You are on page 1of 10

Hari Adi Prasetya Pengaruh Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Pelunak Minyak Biji Karet

et pada Karakteristik
Karet Wiper Blade

PENGARUH BAHAN PENGISI ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN


PELUNAK MINYAK BIJI KARET PADA KARAKTERISTIK KARET WIPER BLADE

EFFECT OF THE FILLERS OF ACTIVATED COCONUT SHELL CARBON AND


SOFTENER OF RUBBER SEED OIL TO THE CHARACTERISTIC OF WIPER BLADE

Hari Adi Prasetya


Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
Jalan Perindustrian II No. 12 Km. 9 Palembang 30152
e-mail: hariadiprasetya@yahoo.co.id

Diterima: 2 Maret 2016 ; Direvisi: 8 Maret 2016 – 28 Agustus 2016; Disetujui: 5 September 2016

Abstrak

Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik karet wiper blade dengan bahan pengisi
arang aktif tempurung kelapa dan bahan pelunak minyak biji karet. Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang tiga kali.
Faktor pertama adalah konsentrasi arang aktif tempurung kelapa (0 phr, 50 phr, dan 100 phr) dan faktor kedua
adalah konsentrasi minyak biji karet (0 phr, 1 phr, dan 2 phr). Parameter yang diuji, kekerasan, tegangan putus,
perpanjangan putus, ketahanan sobek dan ketahanan kikis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penambahan
konsentrasi arang aktif tempurung kelapa, minyak biji karet dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap
kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek dan ketahanan kikis dalam pembuatan karet
wiper blade. Nilai kekerasan karet wiper blade berkisar antara 65-74 Shore A, tegangan putus kisaran 15-22
N/m2, dengan perpanjangan putus kisaran 289-323%, ketahanan sobek kisaran 13,10 – 13,98 kg/cm dan
ketahanan kikis kisaran 409-475 DIN.mm3. Peningkatan penambahan arang aktif tempurung kelapa dan minyak
biji karet meningkatkan kekerasan karet wiper blade, tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek dan
ketahanan kikis dari senyawa karet. Perlakuan A2M2 (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa 50 phr dan
konsentrasi minyak biji karet 1 phr), A2M3 (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa 50 phr dan konsentrasi
minyak biji karet 2 phr), A3M1 (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan konsentrasi minyak biji
karet 0 phr), A3M2 (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan konsentrasi minyak biji karet 2 phr)
dan A3M3 (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa 100 phr) dan konsentrasi minyak biji karet 0 phr), memenuhi
persyaratan mutu karet wiper blade komersil.

Kata kunci : arang aktif tempurung kelapa, karet wiper blade, minyak biji karet

Abstract

The objective of the research was to the characteristics of wiper blade rubber that was added with the fillers of
activated coconut shell carbon and softener of rubber seed oil. The research was designed as a Factorial
Completely Randomized Design with two factors as treatments, and each combination of the treatment was
replicated three times. The first factor was the concentration of activated coconut shell carbon (0, 50 and 100
phr), and the second factor was rubber seed oil (0, 1 and 5 phr). The parameters included the hardness, tensile
strength, elongation at break, tear resistance and abrasion resistance. The results showed that the addition of
activated coconut shell carbon and rubber seed oil, as well as the interactions had highly significant effect on all
parameters. The hardness of wiper blade rubber ranged 65 to 74 Shore A, the tensile strength was at 15 to 22
N/m2, the elongation at break was at 289 to 323%, the tear resistance ranged 13,10 to 13,98 kg/cm and the
abrasion resistance ranged 409 to 475 DIN.mm3. The addition of activated coconut shell carbon and rubber seed
oil increased the hardness, tensile strength, elongation at break, tear resistance and abrasion resistance of the
wiper blade rubber. The treatment of A2M2 (50 phr of activated coconut shell carbon and 1 phr of rubber seed oil),
A2M3 (50 phr of activated coconut shell carbon and 2 phr of rubber seed oil), A3M1 (100 phr of activated coconut
shell carbon and 0 phr of rubber seed oil), A3M2 (100 phr of activated coconut shell carbon and 1 phr of rubber
seed oil), A3M3 (100 phr of activated coconut shell carbon and 2 phr of rubber seed oil), met the requirements of
the commercial wiper blade.

