You are on page 1of 5

Tugas Forensik

Nama : 1. Agnes Tjahjadi (NIM I1A015070)

2. Ahmad Zaki Hafizi (NIM I1A015071)

3. Aji Ilman Sajidan (NIM I1A015072)

1. Identifikasi racun yang ada di masyarakat beserta antidotumnya (minimal 5)


2. Cari 1 jenis racun yang ada di pasar dan identifikasi kandungannya!
Jawaban:

Senyawa Kimia Yang Terkandung Dalam Obat Nyamuk Bakar (Vape, Baygon)

1. Sipermetrin

Sipermetrin adalah jenis bahan aktif pada kelompok pyrethoid, yang pertama kali
disintesiskan pada tahun 1974. Sipermetrin adalah kelompok insektisida yang mempunyai
sifat khas untuk pengendalian serangga antara lain : efektifitas tinggi, kurang toksi terhadap
mamalia, hilangnya efektifitas relatif cepat dan mempunyai efek Knock-Down cepat.
Sipermetrin suatu bahan kimia sentetis menyerupai pyerhrin pada ekstrak pyretrum yang
berasal dari tanaman chrysanthemum. Piretroids, termasuk juga sipermetrin dirancang untuk
efektif lebih lama dibanding piretrin. Produk-produk yang mengandung spermetrin antara
lain; termiticida, insektiida rumah rangga, ammo, cybush, cynoff, cyperkill, dan demon.

Struktur kimia sipermetrin mengandung α-siano-3-fenoksibensil termasuk golongan piretroid.


Piredtroid adalah racun axonix, yaitu beracun terhadapa serabut syaraf. Piretroid terikat pada
protein pada syaraf yang dikenal sebagai voltage-gate sodiun chanel. Pada keadaan normal,
protein membuka untuk memberikan rangsangan pada syaraf dan menghentikan sinyal
syaraf. Piretroid terikat pada gerbang ini, dan mencegah menutup secara normal yang
menghasilkan rangsangan syaraf secara berkelanjutan. Hal tersebut menyebabkan tremor dan
gerakan in-koordinasi pada serangga keracun.

2. Malation
Malation merupakan golongan dari pestisida organofofat (OF). Kelompok organofosfat
umumnya berasal dari derivat asam fosfat yang kakateristiknya ditentukan oleh struktur
kimia dan cara kerja racunnya. Racun organofosfat bekerja sebagai penghambat enzim
asetilkolinesterase, pestisida golongan ini sangat penting perannya sebgai pengganti pestisida
golongan orgachlorin karena :
(1) efektif terhadap serangga yang telah resisiten organochlorin
(2) dapat didegradasi secara biologis di alam, tidak mengotori lingkungan dalam jangka
waktu yang lama.
(3) tidak mempunyai pengaruh sampingan ynag lama bertahan dalam tubuh organisme buka
sasaran. Kelompok malation antara lain : dechlofos (DDVP atau Vapona), demetoate
(cygon), naled, (dibrom), trichorfon (diprerex). Nama kimia malation adalah
(dimethoxyphosphinothioylthio) butanedioic acid diethyl ester.

Formula molekul maltion adalah C10H19O10PS2, dengan masa molekul sebesar


330,358021. Malation berupa liquid, tdak berwarna dnegan titik didih 156-157 oC pada 7
mmHg. Produk tehnis berwarna coklat dan berbau sepeti bawang putih. Maltion sangat halus
dan kelarutan dalam air sangat rendah (145 pp). Malation terhidarolisis pada pH 5 atau 8 dan
terurai pada suhu yang tinggi. Malation bekerja sebagai racun kontak dan menimbulkan
kelayuan (paralyse) syaraf-syaraf serangga yang terbang. Racun dapat masuk melalui tarsus
nyamuk dan mempengaruhi dengan menghambat enzim asetilkolinase. Enzim asetilkolinase
menghidrolisis asetilkolin sehingga menyebaban eksitasi (peningkatan nilai ambng
rangsangan) dan konvulsi/ kontraksi otot yang berlebih dan menyebabkan nyamuk pingsan.
Bila hal ini berulang-ulang akan meyebabkan kematian. Enzim asetilkolinesterase dibentuk
untuk menghambat suat impuls saraf, ehingga terjadi rangsangan saraf berkelanjutan (tremor
dan gerakan in-koordinasi).

3. Cari nama penemu teori “energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan”
4. Jelaskan ciri intoksikasi apa yang menyebabkan jenazah jadi:
a. Merah tua
b. Cherry red
c. Merah coklat
5. Menjelaskan bagaimana tanda-tanda mati lemas!
Jawaban:

