You are on page 1of 1

ABSTRAK

KOMPAS – Kompor Air Sederhana


Mario Konsachristian, Adi Parwira Slamet, Rana Aulia Yupitasary
Politeknik Negeri Bandung

Dalam kehidupan sehari – hari masyarakat sangat bergantung kepada minyak bumi
sehingga menyebabkan cadangannya menipis. Cadangan energi fosil relatif rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi. Kondisi ini semakin parah dengan
meningkatnya kebutuhan energi fosil dan minimnya eksplorasi untuk meningkatkan
cadangan energi tersebut yang pada akhirnya ketergantungan impor semakin tinggi.
Permasalahan lainnya adalah pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) stagnan
dikarenakan tidak ada peta jalan, cetak biru, dan program pengembangan energi
berkelanjutan. Karenanya perlu dikembangkan sumber energi alternatif yang dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan sebagai pengganti minyak dan gas.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu bentuk energi terbarukan yang saat ini
menjadi perhatian banyak kalangan, terutama di negara maju adalah potensi dari gas
hidrogen. Daya hidrogen terutama dalam bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel
cells) menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan ramah lingkungan
karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi. Teknologi sel bahan bakar ini memiliki
banyak keuntungan sehingga menjadikan hidrogen sebagai bentuk energi utama yang
dikembangkan saat ini.
Melimpahnya air dengan pengembangan gas hidrogen sebagai bahan bakar pada
kompor gas mendasari kami untuk membuat karya tulis ini sebagai salah satu solusi dalam
mengatasi permasalahan bahan bakar minyak bumi. Hidrogen didapatkan dengan cara
membuat larutan NaOH yang kemudian di reaksikan dengan alumunium dari limbah
kaleng bekas. Pemanfaatan gas hidrogen ini dapat mendukung pemerintah Indonesia dalam
program konservasi energi, yang selama ini hanya mengandalkan persediaan bahan bakar
yang berasal dari fosil yang merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

You might also like