Professional Documents
Culture Documents
URETER
Urine dari tubulus duktus pengumpul pelvis renalis ureter
Ureter : struktur tubular, panjang 25-30 cm, diameter 1,25 cm
Membentang pada posisi retroperitoneum dalam rongga panggul (pelvis)
Dinding ureter terdiri 3 lapis :lapisan membran mukosa (dlm), serabut otot polos, jaringan
penyambung fibrosa
Masuknya urine kedlm kandung kemih : gerakan peristaltik dari serabut otot polosbentuk
semburan ; mencegah refluks
Apabila terjadi obstruksi (kalkulus renalis) gerakan peristaltik kuat nyeri (kolik ginjal)
KANDUNG KEMIH
ž Merupakan organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot, tempat
penampung urine organ eksresi
ž Dlm keadaan kosong terletak dlm rongga panggul (dibelakang simfisis pubis), pria : rectum
bag posterior, wanita : dinding anterior uterus & vagina
ž Dlm keadaan penuh dpt membesar & membentang sampai ketas simfisis pubis
ž Mampu menampung 600 ml urine, pengeluaran urine normal 300 ml.
ž Dinding kandung kemih terdiri atas 4 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan sub mukosa,,
lapisan otot, lapisan serosa
URETRA
ž Membran mukosa yg melapisi uretra & kelenjar uretra mensekresi lendir kedlm saluran uretra
ž Lendir bersifat bakteriostatis & membentuk plak mukosa mencegah masuknya bakteri.
ž Panjang uretra wanita : 4-6,5 cm ; laki-laki : 20 cm
FUNGSI GINJAL
Alat ekresi
Mengatur :
- Jumlah Cairan Tubuh (dipertahankan 60% dari BB)
- Osmolaritas cairan ekstrasel (minum kencing )
- Konsentrasi ion dalam cairan tubuh (Na dan K)
- Keseimbangan asam basa (diatur oleh ion H)
Alat endokrin dengan mensekresi :
- Renin (mengatur tekanan darah)
- Renal Erytropotic Factor (proses pembentukan eritrosit)
Cairan Filtrat Glomerulus Ductus Colligentes Papilla Renalis Pelvis Renalis Ureter
Vesica Urinaria (kandung Kemih)
GLOMERULUS
Dibentuk : oleh invaginasi gerombolan kapiler ke dalam ujung buntu tubulus yang melebar
sehingga terbentuk capsula Bowman
Terdiri 2 lapisan :
1. Pars Parietalis : lapisan luar
2. Pars Visceralis : lapisan dalam
Kapiler Glomerulus dapat aliran darah dari Vas Afferent dan diteruskan ke vas Efferent
Darah dari kapiler glomerulus dipisahkan dari cairan filtrat golmerulus dalam kapsula Bowman
oleh filter yg terdiri dari 3 lapisan :
1. Endothelium kapiler
2. Lamina Basalis
3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula Bowman
Pori Pori
1. Endothelium kapiler (10 nm)
2. Lamina Basalis (8 nm)
3. Epithelium Pars Visceralis Kapsula Bowman
(25 nm)
TUBULUS PROKSIMALIS
LOOP OF HENLE
Terdiri dari :
Pars descenden loop of Henle yg mempunyai sel epitel berbentuk pipih, panjang
2-14 mm
Pars ascenden Loop of Henle
- Banyak mitikondria
- Berakhir di Macula Densa
- Berdampingan dg Vas Afferent yg dindingnya diliputi sel
juxtaglomeruler yg memproduksi renin
TUBULUS DISTAL
Panjang 20 mm
Diliputi epitel yang lebih pipih
Tidak dijumpai Brush Border
Bermuara pada Ductus Colligentes
Panjang total nephron termasuk ductus colligentes 45-65 mm
DUCTUS COLLIGENTES
Panjang 20 mm
Menampung beberapa tub. Distalis
Bermuara ke papila renalis untuk mengosongkan isinya ke pelvis
PEMBULUH DARAH
