Professional Documents
Culture Documents
Abu Syauqi
Mengenang jalan persaudaraan suci,
Aisyah - Ridlo
KALAM PENGANTAR
Risalah ini disadur dari surat untuk akhwat fiddien, Aisyah. Berlembar-
lembar tulisan yang dikirimkan kepadanya. Setiap surat ditulis sebagai kajian
ilmu sebagai respon terhadap keadaan dan pertanyaannya atas maksud,
pengertian, dan kebenaran dari apa yang disampaikan kepada teman dan ustadz,
dan bukan untuk tujuan sebagaimana burung merak memekarkan bulunya yang
indah. Tidak ada buah yang diharapkan dari jalan persaudaraan suci dengannya
melainkan dzikrullah yang menghasilkan limpahan pengetahuan dan
ketenangan.
i
dari kita tentu saja pernah mengalami jatuh cinta kepada seseorang saat
pandangan pertama. Aisyah adalah cinta pada pandangan pertama, bukan pada
wujudnya tetapi kepada ajaran Ghazali dalam Minhajul Abidien yang terwujud
melalui keadaannya. Aisyah adalah cinta Ilahiyah. Tuhan telah menetapkan
jalan untuk tidak mencintainya lebih dari seorang akhwat fiddien tatkala Ia
menjadikanku khilaf bermaksud belajar mengaji kepada ayahnya bukan untuk
keridloan-Nya tetapi agar dekat dengan Asiyah. Jalan pertaubatan yang dipilih
telah menyebabkan kaki dan hati ini tertancab kuat pada jalan persaudaraan suci
dengannya, tidak dapat berajak lebih, hingga hati ini tidak dapat bersamanya
walaupun air mata menetes.
Abu Syauqi
ii
DAFTAR ISI
iii
RISALAH I - PERJALANAN INI UJIAN CINTA
Garut, 17 Desember 2002
1
hentinya ujian datang bertubi-tubi dan melahirkan banyak keadaan yang sangat
mempengaruhi keadaan masa depan kita, di dunia dan di akhirat.
Lalu dengan serta merta kita yang menyadari kewajiban yang harus
ditunaikannya kepada Allah, berusaha menembus hijaban hatinya semata untuk
mengukur seberapa jauhkan dirinya dari apa yang ia cita-citakan, yakni ridlo
Allloh. Ia kemudian dihadapkan pada berbagai persoalan yang menekan dirinya
untuk menghadapi keputusan memilih salah satu dari beberapa jalan yang Allah
hadapkan. Iapun sering merenung dan memikirkan jalan mana yang tepat dan
tak merugikan dirinya kelak.
2
Sesungguhnya hanya satu perkara yang membuat kita tak buta dan
dapat berdiri di atas jalan Islam, sehingga penjauhan itu tidak terjadi, yakni
kesanggupan yang Allah karuniakan kepada kita untuk tetap berhukum kepada-
Nya atas segala perkara yang dihadapi. Dan alangkah hinanya kita, tatkala
dalam konflik itu, kita terbawa nafsu yang menyeret kita kepada apa yang
sesuai dengan dirinya, yakni kejelekan ataupun kehinaan. Sehingga kita
terjerumus kepada syahwat dan prasangka-prasangka, yang benar-benar
merupakan jalan nafsu untuk menjerumuskan kita kepada dosa. Semoga Allah
mengampuni kita. Amien.
Dibalik itu semua, terdapat sebuah cahaya besar yang tetap menyala
dan tak akan pernah padam. Cahaya yang mengakibatkan perasaan takut
ataupun harap. Cahaya yang menciptakan kemiskinan dan kekuatan untuk
menggapai kecukupan. Cahaya yang mengetahui ketuhanan Allah dan hak-hak-
Nya. Dan cahaya itu ada di lubuk hati terdalam. Dalam akal yang berfikir. Dan
dalam ruh yang menggerakkan. Cahaya fitrah, yang membuat manusia
merasakan keadilan dan memahami segala rupa takaran yang diciptakan.
Cahaya yang dinyalakan-Nya sewaktu kita diciptakan. Cahaya yang diberi-Nya
nilai, sewaktu akal bersaksi akan ketuhanan Allah pada kali yang pertama.
3
Keadaan dan perbuatan kita terkadang membuat kita melihat atau buta
dari cahaya tersebut. Saat hati diliputi syahwat, maka kitapun buta darinya.
