunyai nilai EC50 terendah menunjukkan bahwa sampel tersebut
memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang tinggi. Selanjutnya, membandingkan
nilai EC50 pada masing-masing sampel dengan pembanding untuk mengetahui
keefektifan antioksidan alami dengan antioksidan sintetik.
Sebelum melaksanakan penelitian ini, perlu mengetahui akan bahaya dan
penanganan bahan B3 yaitu dengan cara mengetahui MSDS dari setiap bahan yang
digunakan dalam penelitian ini. Jika listrik padam, maka semua kegiatan yang
membutuhkan aliran arus listrik dihentikan dan semua bahan disimpan pada tempat
yang aman. Limbah dari hasil penelitian ini dibuang pada pembuangan limbah
sementara yang telah disediakan di lab riset.