A. Renalis V. Renalis
A . Interlobaris V. Interlobaris
A. Arcuata V. Arcuata
A Interlobaris V. Interlobaris
Membentuk
Vasa Recta
1200
Renal Fraction : -------------------- X 100% = 24 %
5000
Nilai ini berubah ubah dari 12-30 %
Secara terus menerus membersihkan cairan tubuh dari sisa metabolisme yang
tidak berguna
Mengatur jumlah cairan tubuh
Mengatur keseimbangan elektrolit, termasuk keseimbangan asam basa dari
cairan tubuh
Perbandingan kecepatan aliran darah antara berbagai organ dalam 100 gram jaringan
RPF
(ml/g/menit)
3
2 konstan
Kesimpulan :
Autoregulasi akibat ada respon kontraktil langsung otot polos arteriol afferent terhadap
regangan
FILTRASI GLOMERULUS
Terjadi ok adanya tekanan hidrostatik (Pb) dari
darah di dalam kapiler glomerulus
Pb menyebabkan cairan dlm glomerulus
menembus filter masuk ke dalam ruang kapsuler
Sebaliknya Pb dari cairan ultrafiltrat di dalam
kapsula Bowmen (Pc) menimbulkan hambatan
terhadap proses filtrasi
Protein dalam plasma tidak dapat menembus filter
akan mengakibatkan timbulnya tekanan koloid
osmotik (Pco) yg akan menghambat proses filtrasi
Filtrasi terjadi ok adanya gaya netto yg merupaka resultante dari ketiga gaya tersebut dan
gaya netto inilah yang merupakan tekanan filtrasi efektif (effective filtration pressure=EFP)
EFP = Pb – Pc – Pco
Keadaan Normal :
Pb = 70 mm Hg Pc = 20 mm Hg Pco = 32 mmHg
EFP = 70 – 20 – 32 = 18 mmHg
Tergantung status arterial afferent dan atau arterial efferent :
Adalah jumlah filtrat yang disaring dari plasma dalam satu menit
125
FF = ---------- x 100% = 19 %
650
Cara Mengukur GFR :
Dengan zat tertentu yg terdapat dalam plasma
Bila zat tersebut berukuran kecil dan dapat menembus filter glomerulus maka
konsentrasinya dlm ultrafiltrat sama dengan dalam plasma
Bila zat setelah difiltrasi dalam perjalanannya di tubuli ginjal tdk direabsorbsi
maupun sekresi maka zat tersebut sepenuhnya dijumpai pada vesica urinaria (kandung
kencing)
Dg demikian jumlah yg difiltrasi permenitnya sama dg jumlah zat yg terkumpul
dalam kandung kencing dlam waktu yg sama (per menit)
Jumlah zat yg difiltrasi per menit disebut beban tubuli (Tubular Load) sama dengan GFR
dikalikan dg konsentrasinya dlm plasma (Px).
Sedang jumlah zat yg dikumpulkan dalam kandung kencing sama dengan jumlah kencing yg
terbentuk per menit (V) dikalikan dengan konsentrasi zat tersebut dalam kencing (Ux), maka :
Px
GFR . Px = V . Ux GFR
Ux . V
GFR = ----------------- Ux
Px V
Syarat Zat Untuk Mengukur GFR
Molekul kecil : mudah menembus filter glomerulus shg dapat difiltrasi dg bebas
Tidak direabsorpsi/disekresi oleh tubuli
Tidak mengalami proses metabolisme
Tidak beracun (toxic)
Tidak terikat pd protein plasma
Tidak disimpan dlm jaringan ginjal
Tidak mempengaruhi kecepatan filtrasi
Mudah dianalisis, baik dlm plasma maupun urine
Zat yang memenuhi syarat adalah :
Inulin : suatu polimer dari fruktosa dg berat molekul 5200 kD dan didapatkan pd
Dahlia Tubers
Mannitol : suatu polysacarida
Contoh : Uin x V
Uin = 29 mg/ml GFR = -------------
V = 1,1 ml/menit Pin
Pin = 0,25 mg/ml 29 x 1,1
GFR = --------------- = 128 ml/mt
0,25
Faktor Yang Mempengaruhi GFR :
FUNGSI TUBULUS