Keywords : of activated coconut shell carbon, wiper blade rubber, rubber seed oil

PENDAHULUAN permukaan kaca bagian depan dan


belakang mobil sehingga tidak
Karet wiper blade adalah karet yang menghalangi penglihatan pengemudi
berfungsi untuk menyapu air atau air maupun penumpang kearah luar mobil.
hujan dan kotoran yang terdapat pada Penggunaan karet wiper blade biasanya

31
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27 No. 1 Tahun 2016 Hal. 31 - 39

digabungkan dengan cairan pembersih, (2011). Hasil penelitiannya menunjukkan


pada saat karet menyapu kaca mobil, bahwa karakteristik ketahanan putus,
cairan pembersih disemprotkan. kekerasan, dan ketahanan kikis kompon
Keberadaan karet wiper blade sangat ban tapak mobil memberikan nilai yang
penting karena berhubungan dengan maksimal dibandingkan bila menggunakan
keselamatan pengemudi dan penumpang bahan pengisi carbon black. Sareena et
kendaraan. Karet penyapu kaca mobil ini al., (2012), melakukan penelitian
dalam penggunaannya seringkali penggunaan serbuk arang tempurung
mengalami kerusakan. Kerusakan yang kelapa sebagai bahan pengisi terbaru
timbul dapat terjadi karena adanya dalam karet alam. Hasil penelitiannya
pengaruh cairan pembersih, ozon dan menunjukkan serbuk arang tempurung
sinar UV yang merusak struktur kimiawi kelapa sebagai filler yang paling efektif
karet. Mutu karet wiper blade sangat dalam karet alam pada konsentrasi 10 phr
tergantung dari bahan-bahan kimia dan menunjukkan sifat psikomekanik
penyusun karetnya dan cara meliputi tegangan putus, ketahanan
pembuatannya. Penggunaan arang sobek, kekerasan dan pengembangan
tempurung kelapa sebagai bahan pengisi karet yang lebih baik dibandingkan
dan minyak pelunak dari minyak biji karet dengan karet alam yang tidak dimodifikasi
diharapkan dapat meningatkan mutu dengan bahan pengisi serbuk arang
Wiper blade. Karet wiper blade yang ada tempurung kelapa. Penelitian Aguele et
pada saat ini diproduksi dari bahan karet al., (2014), menghasilkan peningkatan
sintetik dan karet alam dengan bahan kekerasan, tegangan putus dan modulus
pembantu kimia yang sebagian besar kompon karet dengan meningkatnya
masih diimpor. konsentrasi bahan pengisi arang
Karet wiper blade sering mengalami tempurung kelapa yang digunakan
kerusakan berupa pengerasan. Tingkat sebagai bahan pengisi kompon karet.
kekerasan merupakan salah satu sifat fisik Minyak biji karet sering digolongkan
penting dalam mendisain karet wiper dalam semi drying oil yang dapat
blade. Kekerasan dari barang jadi karet digunakan sebagai bahan pembantu
dapat diperkirakan sebelumnya dengan dalam berbagai industri. Minyak biji karet
memperhatikan jenis bahan penolong bersifat degradable dan sumber dayanya
yang digunakan dan dapat memberikan dapat diperbaharui. Penggunaan minyak
kontribusi terhadap kekerasan akhir dari biji karet sebagai pelunak dalam
barang jadi karet serta pengerasan karet pembuatan kompon karet telah dilakukan
pada kondisi saat pemakaian. Dalam pada berbagai penelitian. Studi
penelitian ini lingkup pembahasan akan di penggunaan minyak biji karet sebagai
fokuskan hanya pada penggunaan bahan pelunak telah dilakukan, diantaranya
pengisi dan pelunak yang berperan dalam Marlina (2009), hasil penelitiannya
menentukan kekerasan barang jadi karet. menunjukkan peningkatan penambahan
Tempurung kelapa merupakan salah minyak biji karet sebesar 3% sampai 5%
satu sumber bahan pengisi alamiah yang pada pembuatan kompon karet dapat
potensial dan mempunyai prospek meningkatkan nilai tegangan putus.
ekonomi tinggi, terutama tersusun dari Menurut Alfa (2013), penggunaan minyak
lignin, selulosa dan hemiselulosa biji karet dalam kompon karet dapat
(Suhartana, 2006; Widihati et al., 2010; memberikan beberapa keuntungan teknis,
Vijayan et al., 2012). Limbah tempurung antara lain memudahkan dalam proses
kelapa dapat digunakan untuk membuat pencampuran, mengurangi porositas,
serat komposit polimer untuk tujuan meningkatkan kestabilan dimensi,
komersial (Udhayasankar and memperhalus permukaan, meningkatkan
Karthikeyan, 2015; Verma et al., 2013, ketahanan terhadap flexcraking.
Muthukumar and Lingadurai, 2014). Penelitian pembuatan karet wiper
Penelitian pemanfaatan arang blade menggunakan bahan pengisi dari
tempurung kelapa sebagai bahan pengisi arang aktif tempurung kelapa dan pelunak
dalam pembuatan kompon karet, telah minyak biji karet sebagai substitusi bahan
dilakukan diantaranya oleh Gamage

