Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
Secara Geografis, luas wilayah Kelurahn Tolo Selatan sekitar 3,14 km2 .
Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
ini berada lokasi yang bisa dijangkau oleh masyarakat, Tepatnya di kawasan
sehari-hari di pesanren
1) Visi
Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
Visi adalah gambaran pesantren yang diinginkan di masa depan secara utuh,
sedangkan misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi, antara visi dan misi
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Adapun visi sekolah yaitu “Unggul
33
34
2) Misi
pekerti
suasana kondusif
administratif yang dilakukan oleh penulis untuk tahun 2012/2013 dapat dilihat
Tabel 1 Jumlah Murid dan Tenaga Pendidik Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’
Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
Tenaga Pendidik
Nama Pesantren Jumlah Murid PNS Non PNS
Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan 261 orang 24 Orang 2 Orang
Sumber: Kantor Tata Usaha Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec.
Kelara Kab. Jeneponto Tahun Ajaran 2014/2014
Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto di atas, jika dibandingkan jumlah
atau perbandikan ideal antara jumlah siswa dengan jumlah tenaga pengajar, yakni
35
10: 1 dimana setiap 10 orang siswa dibina oleh 1 orang guru, maka dengan
distribusi siswa pada kelas I belum ada pembagian jurusan maupun menurut
orang siswa siswi, maka perbandingan antara pengajar yang ada berjumlah 25
orang atau setiap tenaga pengajar membina 5 orang siswa-siswi, sehingga kegitan
belajar mengajar pada Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara
bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah segala sesuatu yang langsung
standar nasional pendidikan bab 1 pasal (1) ayat (8) menjelakan bahwa Standar
sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
rekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
1
Arif S. Sadiman et., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemammfaatannya(cet. I; Jakarta: Rajawali, 1989), h. 6.
2
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Bab (1) Pasal (1) Ayat (8).
36
maupun non material yang diperlukan dalam segala bentuk interaksi kegiatan
Hal tersebut juga dapat diungkapkan oleh wakil pimpinan bidang sarana
dan prasarana Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
Tabel 2 : Keadaan Prasarana Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara
Kab. Jeneponto Tahun Ajaran 2012/2013
Keadaan Ruang
Baik Rusak ringan Rusak berat
No Jenis Ruang Total
Luas Luas Luas
Jml Jml Jlm
M2 M2 M2
1 Ruang Teori/Kelas 18 1232 4 288 1 56 23
2 Laboratorium IPA - - - - - - -
3 Laboratorium Bahasa - - - - 1 96,25 1
4 Laboratorium Biolagi 1 144 - - - - 1
5 Laboratorium Fisika - - - - 1 108
6 Laboratorium Kimia - - - - - - -
7 Laboratorium IPS - - - - - - -
8 Ruang Computer - - - - - - -
9 Ruang Berpustakaan 1 120 - - - - -
10 Ruang Keterampilan - - - - 1 180 1
11 Ruang Serbaguna - - - - - - -
12 Ruang UKS - - - - - - -
3
subran Junus, S.Pd. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana pada Pesantren
Nahdatul Ulum, Wawancara (Kantor pimpinan Nahdatul Ulum, Tanggal 15 Mei 2013).
37
Tabel 3 : Keadaan Sarana Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara
Kab. Jeneponto Tahun Ajaran 2012/2013
Nama Alat/ Judul Jumlah Keadaan Alat/Buku Jumlah
No Baik Rusak Ringan Rusak Berat Total
Buku
I Alat pendukung Administrasi
1. 1. Computer. 2 - - 2
2. 2 Mesin Ketik 3 - - 3
3. 3. Lemari Kabinet 1 - - 1
4. 4. Mesin Stensil 1 - - 1
5. 5. Lemari 20 - - 20
6. 6. Rak Buku 4 - - 4
50 - - 50
7. 7. Meja Guru/Tata Usaha
50 - - 50
8. 8. Kursi Guru/ Tata Usaha
500 - - 500
9. 9. Meja Siswa
500 - - 500
10. Kursi Siswa
Alat Media Belajar
II
(a)
Buku Paket 250 - - 250
1. 1. Fisika 460 - - 460
2. 2. Kimia 163 - - 163
3. 3. Bahasa Inggris 170 - - 170
4. 4. Matematika 245 - - 245
190 - - 190
5. 5. Biologi
130 - - 130
6. 6. Bahasa Indonesia
135 - - 135
7. 7. Pendidikan Agama
230 - - 230
8. 8. Sejarah Nasional dan Umum - - 335
335
9. 9. Pendidikan Jasmani 230 - - 230
- - 450
38
Sumber Data : Kantor Tata Usaha Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara
Kab. Jeneponto Tahun Ajaran 2013/2014.
