You are on page 1of 29

PEMERIKSAAN FISIK

ABDOMEN

Dr. Sofia Elisjabet Rumbino, SpPD

SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Jayapura - Papua


Hipokon Hipokon
drium D drium S

Lumbal D Lumbal S

Iliaka D Iliaka S
Pemeriksaan Fisik Abdomen…….. INSPEKSI
Yang perlu diperhatikan :
1) Permukaan perut
2) Bentuk perut
3) Gerakan dinding perut
4) Denyutan pada dinding perut

1. PERMUKAAN PERUT
 Kulit dinding perut  tegang, licin, tipis, keriput, striae, bekas garukan
(DM), benjolan spt kutil2 atau bercak berwarna “kopisusu”
(Neurofibromatosis ).
 Pelebaran Vena :
VCI atau V Iliaka Komunis : vena berjalan berliku-liku secara
longitudinal dari bawah keatas pada permukaan perut
Vena Porta : vena yg melebar dan berjalan berliku-liku tampak
disekitar pusat dan semuanya menjurus kepusat (Kaput Meduse),
sehingga tampak aliran darah dari pusat ke tepi.
Pemeriksaan Fisik Abdomen…….. INSPEKSI

2. BENTUK PERUT
 Pembesaran Perut
Simetrik cairan di rongga peritoneum, udara dlm usus, org
gemuk
Asimetrik Pembesaran setempat
Kehamilan, tumor dirongga perut, ovarium, kandung kencing
Pembengkakan hati, lien, ginjal, kadang empedu dan tumor
dari organ2 tsb.
stenosis piloris lambung mjd besar sekali dan dpt
memberikan gambaran btk lambung yg membesar
Pemeriksaan Fisik Abdomen…….. INSPEKSI

3. GERAKAN DINDING PERUT


Normal : Ekspirasi mengempis, Inspirasi menggembung
Diafragma lumpuh  berlawanan
Peritonitis  ddg perut tegang dan tidak bergerak

4. DENYUTAN DINDING PERUT


Teraba di area epigastrium  Normal pada orang kurus
 Patoplogik : pembesaran Ventrikel kanan
Pada dinding abdomen  tumor yang menekan aorta
 aneurisma aorta
Area hipokondrium kanan  denyutan vena hati pada insufisiensi
trikuspid dan decomp kordis.
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

EVALUASI :
1. Nyeri tekan

2. Bagian perut yang tegang


3. Organ-organ didalam rongga perut
4. Benjolan-benjolan didalam rongga perut
5. Cairan bebas didalam rongga perut
6. Palpasi lubang-lubang hernia
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

1. NYERI TEKAN :
 Tempat yang mengalami nyeri
tekan menandakan bahwa
dibawah dinding perut terdapat
peradangan (peritoneum, usus,
organ)
 Palpasi dimulai dari area yg tdk
sakit
 Pada pasien tertentu kadang tdk
tahan dgn palpasi shg merasa Nyeri tekan pada :
sangat nyeri saat ditekan   Fossa iliaka kanan  apendisitis
Hiperestesia (Peritonitis,
Neuralgia post herpetikum)  Hipokondrium kanan kolesistitis
 Epigastrium  ulkus peptikum 
 Kolik  tdk sebabkan nyeri tekan kalau belum kena peritoneum tdk
setempat ada nyri tekan (Gastritis)
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

Right upper quadrant or


epigastric pain from the
biliary tree and liver

Suprapubic or sacral
pain from the rectum
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

2. BAGIAN PERUT YANG TEGANG:


 Dinding perut bisa mengalami kekakuan lokal (rigiditas lokal), dimana
keadaan ini merupakan reaksi dinding perut untuk melindungi daerah yang
berada dibawahnya disebut : DEFENSE MUSCULAR
 PERITONITIS  tegang dan nyeri yang menyeluruh pada dinding abdomen
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
3. ORGAN-ORGAN DALAM RONGGA PERUT

I. HATI
Posisi kedua kaki pasien ditekuk,
Palpasi mulai dari SIAS kanan kearah
arcus costa kanan,
Sisi radialis jari telunjuk kanan
menekan kedalam saat pasien
inspirasi dan pada saat pasien
ekspirasi dilakukan penekanan
sambil menyusur keatas perlahan-
lahan, demikian selanjutnya sampai
mencapai arcus costa kanan bawah
Hepar Normal : tidak teraba, tepi
tajam, permukaan rata, konsistensi
padat kenyal
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

I. PALPASI HATI
Jika teraba evaluasi :
1) Derajat pembesaran
2) Sudutnya  tajam atau
tumpul
3) Tepinya  reguler atau
ireguler
4) Permukaannya  rata atau
berdungkul-dungkul
5) Konsistensinya  padat
kenyal atau lunak atau keras
6) Nyeri tekan atau tidak
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
 Hepar yang teraba tidak selalu berarti hepatomegali
 Harus diukur normal atau tidak dengan perkusi dan palpasi (USG)
 Abnormal jika disertai adanya perubahan konsistensi menjadi lebih keras

Pada beberapa orang dapat terjadi Pada pasien emphysema diafragma menjadi
elongation hepar kanan (Riedel’s lebih rendah sehingga hepar menjadi teraba
lobe)  variasi normal bentuk hepar tapi normal
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