Pada jenazah yang meninggal akibat asfiksia (mati lemas) akan dapat dijumpai tanda-
tanda umum sebagai berikut :
1. Sianosis
Kurangnya oksigen menyebabkan darah lebih encer dan lebih gelap. Warna
kulit dan mukosa terlihat lebih gelap. Tanda ini juga terdapat umum pada banyak
kematian.
Warna lebam mayat merah kebiruan gelap dan terbentuk lebih cepat. Distribusi lebam
lebih luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas fibrinolisin dalam darah
sehingga darah sukar membeku dan mudah mengalir.
Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam jenazah berwarna merah terang
meskipun tidak selalu demikian, sebab masing-masing mempunyai kadar
oskihemoglobin dan CO-Hb yang tinggi.
2. Kongesti vena
Kongesti yang terjadi di paru-paru pada kematian karena asfiksia bukan
merupakan tanda yang khas. Kongesti yang khas asfiksia bila kongesti sistemik pada
kulit dan organ selain paru-paru, termasuk dilatasi jantung kanan. Sebagai akibat dari
kongesti vena, akan terlihat adanya bintik-bintik perdarahan (petechial haemorrages)
atau disebut tardieu’s spot. Bintik perdarahan terjadi karena timbulnya peningkatan
permeabilitas kapiler dan juga karena rusak/pecahnya dinding endotel kapiler akibat
hipoksia. Bintik perdarahan ini lebih mudah terjadi pada jaringan longgar, seperti
misalnya jaringan bawah kelopak mata, atau organ dengan membran trasnparan
(pleura, perikardium). Pada asfiksia hebat, bintik perdarahan dapat terlihat pada faring
dan laring.
3. Edema
Disebabkan karena kerusakan pada pembuluh kapiler sehingga permeabilitas
meningkat, hingga menyebabkan edema terutama pada paru-paru.

Adapun tanda-tanda lain yang lebih spesifik pada berbagai asfiksia (mati lemas)
mekanik dapat dikaitkan dengan penyebab atau peristiwa atau cara kematiannya,
yakni antara lain:
a. Pembekapan :
• Bila pembekapan dengan menggunakan benda lunak, maka pada pemeriksaan luar
mungkin tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
• Kekerasan yang mungkin terdapat adalah luka lecet jenis tekan atau geser, goresan
kuku dan luka memar pada ujung hidung, bibir, pipi dan dagu yang mungkin terjadi
akibat korban melawan.
• Luka memar atau lecet pada bagian/permukaan dalam bibir, adalah akibat bibir yang
terdorong dan menekan gigi, gusi dan lidah.

b. Gagging dan Chocking :


• Dalam rongga mulut ditemukan sumbatan benda asing.
• Penjeratan
• Jejas jerat biasanya mendatar, melingkari leher dan umumnya terdapat lebih rendah
daripada jejas jerat pada gantung. Jejas jerat biasanya terletak setinggi atau di bawah
rawan gondok.
• Bila jerat kasar seperti tali dan tekanan kuat, maka dapat meninggalkan luka lecet
yang tampak jelas berupa kulit yang mencekung berwarna coklat yang dengan
perabaan teraba kaku seperti kertas perkamen.
• Pada peristiwa pembunuhan sering ditemukan adanya lecet-lecet atau memar di
sekitar jejas jerat, biasanya terjadi karena korban berusaha membuka jeratan.
• Pada pemeriksaan dalam leher di sekitar jeratan, bisa tampak resapan darah pada
otot dan jaringan ikat, fraktur dari tulang rawan reutama rawan gondok, dan kongesti
jaringan ikat, kelenjar limnfe dan pangkal lidah.
• Sering ditemukan adanya buih halus kemerahan pada jalan nafas

c. Pencekikan
• Pada pemeriksaan luar, tampak pembendungan pada kepala dan muka karena
tertekannya pembuluh vena dan arteries superficial, sedangkan arteri vertebrallis tidak
terganggu.
• Tanda kekerasan pada leher ditemukan dengan distribusi berbeda-beda, tergantung
cara mencekik. Luka lecet / memar di daerah leher berupa luka lecet kecil, dangkal
berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jari
• Resapan darah di bagian dalam leher, terutama di belakang kerongkongan, dasar
lidah dan kelenjar thyroid
• Fraktur tulang rawan thyroid, crycoid dan hyoid
• Buih halus lubang mulut dan hidung

d. Penggantungan :
• Jejas jerat berupa lekukan melingkari leher, baik penuh atau sebagian dan
disekitarnya terlihat bendungan. Arah jejas jerat mengarah ke atas menuju simpul dan
membentuk sudut atau jika jejas diteruskan (pada jejas yang tidak melingkar secara
penuh) akan membentuk sudut semu.
• Warna jejas coklat kemerahan (karena lecet akibat tali yang kasar), perabaan seperti
kertas perkamen. Jeratan akan semakin tidak jelas jejasnya, apabila penggantungan
menggunakan alat yang lunak dan atau mempunyai ukuran lebar makin besar. Hal
serupa terjadi pula pada penjeratan. Alat tersebut misalnya kain jarik, sprei atau
sarung yang digulung.
• Resapan darah pada jaringan bawah kulit dan otot. Tanda ini merupakan salah satu
tanda intravital, yakni adanya proses reaksi inflamasi / ekstravasasi sel-sel darah pada
jaringan yang menunjukkan bahwa trauma / jeratan terjadi sebelum korban
meninggal. Hal serupa pada prinsipnya terjadi pada semua jenis trauma pada semua
jaringan.
• Fraktur os hyoid (biasanya pada cornu majus) dan cartilage crycoid
• Lebam mayat dapat ditemukan pada bagian tubuh bawah, anggota bagian distal serta
alat genital distal apabila sesudah mati tetap dalam keadaan tergantung cukup lama
hingga lebam mayat menetap.
• Lidah akan terlihat menjulur bila posisi tali di bawah kartilago thyroid dan berwarna
lebih gelap akibat proses pengeringan. Sebaliknya, apabila lilitan tali di atas kartilago
thyroid, lidah tidak akan menjulur.

6. Jelaskan mengenai intoksikasi alcohol (kelompok 23)

You might also like