You are on page 1of 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS

FUNGSIONAL PASKA OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)


FRAKTUR EKSTREMITAS

Ropyanto, C.B.*, Sitorus R.**, Eryando T***.

*Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,**Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Indonesia, ***Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Nama : Chandra Bagus Ropyanto


E-mail : chandra_undip@yahoo.com

ABSTRAK

Fase rehabilitasi merupakan fase kemampuan fungsional berada pada tahap paling rendah dibandingkan
fase lain. Pemulihan fungsi fisik menjadi prioritas dilihat dari status fungsional. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan status fungsional pada paska ORIF fraktur
ekstremitas bawah. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan 35 responden dan pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Variabel independen adalah usia, lama hari rawat, jenis fraktur, nyeri, kelelahan,
motivasi, fall-efficacy, dan dukungan keluarga sementara variabel dependen adalah status fungsional. Uji
ANOVA digunakan untuk data kategorik serta korelasi pearson dan spearman rho untuk data numerik.
Hasil penelitian menunjukan fall-efficacy (r = -0,490 dan nilai p=0,003) merupakan faktor yang
berhubungan. Model multivariat memiliki nilai p=0,015 dan jenis fraktur, nyeri, dan fall-efficacy mampu
menjelaskan 28,2 % status fungsional dengan nyeri sebagai faktor yang paling besar untuk memprediksi
status fungsional setelah dikontrol fall-efficacy dan jenis fraktur. Penelitian ini merekomendasikan
melakukan latihan meningkatkan status fungsional terintegrasi manajemen nyeri dan fall-efficacy.
Kata kunci :
Status fungsional, paska ORIF, dan fraktur ekstremitas bawah.

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska 81


Open Reduction Internal Fixation (ORIF)Fraktur Ekstremitas
Ropyanto C.B., Sitorus R., Eryando T
Pendahuluan bawah diidentifikasi dari konsep mengenai
Kejadian fraktur di Indonesia sebesar 1,3 faktor yang mempengaruhi kemampuan
juta setiap tahun dengan jumlah penduduk beraktivitas fisik, status fungsional secara
238 juta, merupakan terbesar di Asia umum, dan penelitian tentang status
Tenggara (Wrongdignosis, 2011).. fungsional paska pembedahan ortopedi
Manajemen fraktur memiliki tujuan sebelumnya. Faktor-faktor yang
reduksi, imobilisasi, dan pemulihan fungsi, mempengaruhi status fungsional paska
normal (Halstead, 2004). Reposisi, reduksi, ORIF pada fraktur ekstremitas bawah
dan retaining merupakan suatu rangkaian meliputi usia, lama menjalani perawatan
tindakan yang tidak dapat dipisahkan. ORIF paska operasi, jenis fraktur, nyeri,
merupakan metode penatalaksanaan bedah kelelahan, motivasi, fall-efficacy, serta
patah tulang yang paling banyak dukungan keluarga.
keunggulannya (Price & Wilson, 2003).
Permasalahan paska pembedahan ortopedi Metode Penelitian
berkaitan dengan nyeri, perfusi jaringan, Penelitian menggunakan desain cross-
promosi kesehatan, mobilitas fisik, dan sectional. Populasi dalam penelitian ini
konsep diri (Bare & Smeltzer, 2006). adalah semua pasien paska ORIF pada
Permasalahan yang terjadi secara fraktur ekstremitas bawah yang menjalani
keseluruhan mengakibatkan perubahan rawat inap pada saat dilakukan penelitian.
status fungsional. Metode penarikan sampel dengan
Perubahan status fungsional selalu terjadi menggunakan consecutive sampling,
sebagai tanda pertama dari penyakit atau dimanan semua subjek yang datang harus
kelanjutan dari kondisi kronis (Saltzman, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
2011). Fase rehabilitasi paska bedah Kriteria inklusi sampel adalah : pasien
ortopedi status fungsional berada dibawah paska ORIF pada ekstremitas bawah
level minimal dan merupakan fase dimana (femur, tibia, dan fibula, patella, hindfoot,
kemampuan fungsional berada pada tahap midfoot, dan fore foot), berusia 16 – 65
paling rendah dibandingkan prehabilitasi tahun, kemampuan kognitif baik (diukur
dan paska rehabilitasi dimana status menggunakan Cognitive Impairment Test,
fungsional berada di bawah level minimal dengan nilai < 8), bersedia menjadi
(Ditmyer et al (2002); dikutip dari Topp et responden penelitian. Kriteria eksklusi
al, 2002). Perubahan status fungsional sampel adalah : pasien mengalami fraktur
selalu terjadi sebagai tanda pertama dari pada kedua sisi ekstremitas bawah, pasien
penyakit atau kelanjutan dari kondisi kronis yang mengalami fraktur pada area selain
(Saltzman, 2011). ekstremitas bawah, mengalami komplikasi
Fase restoratif (fase rehabilitasi) akut seperti infeksi, perdarahan, sindrom
mendukung pasien dengan gangguan kompartemen, emboli lemak, dan DVT,
sebagai dampak suatu penyakit untuk mempunyai riwayat penyakit stroke,
meningkatkan kemampuan melakukan jantung, dan paru-paru.
perawatan diri sampai mampu berfungsi Berdasarkan hasil perhitungan dengan
dalam level maksimal yang memungkinkan remus koefisien korelasi jumlah sampel
(DeLaune & Ladner, 2002). Tujuan utama yang terkumpul adalah 35 responden.
pasien yang menjalani prosedur paska Waktu penelitian dilaksanakan pada awal
bedah ortopedi adalah memfasilitasi untuk bulan Juni s.d akhir Juni 2011.
kembali berfungsi secara mandiri yang
merupakan fokus sentral program Instrumen
rehabilitasi ortopedi. Nyeri pada area fraktur diukur dengan
Faktor-faktor yang menyebabkan menggunakan Numeric Rating Scale
perubahan status fungsional perlu dengan rentang 0 sebagai rentang terendah
diidentifikasi sebagai dasar melakukan sampai 10.
asuhan keperawatan pada fase restoratif. Kelelahan diukur dengan menggunakan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Fatigue Severity Scale (NWRC, 2011) yang
status fungsional paska ORIF ekstremitas telah dimodifikasi. Pertanyaan awal terdiri