32
Hari Adi Prasetya Pengaruh Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Pelunak Minyak Biji Karet pada Karakteristik
Karet Wiper Blade

kimia impor diharapkan dapat A2= konsentrasi arang aktif tempurung


meningkatkan mutu karet wiper blade. kelapa 50 phr
A3= konsentrasi arang aktif tempurung
BAHAN DAN METODE kelapa 100 phr

Bahan Faktor kedua (M), yaitu konsentrasi


Bahan-bahan yang digunakan dalam bahan pelunak minyak biji karet
pembuatan kompon sampai dengan M1= konsentrasi minyak biji karet 0 phr
barang jadi karet (karet wiper blade) pada M2= konsentrasi minyak biji karet 1 phr
penelitian ini adalah : karet sintetis EPDM M3= konsentrasi minyak biji karet 2 phr
(Ethylene Propylene Diene Monomer),
karet alam NR (Natural Rubber), Sebagai nilai pengujian pembanding wiper
Antioksidan TMQ, resin, Sebagian filler blade hasil penelitian, dilakukan juga
(pengisi) CB N330 (HAF), SiO3, CaCO3, pengujian wiper blade komersil dari
wax dan, minyak biji karet, bahan penggiat pasaran.
(activator) ZnO (Zinc Oxide) dan asam
stearat (stearat acid), arang aktif Pembuatan Kompon Karet
tempurung kelapa, pencepat (accelerator) 1. Penimbangan
primer santocure CBS (N-Cyclohexil-2- Bahan baku dan penolong karet yang
benzothiazysulfanemida), pencepat digunakan jumlahnya disesuaikan dengan
sekunder MBTS (Dibenzothiazyl disulfida), jumlah yang telah diformulasikan.
santo white, TMTD, DPG, vulkanisator
sulfur, dan bahan untuk uji mutu produk di 2. Pencampuran (Mixing)
laboratorium. Proses pencampuran dilakukan
menggunakan alat kalender sistem
Peralatan terbuka (open mill), tahapan proses
Peralatan yang digunakan adalah, pencampuran adalah sebagai berikut :
open mill, L=40 cm, D=18 cm kapasitas 1 a. NR dan EPDM di mastikasi secara
kg, cutting scraf besar, ekstruder dan terpisah selama 1 hingga 3 menit.
cetakan karet wiper blade, autoclave, b. Pembuatan kompon karet dengan
timbangan metler p1210 kapasitas sampai mencampurkan karet alam (NR) dan
dengan 1200 g, timbangan berkel karet sintetis (EPDM) dengan
kapasitas sampai dengan 15 kg, dan bahan-bahan kimia :
gunting karet. 1) Bahan penggiat/activator, ZnO
dan asam stearat, potong setiap
Metodologi sisi karet satu sampai tiga kali
Rancangan yang digunakan pada selama dua hingga tiga menit.
penelitian ini adalah Rancangan Acak 2) Antioksidan TMQ, resin dan
Lengkap (RAL) faktorial, setiap perlakuan bahan bantu lain, potong setiap
diulang 3 (tiga) kali. Faktor yang dipelajari sisi karet sampai tiga kali selama
pada penelitian ini meliputi pengaruh dua hingga tiga menit.
bahan pengisi arang aktif tempurung 3) Sebagian filler (pengisi) CB N330
kelapa secara sendiri maupun kombinasi (HAF), SiO3, CaCO3, wax dan
dengan bahan pelunak minyak biji karet pelunak (softener), potong setiap
terhadap mutu kompon karet. Adapun sisi karet sampai dua atau tiga
variasi konsentrasi bahan pengisi arang kali selama tiga hingga delapan
aktif tempurung kelapa dan minyak biji menit.
karet adalah sebagai berikut : 4) Tambahkan sisa filler, potong
Faktor pertama (A), yaitu konsentrasi setiap sisi karet tiga kali selama
bahan pengisi arang aktif tempurung tiga hingga delapan menit.
kelapa ukuran partikel 400 mesh. 5) Accelerator santocure CBS,
A1= konsentrasi arang aktif tempurung santo white, TMTD, MBTS, DPG,
kelapa 0 phr potong setiap sisi karet dua atau

