You are on page 1of 39

LAPORAN KASUS

TUMOR MAMMAE

Pembimbing :
dr. Lukman Nurfauzi, Sp.B

Penyusun:
Amyra Fitria Jasmin

2012737001

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH


RSUD SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
Laporan Kasus

IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. RF
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Alamat : Cimanggu
Agama : Islam
Tgl. MRS : 11 April 2016
Tgl. Pemeriksaan : 11 April 2016

AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama:

Benjolan di payudara kanan, sejak 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Os datang ke RSUD Sekarwangi mengeluh terdapat benjolan di payudara kanan yang


sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan awalnya berukuran kecil, lama kelamaan
ukuran benjolan semakin membesar. Benjolan kadang terasa nyeri, tetapi sekarang tidak
nyeri dan bisa digerakkan. Tidak ada cairan yang keluar dari benjolan, tidak terdapat benjolan
di tempat lain. Os tidak merasa pusing, demam (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), nyeri pada
tulang (-), BAB dan BAK lancar. Os mengaku belum menikah. Haid teratur, lama haid 1
minggu. Sedang tidak haid saat diperiksa.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Os mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat operasi
sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga:

Dikeluarga tidak ada yang mengalami seperti ini.

Riwayat Pengobatan:

Os mengaku belum pernah berobat.

Riwayat Alergi:

Tidak ada keluhan/riwayat alergi.

Riwayat Psikososial:

Os mengaku tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Os sering makan masakan


dirumah daripada diluar rumah. Jarang mengonsumsi makanan yang berlemak, seperti sate
kambing atau daging lainnya. Jarang makan cemilan dan yang manis-manis.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : compos mentis

2. Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Napas : 19x/menit
Suhu : 36,0°C
3. Status Generalisata
Kepala
rambut warna hitam, rontok (-)
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Hidung : tidak tampak adanya deformitas, tidak tampak adanya sekret, tidak
tampak adanya perdaharan/epistaksis/rhinorhagic
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax
 Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi
 Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri tekan (-), vokal
fremitus teraba sama pada kedua lapang paru
 Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), BJ I dan II
murni regular, murmur (-), gallops (-)
Abdomen
 Inspeksi : distensi abdomen (-), luka bekas operasi (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
 Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

Ekstremitas
 atas: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-)
 bawah: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-)

4. Status Lokalis
e/r mammae dextra

 Inspeksi
Tidak tampak kemerahan pada bagian benjolan dipayudara, payudara tampak
simetris kanan kiri, retraksi papil (-), dimpling (-), peau d’orange (-), nipple
discharge (-), ulkus (-)

 Palpasi
Benjolan berukuran d= 1,5 cm e/r superior lateralis, bentuk bulat-oval, konsistensi
lunak/kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

e/r KGB axilla dextra-sinistra

Tidak teraba benjolan di axilla dextra dan sinistra

e/r KGB supraclavicula dextra-sinistra

Tidak teraba benjolan di supraklavikula dextra dan sinistra


5. Resume
Pasien datang ke RSUD Sekarwangi dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kanan
yang sudah dirasakan sejak 1 tahun lalu. Pada regio superior lateralis mammae dextra
terdapat benjolan berukuran d= 1,5 cm, mobile (+), bentuk bulat-oval (+), konsistensi
lunak/kenyal (+), nyeri (-). Os mengaku belum menikah. Haid teratur, lama haid 1
minggu.
6. Differential Diagnosis
1. Fibroadenoma mammae dextra.
2. Fibrokistik mammae dextra.
3. Tumor phyllodes mammae dextra.
4. Tumor sel granular mammae dextra.
7. Analisa Kasus
- Perempuan
- Usia 23 tahun
- Mengeluh adanya benjolan pada payudara kanan sejak 2 bulan
- Mobile, bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, ukuran d= 1,5 cm, tidak nyeri
8. Rencana Penatalaksanaan
 Biopsi eksisi
 Pemeriksaan patologi anatomi dari hasil biopsi
Tinjauan Pustaka

A. Embriologi Payudara
Payudara terbentuk dari penebalan ektoderma (mammary ridges, milk line)
pada minggu ke-5 atau ke-6 pembentukan fetus. Payudara dibentuk disekitar ridge, yang
terbentang dari dasar forelimb (nantinya aksila) hingga hindlimb (nantinya inguinal).
Tetapi nantinya ridge ini akan menghilang/atrofi pada akhir trimester, kecuali bagian-
bagian kecil yang dapat bertahan disekitar dada seperti puting susu yang muncul
disepanjang milk line. Ektoderma yang tumbuh kedalam membentuk duktus dan lobulus
susu, sehingga payudara dapat berkembang menjadi suatu organ.
Payudara kembali berkembang pada masa pubertas, karena adanya pengaruh
hormone mammotrophic. Terdapat 5 fase dari perkembangan payudara pada masa
pubertas, yaitu fase pertama saat usia 8-10 tahun dimana puting semakin menonjol tetapi
belum ada perkembangan pada kelenjar payudara; fase kedua pada usia 10-12 tahun
dimana mulai terbentuknya kelenjar payudara atau pembentukan kelenjar subareola; fase
ketiga terjadi pada usia 12-13 tahun, dimana kelenjar terbentuk dan volumenya
meningkat serta terjadi pigmentasi areola; kemudian proses ini berlanjut di fase keempat
pada usia 13-14 tahun dimana areola semakin jelas membesar dan pigmentasi juga
semakin jelas. Terakhir, pada fase kelima pada usia 14-17 tahun, pembentukan dan
perkembangan payudara menjadi sempurna.
B. Anatomi Payudara
Pada laki-laki, payudara tetap rudimenter dengan komponen kelenjar payudara
berkembang tidak sempurna, dimana acini berkembang tidak sempurna dengan duktus
yang pendek, serta terjadi defisiensi perkembangan papilla mammae, parenkim dan
aerola. Pada laki-laki, aerola berada pada intercostal 4.
Pada perempuan, payudara berkembang menjadi susunan yang kompleks.
Payudara perempuan dewasa masing-masing terletak di torak anterior dengan dasarnya
terletak dari kira-kira iga II atau III sampai iga VI atau VII. Kompleks puting-areola
terletak antara costa IV dan V. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan di lateral
setentang garis mid aksilaris dan meluas ke atas ke aksila melalui suatu ekor aksila
berbentuk piramid. Payudara melekat diantara subcutaneous fat dan fascia otot pektoralis
mayor, otot seratus anterior, oblix entern dan rectus abdominis.

