You are on page 1of 12

Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal

Untuk Mengendalikan Laju Korosi

Fitri Afriani S, Komalasari, Zultiniar


Laboratorium Konversi Elektrokimia
Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
E-mail : afriani.andha@yahoo.com

ABSTRACT

Metal structures are more increasingly used in modern industry. The absence of
control or pour control of the corrosion control system, metal structures directly
related to the water will be succeptible to corrosion, prevention of corrosion in
the marine environment based on the principle of cathodic protection is
necessary. Principle of cathodic is protection system on metal surface by means of
direct current adequate to the metal surface and convert all of the surface area of
the anode becomes cathodic area. This research aims to study the effect of
cathodic protection corrosion control, determine and choose the type of anode,
size of anode, and number of anode the efficient in use to protect the corrosion.
The research plan is conducted with take variation about type of anode such as
aluminium mixture and zinc mixture, the size variation of anode and number of
anode that are anode and two anode to protect one anode in sea water system and
gambut water. Data processing is done by using MPY calculation. In this
research to decrease the corrosion rate of steel is better using two amounts of
anode from aluminium mixture than using zink mixture in sea water media,
similarly the gambut water. The corrosion rate of steel in sea water without
cathodic protection is 4,5657 MPY and in gambut water is 3,9445 MPY.
Corrosion rate could be decreased to 1,0511 MPY by using two amounts of
aluminium mixture with surface area 49,6 cm2 and 1,7704 MPY using two
amounts of zink mixture with surface area 49,6 cm2 in sea water and 0,6915 MPY
using two amounts of aluminium mixture with surface area 49,6 cm2, and 1,0511
MPY using zink mixture with surface area 49,6 cm2 in gambut water.
Keywords : aluminium mixture, cathodic protection, sacrificial anode, zink
mixture

I. PENDAHULUAN struktur logam yang langsung


berhubungan dengan air akan mudah
1.1 Latar Belakang terserang korosi (Soegiono, 2007).
Di masa industri modern, Korosi merupakan salah satu
struktur yang berbahan logam permasalahan penting yang harus
semakin banyak digunakan, seperti dihadapi oleh berbagai macam sektor
jaringan pipa, vessel, maupun industri di Indonesia (Trethewey,
struktur penyangga bangunan. Tanpa 1991). Wilayah Indonesia sebagian
adanya ataupun buruknya sistem besar berupa perairan dan memiliki
pengendalian terhadap korosi, banyak sekali struktur atau