82 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 81-90


dari 9 pernyataan yang mengukur kelelahan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28
responden selama berada di RS. Instrumen responden (80 %). Tingkat pendidikan
memiliki nilai koefisien alpha 0,91 dan responden hampir setengahnya SMA
internal konsistensi 0,81 – 0,89 (Folden & sebanyak 15 responden (42,8 %). Pekerjaan
Tappen, 2007). Penelitian menggunakan 6 responden paling banyak adalah wiraswasta
pertanyaan dengan nilai korelasi validitas sebanyak 9 responden (25,7 %). Lebih dari
antara 0,270 – 0,786 dan nilai alpha setengahnya status perkawinan responden
cronbach’s = 0,726. adalah menikah sebanyak 18 responden
Motivasi diukur dengan menggunakan (51,4 %). Tindakan operasi responden lebih
modifikasi Health Motivation Scale in dari setengahnya adalah ORIF sebanyak 20
Physical yang dikutip dari Xiaoyan (2009). responden (57,1 %). Jenis anastesi
Instrumen memiliki nilai internal alpha responden hampir seluruhnya Regional
consistency 0,97; nilai alpha sementara nilai Anastesi (RA)/Spinal Anastesi Block (SAB)
korelasi internal antara 0,76 – 0,87. sebanyak 34 responden (97,1 %).
Penelitian menggunakan 12 pertanyaan
dengan nilai korelasi validitas antara 0,130- Tabel 1
0,676 dengan nilai alpha cronbach=0,726. Distribusi karakteristik responden di RS
Nilai keselurahan berada pada rentang 0 Ortopedi Prof Soeharso Surakarta Bulan
sampai 48. Juni 2011 (n=35)
Fall-efficacy diukur dengan menggunakan Karakteristik Responden Frekuensi %
Jenis Kelamin
modifikasi Fall-Efficacy Scale (Tinetti et al,
Laki-laki 28 80,0
1990). Instrumen memiliki nilai reliabilitas Perempuan 7 20,0
alpha 0,94 (Folden & Tappen, 2007). Total 35 100
Penelitian tetap menggunakan 8 pertanyaan Pendidikan
dengan nilai korelasi validitas 0,397 – SD 12 34,3
0,829 dan alpha cronbach’s=0,851. SMP 5 14,3
Nilai keselurahan berada pada rentang 0 SMA 15 42,8
sampai 72. Pendidikan Tinggi 3 8,6
Dukungan keluarga diukur dengan Total 35 100
menggunakan Family AFGAR yang telah Pekerjaan
dimodifikasi. Famili AFGAR reliabel dan Buruh 5 14,3
valid pada berbagai populasi dengan nilai Petani 4 11,4
Wiraswasta 9 25,7
alpha cronbach’s 0,80 – 0,85 dan nilai item
Pegawai Swasta 6 17,2
total korelasi 0,64 sampai 0,80 (Smikstein, PNS 2 5,7
1978). Instrumen penelitian menggunakan 4 Pelajar 5 14,3
pertanyaan nilai korelasi validitas 0,221 – Tidak Bekerja 4 11,4
0,413 dan alpha cronbach’s=0,515. Rentang Total 35 100
nilai keseluruhan 0 sampai 8. Status Perkawinan
Kuesioner status fungsional dengan Belum Menikah 15 42,9
menggunakan Barthel Index. Barthel Index Menikah 18 51,4
Barthel Index memiliki nilai inter-rater Pernah Menikah 2 5,7
correlation 0,88; – 0,99; sementara nilai Total 35 100
alpha reliability 0,953 – 0,965 (Wilkinson, Tindakan Operasi
ORIF 20 57,1
2010). Penelitian hanya menggunakan 8
ORIF dan Debridemen 9 25,8
pertanyaan dengan nilai korelasi validitas Rekontruksi ORIF 2 5,7
0,271 – 0,742 dan alpha cronbach’s=0,724. Rekontruksi ORIF dan Bone 4 11,4
Nilai keseluruhan instrumen antara 0 Graft
sampai 80. Instrumen diterjemahkan Total 35 100
dengan menggunakan back translation. Jenis Anastesi
Regional Anastesi/Spinal 34 97,1
Hasil Penelitian Anastesi Block
Hasil analisis pada tabel 1 menunjukan General Anastesi 1 2,9
bahwa hampir seluruhnya responden Total 35 100