Reabsorbsi
Sekresi
Px REABSORBSI :
Ux . V < Px . GFR
Tx = Px . GFR - Ux . V
GFR
SEKRESI :
Ux . V > Px . GFR
Ux Tx = Ux . V - Px . GFR
V
Tx. Jumlah zat yg direabsorpsi atau disekresi
ž Jumlah suatu zat yg difiltrasi dalam glomerulus yg merupakan beban tubulus (tubular Load)
adalah hasil kali GFR dan kadar zat tersebut dalam plasma (GFR x Px)
ž Jumlah suatu zat yg dieksresi dalam urine adalah hasil kali dari volume urine yg terbentuk per
menit dan kadar zat tersebut dalam urin (V x Ux)
ž 99% air dlm filtrat glomerulus direabsorbsi ketika melalui tubulus ok bila zat terlarut dlm
filtrat tdk direabsorbsi maka akan memekatkan zat tsb sampai 99 kali
ž Glukosa & asam amino direabsorbsi maka zat tsb konsentrasi menuju nol sebelum menjadi
urin
ž Dengan cara tsb ginjal akan memisahkan zat yg harus disimpan dlm tubuh dg zat yg harus
dikeluarkan
MEKANISME DASAR ABSORPSI DAN SEKRESI DALAM TUBULUS
Ciri Ciri :
ž Membutuhkan energi tambahan
ž Transport dapat berlangsung dg melawan electrochemical gradient
ž Membutuhkan carrier system
Definisi : batas konsentrasi terkecil dari zat tersebut dalam plasma, dimana mulai didapatkan
zat tsb dalam urine
Bila tubular Load (GFR . Px) = Tm
Maka ekskresi zat tsb = 0
Bila Tm glukosa = 320 mg/menit
GFR . Px = Tm
125 . Px = 320
320
Px = ------------ = 2,56 mg/ml = 256 mg%
125
Jadi bila kadar glukosa plasma 256 mg % maka tidak akan dijumpai glukosa dalam urine
KENYATAAN :
Nilai ambang ginjal untuk glukosa = 180 mg% oleh karena Tm masing masing nefron berbeda
Penerapan Praktis :
Normal : kadar asam urat < 6 mg%
GOUT : kadar asam urat > 9 mg%
Pengobatan :
ž Probenecid dan Phenylbutazone competitive inhibition dengan asam urat Tm
ekskresi kadar asam urat plasma Sembuh
ž Phlorizin competitive inhibition Tm glukosa glukosuria (Renal Diabetes)
Tubulus Proksimalis
Sel bentuk cuboid dg mitokondria sangat banyak metabolisme
ž 65% reabsorpsi & sekresi di tubulus proksimalis
Reabsorpsi Zat Organis
ž Di Tubulus Proksimalis : zat yang telah direabsorpsi tidak disekresi lagi, kecuali ion K (difiltras
dlm tub. proksimalis tapi disekresi oleh tub. distal)
Tubulus Distal ;
ž Bagian proksimal = segment tebal Henle
ž Bagian Distal ion exchange (aldosteron)
Ductus Colligentes :
ž Bagian cortex : impermeable terhadap ureum
ž Bagian Medula : Cukup permiabel terhadap ureum
ž Kedua bagian ini mempunyai sel epithel bentuk kuboid dg permukaan halus dan sedikit
mitokondria
Bila ADH ductus colligentes tdk permiabel terhadap air air di keluarkan melalui urin
REABSORPSI ELEKTROLIT
ž Sel dlm tubuh dapat hidup & berfungsi normal bila komposisi cairan ekstrasel dipertahankan
dalam batas normal (Homeostasis)
ž Fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis sangat besar
ž Perubahan kadar ion terutama kation (+) melampui batas tertentu mengakibatkan kegagalan
faal tubuh secara keseluruhan.
Contoh : K+ Potensial membran Paralysis
K+ Potensial membran Paralysis
Na+ Potensial aksi Paralysis
Ca+ Permiabilitas membran Tetani
NATRIUM (Na+)
ž Lebih dari 90% kation ekstrasel adalah Na
ž 65% direabsorpsi dalam tub. Proksimalis dan selalu diikuti H2O cairan filtrat yang di tub.