mengenai keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pesantren Nahdatul
Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto, baik sarana berupa
serta ruang guru yang keseluruhannya telah dapat menunjang proses kegiatan
Pada Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab.
Jeneponto.
yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dalam rangka memberikan arahan bagi
peserta didik untuk dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya melalui
39
kegiatan belajar dikelas serta untuk mendorong pembentukan pribadi peserta didik
dan penanaman nilai-nilai agama dan akhlakul karimah peserta didik. Tujuannya
adalah membentuk manusia yang terpelajar dan bertaqwa kepada Allah SWT.
akademik dan ekstrakurikuler pada peseta didik yang dinyatakan lulus untuk satu
akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan
juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju
diluar jam pelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswa Pesantren
Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto. Kegiatan ini
sendiri selain bertujuan untuk menunjang mutu pendidikan agama islam dan
keagamaan ini juga bertujuan untuk menciptakan madrasah yang unggul dan
pengetahuan agama dan pengetahuan umum serta menciptakan anak didik yang
karimah (moralitas yang baik). Hal ini diungkapkan oleh Kepala sekolah, Ibu Drs.
Bukan hanya itu saja, ibu Dra. Nasriani selaku guru agama menambahkan
kondisi atau nuansa yang religi pada madrasah serta membudayakan dan
hanya sekedar teori saja namun ada wujud pengamalan yang nyata.
keagamaan ini, bersifat positif bagi siswa juga pada seluruh warga
menjadi tanggung jawab bagi kepala sekolah dan guru-guru PAI saja melainkan
seluruh guru dari disiplin ilmu lain dan karyawan di Pesantren Nahdatul Ulum
Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto. Guru-guru disini selain ikut serta
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan juga memiliki tanggung jawab untuk
4
Drs. St. Aisyah, Kepala Sekolah Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi,
Jeneponto, 12 Maret 2014.
5
Nasriani, Guru Qur’an Hadist Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi,
Jeneponto, 11 Januari 2014.
41
rutin ini untuk menciptakan nuansa islami atau religi, yakni dimana para siswa
dibiasakan pada saat tiba di sekolah untuk mengucapkan salam, berjabat tangan
dengan para guru, kemudian dilanjutkan dengan langsung menuju musholla untuk
melaksanakan doa dan membaca al-Qur’an dipimpin oleh seorang siswa bersama
Setelah itu pada jam istirahat ke dua yakni pukul 12.00 siswa melaksanakan sholat
dhuhur berjama’ah dan diadakan kegiatan kultum bagi yang bertugas. Dan pada
berjama’ah.
secara rapi dan testruktur. Berikut akan dijelaskan tentang pelaksanaan program
ekstrakurikuler keagamaan yang rutin dan wajib diikuti oleh seluruh warga
membaca al-Qur’an yaitu surah yasin setiap pagi bagi seluruh warga madrasah
hamba yang baik untuk mengawali setiap kegiatannya dengan mengharap ridho
Allah SWT.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rahmat S.Pd, selaku guru
“Sebelum proses belajar mengajar atau sebelum siswa masuk kelas untuk
memulai pelajaran adanya do’a bersama yakni membaca surat yasin yang
42
dipimpin oleh salah satu siswa yang bertugas, dan membawa surat yasin
serta lembaran buku-buku yang berisi sholawat, baik sholawat tib,
sholawat nariyah sholawat fatih dan lain-lain. Diharapkan sebelum belajar
siswa terbiasa berdoa memohon ridho dari Allah SWT. Bagi siswa yang
mungkin mempeunyai kemampuan minim membaca akan diberikan
tambahan bimbingan untuk belajar membaca al-Qur’an disore hari.”6
Untuk setiap hari jum’at doa bersama dan membaca al-Qur’an diganti
dengan membaca tahlil, istighosah dan lain-lain hanya untuk hari jum’at. Seperti
“Setiap hari jum’at secara bergantian tidak hanya membaca surat yasin,
tetapi membaca istighosah, tahli, mungkin jum’at ini membaca yasin,
jum’at berikutnya tahlil, jum’at berikutnya lagi istighosah dan seterusnya”7
Dengan kegiatan doa bersama ini para siswa merasakan adanya tambahan
kegiatan positif bagi mereka, berikut ini tanggapan dari Abdur Rahman siswa
“Senang sekali dengan adanya kegiatan doa bersama dan membaca al-
qur’an bersama setiap pagi hari dimusholla, soalnya saya merasakan ada
hal positif yang saya dapatkan ketika melaksanakan kegiatan tersebut
untuk mengawali kegiatan saya.”8
sebanyak 4 rakaat. Sholat dhuha berjama’ah merupakan salah satu amalan ibadah
sunnah yang wajib dilaksanakan, seperti yang dipaparkan oleh Bapak Hamzah, S.