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska 83


Open Reduction Internal Fixation (ORIF)Fraktur Ekstremitas
Ropyanto C.B., Sitorus R., Eryando T
Tabel 2 menunjukan bahwa usia responden Tabel 4
lebih dari setengahnya berada pada kategori Usia dan Jenis Fraktur Berdasarkan Status
dewasa awal sebanyak 21 responden (60 Fungsional responden di RS Ortopedi Prof
%). Jenis fraktur paling banyak adalah Soeharso Surakarta Bulan Juni 2011 (n=35)
fraktur tertutup femur sebanyak 9 Min- P-
No Variabel Independen Mean
maks value
responden (25,76 %). Hasil analisis pada
1. Usia :
tabel 3 menunjukan deskriptif variabel 1. Remaja Akhir 48,75 25 – 60 0,975
dengan jenis data numerik. 2. Dewasa Awal 50,24 20 – 80
Tabel 3 3. Dewasa Akhir 49,00 30 - 75
Distribusi Usia dan Jenis Fraktur responden 2. Jenis Fraktur :
di RS Ortopedi Prof Soeharso Surakarta 1. Fraktur Tertutup 65,00 50 – 80 0,847
Bulan Juni 2011 (n=35) Ankle, Pedis,
No Kategori F % Metatarsal, dan Falang
1. Usia 2. Fraktur Terbuka 50,00 25 - 75
a. Remaja Akhir 4 11,4 Ankle, Pedis,
b. Dewasa Awal 21 60,0 Metatarsal, dan Falang
c. Dewasa Menengah 10 28,6 3. Fraktur Tertutup Tibia 45,00 30 - 60
Total 35 100 4. Fraktur Tertutup Tibia 48,75 20 - 75
2. Jenis Fraktur dan Fibula
a. Fraktur Tertutup Ankle, 2 5,7 5. Fraktur Tertutup 47,78 25 - 80
Pedis, Metatarsal, dan Femur
Falang 6. Fraktur Terbuka 43,33 35 - 55
b. Fraktur Terbuka Ankel, 5 14,3 Femur, Tibia, dan
Pedis, Metatarsal, dan Fibula
Falang 7. Neglected Fraktur 55,00 40 - 65
c. Fraktur Tertutup Tibia 6 17,1 Femur, Tibia, dan
d. Fraktur Tertutup, Tibia, 4 11,4 Fibula
dan Fibula 8. Mal-Union dan Non- 56,67 40 - 75
e. Fraktur Tertutup Femur 9 25,8 Union Fraktur Femur,
f. Fraktur Terbuka Femur, 3 8,6 Tibia, dan Fibula
Tibia, dan Fibula
g. Neglected Fraktur 3 8,6 Tabel 4 menunjukan hasil analisa hubungan
Femur, Tibia, dan Fibula antar variabel. Hasil analisa menunjukan
h. Mal-Union dan Non- 3 8,6 rata-rata status fungsional tertinggi pada
Union Fraktur Tibia dan usia dewasa dengan nilai 50,24 dan rentang
Fibula 20 – 80. Hasil uji statistik menunjukan nilai
Total 35 100
p=0,975; berarti pada nilai alpha 5 % dapat
Tabel 3
disimpulkan bahwa tidak terdapat
Distribusi Lama Hari Rawat, Nyeri,
Kelelahan, Motivasi, Fall-Efficacy, perbedaan status fungsional diantara ketiga
Dukungan Keluarga, dan Status Fungsional kategori usia.
responden di RS Ortopedi Prof Soeharso Hasil analisa menunjukan rata-rata status
Surakarta Bulan Juni 2011 (n=35) fungsional tertinggi pada fraktur tertutup
Mini- ankle, pedis, metatarsal, dan falang adalah
No Variabel Mean SD
Maks 65,00 dengan rentang nilai 50 – 80. Hasil
1. Lama Hari 2,74 0,741 2–5 uji statistik menunjukan nilai p=0,847;
Rawat berarti pada nilai alpha 5 % dapat
2. Nyeri 3,60 1,882 0-7 disimpulkan bahwa tidak terdapat
3. Kelelahan 16,00 7,248 0 - 32 perbedaan status fungsional diantara
4. Motivasi 38,74 6,251 18 - 48
kedelapan jenis fraktur.
5. Fall-Efficacy 16,89 11,77 0 - 44
7 Hasil analisa hubungan pada tabel 5
6. Dukungan 5,71 1,126 3-8 menunjukan bahwa hubungan bersifat
Keluarga negatif terdapat pada hubungan nyeri,
7. Status 49,71 16,35 20 - 80 kelelahan, fall-efficacy terhadap status
Fungsional 7 status funsional. Berdasarkan nilai r, yang