Payudara terdiri dari kelenjar susu, jaringan ikat dan jaringan lemak. Masing-
masing kelenjar susu terdiri dari 15-20 lobus, dan mempunyai mempunyai ductus
lactiferous yang menutup secara radial sehingga dapat membuka puting. Jaringan lemak
membungkus lobus, membentuk dan mengisi payudara serta memberikan ukuran yang
berbeda-beda pada tiap orang.
Aerola adalah hiperpigmentasi yang melingkari puting susu, disekeliling aerola
terdapat Montgommery tubercles yang berukuran kecil dan dapat melumasi seluruh
daerah puting-aerola selama laktasi. Epitel aerola adalah sel khusus myoepitelial yang
dapat berkontraksi dibawah pengaturan oksitosin, epitel ini meluas ke seluruh sistem
duktus.

Terdapat ligamen yang terbentang sepanjang fascia pektoralis profunda sampai


lapisan fascia superfisialis di dalam dermis yang berfungsi menyokong payudara, disebut
sebagai Ligamentum Cooper’s. Oleh karena itu, jika terdapat tumor pada payudara yang
melibatkan ligamentum Cooper dapat menyebabkan penyusutan (penarikan) pada kulit
dan retraksi kulit.

Payudara mendapat suplai darah utama dari cabang a. mammary interna,


cabang bagian lateral dari a. intercostal posterior, dan cabang dari a. axillary termasuk a.
thoracic lateral, dan cabang-cabang pectoral dari a. thoracoacromial.
Pembuluh darah vena akan mengikuti pembuluh darah arteri dengan drainase
vena menuju aksila. Tiga kelompok vena yang paling berperan adalah v. axilla (yang
mempunyai peran utama dalam drainase), v. thorakalis interna dan v. intercostal
posterior. Pleksus vertebra Batson's dari v. paravertebra yang berjalan sepanjang tulang
belakang dan memanjang dari dasar tengkorak ke sacrum, dapat memberikan rute
metastasis kanker payudara ke tulang belakang, tengkorak, tulang panggul dan sistem
saraf pusat.

Cabang kornu lateral dari nervus intercostal ke 3 sampai ke 6 memberikan


persarafan sensorik pada payudara dan dinding dada anterolateral. Cabang ini keluar dari
ruang intercostal diantara m. serratus anterior. Cabang kutaneus yang timbul dari plexus
cervical, khususnya cabang-cabang n. supraclavicular, mempersarafi kulit bagian atas
payudara. N. intercostabrachial adalah kulit cabang kutaneus lateral n. interkostal kedua
dan dapat terlihat ketika pembedahan bagian axila. Reseksi n. intercostabrachial
menyebabkan hilangnya sensasi pada lengan atas.

Di bagian dalam dari m. pectoralis mayor terdapat m. pectoralis minor yang


berhubungan dengan letak pembuluh limfe aksila, pembagian pembuluh limfe pada
daerah tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pembedahan dan menilai stadium
kanker. Tingkat I adalah pembuluh limfe aksila yang terletak dari lateral sampai batas
lateral m. pectoralis minor. Tingkat II terdapat tepat di bagian dalam m. pectoralis minor.
Bagian III adalah pembuluh limfe yang terletak dari medial sampai batas medial dari m.
pectoralis minor dan termasuk pembuluh limfe subclavicular. Rotter’s node atau
pembuluh limfe intrapectorial terletak antara m. pectoralis mayor dan m. pectoralis
minor.

C. Fisiologi Payudara
Perkembangan payudara dan fungsi payudara dipengaruhi oleh hormon
estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol dan growth hormone.
Hormon estrogen, progesteron dan prolaktin memiliki efek trophic yang penting bagi
perkembangan payudara dan fungsi payudara normal. Estrogen mempengaruhi
perkembangan payudara, sedangkan progresteron bertanggungjawab terhadap
diferensiasi epitel dan perkembangan lobus. Prolaktin merupakan hormon utama yang
menstimulus proses laktogenesis pada periode kehamilan akhir dan postpartum.
Hormon neurotropik dari hipotalamus bertanggungjawab terhadap regulasi dan
sekresi hormon yang mempengaruhi jaringan di payudara. Hormon gonadotropine
leutinizing dan folicel stimulating mengatur pelepasan estrogen dan progesteron dari
ovarium. Hipotalamus melepaskan gonadotrophin–releasing hormone yang merangsang
kelenjar hipofise anterior melepaskan LH dan FSH dari sel basofilik. Disini terdapat
umpan balik dari sirkulasi estrogen dan progresteron, terhadap pengaturan sekresi LH,
FSH dan GnRH. Hormon-hormon tersebut berguna sebagai perkembangan, fungsi dan
pemeliharaan jaringan payudara. Setelah lahir, kadar estrogen dan progresteron pada
bayi perempuan menurun hal ini masih berlangsung hingga masa kanak-kanak karena
sensitivitas umpan balik negatif dari axis hipotalamus-hipofisis dari hormon ini.
Kemudian pada masa pubertas terjadi penurunan sensitivitas umpan balik negatif axis
hipotalamus-hipofisis dan meningkatnya sensitivitas umpan balik positif dari estrogen.
Kejadian fisiologik meningkatkan sekresi GnRH, FSH dan LH sehingga terjadi
peningkatan sekresi estrogen dan progresteron oleh ovarium, yang nantinya terbentuk
siklus menstruasi. Pada awal siklus menstruasi, terjadi penambahan ukuran dan
kepadatan payudara, yang diikuti dengan pembesaran jaringan payudara dan proliferasi
epitel. Timbulnya menstruasi, pembengkakan payudara mereda dan proliferasi epitel
berkurang.