33
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27 No. 1 Tahun 2016 Hal. 31 - 39

tiga kali selama satu hingga tiga HASIL DAN PEMBAHASAN


menit.
6) Vulkanisator (sulfur) ditambah- Data hasil pengujian karet penyapu
kan dan giling selama dua hingga kaca mobil (karet wiper blade) hasil
tiga menit. penelitian selanjutnya dibandingkan
7) Kompon dikeluarkan dari open dengan hasil pengujian karet penyapu
mill lalu dilakukan pemeraman kaca mobil (karet wiper blade) di pasaran.
selama satu hari, selanjutnya Hasil pengujian karet penyapu kaca mobil
sebelum pencetakan, kompon (karet wiper blade) komersial adalah
dipotong sesuai dengan ukuran sebagai berikut, parameter kekerasan 65-
barang jadi yang akan dibuat. 75 Shore A, tegangan putus minimum 15
N/mm2, perpanjangan putus minimum
Peubah yang diamati 275%, ketahanan sobek 13-14 kg/cm, dan
Peubah yang diamati dalam penelitian ketahanan kikis 400-600 DIN.mm3.
ini meliputi pengujian sifat mekanik
dengan parameter kekerasan (hardness), 1. Kekerasan (Shore A)
tegangan putus (Tensile strength), Uji kekerasan (hardness) dilakukan
perpanjangan putus (elongation at break), untuk mengetahui besaran sifat mekanis
ketahanan sobek dan ketahanan kikis. suatu material. Uji kekerasan pada barang
jadi karet untuk mengetahui apakah
MASTIKASI termasuk golongan material ulet atau
getas. Semakin besar nilai kekerasan
Karet Alam pada karet menunjukkan bahwa karet
Karet Sintetis tersebut semakin keras dan tidak elastis.
Kekerasan karet merupakan
perlawanan dari permukaan karet
terhadap penetrasi dari beban dengan
PEMBUATAN KOMPON
berat tertentu.
Hasil pengujian kekerasan karet
penyapu kaca mobil (karet wiper blade)
Karet alam + sintetis
dapat dilihat pada Gambar 2.
Bahan pengisi
Antidegradan
Aktivator
Pemvulkanisasi 90
80
Kekerasan, Shore A

Akselerator 70
Plasticizer 60
Bahan tambahan 50
40
30
20
10
0
1

3
M

M
A1

A1

A1

A2

A2

A2

A3

A3

A3

PEMERAMAN
Variasi arang aktif tempurung kelapa dan
minyak biji karet
Wiper blade penelitian
PECETAKAN

Gambar 2. Grafik kekerasan (Shore A) karet


wiper blade
WIPER BLADE

Pada Gambar 2 nilai kekerasan


terendah terdapat pada perlakuan A1M1,
Gambar 1. Tahapan proses pembuatan (perbandingan konsentrasi arang aktif
wiper blade tempurung kelapa 0 phr, dan konsentrasi

34
Hari Adi Prasetya Pengaruh Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Pelunak Minyak Biji Karet pada Karakteristik
Karet Wiper Blade

minyak biji karet 0 phr), yaitu 42 Shore A. (arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan
Sedangkan nilai tertinggi pada A3M3 minyak biji karet 1 phr) yaitu 22 N/mm2
(perbandingan konsentrasi arang aktif dan hasil pengujian terendah diperoleh
tempurung kelapa 100 phr dan pada perlakuan A1M1 (arang aktif
konsentrasi minyak biji karet 2 phr), yaitu tempurung kelapa 0 phr dan minyak biji
78 Shore A. karet 0 phr), yaitu sebesar 8 N/mm2.
Nilai kekerasan karet karet wiper Peningkatan penambahan arang aktif
blade yang memenuhi standar komersial tempurung kelapa dan minyak biji karet
65-76 Shore A adalah perlakuan A2M2 pada pembuatan karet wiper blade dari 0
(perbandingan pemakaian konsentrasi phr menjadi 100 phr dan minyak biji karet
arang aktif tempurung kelapa 50 phr dan 1 phr meningkatkan nilai tegangan putus,
konsentrasi minyak biji karet 1 phr), yaitu dari 8 N/mm2 menjadi 22 N/mm2.
65 Shore A, A2M3 (perbandingan Penambahan arang aktif tempurung
konsentrasi arang aktif tempurung kelapa kelapa 100 phr dan minyak biji karet 2 phr
50 phr dan konsentrasi minyak biji karet 2 menurunkan nilai tegangan putus menjadi
phr), yaitu 72 Shore A, dan A3M1 20,05 N/mm2. Hal ini disebabkan arang
(perbandingan pemakaian konsentrasi aktif tempurung kelapa dengan ukuran
arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan partikel 400 mesh lebih mudah
konsentrasi minyak biji karet 0 phr), yaitu berinteraksi dengan molekul karet
74 Shore A. akibatnya tegangan putus semakin
Semakin besar konsentrasi arang meningkat dan mencapai optimum pada
aktif tempurung kelapa yang ditambahkan konsentrasi 50 phr. Tegangan putus
maka semakin tinggi nilai kekerasan karet dipengaruhi oleh ukuran partikel dan luas
wiper blade, dengan kata lain karet wiper permukaan bahan pengisi. Semakin kecil
blade akan semakin kuat dan elastis. ukuran partikel maka luas permukaan
Arang aktif tempurung kelapa bahan pengisi semakin besar sehingga
mengandung gugus hidroksil (OH) interaksi polimer karet dan bahan pengisi
(Sundaram and Natarajan, 2009; Cob, et lebih baik (Tenebe et al., 2013; Saleh et
al., 2012) sehingga terjadi interaksi antara al., 2013).
gugus hidroksil pada permukaan arang Hasil pengujian tegangan putus
dengan molekul karet. Semakin besar kompon karet untuk semua perlakuan
konsentrasi arang aktif tempurung kelapa, dapat dilihat pada Gambar 3.
semakin banyak interaksi arang aktif
dengan molekul karet. Selain itu nilai
Tegangan putus, N/mm2