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 1


konstruksi dari bahan logam, paduan aluminium menghasilkan
terutama besi baja. Konstruksi arus galvanik dan kapasitas anoda
tersebut selalu berhubungan dengan yang lebih besar daripada paduan
air sehingga terjadi serangan korosi seng. Demikian pula efisiensi paduan
terhadap struktur - struktur tersebut, aluminium lebih baik daripada
yang dapat menimbulkan kerugian paduan seng. Setyawan et al. (2010)
yang besar baik dari segi teknis menganalisa perlindungan katodik
maupun ekonomis (Juliana et al., untuk sistem pertanahan pada baja
1999). menggunakan anoda magnesium dan
Berbagai metode pencegahan seng. Hasilnya, sistem perlindungan
korosi di lingkungan perairan terus katodik yang sesuai pada struktur
dikembangkan. Salah satunya adalah pertanahan adalah jenis anoda
pemakaian anoda tumbal yang magnesium dengan arus keluaran
bekerja berdasarkan prinsip proteksi 0,007243 A, sedangkan seng
katodik. Pemakaian anoda tumbal menghasilkan arus keluaran
mempunyai kelebihan diantaranya 0,008134 A.
lebih sederhana, stabil dan biaya Dari beberapa literatur
perawatan yang lebih rendah mengenai proteksi katodik dengan
(Burhanudin, 2000). Jenis anoda metode anoda tumbal tersebut, pada
tumbal yang sesuai di lingkungan air penelitian ini akan dilakukan dengan
adalah anoda tumbal seng dan beberapa variasi untuk mengetahui
aluminium yang didasarkan atas kemampuan anoda tumbal dalam
pertimbangan kinerja kedua jenis mengendalikan laju korosi.
anoda tumbal tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
1.2 Perumusan Masalah a. Mempelajari pengaruh
Air yang mengandung garam- proteksi katodik dalam
garam kalsium dan magnesium dapat mengendalikan korosi.
menyebabkan korosi pada pipa - pipa b. Menentukan dan memilih
distribusi, boiler, vessel, cooling jenis anoda yang lebih efisien
tower, bahkan struktur pada kapal. dalam penggunaannya untuk
Untuk mengatasi permasalahan ini mengendalikan korosi.
digunakan proteksi katodik metoda c. Menentukan dan memilih
anoda tumbal yang menghambat laju ukuran dan jumlah anoda
korosi. Utami (2009) melakukan tumbal yang terbaik.
penelitian dengan metode anoda
tumbal dalam lingkungan aqueous 1.4 Manfaat Penelitian
menggunakan anoda jenis aluminium Penelitian ini bermanfaat
dan seng. Hasilnya berdasarkan untuk menentukan jenis anoda
kehilangan berat, anoda tumbal tumbal yang terbaik untuk
aluminium mampu menurunkan laju menghambat laju korosi pada logam
korosi baja sampai dengan 82% dan besi baja, ukuran dan jumlah anoda
seng 50%. Juliana et al. (1999) yang lebih efisien dalam
meneliti anoda tumbal dalam perlindungan terhadap laju korosi,
lingkungan air laut dengan dan dapat dijadikan sebagai bahan
menggunakan anoda paduan bacaan/ literatur mengenai proteksi
aluminium dan paduan seng, dimana katodik metoda anoda tumbal.
hasilnya membuktikan bahwa
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 2
1.5 Batasan Masalah Reaksi keseluruhan : 2Al + 3Fe2+
Pembahasan tentang 2Al3+ + 3Fe
pengendalian laju korosi pada logam
menggunakan anoda tumbal paduan Tampak pada reaksi Al
aluminium dan paduan seng dengan mengalami oksidasi (pelepasan
media yang digunakan adalah air laut elektron) dan Fe mengalami reduksi
dari Bengkalis dan air gambut dari (penerimaan elektron), kondisi
sungai Siak, dengan katoda berupa tersebut bisa terjadi karena kedua
besi baja pada perbandingan logam logam memiliki beda potensial
yang telah ditentukan dengan jarak dengan harga potensial Al adalah -
spesimen 3 cm. 1,67 volt, dan harga potensial Fe
adalah -0,44 volt (Tabel 2.1). Jadi
II. LANDASAN TEORI logam yang memiliki harga potensial
yang lebih negatif akan lebih mudah
a. Korosi teroksidasi.
Korosi adalah penurunan
mutu logam akibat reaksi 2.2 Lingkungan Korosi
elektrokimia dengan lingkungannya Ada beberapa pengaruh lingkungan
(Trethewey, 1991). Sebuah unsur korosi secara umum, yaitu sebagai
besi (Fe) yang teroksidasi berikut (Nova dan Nurul, 2012):
(melepaskan elektron) lama a. Lingkungan air. Air atau uap air
kelamaan akan rapuh bahkan habis. dalam jumlah sedikit atau banyak
Reaksi oksidasi Fe sebagai berikut akan mempengaruhi tingkat
(Rahayu, 2009): korosi pada logam.
Reaksi oksidasi: Fe Fe2+ + 2e- b. Lingkungan udara. Temperatur,
kelembaban relatif, partikel -
Suatu korosi dapat terjadi partikel abrasif, dan ion - ion
apabila memiliki anoda, katoda, agresif yang terkandung dalam
media elektrolit, adanya arus listrik udara sekitar sangat
akibat pergerakan elektron mempengaruhi laju korosi.
(Chodijah, 2008). Masalah korosi c. Lingkungan asam, basa, dan
bukan hanya sebatas larutan yang garam. Pada lingkungan air laut,
asam saja, tetapi masalah komponen dengan konsentrasi NaCl atau
– komponen dari suatu struktur atau jenis garam - garam lain seperti
bagian – bagian suatu mesin yang KCl bervariasi akan menyebabkan
menggunakan lebih dari satu jenis laju korosi logam cepat.
logam ataupun non-logam. Dua
logam yang berdekatan atau dalam 2.3 Faktor yang Mempengaruhi
satu lingkungan basah, dan Korosi
mempunyai beda potensial yang Korosi pada permukaan suatu
jauh, maka terciptalah daerah anoda logam dapat dipercepat oleh
dan katoda dikedua logam tersebut beberapa faktor, antara lain
yang biasa disebut reaksi dwi logam (Widharto, 2001):
(Iswanto, 2011). Reaksi oksidasi dan 1. Kontak langsung antara
reduksi berikut (Rahayu, 2009): logam dengan H2O dan O2.
2. Keberadaan zat pengotor.
Reaksi oksidasi: Al Al3+ + 3e- 3. Kontak dengan elektrolit
Reaksi reduksi : Fe2+ + 2e- Fe 4. Temperatur