Tatkala hati diliputi dzikirulloh, maka kitapun melihat kepada-Nya. Dan di saat
kita diliputi cahaya, maka kebahagiaan yang muliapun mengisi ruang hidup
kita. Sementara saat kita diliputi kegelapan karena kebutaan, maka kehinaanpun
meliputi kita, terlepas apakah saat itu kita sadar atau tidak.
Kesemuanya itu membuat kita berfikir tentang apa yang kita lakukan.
Cahaya yang terlihat, telah memicu kita untuk memikirkan jalan terbaik agar
kita mencapai apa yang dibutuhkan. Terkadang kita mengakhiri pemikiran itu
dengan pemutusan segala jalan yang telah ditempuh oleh perasaan kita atau
jasad kita, ataupun melapangkannya. Dan itu semua merupakan warna yang
senantiasa memulasi rangkaian perjalanan yang kita tempuh selama ini.
4
RISALAH II - SABARLAH MENAHAN CINTA
Garut, 4 Januari 2002
Kesabaran adalah sebuah kata yang bermakna indah tetapi berat sekali
ditanggungnya. Hanya orang yang mengenal Allah dengan baik sajalah yang
dapat menikmati kesabaran. Karena pengenalan itu akan menimbulkan
kedekatan. Sementara Allah dekat dengan orang-orang yang sabar, sebagaimana
firman-Nya yang artinya, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar”.
5
Oleh karena itu, untuk menghadapi segala kemungkinan, maka mereka
berlindung kepada Allah, Rabb yang mengetahui segala perkara yang
tersembunyi : yang terbesit di dalam hati. Mereka meyakini hal tersebut dengan
topangan firman-Nya, “Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Ia, Maha
Mengetahui segala perkara Ghoib lagi Maha Menyaksikan …”.
6
Mereka adalah orang-orang yang tidak menganggap dirinya layak
menjadi pasangan orang lain tetapi memiliki kemauan untuk memberikan amal
terbaik bagi orang lain. Mereka adalah orang-orang yang mencari cinta Tuhan,
sehingga mereka tidak menuntut apapun dari manusia. Dan mereka adalah
orang-orang yang berkat kepercayaannya kepada Allah, mereka ditunjukkan ke
arah mana yang mereka butuhkan dan yang Allah ridloi. Mereka benar-benar
akan menjadi pewaris. Yang mewarisi Firdaus, mereka padanya kekal.
7
RISALAH III - RASA YANG SEHARUSNYA ADA
Garut, 29 April 2001
Rasa Ramadhan
Ada kebiasaan mukmin apabila mereka hendak bertemu dengan
Ramadhan, yakni mereka bersiap siaga dan bersuka cita. Kerinduan mereka
menyebabkan mereka tak sabar menanti hadirnya bulan yang diharapkan. Sebab
padanya mereka beroleh keampunan dan rahmat. Jalan menuju-Nya begitu
mudah dicapai. Tiadalah yang mereka minta selain agar mereka dipanjangkan
umur agar sampai di bulan Ramadlan. Bilamana Allah menghendaki mereka
wafat pada tahun tersebut, maka mereka meminta agar Allah mewafatkan
mereka di bulan Ramadlan.
8
Apapun yang mereka hadapi dan akan mereka hadapi, maka mereka
tidak melihat selain kepada apa-apa yang Allah peruntukan bagi mereka. Yakni
jalan lurus, kehidupan yang baik, dan usaha yang halal yang Allah tunjukkan
melalui Islam. Kegembiraan mereka adalah apabila mereka bertemu dengan
sesuatu yang akan memberi kepadanya keuntungan di sisi Allah dan kesedihan
mereka adalah apabila mereka mendapat kerugian dalam perniagaan amal di sisi
Allah.
9
menyusun azam untuk berjuang dengan keras agar hari esok lebih baik dari hari
kemarin. Mereka kemudian tersenyum tatkala mereka ingat sabda Rasululloh
SAW yang artinya, “Barangsiapa hari sekarang lebih baik dari hari kemarin
maka mereka beruntung.” Kemudian mereka termenung tatkala sambungan
hadits tersebut terngiang di hatinya, “Barangsiapa hari sekarang lebih buruk
dari hari kemarin, maka mereka adalah orang yang terkutuk.”