Proksimalis atau loop of Henle selalu ISOTONIS
ž Pada Pars Descendens Loop of Henle Na tidak direabsorpsi tetapi ada penambahan ion Na
dari cairan peritubulus ke cairan tubulus dg cara difusi. Disamping itu keluarnya air dari tubulus
ke peritubulus secara osmosis menyebabkan kadar elektrolit meningkat HIPERTONIS
ž Pada segmen tebal loop of Henle reabsorpsi aktif Na bersama Cl- yg tidak disertai H2O
HIPOTONIS
HCO3- HCO3- H+ H+
K+ K+
Na+ Na+
ž Ion H berasal dari disosiasi H2CO3 menjadi ion H dan bikarbonat, sedangakn H2CO3 dibentuk
dari rekasi CO2 dan H2O yg dikatalisis oleh enzim carbonic anhydrase
ž CO2 berasal dari cairan peritulus, hasil metabolisme dalam sel tubulus dan hasil reaksi ion H
dg bikarbonat dalam cairan tubulus
ž Bila carbonic anhydrase dihambat misalnya oleh acetazulamide (diamox) pembentukan ion
H terganggu reabsorpsi Na hanya ditukar dg K bila berlangsung lama HYPOKALEMIC
ACIDOSIS
ž Ion exchange dipengaruhi oleh hormon aldosteron yg dibentuk cortex adrenal bagian pars
glomerulosa
Hyperaldosteronism berakibat :
ž Reabsorpsi Na dipercepat dan meningkat
ž Sekresi ion K dan H meningkat berlangsung lama
Hypokalemic
Alkalosis
Renal Ischemia
Angiotensinogen
(Alpha 2 globulin)
Renin (juxtaglomerular app)
Angiotensin I
Angiotensin II
Vol. darah
Tekanan Darah
KALIUM (K)
BICARBONAT (HCO3)
Tubulus mereabsorpsi bicarbonat secara tdk langsung
Proses reabsorpsi bicarbonat merupakan cara ginjal menghindari urin yg terlalu asam
walaupun ginjal harus selalu mensekresi ion H yg disebabkan hasil metabolisme dalam tubuh
kebanyakan bersifat asam
H2CO3 H2CO3
Carbonic anhydrase
Ion phosphat dalam cairan filtrat dalam bentuk HPO4- dan H2PO4- Besifat Buffer System
dapat mengikat ion H yg disekresi sel tubulus tanpa merubah pH Urine
H+ + HPO4 H2PO4
CHLORIDA (Cl)
Reabsorpsi pasif karena gaya electrokimia kecuali di segmen tebal loop of Henle secara
aktif
AMONIUM
Tub. Distal & ductus colligentes memproduksi amoniak (NH3) dari glutamin dan asam amino
dibawah pengaruh enzim glutaminase
Dibentuk melalui NH3 dimana NH3 akan mengikat ion H yg disekresi tubulus Amonium
(NH4)
H+ + NH3 NH4
Jadi ada 3 mekanisme dalam ginjal untuk melindungi sel tubulus dari kerusakan karena
pembentukan urin yg terlalu asam :
Reabsorpsi Bicarbonat
Buffer Phospat
Produksi NH3
MEKANISME COUNTER-CURRENT
Suatu sistem dimana aliran masuk berjalan sejajar, berlawanan dan berdekatan dengan aliran
keluar
Arteri Vena
Gambar diatas menunjukkan bahwa makin kedalam dari medula makin tinggi
kepekatan cairan baik dalam tubulus ginjal maupun dalam cairan interstitial. Ini terjadi
karena :
Loop of Henle sebagai counter-current multiflier
Vasa recta sebagai counter-current exchanger (melalui proses pasif) tergantung
difusi air dan solut melalui dinding vasa recta yg sangat permiabel
Definisi : Jumlah ml plasma dibersihkan seluruhnya dari suatu zat dalam satu menit
Clearance : pembersihan atau penjernihan
Dibersihkan : zat tersebut dieksresi melalui urin
Bila Clearnace Inulin 125 ml/menit : berarti sejumlah 125 ml plasma telah dibersihkan
seluruhnya dari inulin dalam satu menit, untuk dikeluarkan melalui urin
Bila kita dpt menghitung jumlah zat yg dikeluarkan melalui urin per menitnya dan ini dibagi
dg nilai konsentrasi zat dalam plasma maka dapat diketahui jumlah plasma yg telah dibersihkan.
Bila zat setelah di filtrasi tidak direabsorpsi dan sekresi seperti inulin maka jumlah inulin yg
difiltrasi = sama dg jumlah inulin dalam urin
Maka clearence inulin (zat yg tidak direabsorpsi dan sekresi) selalu sama dengan GFR dan
tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi inulin dalam plasma.