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 3


5. pH karena tahanan, karena hal ini
6. Mikroba dapat diatur dengan
meningkatkan arus.
2.4 Prinsip - Prinsip Dasar
Pengendalian Korosi Kerugian:
Pengendalian korosi bisa - Membutuhkan pembangkit
dilakukan dengan berbagai cara, arus DC yang tersedia cukup
yaitu (Trethewey, 1991): modifikasi dan kontinyu, apabila terputus
rancangan, modifikasi lingkungan, maka laju korosi akan
pemberian lapisan pelindung, meningkat dari semestinya.
pemilihan bahan, dan proteksi - Harus selalu memperhatikan
katodik. arah arus yang diberikan agar
Metode pengendalian selalu tidak terbalik.
harus menjadi bagian dari konsep - Membutuhkan pengawasan
perancangan secara keseluruhan, jadi tenaga ahli.
sama kedudukannya dengan - Anodanya harus tersekat dan
parameter - parameter perancangan tahan air jika pencelupannya
lain seperti perhitungan tegangan, memungkinkan terjadinya
lelah, dan teknik - teknik fabrikasi korosi pada bagian sekatnya.
(Trethewey, 1991). - Sistem arus tanding dengan
anoda dari logam - logam inert
2.4.1 Proteksi Katodik harus ada pelindung arus.
Proteksi katodik adalah
sistem perlindungan permukaan b. Cara anoda tumbal.
logam dengan cara melalukan arus Keuntungan:
searah yang memadai ke permukaan - Dapat digunakan walaupun
logam dan mengkonversikan semua tidak ada sumber listrik dari
daerah anoda di permukaan logam luar.
menjadi daerah katoda. Sistem ini - Tidak mengeluarkan tambahan
hanya efektif untuk sistem - sistem biaya untuk pemakaian alat -
yang terbenam dalam air atau di alat listrik.
dalam tanah. Sistem perlindungan ini - Sangat mudah pengawasannya
telah berhasil mengendalikan proses sehingga tidak dibutuhkan
korosi untuk kapal - kapal laut, orang yang benar - benar ahli.
struktur pinggir pantai, instalasi pipa - Arus tidak mungkin mengalir
dan tangki bawah tanah atau laut, pada arah yang salah sehingga
dan sebagainya. Cara pemberian arus proteksi benar - benar terjadi.
searah dalam sistem proteksi katodik - Pemasangan anoda korban
ada dua, yaitu (Chodijah, 2008): sederhana.
a. Cara arus tanding.
Keuntungan: Kerugian:
- Jika tersedia cukup tegangan - Arus yang tersedia bergantung
listrik maka arus proteksi dapat pada luasan anoda, tentunya
ditingkatkan sesuai yang bersifat lebih konsumtif bila
diinginkan, selama material struktur yang diproteksi sangat
anoda tetap berfungsi. besar.
- Tegangan tidak perlu besar
walaupun ada kehilangan
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 4
 Proteksi Katodik Metoda Al3+ + 3e- Al -1,67
2+ -
Anoda Tumbal Mg + 2e Mg -2,34
Proteksi katodik metoda Na+ + e- Na -2,71
+ -
anoda tumbal adalah suatu Ca + e Ca -2,87
penanggulangan korosi yang K+ + e- K -2,92
memanfaatkan deret galvanik untuk Sumber : Trethewey, 1991
memilih suatu bahan yang bila
digandengkan dengan logam yang 
Proteksi Katodik Arus
ingin dilindungi, akan menjadi anoda Terpasang (ICCP)
(Trethewey, 1991). Gambar 2.1 Proteksi katodik
memperlihatkan contoh proteksi menggunakan arus terpasang tidak
katodik metoda anoda tumbal. jauh berbeda dengan metoda anoda
Karena bahan yang paling sering tumbal, hanya saja ada beberapa
membutuhkan perlindungan adalah bagian yang tidak dimiliki oleh
besi baja, maka dapat dilihat dari sistem anoda tumbal seperti rectifier
deret galvanik bahwa semua logam dan juga anoda yang tidak akan
yang potensialnya lebih aktif termakan (Gambar 2.2). Rectifier
dibanding besi baja, menurut teori mengubah catu arus searah yang
dapat digunakan (Tabel 2.1 tersedia secara lokal menjadi arus
menunjukkan deret potensial searah dengan tegangan yang
standar). dibutuhkan. Catu daya tersebut
+ –
biasanya dibuat khusus untuk setiap
V
penerapan.
Katoda Katoda
Rectifier - +