10
hatinya hingga dunia menutupi dirinya dari melihat karunia Allah kepada
dirinya.
Tidaklah ingatan mereka kepada Allah selain hanya apabila mereka tiba
pada masa dimana semuanya berdo’a kepada Allah. Saat si pendo’a meminta
panjang usianya, iapun menghadap kepada Allah dengan serius kemudian
berkata, “Amien.”. Sementara di hatinya tidak tergerak sedikitpun hasrat untuk
bertaubat, kembali kepada-Nya, memperbaharui penyembahan diri kepada-Nya.
11
perbuatan baik kepada kalian. Dan itu membahagiakan diriku, karena
dengannya aku tahu bahwa Allah masih memberiku kesempatan beramal buat
hari esok.”
12
malapetaka kemunafikan. Oleh sebab itu aku tak akan terbawa was-wasah
tersebut. Aku tak pernah menganggap engkau bisa mendatangkan maslahat
padaku atau memadharatkanku. Aku tidak suka selain bersangka baik padamu.
Dan kita berharap agar kita terhindar dari keburukan orang yang kamu
ceritakan.”
Saling Menjaga
Sayidina Umar pernah menjadi khalifah Islamiah pada masanya.
Kemudian beliau bertanya kepada sahabat beliau apakah sahabatnya mau
memberitahu kepadanya tentang cela yang ada pada diri beliau r.a.?. Tatkala
sahabatnya hendak mengelak, maka Sayidina Umar marah. Kemudian
sahabatnya tersebut mau memenuhi permintaan Sayidina Umar.
13
pemeluknya untuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar kepada semua orang.
Di dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa salah satu sifat kaum pilihan Allah itu
(Islam) bahwa mereka suka beramar ma’ruf nahi munkar.
14
RISALAH IV – BERSABAR UNTUK CINTA-NYA
Garut, Muharam 1422
Miskin Cinta-Nya
Telah lama waktu berputar, namun terasa belum beranjak kita dari
keadaan yang lalu, melainkan sedikit saja. Telah lama banyak nafas kita
hembuskan, namun terasa beban kejahilan masih pula mengikat jasad kita,
menghalangi rutinitas pengabdian yang harus kita lakukan karena-Nya. Telah
banyak lembaran ilmu yang telah dipertunjukkan-Nya ke hadapan kita, namun
sedikit sekali yang bisa kita amalkan.
15
Kesabaran Dalam Jarak
Terkadang aku memikirkan tentang diri ini yang tidak membiarkan
bertemu dengan dirimu yang berkeinginan untuk bersua. Namun di dalam hati
selalu ada yang berkata, “Sabarlah menghadapi keengganan dirimu untuk
menjumpainya. Menyesalah karena ternyata kakimu lumpuh untuk memenuhi
undangan saudaramu yang wajib engkau perhatikan. Dan selalulah engkau
menjauhi nafsumu, hingga dalam keadaan jauh ataupun dekat dirimu
dengannya, engakau selalu beserta Allah, hingga Allah mengubah semuanya
menjadi berbagai rupa hikmah. Bukan dekat dan jauhnya ragamu dari sisinya
yang terpenting, tetapi sejauh mana kedekatanmu dengan Allah. Karena
kedekatanmu kepada Allah menunjukkan bahwa engkau telah didekatkan-Nya
kepada hamba-hamba kesayangan-Nya.”
Sabarlah atas apa yang terjadi pada diri kita. Selama kita berpijak pada
pengetahuan dan mengikatkan diri kita kepada Allah, tak akan ada satupun
masalah yang membuat kita terhalang untuk meraih berbagai keuntungan yang
Allah berikan kepada mereka yang berada dekat dengan diri-Nya. Terima saja
apa adanya dan bertanyalah seperlunya tanpa perlu mendesak, sehingga kita tak
menyusahkan diri kita sendiri dan tak membuang kesempatan yang bisa
diperoleh mereka yang diwarisi kesabaran oleh-Nya. Apa-apa yang menimpa
diri hamba-Nya yang mengharap petunjuk-Nya dengan menjalani jalan-Nya
adalah kemaslahatan. Marilah kita bersabar hingga kesabaran itu melahirkan
perhiasan yang lebih berharga dari pada apa yang kita berikan kepada saudara-
saudara kita. Tiada daya kita selain dengan pertolongan Allah.
16