Large Irregular Liver Smooth Large Liver


 Bisa nyeri atau tidak nyeri   Pembesaran tanpa nyeri  SH awal
malignancy atau pada alkoholik
 Pemesaran dengan nyeri 
Hepatitis, Kongesti vena (gagal
jantung kanan)
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

NORMAL LIVER SPANS

PERCUSSING LIVER SPAN


4 – 8 cm
midsternal line

6 – 12 cm
Right midclavicular line
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
3. ORGAN-ORGAN DALAM RONGGA PERUT
II. PALPASI KANDUNG EMPEDU
Palpasi dilakukan dibawah arc. Costa kanan,
antara proc. Sifoideus dengan pinggang
Palpasi dilakukan dgn jari-jari yang menekan
ringan pada ddg perut
Normal : tidak teraba
Teraba pada keadaan patologik  mukosele
atau empiema kandung empedu; sumbatan
kandung empedu akibat Ca. Caput pankreas

“MURPHY SIGN”  tanda khas ok keradangan kandung empedu


Ibu jari diletakkan pada tempat palpasi
Penderita diminta menarik nafas dalam sambil ibu jari menekan ddg perut
POSITIVE  pada saat inspirasi dalam pasien tiba-tiba menahan nafas
sejenak karena merasa nyeri pada tempat penekanan
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

3. ORGAN-ORGAN DALAM RONGGA PERUT


III. PALPASI LIEN
Posisi kedua kaki pasien ditekuk, palpasi mulai dari SIAS kanan kearah
arc. costa kiri
Sisi radialis jari telunjuk kanan menekan kedalam saat pasien inspirasi
dan pada saat pasien ekspirasi dilakukan penekanan sambil menyusur
keatas perlahan-lahan, demikian selanjutnya sampai mencapai arc.
costa kiri bawah
Lien Normal : tidak teraba

Jika lien tidak teraba  Palpasi Bimanuil :


tangan kiri diletakkan dipinggang kiri sebagai
landasan bagi tekanan tangan kanan saat
melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
3. ORGAN-ORGAN DALAM RONGGA PERUT

IV. PALPASI GINJAL


PALPASI BIMANUIL
 mirip palpasi pada lien
Tangan kiri menahan ddg
belakang perut sambil menekan
ddg perut kearah depan,
sedangkan tangan kanan
menekan kebelakang  jika
ginjal membesar maka kedua
tangan pemeriksa harus dapat
meraba pole bawah ginjal pada
puncak inspirasi
Normal : pole bawah ginjal kanan
bisa teraba pada orang sehat
yang ddg perutnya lemas
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
Flank Pain
Nyeri ketok pada costo vertebral
Timbul akibat keradangan pada ginjal
akibat batu atau infeksi
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
4. BENJOLAN-BENJOLAN DIDALAM RONGGA PERUT
Benjolan-benjolan didalam rongga perut dapat dilihat ataupun diraba
Jika teraba benjolan, harus dievaluasi :
1. Posisi 3. Konsistensi
2. Ukuran 4. Bentuk
3. Motilitas
Benjolan didalam rongga perut  dapat berubah posisi
Neop. hati, gaster, lien, kand. empedu, ginjal : akan bergesar kebawah
oleh dorongan diafragma pada pincak inspirasi
Neoplasma pankreas, usus, uterus, ovarium & kandung kemih : tidak
akan bergerak apabila pasien disuruh bernafas dalam
Benjolan pada dinding perut  motilitasnya terbatas
Bedakan dgn benjolan dari rongga perut  px. posisi tidur, diminta
mengangkat kepala, pemx. menahan dahi sehingga terangkatnya kepala
tertahan akibatnya ddg perut menjadi tegang
 Jika dari ddg perut  benjolan tetap teraba
 Jika dari rongga perut  benjolan tidak teraba
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

Palpasi pembesaran Aorta


abdominalis  aneurisma aorta
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi
5. CAIRAN BEBAS DIDALAM RONGGA PERUT

Apabila didapatkan cairan bebas didalam rongga perut, maka palpasi organ-
organ dilakukan dengan cara :
“DIPPING” : menekan dinding perut dengan cepat dan dalam dengan
menggunakan ujung-ujung jari
Pemeriksaan Fisik Abdomen……..Palpasi & Perkusi

Cara pemeriksaan Cairan Asites :


1. Puddle Sign
2. Shifting Dullnes
3. Ballotemant

Puddle Sign

Ballotemant Shifting Dullness


Pemeriksaan Fisik Abdomen…….. AUSKULTASI
Tujuan pemeriksaan Auskultasi :
1. Bunyi peristaltik usus
Menghilang  ileus paralitik, komplikasi peritonitis
Meningkat  diare
Bunyi bernada tinggi “Metallic sound”  ileus obstruktif
2. Bunyi gerakan cairan
Auskultasi di hipokondrium kiri sambil menggerakkan px. ke kedua sisi
bergantian
Normal : 5 jam stlh makan cairan lambung kosong
Jika setelah 5 jam masih penuh  S. stenosis pilorus
3. Bising pembuluh darah
Terdengar bila lumen arteri menyempit atau aorta abdominalis
membesar setempat (aneurisma)
Aneurisma tampak sebagai benjolan besar berdenyut dan terdengar
bising sistolok

You might also like