25
kekerasan akan meningkat dengan
20
meningkatnya konsentrasi arang aktif
tempurung kelapa. Hal ini disebabkan 15
lebih banyak bahan pengisi arang aktif 10
tempurung kelapa masuk ke dalam 5
molekul karet, elastisitas rantai karet 0
berkurang sehingga karet lebih kaku dan
1

3
M

keras. Selain itu, penambahan minyak biji


A1

A1

A1

A2

A2

A2

A3

A3

A3

karet melunakkan karet wiper blade dan Variasi arang aktif tempurung kelapa dan minyak
akan menurunkan jumlah ikatan silang biji karet
yang terbentuk (Thomas, 2003).
Wiper blade penelitian
Kekerasan merupakan sifat yang sangat
mempengaruhi pada penggunaan,
penampilan dan ketahanan pakai barang Gambar 3. Grafik tegangan putus (N/mm2)
jadi karet. karet wiper blade

2. Tegangan putus Minyak biji karet berperan sebagai


Hasil pengujian tegangan putus pada pelumas di antara rantai molekul karet dan
karet wiper blade dengan nilai tertinggi menambah kelunakan barang jadi karet.
terdapat pada perlakuan perlakuan A3M2 Oleh karena itu, semakin besar

35
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27 No. 1 Tahun 2016 Hal. 31 - 39

penambahan minyak biji karet pada


proses pembuatan karet wiper blade, 350

Perpanjangan putus, %
maka tegangan putus karet akan semakin 300
menurun. Perubahan nilai tegangan putus 250
pada karet juga berpengaruh pada nilai 200
perpanjangan putus dan polanya sama 150
seperti pada tegangan putus. Hal ini 100
menunjukkan tegangan putus dan 50
perpanjangan putus merupakan dua 0
indikator mutu barang jadi karet yang

3
M

M
dipengaruhi oleh faktor yang sama.

A1

A1

A1

A2

A2

A2

A3

A3

A3
Interaksi arang aktif tempurung Variasi arang aktif tempurung kelapa dan
kelapa dan minyak biji karet menghasilkan minyak biji karet (phr)
nilai perlakuan terbaik untuk parameter
tegangan putus karet wiper blade pada 5 Wiper blade penelitian
(lima) perlakuan yaitu, perlakuan A2M2
sebesar 15 N/mm2, A2M3 sebesar 17
Gambar 4. Grafik perpanjangan putus (%)
N/mm2, A3M1 sebesar 22 N/mm2, A3M2 karet wiper blade
sebesar 22 N/mm2 dan A3M3 sebesar 20
N/mm2. Perlakuan tersebut dipilih Perpanjangan putus dipengaruhi oleh
berdasarkan nilai tegangan putus karet bahan pengisi dan bahan pelunak yang
wiper blade komersial minimum 15 ditambahkan, makin tinggi bahan pelunak
N/mm2. dan bahan pengisi yang ditambahkan,
semakin rendah nilai yang akan dicapai.
3. Perpanjangan putus Selain itu interaksi minyak biji karet
Nilai perpanjangan putus karet wiper dengan ikatan tak jenuh rantai molekul
blade yang semakin tinggi menunjukkan karet yang tersebar secara acak, semakin
bahwa karet semakin elastis. Hasil tinggi konsentrasi minyak biji karet maka
pengujian perpanjangan putus pada karet semakin banyak terbentuk ikatan dengan
wiper blade dengan nilai tertinggi molekul karet yang akan berpengaruh
diperoleh pada perlakuan A3M1 (campuran mengurangi keleluasaan gerak rantai
arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan polimer sehingga elastisitas karet wiper
minyak biji karet 0 phr) yaitu 323%. Hasil blade menjadi menurun.
pengujian perpanjangan putus pada karet Interaksi arang aktif tempurung
wiper blade dengan nilai terendah kelapa dan minyak biji karet menghasilkan
diperoleh pada perlakuan A1M1 (campuran nilai terbaik untuk parameter
arang aktif tempurung kelapa 0 phr dan perpanjangan putus kompon karet pada 5
minyak biji karet 0 phr), yaitu sebesar (lima) perlakuan yaitu perlakuan A2M2
178%. Hasil pengujian perpanjangan sebesar 289%, A2M3 sebesar 311%, A3M1
putus karet wiper blade dapat dilihat pada sebesar 323%, A3M2 sebesar 319% dan
Gambar 4. A3M3 sebesar 305%. Perlakuan tersebut
Perpanjangan putus karet wiper blade dipilih berdasarkan perbandingan dengan
meningkat dengan bertambahnya nilai hasil uji perpanjangan putus karet
konsetrasi arang aktif tempurung kelapa wiper blade komersial, yaitu minimum
hingga konsentrasi 100 phr dan minyak 275%.
biji karet 0 phr dan menurun pada
konsetrasi minyak biji karet 1 phr dan 2 4. Ketahanan sobek
phr. Penurunan perpanjangan putus Ketahanan sobek berkaitan dengan
dikarenakan arang aktif tempurung kelapa energi pemutusan. Sifat-sifat tersebut
sebagai bahan pengisi yang berinteraksi dapat ditingkatkan dengan menambah
dengan polimer karet sehingga rantai ikatan silang hingga mencapai tingkat
polimer menjadi kaku dan karenanya kerapatan tertentu.
ketahanan untuk meregangkan menjadi Nilai terbesar hasil pengujian
rendah (Egwaikhide et al 2007; Tenebe et ketahanan sobek karet wiper blade
al., 2013).