6
Rahmat, guru Aqidah Akhlak Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi,
Jeneponto, 15 Januari 2014
7
Drs. St. Aisyah, Kepala Sekolah Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi,
Jeneponto, 12 Maret 2014
8
Abdur Rahman, Siswa Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 11
Desember 2013.
43
untuk mengharapkan rizqi berupa ilmu yang bermanfaan dan ilmu yang
barakah”9
Ibadah sholat dhuha ini mengajarkan pada para siswa untuk terbiasa
mengatakan:
Sholat dalam bahasa arab berarti Do’a, sedangkan yang di maksud sholat
disini adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir, dan di sudahi dengan salam. Sholat dhuhur dilaksanakan
secara berjama’ah oleh seluruh warga madrasah agar tercipta kebersamaan dan
berjama’ah dan pahala yang didapatkan juga lebih banyak dibandingkan dengan
sholat sendiri
setelah jam pelajaran 5-6 pada pukul 12.00. Pelaksanaannya sama seperti pada
umumnya di musholla. Pelaksanaan sholat dhuhur ini juga terstruktur dengan baik
hal ini dibuktikan dengan adanya jadwal untuk tiap kelas yang bertugas sebagai
muadzin, hal ini bertujuan melatih ketrampilan, dan pengamalan ibadah para siswa-
siswinya. Sedangkan yang bertugas sebagai imam adalah para guru atau staf
9
Hamzah, Guru Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 11 Desember
2013.
10
Zunia Mutmainnah, Siswa Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto,
11 Desember 2013
44
karyawan yang telah terjadwal pula untuk guru-guru atau karyawan yang tidak
mengatakan bahwa
“Pelaksanaan sholat dhuhur ini pada jam pelajaran 5-6, dan yang bertugas
sebagai muaadzin sesuai dengan jadwal yakni perwakilan kelas.”11
d. Kultum/ Khitobah
oleh para siswa dari perwakilan setiap kelas bergantian setiap harinya sesuai
Kultum ini bertujuan agar melatih para siswa untuk menyampaikan sedikit
Kultum atau khitobah ini sudah ditentukan temanya jadi jika ingin maju kedepan,
mereka tinggal mencari bahannya sajabaik dari buku-buku atau internet. Membuat
11
Misbahul Arif, Guru Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 29
Desember 2013.
12
Hamzah, Guru Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 14 Desember
2013.
