Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agorafobia
2.1.1 Definisi
Agorafobia merupakan jenis fobia yang menyebabkan ketidakmampuan
berat bagi pasien karena membuat seseorang tidak mampu berfungsi dengan baik
ditempat kerja maupun dilingkungan sosial di luar rumah. Di Amerika Serikat
sebagian besar peneliti percaya bahwa agorafobia hampir selalu terjadi akibat
komplikasi pada pasien dengan gangguan panik. Tetapi sebagian peneliti lain
kurang setuju karena agorafobia bisa juga tanpa riwayat gangguan panik.
Serangan panik bisa juga ditemukan pada gangguan mental lain (seperti gangguan
depresi dan kondisi medik tertentu seperti, gangguan putus zat atau keracunan).1,3
2.1.2 Etiologi1,4
Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah
menghasilkan berbagai temuan, antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Biologik
a. Kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak, sistem saraf otonomik
pada beberapa pasien gangguan panik telah dilaporkan menunjukkan
peningkatan tonus simpatetik, beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang
berulang, dan berespons secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang.
Penelitian status neuroendokrin pasien dengan gangguan panik telah
melaporkan adanya beberapa kelainan. Sistem neurotransmiter utama yang
terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-amino-butyric acid
(GABA). Keseluruhan data biologis telah menyebabkan suatu perhatian kepada
batang otak (khususnya neuron noradrenergik di lokus sereleus dan neuron
serotonergik di nukleus raphe medialis), sistem limbik (kemungkinan
bertanggung jawab untuk terjadinya kecemasan yang terjadi lebih dahulu), dan
korteks prafrontalis (kemungkinan bertanggung jawab untuk terjadinya
penghindaran fobik).
4
Tabel 2.2 Kriteria Diagnostik untuk Agorafobia tanpa Riwayat Gangguan Panik1
A. Adanya agorafobia berhubungan dengan rasa takut mengalami gejala mirip
panik (misalnya, pusing atau diare)
B. Tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan panik
C Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,
obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum
D Jika ditemukan suatu kondisi medis umum yang berhubungan, rasa takut
yang dijelaskan dalam kriteria A jelas melebihi dari apa yang biasanya
berhubungan dengan kondisi
II. Psikofarmakologik
1. Obat trisiklik dan tetrasiklik, data yang plaing kuat menyatakan bahwa
clomipramine dan imipramine efektif untuk pengobatan gangguan panik.
2. Inhibitor Monoamin Oksidase (MAOIs; monoamine oxidase inhibitors),
sebagian besar penelitian telah menggunakan phelzine (Nardil), walaupun
beberapa penelitian telah menggunakantranylcypromine (Parnate). Beberapa
penelitian telah menyatakan bahwa MAOIs adalah lebih efektif
dibandingkan obat trisiklik.
3. Inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (SSRIs; serotonin-specific
reuptake inhibitors), penelitian terkontrol baik dengan fluvoxamine.
4. Benzodiazepine, pemakaian benzodiazepine dalam pengobatan gangguan
panik adalah terbatas karena permasalahan tentang ketergantungan,
gangguan kognitif, dan penyalahgunaan.
9
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ; Sadock, VA: Gangguan Panik dan Agorafobia di Dalam: Kaplan
HI, Saddock BJ & Grab JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
dan Psikiatri Klinis, Jilid II. Tangerang: Binarupa Aksara; 2010.32-42.
2. Yaunin Y. Gangguan Panik dengan Agorafobia. Majalah Kedokteran
Andalas. 2012: 2(36). 235-239.
3. Hara et al. The development of agoraphobia is associated with the symptoms
and location of a patients first panic attack. BioPsycho Social Medicine
2012, 6:12.
4. Hazlett-Steven H. Agoraphobia, in J.E. Fisher &W.T.Odonohue (Eds).
Practitioner’s guide to evidence –based psycotherapy. New York: Springer.
5. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. 2010. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 268-269.
6. American Psychiatriic Association. Diagnostic and statistical manual of
mental disorders: DSM-IV (4th.ed). Washington, DC: Author.
7. Schimidt NB, Norr AM, and Korte KJ. Panic Disorder and Agoraphobia:
Considerations for DSM-V. Department of Psychology, Florida State
University. 2013.