Pada masa kehamilan estrogen dan progrestin di ovarium dan plasenta


meningkat, yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan substansi pada
payudara. Payudara membesar, bersamaan dengan proliferasi duktus dan lobus, areola
semakin gelap, kelenjar Montgomery semakin menonjol. Pada trimester pertama dan
kedua duktus minos bercabang dan berkembang. Pada trimester ketiga lemak menumpuk
di epitel alveolar dan rongga duktus. Pada akhir kehamilan, prolaktin merangsang
sintesis lemak susu dan protein. Setelah plasenta keluar, estrogen dan progresteron yang
beredar menjadi berkurang, yang menimbulkan pengeluaran penuh aksi laktogenik dari
prolaktin. Produksi dan pengeluaran susu diatur oleh refleks saraf yang berasal dari
ujung saraf puting-areola. Proses laktasi membutuhkan stimulasi dari refleks saraf yang
kemudian menimbulkan sekresi prolaktin dan pengeluaran susu. Oksitosin keluar akibat
adanya stimulus dari menyusui baik visual, auditory dan olfaktori. Oksitosin
menyebabkan kontraksi pada sel epitelial sehingga terjadi penekanan pada alveoli,
kemudian susu masuk ke dalam sinus laktiferus. Setelah menyusui, pelepasan prolaktin
dan oksitosin berkurang. Ketika proses menyusui terhenti maka terjadi peningkatan
tekanan didalam duktus dan alveoli. Ketika menopause terjadi penurunan sekresi
estrogen dan progresteron oleh ovarium dan inovulasi duktus dan alveoli. Terjadi
peningkatan densitas di sekitar jaringan ikat fibrosa dan jaringan di payudara diganti
dengan jaringan adipose.
D. Tumor Payudara
Non-kanker (jinak) adalah kondisi payudara yang sangat umum dan dapat
ditemukan pada sebagian besar wanita. Perubahan payudara dapat disebabkan baik oleh
kondisi jinak (non-kanker) atau kanker. Gejala yang paling umum adalah mungkin
disebabkan oleh kondisi jinak. Kondisi jinak memiliki banyak gejala yang sama seperti
kanker payudara, sehingga akan sulit untuk membedakan antara kondisi jinak dan kanker
dari gejala saja. Beberapa perubahan payudara mungkin tidak menimbulkan gejala
apapun dan dapat ditemukan selama mammogram.
1. Tanda dan Gejala Perubahan Payudara
a) Benjolan
Sebuah kondisi payudara jinak sering menyebabkan benjolan. Ini
mungkin atau tidak mungkin terasa nyeri. Seorang wanita mungkin
menemukannya saat mandi, selama kegiatan sehari-hari lainnya, atau ketika
memeriksa payudaranya selama SADARI. Semakin muda seorang wanita,
semakin besar kemungkinan bahwa benjolan payudara adalah jinak. Yang paling
umum benjolan payudara jinak fibroadenoma dan gabungan antara fibrosis dan
kista yang kadang-kadang disebut fibrokistik.
Meskipun kebanyakan benjolan bukan kanker payudara, selalu ada
kemungkinan bahwa benjolan mungkin kanker payudara, bahkan pada wanita
yang lebih muda. Tidak peduli usia seorang wanita, benjolan dan perubahan
lainnya harus diperiksa untuk memastikan benjolan tersebut bukan kanker
payudara. Memiliki banyak benjolan di kedua payudara paling sering disebabkan
oleh gabungan fibrosis dan kista (fibrokistik).
Benjolan payudara, seperti gejala lain, harus dipertimbangkan bersama
dengan gejala lain bagi seorang wanita yang mungkin akan mengalami. Sebagai
contoh, sebuah benjolan baru yang muncul pada waktu yang sama seperti kulit
kemerahan dan demam bisa menjadi tanda infeksi payudara. Namun, setiap
benjolan baru atau perubahan lainnya harus diperiksa oleh dokter, perawat, atau
ahli kesehatan lainnya.
b) Penebalan dan/atau kulit kemerahan
Kemerahan atau penebalan area kulit pada payudara juga dapat memiliki
penyebab yang berbeda. Misalnya, radang payudara, yang dikenal sebagai
mastitis, sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui dan biasanya
disebabkan oleh infeksi.
Namun, penting untuk dokter atau perawat memeriksa setiap kemerahan
atau penebalan karena tipe khusus dari kanker payudara (disebut kanker payudara
inflamasi). Bahkan kadang-kadang dokter mengalami kesulitan mengatakan
perbedaannya. Karena jenis kanker payudara tumbuh dengan cepat, perlu segera
kembali ke dokter, jika diperlakukan dengan antibiotik dan gejala tidak membaik
dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan.
c) Nyeri
Beberapa wanita mengalami nyeri payudara atau ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan siklus menstruasi. Jenis rasa sakit siklik paling sering terjadi
pada minggu atau lebih sebelum periode menstruasi. Hal ini sering hilang setelah
menstruasi dimulai. Banyak wanita dengan perubahan fibrokistik memiliki jenis
nyeri payudara siklik. Ini diduga disebabkan oleh perubahan kadar hormon.
Beberapa kondisi payudara jinak, seperti radang payudara (mastitis)
dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih mendadak. Dalam kasus tersebut rasa
sakit tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Meskipun kanker payudara
biasanya tidak menyakitkan, tetapi tidak menutup kemungkinan memiliki rasa
sakit tidak berarti kanker tidak ada.
d) Nipple discharge
Sesuatu yang keluar (selain susu) dari puting mungkin
mengkhawatirkan, tetapi dalam banyak kasus itu disebabkan oleh kondisi jinak.
Seperti benjolan payudara, pada seorang wanita yang lebih muda, semakin besar
kemungkinan bahwa kondisi ini jinak.
Dalam kondisi jinak, nipple discharge biasanya jelas, kuning, atau hijau.
Bahkan jika Anda dapat melihat darah dalam cairan atau darah yang ditemukan
dalam tes laboratorium, penyebabnya masih belum tentu kanker. Namun, itu
adalah alasan untuk perlu melakukan tes lagi.
Jika discharge yang berasal dari lebih satu saluran payudara atau dari
kedua payudara, hal ini sering dari kondisi jinak seperti perubahan fibrokistik
atau duct ectasia. Jika discharge (berdarah atau tidak berdarah) dari saluran
tunggal, dapat disebabkan oleh kondisi jinak pada saluran itu. Tetapi juga dapat
disebabkan oleh kanker, sehingga perlu segera diperiksakan ke dokter.
Sebuah nipple discharge dari kedua payudara (selain saat hamil atau
menyusui) kadang-kadang dapat terjadi sebagai respons terhadap siklus
menstruasi. Hal ini juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang
dibuat oleh hipofisis atau kelenjar tiroid, atau bahkan disebabkan oleh obat-
obatan tertentu. Jadi, kondisi jinak jauh lebih umum daripada kanker payudara,
tetapi penting untuk menyadari kesehatan tentang perubahan payudara sehingga
dapat diperiksa segera.
2. Mendiagnosis perubahan payudara
a) Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
Langkah pertama adalah pertanyaan kesehatan (riwayat medis) dan
pemeriksaan fisik. Menjawab pertanyaan tentang riwayat penyakit dahulu dan
riwayat penyakit keluarga akan memberikan informasi tentang faktor risiko baik
kanker maupun tumor payudara. Gejala yang dialami, termasuk berapa lama
kanker atau tumor payudara tersebut dialami akan ditanyakan juga.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan payudara secara menyeluruh untuk
menemukan benjolan dan meraba tekstur, ukuran, dan hubungan dengan kulit
dan otot dada. Setiap perubahan pada puting atau kulit payudara akan dicatat.
Getah bening (limfe node) di bawah ketiak dan di atas tulang leher dapat
dirasakan karena bengkak atau ketegasan dari kelenjar getah bening ini bisa
menjadi tanda penyebaran kanker payudara. Seiring dengan pertanyaan tentang
kesehatan dan pemeriksaan fisik, tes pencitraan dan biopsi payudara dapat
dilakukan.
b) Tes pencitraan
Beberapa jenis tes pencitraan dapat digunakan untuk mencari atau
membantu mengevaluasi penyakit payudara. Beberapa di antaranya adalah:
 Mammogram - x-ray payudara.
 USG payudara - menggunakan gelombang suara untuk melihat bagian dalam
payudara.
 MRI (Magnetic Resonance Imaging) payudara - menggunakan gelombang
radio dan magnet yang kuat untuk mendapatkan gambar rinci dari bagian
dalam payudara.
 Ductogram - tabung plastik sangat tipis dimasukkan ke dalam saluran dimana
discharge itu berasal dan sejumlah kecil pewarna kontras disuntikkan untuk
menguraikan bentuk saluran pada x-ray
 Biopsi - mengambil sampel dari area yang abnormal untuk dilihat di bawah
mikroskop. Biopsi dapat dilakukan bila mammogram, tes pencitraan lainnya,
atau pemeriksaan fisik menemukan perubahan payudara yang mungkin ke
arah kanker. Biopsi adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kanker
benar-benar ada.
3. Jenis kondisi payudara non-kanker
Beberapa kondisi payudara yang bukan kanker dan tidak mengancam jiwa,
disebut payudara jinak (benign breast). Namun, mereka dapat menyebabkan gejala,
dan ada pula yang terkait dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Kondisi jinak payudara meliputi:
a) Fibroadenoma
Fibroadenoma jinak (non-kanker) terdiri dari dua jaringan payudara
glandular dan jaringan stroma (ikat). Jaringan tersebut yang paling umum pada
wanita muda berusia 20-an dan 30-an, tetapi dapat ditemukan juga pada wanita
dari segala usia. Penggunaan pil KB sebelum usia 20 dikaitkan dengan risiko
fibroadenoma.
Beberapa fibroadenoma terlalu kecil untuk dirasakan dan dapat dilihat
hanya ketika jaringan payudara diangkat dan diperiksa di bawah mikroskop.
Jaringan tersebut cenderung bulat dan memiliki batas yang berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya.
Beberapa fibroadenoma bisa dirasakan, namun ada juga yang hanya
ditemukan pada tes pencitraan (seperti mammogram). Biopsi diperlukan untuk
mengetahui apakah tumor adalah suatu fibroadenoma. Sebagian besar
fibroadenoma terlihat sama di seluruh lapang pandang di bawah mikroskop dan
disebut fibroadenoma sederhana. Tetapi beberapa fibroadenoma mengandung
komponen lain (seperti macrocysts, sclerosing adenosis, atau deposit mineral).
Ini disebut fibroadenoma kompleks.
Banyak dokter menyarankan menghilangkan fibroadenoma, terutama
jika terus tumbuh atau jika mengubah bentuk payudara. Kadang-kadang
(terutama pada wanita setengah baya atau tua) tumor ini berhenti tumbuh atau
bahkan menyusut dengan sendirinya, tanpa pengobatan apapun. Dalam hal ini,
selama yakin massa benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara,
massa tersebut dapat dibiarkan di tempat dan memastikan massa tidak tumbuh.
Pendekatan ini berguna untuk wanita dengan banyak fibroadenoma yang tidak
tumbuh. Dalam kasus tersebut, menghilangkan semua massa tersebut berarti
menghilangkan jaringan normal disekitarnya, menyebabkan jaringan parut yang
akan mengubah bentuk dan tekstur payudara. Hal ini juga bisa membuat
pemeriksaan fisik dan mammogram lebih sulit untuk ditegakkan.
Sangat penting bagi wanita yang memiliki fibroadenoma memeriksakan
payudara secara teratur untuk memastikan massa/benjolan tersebut tidak
berkembang.
Kadang-kadang satu atau lebih fibroadenoma baru tumbuh setelah
diangkat atau dihilangkan. Ini berarti bahwa fibroadenoma lain telah terbentuk,
tetapi itu tidak berarti bahwa massa/benjolan yang lama timbul kembali. Wanita
dengan fibroadenoma memiliki peningkatan risiko kanker payudara - sekitar 1 ½
sampai 2 kali tanpa perubahan payudara.
b) Fibrosis dan kista sederhana
Banyak benjolan payudara ternyata disebabkan oleh fibrosis dan/atau
kista. Fibrosis adalah pembentukan bekas luka seperti (fibrosa) jaringan, dan
kista adalah kantung berisi cairan. Fibrokistik paling sering didiagnosis
berdasarkan gejala, seperti benjolan payudara, pembengkakan, dan nyeri atau
sakit. Gejala ini cenderung lebih buruk sebelum periode menstruasi dimulai.
Payudaranya mungkin terasa kental dan kadang-kadang mungkin melihat nipple
discharge yang jelas atau sedikit berawan.
Perubahan ini paling umum pada wanita usia subur, tetapi dapat juga
mempengaruhi perempuan dari segala usia. Fibrokistik adalah kondisi jinak yang
paling umum dari payudara. Dapat ditemukan di salah satu payudara dan di
kedua payudara pada saat yang sama.
Banyak perubahan yang berbeda dapat ditemukan ketika jaringan
payudara fibrokistik yang dilihat di bawah mikroskop. Sebagian dari perubahan
ini menggambarkan jaringan payudara dalam menanggapi perubahan hormon
bulanan.
Fibrosis mengacu pada sejumlah besar jaringan fibrosa, yang terbentuk
dari ligamen dan jaringan parut. Area fibrosis terasa kenyal, tegas, atau sulit
untuk disentuh. Fibrosis tidak membutuhkan perawatan khusus.
Bulat, benjolan bergerak, lembut untuk disentuh, menunjukkan kista.
Kista adalah cairan, berbentuk bulat atau oval. Kista paling sering ditemukan
pada wanita di usia 40-an, tetapi dapat terlihat pada perempuan dari segala usia.
Perubahan hormon bulanan sering menyebabkan kista lebih besar dan nyeri dan
lebih terlihat tepat sebelum masa menstruasi.
Kista terbentuk dari cairan yang berkembang di dalam kelenjar
payudara. Microcysts (kista mikroskopis) terlalu kecil untuk dirasakan dan hanya
ditemukan ketika jaringan dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus
berkembang, macrocysts (kista besar) terbentuk. Ini bisa dirasakan dengan
mudah sebesar 1 atau 2 inci. Ketika kista tumbuh, jaringan payudara di sekitar
kista dapat meregangkan dan nyeri.
Pemeriksaan klinis payudara (pemeriksaan fisik) tidak bisa membedakan
antara kista dan massa yang solid, sehingga USG atau aspirasi jarum diperlukan
untuk memastikan. Memasukkan jarum tipis ke dalam kista dapat
mengkonfirmasi diagnosis kista dan pada saat yang sama, dapat dilakukan
pengosongan cairan kista. Mengambil cairan dapat mengurangi tekanan dan rasa
nyeri untuk beberapa waktu, tetapi cairan tidak perlu diambil kecuali jika
menyebabkan ketidaknyamanan. Jika diambil, cairan mungkin kembali lagi.
Paling sering, perubahan fibrokistik didiagnosis berdasarkan gejala saja.
Gejala-gejala ini dapat termasuk rasa nyeri pada payudara dan benjolan tender
atau daerah menebal di payudara. Gejala-gejala dapat berubah mengikuti tahap
siklus menstruasi. Kadang-kadang, salah satu benjolan mungkin terasa lebih
kencang atau memiliki gejala lain yang menyebabkan kekhawatiran tentang
kanker. Ketika ini terjadi, biopsi mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa
kanker tidak ada. Fibrosis dan kista juga dapat dilihat pada biopsi yang dilakukan
untuk benjolan yang ternyata menjadi sesuatu yang lain.
Kebanyakan wanita dengan fibrokistik dan tidak ada gejala yang
mengganggu tidak memerlukan pengobatan, tetapi lebih dekat tindak lanjut
mungkin disarankan. Wanita dengan ketidaknyamanan ringan mungkin dapat
mencoba menggunakan bra yang sesuai, applying heat, atau menggunakan
penghilang rasa sakit.
Jumlah yang sangat kecil untuk kista yang nyeri, mengambil cairan
dengan jarum dapat membantu meringankan gejala. Beberapa wanita melaporkan
bahwa gejala payudara mereka membaik jika mereka menghindari kafein dan
stimulan lainnya yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman ringan.
Studi belum menemukan orang-orang stimulan untuk memiliki dampak yang
signifikan pada gejala, tetapi banyak wanita merasa bahwa menghindari makanan
dan minuman tersebut selama beberapa bulan bisa untuk dicoba.
Karena pembengkakan payudara menjelang akhir siklus menstruasi yang
nyeri bagi beberapa wanita, beberapa dokter merekomendasikan bahwa wanita
dengan gejala berat mengurangi garam dalam diet mereka atau minum diuretik
(obat untuk menghilangkan garam dan cairan dari tubuh).
Beberapa dokter telah mengemukakan bahwa banyak suplemen vitamin
meredakan gejala, tapi sejauh ini tidak ada bukti kegunaannya, dan beberapa
mungkin memiliki efek samping yang berbahaya bila dikonsumsi dalam dosis
besar.
Beberapa dokter meresepkan hormon, seperti kontrasepsi oral (pil KB),
tamoxifen, atau androgen. Tapi ini biasanya hanya diberikan kepada wanita
dengan gejala berat karena dapat memiliki efek samping yang serius.
c) Tumor phyllodes
Tumor phyllodes adalah tumor payudara langka seperti fibroadenoma,
mengandung 2 jenis jaringan payudara: jaringan stroma (ikat) dan kelenjar
jaringan (lobulus dan duct). Paling sering terjadi pada wanita di usia 30-an dan
40-an, tetapi dapat ditemukan pada wanita dari segala usia.
Tumor biasanya dirasakan sebagai benjolan yang nyeri, tetapi mungkin
hanya beberapa. Tumor dapat tumbuh dengan cepat dan meregangkan kulit.
Sering sulit untuk membedakan dari fibroadenoma pada tes pencitraan, atau
bahkan dengan jenis tertentu biopsi. Seringkali seluruh tumor perlu diangkat atau
dihilangkan untuk mengetahui secara pasti bahwa itu adalah tumor phyllodes.
Ketika dilihat di bawah mikroskop, perbedaan utama antara tumor
phyllodes dan fibroadenoma adalah bahwa tumor phyllodes memiliki
pertumbuhan berlebih dari jaringan ikat. Sel-sel yang membentuk bagian jaringan
ikat dapat normal. Tergantung bagaimana sel-sel terlihat, tumor phyllodes dapat
diklasifikasikan sebagai jinak (non-kanker), ganas (kanker), atau batas (tampak
lebih normal dibandingkan tumor jinak, tapi tidak cukup ganas).
Tumor phyllodes (bahkan yang jinak) kadang-kadang dapat kembali di
tempat yang sama jika mereka diangkat atau dihilangkan tanpa mengambil cukup
dari jaringan normal di sekitar mereka. Untuk alasan ini, diperlakukan dengan
menghilangkan tumor dan setidaknya 1 cm (sedikit kurang dari ½ inci) area dari
jaringan payudara normal di sekitar tumor.
Tumor phyllodes ganas diperlakukan dengan mengangkat
massa/benjolan tersebut bersama dengan margin yang lebih luas dari jaringan
normal, atau dengan mastektomi (menghapus seluruh payudara) jika diperlukan.
Tumor phyllodes ganas berbeda dari jenis yang lebih umum dari kanker
payudara. Mereka tidak merespon terapi hormon dan kecil kemungkinannya
daripada kebanyakan kanker payudara dalam terapi radiasi atau obat kemoterapi
yang biasanya digunakan untuk kanker payudara. Tumor phyllodes yang telah
menyebar ke daerah yang jauh sering diperlakukan lebih seperti sarkoma (kanker
jaringan lunak).
Tumor phyllodes biasanya bukan kanker, tetapi dalam kasus yang jarang
mungkin bisa terjadi. Meskipun sebanyak sepertiga dari tumor ini
diklasifikasikan sebagai ganas didasarkan bagaimana jaringan terlihat di bawah
mikroskop, kurang dari 5% tumor phyllodes keseluruhan adalah kanker
berdasarkan penyebaran ke daerah lain, seperti paru-paru, baik ketika mereka
didiagnosis atau di kemudian hari. Karena tumor ini bisa kembali, tindak lanjut
dengan pemeriksaan payudara harus lebih sering dan tes imaging biasanya
dianjurkan setelah pengobatan.
d) Tumor sel granular
Tumor sel granular dimulai pada sel-sel saraf. Jarang ditemukan pada
payudara. Sebagian besar ditemukan di kulit atau mulut. Hampir selalu jinak
(bukan kanker).
Tumor sel granular payudara paling sering dirasakan sebagai benjolan
tegas yang dapat digerakkan, tetapi beberapa dapat melekat pada kulit atau
dinding dada. Biasanya sekitar ½ sampai 1 inci dan paling sering ditemukan pada
bagian atas, bagian dalam payudara.
Tumor sel granular kadang-kadang dianggap kanker ketika mereka
ditemukan pada pemeriksaan fisik payudara karena tegas, terutama jika tidak
dapat digerakkan. Mungkin terlihat seperti kanker pada mammogram. Biopsi
membedakan massa/benjolan tersebut dari kanker atau non-kanker.
Tumor ini biasanya sembuh dengan mengangkat massa/benjolan tersebut
bersama dengan jaringan payudara normal di sekitarnya. Tumor sel granular
tidak terkait dengan risiko lebih tinggi mengalami kanker payudara di kemudian
hari.