45
tugas untuk yang maju ke depan saja melainkan tugas bersama satu kelas, jadi
bisa belajar bersama juga dari membuat isi materi khitobah tadi. Memang awalnya
takut untuk maju tetapi kalau sudah ngomong di depan sudah tidak gugup lagi,
Asmaul husna ini dibaca pada setiap hari kamis saja untuk lebih
Dalam hasil wawancara dengan Misbahul Arif, S. Pd. I., mengatakan sebagai
berikut:
umatnya. Karena itu bila nama-nama itu kita sebut sebagai suatu pemohonan,
infaq.Uang dari SMS ini selain untuk bershodaqah atau infaq juga untuk
13
Misbahul Arif, Guru Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 29
Desember 2013
46
maupun alat peraga pembelajaran contohnya peraga jenazah dan lain-lain. Berikut
“Program SMS ini dikelola oleh bendahara PAI selain untuk shodaqah dan
infaq digunakan untuk menunjang sarana prasarana pembelajaran PAI
seperti membeli Al-Qur’an, Tafsir, peraga jenazah, kain kaffan dan lain
sebagainya”14
“Sms rutin setiap hari jumat, biasanya dari rumah saya sudah menyediakan
uang sendiri yang saya sisihkan dari uang jajan.Saya juga tidak merasa
dibebani begitu juga dengan teman-teman yang lain karena uangnya untuk
dibelikan alat-alat yang mendukung pelajaran agama kalau ada praktek,
sehingga praktis kita tidak diribetkan dengan biaya praktek karena sudah
disediakan dari sekolah. Manfaat yang lain belajar untuk terbiasa
bershodaqah soalnya kalau tidak ada program seperti ini mungkin jarang
yang mau bershodaqah walaupun seribu.Banyak juga dari teman-teman
yang mengeluarkan uang lebih dari 1000 untuk program SMS ini.”15
program tersebut.Hal ini dapat diamati dari antusias siswa dan ketertiban siswa
bersifat rutin harian ini memberikan nilai positif bagi siswa. Siswa jadi merasa
lebih religius dan lebih baik dalam ibadah soalnya dikerjaan bersama-sama,
seneng banget. Saat dimulai kegiatan ini, ada beberapa diantara siswa merasa
terpaksa dan terbebani, namun lama kelamaan sudah terbiasa karena sudah
bisa melakukan kegiatan ini tidak hanya disekolah tapi juga dirumah.
14
St. Aisyah, Kepala Sekolah Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 12 Maret
2014
15
Abdur Rahman, Siswa Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 17
Desember 2013
47
g. Pramuka
peserta didik.
berdasarkan:
Gerakan Pramuka
karana
pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada Gugus depan (Gudep) yang ada
utuh. Oleh karena itu apabila satuan pendidikan memilih sistem reguler dan belum
d. Sepenuhnya dikelola oleh Gugus Depan Pramuka pada satuan atau gugus
satuan pendidikan.
peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang memiliki minat dan ketertarikan sebagai anggota
49
pramuka, melalui: aplikasi Dwi Satya dan Dwi Darma bagi peserta didik usia
Siaga, dan aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik usia Penggalang
dan Penegak.
Bagi siswa sendiri, adanya kegiatan pramuka ini sangat memberi manfaaat
yang besar. Mereka sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini. Sebagai mana
“Saya dan teman teman-teman yang lain sangat senang dengan kegiatan
pramuka ini. Dengan adanya kegiatan ini, saya lebih menjadi disiplin dan
mengerti alam sekitar saya. Semoga kegiatan ini terus-menerus
diadakan”16
belajar mengajar khususnya di Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec.
Kelara Kab. Jeneponto. Untuk dapat melihat lebih jauh lagi tentang hubungan
16
Maifa Ismiati, Siswa Pesantren Nahdatul Ulum, wawancara pribadi, Jeneponto, 17
september 2013
50
lain sebagainya.
Dalam kutipan di atas dapat digaris bawahi bahwa dalam Undang Undang
dasar 1945 tersebut ada jaminan kepada seluruh warga Indonesia untuk
berada dalam suatu organisasi, oleh kerena itu khusus dalam pembinaan
siswa baik di tingkat menengah dibentuklah suatu organisasi yang sah dan
nasional bab VI pasal 24, dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada suatu
3) Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa atau bantuan lain yang sesuai
ditentukan.
bahwa aktivitas kegiatan siswa di Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan
merupakan salah satu penunjang untuk mencapai target kurikulum atau program
Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto lebih mengarah
pada upaya menumbuhkan bakat kreativitas para siswa diluar kegiatan yang telah
Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto, sesuai
17
Republik Indonesia, Undang-Undang System Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989
(Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Hal. 20.
52
dari pengertian dari pada kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri, yaitu kegiatan
keagamaan yang dilakukan oleh Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan
dilingkungan sekolah atau di luar jam sekolah termasuk pada hari libur, seperti
hari minggu.
pendidikan secara keseluruhan, tidak diatur secara formal, baik mengenai jenis
ini khususnya dilingkungan Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec.