36
Hari Adi Prasetya Pengaruh Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Pelunak Minyak Biji Karet pada Karakteristik
Karet Wiper Blade

dengan didapat pada perlakuan A2M2 Nilai ketahanan sobek akan


(campuran arang aktif tempurung kelapa meningkat dengan peningkatan ukuran
100 phr dan minyak biji karet 1 phr) yaitu partikel bahan pengisi dan luas
13,98 kg/cm dan hasil pengujian permukaan (Haghigat, et al., 2005;
ketahanan sobek karet wiper blade Moonchai et al., 2012). Arang aktif
terendah diperoleh pada perlakuan A2M2 tempurung kelapa dengan ukuran partikel
(arang aktif tempurung kelapa 50 phr dan 400 mesh menyebabkan gugus fungsional
minyak biji karet 1 phr), yaitu sebesar fenol pada arang aktif tempurung kelapa
13,10 kg/cm. Hasil pengujian ketahanan lebih mudah berinteraksi dengan molekul
sobek karet wiper blade dapat dilihat pada karet. Hal inilah yang menyebabkan nilai
Gambar 5. ketahanan sobek meningkat.
Interaksi arang aktif tempurung
kelapa dan minyak biji karet menghasilkan
16 nilai terbaik untuk parameter ketahanan
Ketahanan sobek, kg/cm

14
12
sobek karet wiper blade pada 5 (lima)
10 perlakuan yaitu perlakuan A2M2 sebesar
8 13,10 kg/cm, A2M3 sebesar13,38 kg/cm,
6
4
A3M1 sebesar 13,90 kg/cm, A3M2 sebesar
2 13,98 kg/cm dan A3M3 sebesar 13,77
0 kg/cm. sesuai spesifikasi mutu ketahanan
sobek karet wiper blade komersial, yaitu
1

3
M

13 kg/cm hingga 14 kg/cm.


A1

A1

A1

A2

A2

A2

A3

A3

A3

Variasi arang aktif tempurung kelapa dan


minyak biji karet (phr) 5. Ketahanan kikis
Ketahanan kikis merupakan
Wiper blade penelitian
kesanggupan karet bertahan terhadap
gesekan dengan benda lain pada
Gambar 5. Grafik ketahanan sobek
pemakaiannya. Nilai ketahanan kikis
(kg/cm) karet wiper blade merupakan sifat penting yang harus
dimiliki oleh produk karet, jika ketahanan
Nilai ketahanan sobek karet wiper kikis rendah maka produk yang dihasilkan
blade semakin meningkat dengan akan mudah aus dan menyebabkan cepat
bertambahnya konsentrasi arang aktif terjadinya kerusakan.
tempurung kelapa dan minyak biji karet.
Ketahanan kikis, DIN.MM3

500
Arang aktif tempurung kelapa merupakan
bahan pengisi penguat, agar campuran 400
antara arang aktif tempurung kelapa dan
300
bahan kimia tercampur sempurna
diperlukan bahan pelunak minyak biji karet 200
yang mempunyai kemampuan 100
melunakkan karet dengan sempurna
0
sampai suhu cukup tinggi untuk
mempercepat proses plastisasi yang
1

3
1

1
2

3
M

M
M

M
M

M
A1

A1

A1
A2

A2

A2

A3
A3

A3

akhirnya mempercepat proses


penyebaran arang aktif tempurung kelapa Variasi arang aktif tempurung kelapa dan
minyak biji karet (phr)
secara merata dalam vulkanisat karet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Wiper blade penelitian
ketahanan sobek dipengaruhi oleh luas
permukaan bahan pengisi dan juga Gambar 6. Grafik ketahanan kikis (DIN.mm3)
adanya interaksi karet dengan bahan karet wiper blade
pengisi yang konsentrasinya tinggi.
Penambahan bahan pengisi penguat Ketahanan kikis hasil pengujian karet
dalam jumlah optimum, akan wiper blade dengan nilai terbesar didapat
meningkatkan ketahanan sobek karet.