4. Tumor Ganas
Insiden dan epidemiologi
Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah
karsinoma serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28%
kanker pada warna kulit putih, dan 25% pada warna kulit hitam.
Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang
sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada
wanita usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma mamma pada lelaki hanya 1% dari
kejadian pada perempuan.

Etiologi dan faktor resiko


Secara pasti belum diketahui, hanya bisa ditandai pada wanita yang mempunyai
faktor resiko dibawah ini :
 Umur diatas 30 tahun ( sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker
payudara )
 Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara ( sekarang ini juga
tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena )
 Punya riwayat tumor
 Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun
 Tidak menikah / tidak menyusui
 Melahirkan anak petama diatas usia 35 tahun
 Sering terkena radiasi ( Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan
dengan menggunakan alat X-ray )
 Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan
 Kegemukan
 Konsumsi alcohol berlebihan
 Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang
 Stress
 Faktor genetic ( BRCA1/BRCA2 )

Tingkat penyebaran
Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah itu baru
menembus ke parenkim. Lima belas sampai empat puluh persen karsinoma payudara
bersifat multisentris.
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis.
Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22%, sedangkan ketahanan
hidup sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahanan hidup bergantung pada tingkat
penyakit, saat mulai pengobatan, gambaran histologik, dan uji reseptor strogen yang
bila positif lebih baik.
Presentase ketahanan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang diobati
lengkap. Pada tingkat I ternyata 15% meninggal dunia karena penentuan TNM
dilakukan secara klinik, yang berarti metastasis kecil dan metastasis mikro tidak dapat
ditemukan. Pada 85% orang yang hidup setelah lima tahun, tentu termasuk penderita
yang tidak sembuh dan menerima penanganan karena kambuhnya penyakit atau
karena metastasis. Demikian juga pada mereka dengan tingkat penyebaran II-IV.

Gambaran klinis dan diagnosis


Tanda dan gejala
Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita ke dokter. Benjolan
ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat
diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar,
perlekatan lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan
dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intaduktal, sedangkan
nyeri lebih mengarah ke kelainan fibrokostik.

Staging
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari
kanker adalah system TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan
stadium kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T,
Tumor )
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar
getah bening disekitarnya? ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )

STADIUM 0 : Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu


kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar
(lobules) susu pada payudara
.
STADIUM I :Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening
STADIUM IIa :
Pasien pada kondisi ini :
 Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada
titik-titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )
 Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar
ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).
 Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak.

STADIUM IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.
STADIUM III A :
Pasien pada kondisi ini :
 Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening ketiak.
 Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada
pembuluh getah bening ketiak.

STADIUM III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan
bisa juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast
Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
STADIUM IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran
getah bening dibawah tulang selangka ).

STADIUM IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh,
yaitu tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.

GRADE
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy dipelajari dibawah
microscope. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana
bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan
memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :
GRADE 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam
berkembang, biasanya tidak menyebar.
GRADE 2 : Ini adalah grade tingkat sedang
GRADE 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya
menyebar.
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
• T (Tumor size), ukuran tumor :
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :


N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :


M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut
kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

Pemeriksaan Penunjang
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang
bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya
putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa
juga digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.

Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan
frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang
bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan
kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

MRI
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran )
detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose
mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI.
Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer
Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara,
seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota
keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI,
bersamaan dengan mammography. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu
kumpulan massa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat
USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara
yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat
MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang
padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan
biopsy.
TEST DENGAN BEDAH
Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy
yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy,
danalisa oleh ahli patologi ( dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test
laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit )
 Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak
teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy ( FNAB,
menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan ). Stereotactic
Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil
) atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk
mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur
ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography,
USG atau MRI. Metal clip kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang
akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya
kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah
bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan
menetukan stadium.
 Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu
massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan
adanya sel kanker.
Fine needle biopsy Surgical Biopsy ( biopsy dengan cara operasi ) mengambil
sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari
benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).
lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk
mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan
sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan
kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk
menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:
 Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ (
biasanya tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam
kelenjar susu ). Grade ( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat )
dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah
bening. Margin dari tumor juga di amati.
 Receptor Estrogen ( ER ) dan Receptor Progesteron ( PR ) test. Sel kanker
payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+)
berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya
diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).
 Test HER2 neu.( C-erb2 ). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25%
penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 ( positive atau negative )
maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat
yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai HERCEPTIN
akan dibahas tersendiri )
 Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor,
untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah
test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TEST DARAH
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara
lain :
 Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam
sel darah merah
 Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam
seluruh badan
 Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
 Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
 Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE


Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver,
hati dan saluran empedu dan tulang.