Elektron Elektron
Zn

Anoda Katoda Anoda


Katoda Katoda
Fe Zn

Inert
Katoda

Anoda

Anoda Katoda Anoda


Katoda Katoda
Elektron

Katoda Katoda
Gambar 2.1 Proteksi Katodik
Metoda Anoda Tumbal (Trethewey, Gambar 2.4 Proteksi Katodik
1991) Metoda Arus Terpasang (Trethewey,
Tabel 2.1 Potensial Elektroda 1991)
Standar Terkadang anoda terbuat dari
Raksi Elektroda Eo (volt) sepotong besar besi baja tua yang
+ -
Au + e Au +1,68 perlahan -lahan akan termakan akibat
2+ -
Pt + 2e Pt +1,20 proses pelarutan anoda yang normal.
Hg2+ + 2e- Hg +0,85 Saat ini penggunaan anoda - anoda
+ -
Ag + e Ag +0,80 yang dapat termakan di tempat yang
Cu2+ + 2e- Cu +0,34 tertimbun lumpur atau pasir di dasar
+ -
2H + 2e H2 0,00 laut, karena pelepasan gas dari reaksi
Pb2+ + 2e- Pb -0,13 anoda tidak termakan bisa terhambat
Sn2+ + 2e- Sn -0,14 (Trethewey, 1991). Kebanyakan
Ni2+ + 2e- Ni -0,25 sistem ICCP (Impressed Current
Cd2+ + 2e- Cd -0,40 Cathodic Protection) modern
2+ -
Fe + 2e Fe -0,44 menggunakan bahan anoda seperti
Cr3+ + 3e- Cr -0,71 paduan timbal atau perak, titanium,
2+ -
Zn + 2e Zn -0,76 platina, dan niobium platina.
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 5
III. Metodologi Penelitian perendaman, spesimen dicuci dengan
menggunakan etanol 96% dan
1) Persiapan spesimen anoda dikeringkan dalam oven, selanjutnya
tumbal dan katoda besi baja didinginkan di dalam desikator
sekaligus untuk mengisolasi dari
Spesimen katoda berupa besi
pengaruh uap air di lingkungan
baja dalam bentuk plat dengan
sekitar. Kemudian ditimbang berat
ukuran 7 x 5 x 0,19 cm ,anoda dalam
akhir dengan menggunakan neraca
bentuk plat jenis paduan seng dan
analitik. Kehilangan berat dari
paduan aluminium dengan ukuran
spesimen (Wf) dipakai menjadi
bervariasi yaitu 2 x 3 x 0,08 cm; 3 x
perhitungan laju korosinya.
4 x 0,08 cm; dan 4 x 6 x 0,08 cm.
Tabel 3.1 menunjukkan komposisi 3) Cara analisa
kimia kedua jenis anoda tumbal
tersebut. Rumus untuk menghitung laju korosi
(MPY) berdasarkan berat sampel
Tabel 3.1 Komposisi Kimia Anoda spesimen korosi yang hilang (NACE
Tumbal Paduan Seng dan Paduan Standard, 1999) adalah sebagai
Aluminium. berikut:
Paduan seng* Paduan Aluminium
(C-sentry)+ (Galvalum)++ MPY = (ΔW – 0,0017) x 365
Al: 0,4 – 0,6 Al: sisa A x ρ x total hari x 0,00254
Cd: 0,075 – 0,125 Cu: < 0,006 ........( 3. 1 )
Cu: < 0,003 Fe: < 0,1
Fe: < 0,0014 Hg:0,02 – 0,05 Keterangan:
Pb: < 0,15 Si: 0,11 - 0,21 ΔW = selisih berat spesimen yang
Si: < 0,125 Zn: 0,3 – 0,5 hilang (gr)
Zn: sisa lain-lain:<0,02 0,0017 = faktor koreksi dari
Sumber : Trethewey, 1991 spesimen
365 = lama hari dalam satu tahun
Pada setiap spesimen diberi 0,00254 = konversi dari cm ke mills
lubang berdiameter 0,25 cm, A = luas permukaan spesimen (cm2)
kemudian dilakukan pembersihan ρ = berat jenis spesimen (gr/ cm3)
menggunakan etanol 96%. Kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 3.1 Diagram Alir Penelitian
80oC. Selanjutnya dimasukkan ke
Persiapan alat dan bahan
dalam desikator untuk mengisolasi
spesimen dari pengaruh uap air yang Perlakuan awal pada logam
ada di lingkungan, kemudian
ditimbang berat awalnya (W0).
Pengujian tanpa Pengujian dengan
2) Melakukan pengujian korosi. proteksi katodik proteksi katodik