C Inulin
Inulin
125
P Inulin
Bila zat setelah difiltrasi direabsorpsi (ureum) jumlah zat dalam urin lebih sedikit
Clearance zat tersebut lebih kecil dari GFR/Clearance inulin
Bila zat mengalami sekresi setelah difiltrasi (PAH) jumlah zat dalam urin lebih besar
Clearance zat tsb lebih besar dari GFR/clearance inulin
C (ml)
PAH
650 Glukosa suatu zat yg dereabsorpsi
tubulus Clearance dibawah
clearance inulin
Inulin
125
Glucose
525
125
1
RBF = RPF x -------------------
1 - Hct Hct : Hematocrit (persentase vol. sel
darah merah di dalam
darah)
Contoh :
UPAH : 2,9 mg/ml
V : 2 ml/menit
PPAH : 0,01 mg/ml
Extraction Ratio : 0,91
Hematocrit : 45%
UxV 2,9 x 2
ERPF = ------------ = --------------- = 580 ml/menit
P 0,01
ERPF 580
RPF = ------------------------ = ----------- = 637 ml/menit
Extraction Ratio 0,91
1 1
RBF = -------------------------- = 637 x -------- = 1158 ml/menit
1 – Hematocrit 0,55
Clearance Ureum
Tubuh setiap hari produksi ureum 25-30 gr
Kadar ureum dalam darah 20-40 mg/100 ml tergantung jumlah protei dlm diet (pd
gangguan faal ginjal kadarny sampai 200 mg/100 ml)
Penentuan faal ginjal lebih tepat dg Clearance Ureum Endogen sebab dg kadar ureum
darah banyak kelemahan
Uureum x V
Cureum = --------------------
Pureum
Jika ADH maksimal Tub. Colligentes sangat permiabel terhadap air air dlm lumen
terhisap keluar oleh gaya osmosis dari cairan peritubular jadi bila ADH jumlah urin dan
ekskresi ureum clearance ureum dengan kata lain besarnya clearance ureum
tergantung jumlah urin yg diproduksi
Cureum (ml)
75
2 4 6 8 V (ml/menit)
Cinulin = GFR
Cureum Uureum x V
------------- = ----------------------------
Cinulin Pureum x GFR
Tureum
Cureum = Cinulin - --------------
Pureum
Dari rumus diatas terlihat bila produksi urin atau reabsorpsi air oleh karena ADH
reabsorpsi ureum juga Cureum
Bila peran ADH minimal yaitu produksi urin lebih 2 ml/menit Tureum konstan Cureum juga
konstan
Bila produksi urin lebih 2 ml/menit Cureum yg dihitung dengan rumus :
Uureum x V
Cureum = --------------------------
Pureum
Disebut Maximal Ureum Clearance dengan nilai normalnya 75 ml/menit/1,73 m2luas tubuh
Bila produksi urin kurang 2 ml/menit , sulit menentukan clearance urium seorang penderita
normal atau tidak ok nilai normalnya bervariasi tgt jumlah produksi urin.
Bila vol urin diambil akar duanya kemudian dimasukkan dalam rumus clearance, maka
diperoleh nilai clearance ureum relatif konstan yaitu 54 ml/menit/1,73 m2 luas tubuh dan tidak
tergantung besarnya nilai V.
Clearance ureum ini disebut Standard Ureum Clearance
Uureum x V
Cureum = ------------------------
Pureum
Clearance Creatinine
Tes faal ginjal selain dg Cureum juga dg Ccreatinine
Kadar creatinine dalam darah 1 mg/100 ml
Dalam glomerulus sejumlah 125 ml difiltrasi dan dalam tub. Proksimalis terjadi sekresi
creatinine dg Tm 15 mg/menit Ccreatinin normal 140 ml/menit
Ucr x V
Ccr = ----------------
Pcr
= 140 ml
Karena creatinine disekresi maka Ccr > GFR
Pada pengukuran Pcr dengan Spectrophotometry adanya zat creatinoid dalam plasma
menyebabkan nilai Pcr meningkat Ccr menurun
Cosmotik merupakan gabungan dari semua zat yang osmotik aktif dan bukan untuk sesuatu
zat tertentu
Clearance Air Bebas (Free Water Clearance)
CH2O = V – Cosmotik