SGOT & SGPT


Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu
test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya
penyebaran ke liver
TUMOR MARKER TEST
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah,
kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak
normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker
payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil
sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30

TEST-TEST LAIN
Test –test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
 Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru
 Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada
bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang
natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker.
Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu
pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar
penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan
kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.
 Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan.Untuk melihat secara detail
letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena,
tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah
disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga
dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan
terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
 Positron Emission Tomography ( PET ) scan.Untuk melihat apakah kanker
sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif
disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa
tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET
scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan,
MRI dan pemeriksaan secara fisik

Terapi
Dalam banyak kasus, dokter akan bekerjasama dengan pasien untuk
menentukan rencana pengobatan, meskipun pengobatan tiap pasien akan di sesuaikan
oleh dokter. Tapi berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam
pengobatan kanker payudara :
 Tujuan utama pengobatan kanker stadium awal adalah mengangkat tumor dan
membersihkan jaringan disekitar tumor. Jadi dokter akan merekomendasikan
operasi untuk mengangkat tumor. Umumnya kemudian akan dilakukan terapi
radiasi pada jaringan payudara yang masih ada. Untuk keadaan tertentu (
misalnya, pasien dengan problem medis yang serius ) radiasi bisa jadi ditunda.
 Tahapan berikut dalam menangani kanker stadium awal adalah mengurangi
resiko kanker akan kambuh dan membuang sel kanker yang masih ada. Bila
tumornya lebar atau saluran kelenjar getah bening telah terserang kanker juga,
dokter akan merekomendasikan terapi tambahan, antara lain : Terapi Radiasi,
Chemotherapy, dan / atau hormone terapi. Sedang untuk kanker yang kambuh
lagi, diperlakukan dengan bermacam-macam cara. Ketika merencanakan
pengobatan, dokter akan mempertimbangkan beberapa factor :
o Stadium dan grade kanker
o Satus tumor hormone receptor (ER, PR) dan status HER2/neu
o Umur pasien dan kesehatannya secara umum
o Pasien sudah menopause atau belum
o Adanya mutasi dari gen kanker payudara Kondisi biologi kanker payudara
memberi efek pada tingkah laku kankernya dan pengobatannya. Beberapa
tumor ukurannya kecil tapi tumbuhnya cepat atau ukurannya besar tapi
tumbuhnya lambat.

OPERASI
Secara umum, semakin kecil tumor, dianjurkan untuk operasi. Berikut adalah type-
type operasi :
 Lumpectomy ( Partial mastectomy / Segmental mastectomy ), mengangkat
tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Untuk DCIS dan Kanker yang
invasive, biasanya terapi radiasi pada area yang terkena tumor diberikan.
A.Dark pink indicates tumor
B.Light pink highlited area indicates tissue ( jaringan ) removed at lumpectomy
 Total mastectomy, mengangkat seluruh payudara, tetapi tidak termasuk kelenjar
getah bening dibawah ketiak

A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy


B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
E. Supraclavicular lymp nodes
F. Internal mammary lymp nodes Total ( simple )
Gambar untuk tindakan Simple mastectomy :

A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy


B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
 Modified radical mastectomy, mengangkat payudara dan kelenjar getah bening
dibawah ketiak.
 Axillary limph node, mengangkat titik-titik kelenjar getah bening ketiak,
kemudian sel kankernya diteliti oleh ahli patology.
 Sentinel lymp node biopsy, prosedur dimana ahli bedah akan mencari dan
kemudian mengangkat kelenjar getah bening utama pad ketiak ( sentinel lymph
node ) yang langsung berhubungan dengan payudara. Ahli patology kemudian
akan meneliti sel-sel kankernya. Untuk mengidentifikasi sentinel lymp node ahli
bedah akan menyuntikkan suatu cairan dan / atau radioactive tracer kedalam area
sekitar puting payudara. Cairan atau tracer tadi akan mengalir ketitik-titik
kelenjar getah bening, yang pertama akan sampai ke sentinel lymp node. Ahli
bedah akan menemukan titik-titik pada KGB ( kelenjar Getah Bening ) yang
warnanya berbeda ( apabila digunakan cairan ) atau pancaran radiasi ( bila
menggunakan tracer ). Cara ini biasanya mempunyai resiko rendah akan
terjadinya lymphedema ( pembengkakan pada lengan ) daripada axillary lymp
node dissection. Bila ternyata hasilnya sentinel node bebas dari penyebaran
kanker, maka tidak ada operasi lanjutan untuk KGB. Apabila sebaliknya, maka
dilanjutkan operasi pengangkatan KGB.
Wanita yang sudah dilakukan mastectomy kemudian bisa mempertimbangkan
untuk melakukan breast reconstruction yaitu ahli bedah akan membuatkan
payudara baru. Rekonstruksi bisa dilakukan dengan mengambil jaringan dari
bagian tubuh lain. Atau dengan implant sintetis. Hal ini bisa dilakukan langsung
pada saat mastectomy bisa juga sesudahnya.

ADJUVANT THERAPY.
Adalah pengobatan yang diberikan sebagai tambahan pengobatan setelah operasi.
Tujuannya untuk mengurangi resiko kanker untuk kambuh. Tapi setiap pengobatan
kanker tidak ada yang pasti akan melenyapkan kanker ( hanya Tuhan yang tahu,
manusia berikhtiar saja ). Adjuvant theraphy antara lain : Terapi Radiasi,
Chemotherapy, Hormon terapi dan Targeted Therapy. Dibawah ini adalah garis besar
adjuvant therapy :
1. TERAPI RADIASI.
Terapi ini menggunakan X-ray berenergy tinggi atau partikel lain untuk
membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Biasanya 5
hari selama seminggu. ( Senin – Jum’at ) selama 6-7 minggu. Tujuannya adalah :
mematikan sel kanker yang mungkin masih ada / teetinggal disekitar area tumor
yang sudah dioperasi, mengecilkan ukuran tumor sebelum kemudian dioperasi,
agar memudahkan pada saat pengangkatan. Pengalaman saya, ketika metastasis
kanker ketulang belakang, di radiasi sebanyak 10x untuk menghilangkan rasa
sakit. Danuntuk mengecilkan tumor sebelum operasi di radiasi lagi sebanyak 38
kali. Proses radiasi tidak menyakitkan untuk prosesnya tidak lama. Tidak sampai
4 menit, tidak ada efek apapun. Hanya area yang di radiasi tidak boleh terkena air
karena bisa melepuh. Ketika saya radiasi di ketiak, memang agak lecet. Karena
biasanya ketiak berkeringat. Bisa diobati dengan perban luka, setelah agak kering
lukanya bisa diolesi krem / salep untuk lecet karena radiasi.