Pengujian korosi dilakukan


Pencucian dan pengeringan
dengan metode uji celup pasangan setelah perendaman
anoda dan katoda yang dihubungkan
dengan kawat baja 3 cm. Spesimen Penimbangan berat akhir
di rendam selama 15 hari dalam air
laut dan air gambut. Setelah Analisa laju korosi (MPY)

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 6


IV. Hasil dan Pembahasan terpasivasi secara anodik dalam
larutan yang banyak mengandung ion
4.1 Laju Korosi Besi Baja Tanpa Cl- (Trethewey, 1991).
Proteksi Katodik Anoda
Tumbal 4.2 Laju Korosi Besi Baja
Hasil uji celup besi baja pada Menggunakan Proteksi
dua pelarut berbeda, yaitu air laut Katodik Anoda Tumbal
dan air gambut tanpa proteksi Besi baja yang bertindak sebagai
katodik metode anoda tumbal, katoda (logam yang dilindungi)
menunjukkan adanya perbedaan mengalami korosi, tetapi laju korosi
kehilangan berat yang berbeda, besi baja yang diberikan
seperti terlihat pada tabel berikut ini: perlindungan dengan logam yang
berfungsi sebagai anoda yang
Tabel 4.1 Laju Korosi Besi Baja dikorbankan (anoda tumbal)
Tanpa Proteksi Katodik memiliki laju korosi yang lebih
Jenis pelarut Laju Korosi (MPY) lambat bila dibandingkan dengan laju
Air laut 4,5657 korosi besi baja yang tidak diberikan
Air Gambut 3,9445 perlindungan dengan anoda tumbal
(Juliana et al., 1999). Perlambatan
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat laju
laju korosi pada besi baja
korosi besi baja pada air laut dan air
menggunakan anoda tumbal paduan
gambut. Laju korosi besi baja pada
aluminium dan paduan seng dapat
air laut lebih besar daripada laju
dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar
korosi besi baja pada air gambut, hal
4.2.
ini disebabkan karena adanya
kandungan NaCl pada air laut yang
dapat meningkatkan laju korosi pada
besi baja. Ion Cl- yang berperan
dalam proses korosi bekerja dengan
cara memecahkan lapisan pasif atau
mencegah lapisan pasif terbentuk
pada permukaan besi baja (Juliana et
al., 1999). Sedangkan pada air
gambut terdapat unsur organik yang Gambar 4.1 Laju Korosi Besi Baja
sangat komplek yang dapat Menggunakan Proteksi Katodik
membentuk lapisan pasif sehingga dengan Anoda Paduan Aluminium
laju korosi sedikit lebih lambat dan Paduan Seng pada Media Air
dibandingkan pada air laut Laut
(Kusnaedi, 2006).
Dari Gambar 4.1 dan Gambar
Menurut teori penyerapan, saat
4.2 dapat dilihat bahwa besi baja
bersentuhan dengan permukaan
yang dilindungi paduan aluminium
logam, ion Cl- cenderung melarutkan
memiliki ketahanan laju korosi yang
ion-ion logam dan memudahkan ion-
lebih baik bila dibandingkan dengan
ion tersebut masuk ke larutan.
struktur yang dilindungi oleh
Dengan kata lain, ion Cl- yang
paduan seng. Dari segi
terserap dapat meningkatkan
perbandingan luas muka antara
perpindahan arus untuk pelarutan
anoda dan katoda, dengan
anodik logam-logam yang
bertambahnya arus galvanik dari
menyebabkan besi tidak mudah
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 7
anoda berarti bertambah pula Selain luas muka anoda, jenis
perlindungan yang dapat diberikan anoda juga dapat mempengaruhi laju
pada permukaan katoda (Juliana et korosi pada besi baja. Hal tersebut
al., 1999). dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2. Anoda berupa paduan
aluminium dapat mengurangi laju
korosi besi baja pada air laut dan air
gambut lebih besar dibandingkan
dengan anoda berupa paduan seng.
Jumlah anoda juga mempengaruhi
laju korosi, dimana paduan
aluminium yang berjumlah 2 pada 1
Gambar 4.2 Laju Korosi Besi Baja katoda lebih baik perlindungannya
Menggunakan Proteksi Katodik terhadap korosi dibandingkan dengan
dengan Anoda Paduan Aluminium 1 paduan aluminium pada 1 katoda,
dan Paduan Seng pada Media Air begitu juga dengan seng.
Gambut
4.3 Perbandingan Kinerja
2 Anoda Tumbal Paduan
Dengan luas muka 12,8 cm , 1
paduan aluminium pada media air Aluminium dan Paduan Seng
laut dapat menurunkan laju korosi 4.3.1 Perbandingan Kinerja Anoda
besi baja menjadi 2,3752 MPY; luas Tumbal pada Air Laut
muka 25,12 cm2 dapat menurunkan Anoda tumbal pada proteksi
laju korosi besi baja menjadi 1,9011 katodik digunakan untuk menekan
MPY; dan luas muka 49,6 cm2 dapat laju korosi pada katoda yang
menurunkan laju korosi besi baja dilindungi. Dalam melindungi
menjadi 1,3944 MPY. Untuk lebih katoda, anoda mengalami korosi
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 yang dapat menghilangkan berat dari
dan 4.3. anoda itu sendiri. Kehilangan berat
dari anoda tumbal pada media air
Tabel 4.2. Persentase Laju Korosi laut dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Besi Baja dengan Menggunakan
Anoda Tumbal pada Air Laut
Luas % Laju Korosi Besi Baja pada Air Laut
muka
anoda 1 2 1 2
(cm2) Aluminium Aluminium Seng Seng
12,80 0,52 0,69 0,38 0,48
25,12 0,62 0,77 0,46 0,55
49,60 0,72 0,8 0,5 0,6