37
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27 No. 1 Tahun 2016 Hal. 31 - 39

pada perlakuan A3M2 (campuran arang komersial adalah perlakuan A2M2


aktif tempurung kelapa 100 phr dan (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa
minyak biji karet 1 phr) yaitu 475 DIN.mm3 50 phr dan konsentrasi minyak biji karet 1
dan hasil pengujian ketahanan kikis karet phr), A2M3 (konsentrasi arang aktif
wiper blade terendah diperoleh pada tempurung kelapa 50 phr dan konsentrasi
perlakuan A1M1 (arang aktif tempurung minyak biji karet 2 phr), A3M1 (konsentrasi
kelapa 0 phr dan minyak biji karet 0 phr), arang aktif tempurung kelapa 100 phr dan
yaitu sebesar 327 DIN.mm3. Hasil konsentrasi minyak biji karet 0 phr), A3M2
pengujian ketahanan kikis karet wiper (konsentrasi arang aktif tempurung kelapa
blade dapat dilihat pada Gambar 6. 100 phr dan konsentrasi minyak biji karet
Gambar 6 menunjukkan pola yang 2 phr) dan A3M3 (konsentrasi arang aktif
teratur dari peningkatan nilai ketahanan tempurung kelapa 100 phr) dengan
kikis dengan meningkatnya konsentrasi karakteristik karet wiper blade untuk
arang aktif tempurung kelapa dan minyak parameter tegangan putus (15 N/mm2, 17
biji jarak. Hal ini menunjukan bahan N/mm2, 22 N/mm2, 22 N/mm2 dan 20
pengisi sebagai fungsi parameter N/mm2, perpanjangan putus (289%,
ketahanan kikis yang dikaitkan dengan 311%, 323%, 319% dan 305%),
derajat dispersi bahan pengisi (Eichhom et ketahanan sobek (13,10 kg/cm, 13,38
al, 2001; Ekabafe et al, 2010). Adanya kg/cm, 13,90 kg/cm, 13,98 kg/cm dan
partikel arang aktif tempurung kelapa yang 13,77 kg/cm), dan ketahanan kikis (409
kecil (400 mesh) maka makin luas DIN.mm3, 429 DIN.mm3, 437 DIN.mm3,
permukaan, hal ini menunjukkan makin 475 DIN.mm3 dan 461 DIN.mm3).
banyak gugus fungsional arang aktif Perlakuan terbaik untuk kekerasan adalah
tempurung kelapa yang berikatan dengan perlakuan A2M2 (konsentrasi arang aktif
molekul karet, sehingga interaksi yang tempurung kelapa 50 phr dan konsentrasi
terjadi baik secara fisika dan kimia akan minyak biji karet 1 phr) sebesar 65 Shore
semakin baik. Selain itu, ketahanan kikis A, A2M3 (konsentrasi arang aktif
vulkanisat karet bergantung juga pada tempurung kelapa 50 phr dan konsentrasi
kekerasan dan kerapatan ikatan silang minyak biji karet 2 phr), sebesar 72 Shore
molekul karet (Rattanasom dan A dan A3M1 (konsentrasi arang aktif
Chaikumpollert, 2003). tempurung kelapa 100 phr dan
Interaksi arang aktif tempurung konsentrasi minyak biji karet 0 phr)
kelapa dan minyak biji karet menghasilkan sebesar 74 Shore A.
nilai terbaik untuk perlakuan ketahanan
kikis karet wiper blade pada 5 (lima) UCAPAN TERIMA KASIH
perlakuan yaitu perlakuan A2M2 sebesar
409 DIN.mm3, A2M3 sebesar 429 Terima kasih kepada Sdr. Suyatno
DIN.mm3, A3M1 sebesar 437 DIN.mm3, dan Sdr. Bambang Sugiyono, S.T., M.Si.,
A3M2 sebesar 475 DIN.mm3 dan A3M3 yang telah membantu dalam melakukan
sebesar 461 DIN.mm3. pembuatan vulkanisat wiper blade.
Nilai ketahanan kikis tersebut sesuai
dengan nilai ketahanan kikis karet DAFTAR PUSTAKA
komersil, dengan kisaran 400-600
DIN.mm3. Alfa A.A., Suharto, H. 2013. Pembuatan Faktis
dari Minyak Biji Karet. Prosiding
KESIMPULAN Simposium Nasional Polimer II. Balai
Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Aguele, F.O; Madufor, C.I; and Adekunle, K. F.
Arang aktif tempurung kelapa, minyak 2014. Comparative Study of Physical
biji karet dan interaksi keduanya Properties of Polymer Composites
berpengaruh terhadap nilai kekerasan, Reinforced with Uncarbonised and
tegangan putus, perpanjangan putus, Carbonised Coir. Journal of Polymer
ketahanan sobek dan ketahanan kikis Chemistry. 4 : 73-82.
karet wiper blade yang dihasilkan. Cob, A et al. 2012. Low-Tech Coconut Shell
Perlakuan terbaik yang memenuhi Activated Charcoal Production.
persyaratan mutu karet wiper blade

