You are on page 1of 2

Tema : Mahasiswa sebagai Pendorong Perubahan Kegiatan Bermedia Sosial yang Beretika,

Bijak, dan Berkualitas

Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Menanggapi Kegiatan Bermedia Sosial


Masyarakat Indonesia

Oleh : Rizka Diva Pratiwi

Perkembangan teknologi masa kini yang berkembang sangat pesat tidak dapat kita
pungkiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat, mulai
dari perangkat komunikasi yang semakin canggih hingga aplikasi penunjang kebutuhan
masyarakat, seperti semakin beragam cara manusia dalam bersosialisasi melalui media sosial.
Hal ini tentu berdampak terhadap peningkatan kegiatan bermedia sosial masyarakat
Indonesia. Pada akhir Januari 2017, sebuah perusahaan riset We Are Social mengumumkan
bahwa Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di
dunia dengan jumlah 132,7 juta pengguna pada awal 2017 ini. Pertumbuhan jumlah
pengguna internet beriringan dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang aktif melakukan
kegiatan bermedia sosial. Pada tahun 2016, pengguna media sosial hanya berjumlah 79 juta,
sedangkan pada tahun ini angka tersebut telah meningkat cukup signifikan, yaitu menjadi 106
juta pengguna (Data dikutip dari : Hadi Pratama, Aditya. 2017. Perkembangan Pengguna
Internet di Indonesia Tahun 2016 Terbesar di Dunia. Diakses melalui
https://id.techinasia.com/pertumbuhan-pengguna-internet-di-indonesia-tahun-2016). Media
sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya untuk sebagian orang digunakan
sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, yang mana berkaitan dengan pencitraan akan jati
diri seseorang. Namun, banyak pengguna media sosial tidak menunjukkan jati dirinya dengan
etika yang baik. Tidak jarang dalam bermedia sosial terjadi bullying yang dapat merugikan
orang lain, mencemarkan nama baik, menghina, dan bahkan mengancam dengan kekerasan.
Masyarakat Indonesia dinilai masih belum siap dan belum cukup cerdas menanggapi
kehadiran teknologi ini, dimana masih terdapat banyak pengguna yang mengkritisi sesuatu
dengan tidak bijak dan menggunakan kata-kata yang kasar. Selain itu, penyebaran berita hoax
di media sosial juga menunjukkan masyarakat masih belum cerdas dalam menanggapi
informasi yang beredar. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang
terkenal akan kesopanan dan ramah-tamahnya.

Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus sadar akan perubahan sikap sosial
yang mengarah ke arah negatif. Mahasiswa, yang memiliki fungsi sebagai agent of change,
tentunya harus memiliki langkah konkret dalam menanggapi hal ini. Perubahan tidak harus
Tema : Mahasiswa sebagai Pendorong Perubahan Kegiatan Bermedia Sosial yang Beretika,
Bijak, dan Berkualitas

dimulai dari orang lain, namun bisa dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Sebagai
mahasiswa, sudah seharusnya kita mengetahui etika dalam bermedia sosial. Dalam kegiatan
bermedia sosial, ada baiknya kita menanggapi informasi yang ada dengan bijak dan
mengkritisi sesuatu dengan baik dan sopan. Selain itu, informasi yang kita share juga
haruslah bermanfaat dan tidak mengandung kebohongan dan penghinaan yang ditujukan ke
pihak tertentu. Kita juga bisa memulai dengan beralih ke media sosial yang lebih
professional, seperti Linkedin, dimana akan sangat berguna bagi kehidupan paska kampus
nantinya dan juga banyak informasi untuk pengembangan softskill yang dibagikan oleh orang
– orang sukses. Jika kita sudah terbiasa dengan etika media sosial yang baik, ada baiknya jika
kita mengajarkan orang lain, dimulai dari orang terdekat seperti keluarga dan teman kuliah.
Dimulai dari lingkup yang kecil tentunya akan menyebar ke banyak pihak. Jika banyak
mahasiswa yang memulai langkah ini, akan semakin tersebar kebaikan dalam bermedia sosial
dan masyarakat Indonesia bisa lebih cerdas dan beretika.

You might also like