Tabel 4.3. Persentase Laju Korosi Gambar 4.3 Laju Konsumsi 1


Besi Baja dengan Menggunakan Anoda Tumbal Untuk 1 Katoda
Anoda Tumbal pada Air Gambut pada Media Air Laut
Luas % Laju Korosi Besi Baja pada Air
muka Gambut
anoda 1 2 1 2
Pada anoda tumbal dan katoda
(cm2) Aluminium Aluminium Seng Seng yang dilindungi, terbentuk mill scale
12,80 0,64 0,76 0,63 0,7
25,12 0,68 0,8 0,65 0,72
yang terdiri dari tiga lapisan. Lapisan
69,60 0,7 0,84 0,66 0,79 luar adalah Fe2O, lapisan tengah
Fe3O4 dan FeO, sedangkan lapisan
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 8
yang paling dekat dengan spesimen ini diketahui bahwa laju korosi
adalah FeO dan Fe. Lapisan paduan aluminium lebih besar
terbentuk karena adanya transfer arus daripada laju korosi paduan seng
galvanik dari anoda ke katoda, begitu (Juliana et al., 1999).
juga sebaliknya (Srijono, 2006). Dari Gambar 4.3 juga dapat
Anoda tumbal melindungi dilihat bahwa semakin banyak
katoda dengan cara memberikan jumlah anoda yang digunakan dalam
arusnya ke katoda yang disebut melindungi katoda, maka laju korosi
dengan arus galvanik. Anoda yang anoda akan semakin kecil dan laju
berpotensial lebih negatif dapat korosi katoda yang dilindungi
melindungi spesimen yang lebih semakin besar. 1 anoda tumbal
positif dengan melakukan pertukaran paduan aluminium dengan luas muka
ion. Anoda dan katoda saling 12,8 cm2 akan mengalami kehilangan
melepaskan ionnya. Pertukaran ion berat sebesar 6,7360 MPY untuk
yang terjadi pada spesimen dapat melindungi besi baja sehingga laju
membentuk lapisan yang akan korosi besi baja berkurang menjadi
mengganggu proses masuknya 2,3752 MPY. Sedangkan 2 anoda
oksigen ke permukaan katoda tumbal paduan aluminium dengan
sehingga dapat memperlambat proses luas yang sama (12,8 cm2)
korosi (Juliana et al., 1999). mengalami kehilangan berat sebesar
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat 6,0430 MPY untuk mengurangi laju
bahwa laju korosi dari paduan korosi besi baja menjadi 1,5415
aluminium lebih besar dibandingkan MPY.
dengan paduan seng pada luas muka Pada Tabel 4.2 dapat dilihat
yang sama. Hal ini disebabkan bahwa perlindungan 2 anoda tumbal
karena potensial proteksi besi baja pada 1 plat katoda dengan luas 12,8
oleh paduan aluminium lebih negatif cm2 memberikan perlindungan yang
daripada yang dihasilkan oleh lebih baik dibandingkan 1 anoda
paduan seng. Demikian pula arus dengan luas 25,12 cm2 pada masing
galvanik yang dihasilkan paduan – masing anoda tumbal yang
aluminium lebih besar daripada digunakan. Hal ini disebabkan
paduan seng. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyaknya sisi-sisi
karena pada paduan seng terdapat dari anoda yang dapat melindungi
pengotor (impurities), seperti besi, katodanya. Semakin banyak sisi-sisi
tembaga dan timbal. Unsur yang dari anoda yang melindungi katoda,
paling berpengaruh adalah besi maka akan semakin baik
karena kelarutannya dalam seng perlindungan yang diberikan anoda
sangat rendah yaitu kurang dari ke katoda. Dalam transver arus
0,0014% (Juliana et al., 1999). galvanik, anoda yang memiliki
Paduan aluminium dengan potensial lebih negatif memiliki
penambahan seng akan mencegah kinerja yang lebih baik dalam
terbentuknya lapisan oksida merata melindungi katoda (Sulistioso,
pada permukaan aluminium yang 2004).
dapat membatasi arus galvanik antara
anoda dan katoda. Penambahan
komposisi seng sampai dengan 5%
akan menghasilkan potensial proteksi
yang lebih negatif. Dari penjelasan
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 9
4.3.2 Perbandingan Kinerja Anoda aluminium lebih besar dibandingkan
Tumbal pada Air Gambut dengan paduan seng. Hal ini
Perlindungan katoda disebabkan karena potensial proteksi
menggunakan proteksi katodik besi baja oleh paduan aluminium
metode anoda tumbal pada air lebih negatif daripada yang
gambut hampir sama dengan air laut, dihasilkan oleh paduan seng.
hanya saja laju korosi pada air Demikian pula arus galvanik yang
gambut lebih lambat dibandingkan dihasilkan paduan aluminium lebih
laju korosi pada air laut. Hal ini besar daripada paduan seng (Juliana
disebabkan karena pada air gambut et al., 1999).
terdapat unsur organik yang Kandungan organik yang
kompleks sehingga terbentuk lapisan terdapat pada air gambut dapat