38
Hari Adi Prasetya Pengaruh Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Pelunak Minyak Biji Karet pada Karakteristik
Karet Wiper Blade

International Journal for Service Learning powder as a novel filler in natural rubber.
in Engineering. Vol. 7(1) : 93-104. J Reinfor Plast and Comp. 31(8) : 533-
Egwaikhide, P. A, Akporhonor, E. E, and 547.
Okieimen, F. E. 2013. Effect of coconut Sundaram, E.G and Natarajanb, E. 2009.
fibre filler on the cure characteristics Pyrolysis of Coconut Shell: An
physico–mechanical and swelling Experimental Investigation. The Journal
properties of natural rubber vulcanisates. of Engineering Research. 6 (2) : 33-39.
International Journal of Physical Tenebe, O. G et al. 2013. Study on the
Sciences. 2(2) : 039-046. Mechanical Properties of Natural Rubber
Eichhom S.J, Baillie C.A, Zafeiropoulos N, Filled with Coconut Shell and Palm Fruit
Mwaikambo L.Y, Ansell M.P, Dufresne A. Fibre Fillers. Journal of Advanced and
2001. Current international research into Applied Sciences. 1 (1) : 1-10
cellulosic fibres and composites. Journal Thomas, J. 2003. Disain Kompon. Balai
of Material Science. 36(9): 2107 - 2111. Penelitian Teknologi Karet Bogor.
Ekebafe L.O, Ayo M.D, Eguare K.O, Ugbesia Udhayasankar, R and Karthikeyan, B. 2015. A
S.O. 2010. Effect of chemical Review on Coconut Shell Reinforced
modification of powdered rubber seed Composites. International Journal of
shell as filler on the tensile properties of ChemTech Research. 8 (11) : 624-637.
natural rubber compounds. Journal of Verma, P.C; Gope, A; Shandilya, A; Gupta,
Polymer Science and Technology. 37 (2) : M.K; Maheshwari. 2013. Coir Fibre
1113 - 1119. Reinforcement and Application in Polymer
Gamage, N.J.W. 2011. Use of coconut shell Composites: A Review. Journal of
charcoal dust as a filler in the rubber Material Environment Science. 4 (2) :
industry. Thesis. University of Moratuwa 263-276.
Srinlanka.
Haghighat, M., Zadhoush, A., Khorasani, S.N.
2005. Physicomechanical Properties of α-
Cellulose-Filled Styrene-Butadiene
Rubber Composites. J. Appl Polym Sci.
96 : 2203-2211.
Marlina, P., 2009. Pencegahan Penurunan
Mutu pada Kompon Karet dengan
Penambahan Minyak Biji Karet Epoksi,
Tesis, Universitas Sriwijaya.
Moonchai, D, Moryadee, N and Poosodsang,
N. 2012. Comparative properties of
natural rubber vulcanisates filled with
defatted rice bran, clay and calcium
carbonate. Maejo International Journal
of Science and Technology. 6(02) : 249-
258.
Muthukumar, S and Lingadurai, K. 2014.
Mechanical Behaviour Of Coconut Shell
And Groundnut Shell Reinforced Polymer
Composite. Global Journal Of
Engineering Science And Researches
Investigating The 1(3) : 19 – 23.
Rattanasom, N and Chaikumpollert, O. 2003.
Crack growth and abrasion resistance of
carbon black-filled purified natural rubber
vulcanizates. Journal of Applied Polymer
Science. 90 : 1793-1796.
Salleh, Z; Islam, M.M; and Ku, H. 2013.
Tensile Behaviours of Activated Carbon
Coconut Shell Filled Epoxy Composites.
Malaysian Postgraduate Conference
(MPC2013). 3 : 22 – 27.
Sareena, C, Ramesan, M.T, and Purusotaman,
E. 2012. Utilization of coconut shell

39
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 27 No. 1 Tahun 2016 Hal. 40

40

You might also like