1. Kegiatan seni
ekstrakurikuler pada Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara
Kab. Jeneponto juga tidak sedikit melibatkan siswa pada sekolah tersebut. Dalam
kegiatan ini, para siswa tidak saja mempelajari berbagai kesenian seperti seni tari,
seni rupa, mereka para siswa juga diajarkan dengan latihan berorasi atau Khutbah.
53
Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Rahmat, S.Pd, yang mengatakan
bahwa:
bidang ini. Hal ini penting mengingat bahwa pendidikan dalam hal ini adalah
bentuk, waktu, corak dan hasil-hasil yang diharapkan pada siswa sangat terbatas.
Dengan demikian, adanya kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kegaitan
Kec. Kelara Kab. Jeneponto akan dapat mendirikan ruang gerak terhadap
2. Kegiatan Keagamaan
Kegiatan ekstrakurikuler di bidang keagamaan ini dapat dikatakan tidak
kepribadian setiap individu baik dari segi jasmani maupun dari segi rohani.
18
Rahmat, S.Pd, Guru Pembina Kesenian Pada Pesantren Nahdatul Ulum, Wawancara
(Pesantren Nahdatul Ulum, Tanggal 26 Mei 2013).
54
Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
disamping atas prakarsa para guru khususnya guru-guru pendidikan agama islam
di sekaolah tersebut disekolah tersebut juga ada yang merupakan inisiatif yang
berasal dari para siswa itu sendiri yang di kordinir oleh OSIS pada Pesantren
Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto, seperti yang
dikemukakan oleh Hamzah, S. Ag, salah seorang guru pendidkan agama islam
pada Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’ Selatan Kec. Kelara Kab. Jeneponto
bidang studi lainnya, yaitu keterbatasan alokasi waktu yang tersedia dalam
kegiatan proses kegiatan belajar mengajar pada bidang studi tersebut, maka para
guru bidang studi pendidkan agama islam pada Pesantren Nahdatul Ulum Kel.
19
Hamzah, S. Ag, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam/ Penanggung Jawab
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Pada Pesantren Nahdatul Ulum, Wawancara (Pesantren
Nahdatul Ulum, Tanggal 26 Mei 2013).
55
materi pendidikan agama islam khususnya yang berkaitan dengan materi yang
menuntut adanya praktek seperti praktek sholat wajib maupun sholat sunnah.
tataran lingkungan sekolah namun pada kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
surat-surat pendek, surat yasin dan lain-lain yang sesuai dengan program
Karimah) yang baik, atau minimal dapat melaksanakan evaluasi SKUA dengan
cukup baik.
pelajarannya berupa pengamalan ibadah wajib dan sunnah juga diajarkan etika
dan estetika yang baik dimulai dari lingkungan sekolah yang diharapkan dapat
56
membawa dampak bagi siswa pada lingkungan diluar sekolah baik lingkungan
guru bidang studi pendidikan agama islam guna mengetahui sejauh mana para
serta penulis ingin mengetahui sejauh mana para guru melakukan partisipasi
dirasakan cukup tinggi. Karena jarang terjadi jam pelajaran kosong dalam
kegiatan pengajaran intrakurikuler. Para guru senantiasa datang tepat pada waktu
yang telah di tentukan dan menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-
masing. Kepedulian para guru terhadap para siswa menuju kearah pembentukan
kepribadian keagmaan para siswa dirasakan cukup tinggi, karena mereka selalu
yang melanggar tata tertib atau aturan yang telah di tetapkan di sekolah ini,
suatu analisa bahwa ciri khas para guru di Pesantren Nahdatul Ulum Kel. Tolo’
57
sebagai berikut:
2) Kerja sama yang baik dari kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa.
Kerja sama yang dimaksudkan adalah adanya koordinasi yang baik dan
pembagian tugas yang baik dari kepala sekolah guru, karyawan serta
para siswa. bukan hanya siswa saja yang ikut berpartisipasi dalam
siswa menjadi pribadi yang disiplin. Sanksi ini berupa teguran, kemudian
bila melanggar lagi maka akan diberi pembinaan baik dari BK maupun
antara lain:
individu tersebut.