pasif yang dapat menyebabkan laju membentuk bekas - bekas korosi
korosi lebih lambat dibandingkan pada anoda yang melindungi katoda.
pada air laut (Kusnaedi, 2006). Korosi pada anoda tidak bereaksi
Warna cokelat kemerahan pada dengan zat yang terdapat di air
air gambut merupakan akibat dari gambut, sehingga selain kehilangan
tingginya kandungan zat organik berat pada anoda juga terbentuk
(bahan humus) terlarut terutama goresan-goresan korosi. Hal ini
dalam bentuk asam humus dan berbeda dengan korosi yang terjadi
turunannya (Kusnaedi, 2006). di air laut. Pada air laut, spesimen
Adanya kandungan zat organik ini anoda tidak mengalami bentuk
menyebabkan tidak adanya unsur korosi, tetapi hanya mengalami
elektrolit pada pelarut, sehingga kehilangan berat. Korosi pada anoda
tidak terbentuk gelembung udara akan bereaksi dengan kandungan Cl-
yang dihasilkan dari aliran listrik yang terdapat pada air laut, sehingga
katoda dan anoda tumbal. anoda hanya mengalami kehilangan
Kehilangan berat dari katoda berat saja (Juliana et al., 1999).
dan anoda dapat dihitung dengan Semakin banyak jumlah
persamaan 3.1. kehilangan berat dari anoda yang digunakan dalam
anoda (laju konsumsi anoda) untuk melindungi katoda, maka laju korosi
melindungi katoda dari korosi dapat anoda akan semakin kecil dan laju
dilihat pada Gambar 4.4. korosi pada katoda semakin
berkurang. Laju korosi 1 paduan
aluminium lebih besar dibandingkan
laju korosi menggunakan 2 paduan
aluminium. Pada Tabel 4.3 dapat
dilihat bahwa 1 paduan aluminium
dapat mengurangi laju korosi besi
baja menjadi 1,5415 MPY dengan
luas muka 12,8 cm2 dan 1,2473 MPY
jika menggunakan 2 paduan
Gambar 4.4 Laju Konsumsi 1 aluminium pada luas muka yang
Anoda Tumbal Untuk 1 Katoda pada sama. Berdasarkan kemampuan
Media Air Gambut kinerja dari anoda, 2 paduan anoda
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat lebih baik dibandingkan 1 paduan
bahwa laju konsumsi paduan anoda dengan luas muka setara
dengan 2 anoda. Pada luas muka 12,8
Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 10
cm2 dengan 2 paduan aluminium, paduan aluminium lebih
laju korosi dapat diturunkan menjadi negatif daripada yang
1,2473 MPY, sedangkan pada 1 dihasilkan oleh paduan seng.
paduan aluminium dengan luas muka 3. Semakin besar luas muka dari
lebih besar (25,12 cm2) laju korosi anoda dan semakin banyak
besi baja dapat diturunkan menjadi jumlah anoda yang digunakan
1,4925 MPY. Hal ini disebabkan dalam melindungi katoda,
karena semakin banyaknya sisi-sisi maka laju korosi pada katoda
dari anoda yang dapat melindungi yang dilindungi semakin
katodanya sehingga semakin baik berkurang.
perlindungan yang diberikan anoda
ke katoda. Dalam transver arus 5.2 Saran
galvanik, anoda yang memiliki Untuk penelitian lebih lanjut
potensial lebih negatif memiliki sebaiknya:
kinerja yang lebih baik dalam 1. Perlu dilakukan proteksi
melindungi katoda (Sulistioso, katodik dengan
2004). memvariasikan jarak antara
anoda dengan katoda untuk
V. Kesimpulan dan Saran mendapatkan jarak optimal
dalam melindungi besi baja
5.1 Kesimpulan dari korosi.
1. Laju korosi besi baja tanpa 2. Perlu dilakukan penelitian
bantuan proteksi katodik pada lebih lanjut untuk
media air laut adalah 4,5657 mendapatkan jumlah anoda
MPY, sedangkan pada air yang optimum dalam
gambut adalah 3,9445 MPY. mengendalikan korosi pada
Laju korosi dapat diturunkan katoda.
menjadi 1,0551 MPY
menggunakan dua buah
paduan aluminium dengan DAFTAR PUSTAKA
luas muka 49,6 cm2, dan
1,7704 MPY menggunakan Burhanudin, M. 2000. Analisa
dua buah paduan seng dengan Teknis dan Ekonomis
luas muka 49,6 cm2 pada air Perlindungan Korosi
laut dan 0,6915 MPY Menggunakan Sistem
menggunakan dua buah Sacrificial Anode dan
paduan aluminium dengan Impressed Current Cathodic
luas muka 49,6 cm2, dan Protection pada Kapal. Skripsi.
1,0511 MPY menggunakan Institut Teknologi Sepuluh
dua buah paduan seng dengan Nopember. Surabaya.
luas muka 49,6 cm2 pada air Chodijah, S. 2008. Efektivitas
gambut. Penggunaan Pelapis. Skripsi.
2. Anoda tumbal berupa paduan Universitas Indonesia. Jakarta.
aluminium lebih baik dalam
melindungi katoda Iswanto, T. 2011. Efektivitas
dibandingkan dengan paduan Penggunaan Proteksi Katodik
seng karena potensial Arus Tanding. Skripsi.
proteksi besi baja oleh Universitas Riau. Pekanbaru