2. CHEMOTHERAPY.
Chemotherapy adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah
untuk membunuh sel kanker. Systemic chemotherapy, obat chemo tersebut
dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di
tubuh. Efek samping obat chemotherapy sangat individual, tergantung dari
masing-masing pasien juga dosisi yang diberikan biasanya dokter akan
menghitung luas tubuh melalui berat badan pasien. Pada saat saya melakukan
chemotherapy tahun lalu dan sekarang efek samping bisa dikatakan tidak ada /
bisa diabaikan. Yang saya rasakan adalah rambut rontok, kalau leukosit mulai
turun merasa sangat lelah. Lainnya tidak ada. ( untuk meminimalkan efek
samping akan dibahas tersendiri ). Efek samping yang umumnya dirasakan pasien
adalah :
1. Rambut rontok
2. Kemungkinan resiko infeksi ( basanya sariawan pada mulut, tenggorokan
susah menelan karena infeksi jamur )
3. Kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering
4. Mual & muntah
5. Ngilu tulang-tulang
6. Hilang nafsu makan
7. Diare atau malahan susah buang air besar
8. Asam lambung naik
Gejala-gejala itu biasanya akan menghilang ketika pengobatan selesai.
Chemotherapy bisa diberikan secara oral (diminum) dan intravenous (diinfuskan).
Diberikan secara beseri (untuk oral biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat
1 minggu. Kalau diinfuskan 6 kali chemo, jaraknya 3 minggu untuk yang full
dose). Biasanya tidak perlu menginap di Rumah Sakit, apabila satu jam setelah
chemo tidak mengalami efek apapun. Kalau agak mual-mual sedikit tidak apa-apa
sampai dirumah biasanya akan hilang asal langsung istirahat / tidur.
Chemotherapy, bisa diberikan sebagai neoadjuvant therapy (diberikan
sebelum diadakan operasi, tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor yang
besar, mengeringkan luka kanker akibat kanker yang sudah pecah), atau adjuvant
therapy (diberikan setelah operasi, untuk mengurangi kekambuhan).
Dalam hal mana apabila kanker kambuh lagi (cancer reccurence). Pasien
biasanya ditawari untuk menggunakan obat baru atau kombinasi dari obat yang
sudah ada. Obat yang berbeda, berguna untuk kanker yang berbeda pula. Dan
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari obat-obat tertentu akan lebih
efektif daripada obat individual. Obat – obat chemotherapy yang biasanya
digunakan untuk kanker payudara adalah :
 Cyclophosphamide ( cytoxan, Neosar )
 Methotrexate ( banyak merk )
 Fluorouracil ( 5-Fu, Adrucil )
 Doxorubicin ( Adriamycin, Rubex )
 Paclitaxel ( Taxol )
 Docetaxel ( Taxotere )
 Vinorelbine ( Navelbine )
 Capecitabine ( Xeloda )
 Protein bound paclitaxel ( Abraxane )
 Gemcitabine ( Gemzar )
 Ada juga obat yang baru di buat oleh Brysto Myers and Squib yaitu Ixempra
( tapi belum beredar di Indonesia, karena masih sangat baru )
 Dll
Contoh kombinasi obat :
 CMF ( cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-FU )
 FAC ( 5-Fu, Doxorubicin, cyclophosmide )
 TAC ( docetaxel, doxorubicin, dan cyclophosphamide )
 GT ( gemcitabine dan paclitaxel )
 Dll
Beberapa obat ini bisa juga dikombinasikan dengan trastuzumab
(Herceptine), suatu obat yang tergolong dalam targeted therapy. Dalam
pengobatan kanker akan selalu dievaluasi oleh team dokter juga lebih baik
apabila pasien aktif terlibat.

3. HORMON THERAPY.
Terapi hormone berguna bagi pasien yang hasil biopsynya menunjukkan hasil
positive untuk Estrogen receptor ( ER + ) dan Progesterone receptors ( PR + ) tipe
kanker ini berarti pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone-hormon tersebut
sehingga diperlukan obat untuk memblock hormone untuk membatasi /
mengerem pertumbuhan tumor. Pemakaiannya bisa sendiri atau bersamaan
dengan obat chemotherapy. Contoh terapi hormone sebagai adjuvant therapy
adalah tamoxifen, anastrozole ( arimidex ), letrozole ( femara ), dan exemestane (
aromasin ).

4. TARGETED THERAPY.
Adalah termasuk obat baru yang bekerja untuk mengerem / menghentikan aksi
dari protein abnormal ( HER2/neu ) yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan
membelah tak terkontrol.Monoclonal antibodies targete protein yang biasanya
ada dalam jumlah yang besar didalam sel kanker.
 Trastuzumab ( Herceptin ) dipakai sebagai obat untuk kanker payudara yang
mengandung terlalu banyak protein HER2/neu.
 Bevacizumab ( Avastin ) adalah antiangiogenic. ( masih dalam percobaan
klinis ). Antiagiogenesis agent ini memblock angiogenesis ( formasi dari
pembuluh darah baru ) yang dibutuhkan tumor untuk berkembang dan
metastasis.

Pencegahan
1. Pola hidup sehat dan SADARI
2. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun. Wanita normal mendapat rujukan
mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
3. Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang
harapan hidup penderita Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan.
Referensi

Bleicher RJ. Management of the palpable breast mass. In: Harris JR, Lippman ME, Morrow
M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott Williams &
Wilkins; 2010:32-41

Calhoun KE, Lawton TJ, Kim JN, Lehman CD, Anderson BO. Phyllodes tumors. In: Harris
JR, Lippman ME, Morrow M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia,
Pa: Lippincott Williams & Wilkins; 2010:781-792

Guray M, Sahin AA. Benign breast diseases: Classification, diagnosis, and management.
Oncologist. 2006;11;435-449

Hartmann LC, Sellers TA, Frost MH, et al. Benign breast disease and the risk of breast
cancer. N Engl J Med. 2005;353:229-237

Santen RJ, Mansel R. Benign breast disorders. N Engl J Med. 2005;353:275-285.

Schnitt SJ, Collins LC. Pathology of benign breast disorders. In: Harris JR, Lippman ME,
Morrow M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott
Williams & Wilkins; 2010:69-85.

Brunicardi, F. Charles, et al. 2010. Schwartz’s Principles of Surgery 9th Edition. Mc Graw
Hill: United State of America.

You might also like