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 11


Juliana, A., S. Tjitro, dan V. Rizal. Srijono, B. 2006. Penelitian
1999. Studi Perbandingan Pembuatan Anoda Aluminium
Kinerja Anoda Korban Paduan untuk Kapal Laut. Lembaga
Aluminium dengan Paduan Metalurgi Nasional – Lembaga
Seng dalam Lingkungan Air Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Laut. Jurnal Universitas Jakarta.
Kristen Petra 2(1): 89-99
Sulistioso, G. S. 2004. Analisis
Kusnaedi. 2006. Mengolah Air Korosi dari SS 440C pada
Gambut dan Air Kotor Untuk Media Air Tawar dan Laut.
Air Minum. 2nd ed. PT. Jurnal Puslitbang Iptek Bahan
Penebar Swadaya. Jakarta. (P3IB) Batan: 7-11.
NACE Standard. 1999. Preparation, Trethewey, K.R dan Chamberlain.
Installation, Analysis, and 1991. Korosi untuk Mahasiswa
Interpretation of Corrosion dan Rekayasa. PT. Gramedia
Coupons in Oilfield Pustaka. Jakarta.
Operations. NACE
International. Houston. Utami, I. 2009. Proteksi Katodik
dengan Anoda Tumbal sebagai
Nova,S.M.K dan N. Misbah. 2012. Pengendali Laju Korosi Baja
Analisis Pengaruh Salinitas dan dalam Lingkungan Aqueous.
Suhu Air Laut terhadap Laju Skripsi. UPN Veteran. Jawa
Korosi Baja pada Pengelasan Timur.
SMAW. Jurnal Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Widharto, S. 2001. Karat dan
1(ISSN): 2301-9271 Pencegahan. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Rahayu,S.S. 2009. Materi Kimia
Industri. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-
industri/utilitas-pabrik/. 22
Maret 2014 (09.00)
Setyawan, B.Y., A. Warsinto dan
Karnoto. 2010. Analisa
Kebutuhan Perlindungan
Katodik untuk Sistem
Pertanahan Peralatan Tipe
Grid-Rod Berbahan Baja pada
Gardu Induk. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Semarang.
Soegiono. 2007. Teknologi
Perancangan dan Perawatan
Bangunan Laut. Airlangga
University Press. Surabaya.

Jom FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 12

You might also like