84 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 81-90


tertinggi adalah hubungan antara fall- awal (DeLaune & Ladner, 2002).
efficacy dengan status fungsional, Karakteristik psikologis pada usia remaja
sedangkan terendah adalah kelelahan akhir menghambat peningkatan status
terhadap status fungsional. Analisa fungsional karena menghambat proses
hubungan dengan melihat tingkat hubungan adaptasi dalam beraktivitas.
dan nilai p, hanya fall-efficacy dengan nilai Lama Hari Rawat Kaitannya dengan
p=0,03 memiliki hubungan paling kuat Status Fungsional
dengan nilai p<α(0,05). Hasil penelitian berkaitan dengan kondisi
perkembangan pada fase inflamasi
Tabel 5 didukung dengan latihan untuk rehabilitasi
Lama Hari Rawat, Nyeri, Kelelahan, yang didapatkan saat tahap paska operasi.
Motivasi, Fall-Efficacy, dan Dukungan Lama hari rawat maksimal 5 hari
Keluarga Kaitannya dengan Status menunjukan bahwa semua responden masih
Fungsional responden di RS Ortopedi Prof
berada pada fase inflamsi. Lama hari rawat
Soeharso Surakarta Bulan Juni 2011 (n=35)
berkaitan dengan tahap perkembangan
Status Fungsional status fungsional, fase penyembuhan fraktur
r p-value dan program rehabilitasi yang dilakukan.
Lama hari rawat 0,100 0,568 Awal paska tindakan ortopedi status
Nyeri -0,228 0,187 fungsional berada pada level paling rendah
Kelelahan -0,074 0,671 karena memasuki awal fase inflamasi,
meningkat seiring berkurangnya fase
Motivasi 0,133 0,446
inflamasi sampai mendekati level minimal.
Fall-Efficacy -0,490 0,003
Peningkatan level status fungsional
Dukungan 0,088 0,614 berdasarkan efisiensi perbaikan tubuh,
keluarga
terutama sistem muskuloskeletal (Ditmyer
et al, 2002).
Hasil analisa multivariat menunjukan nilai Penurunan fase inflamasi disertai program
koefisien determinasi (R square) adalah rehabilitasi seperti latihan isometrik, ROM,
0,282 berarti variabel jenis fraktur, nyeri dan ambulasi mendukung peningkatan
dan, fall-efficacy mampu menjelaskan 28,2 status fungsional. Latihan isometrik
% status fungsional sisanya faktor lain, merupakan latihan tipe latihan penguatan
dengan nilai p 0,015. paling awal karena memiliki kemungkinan
terkecil mengganggu stabilitas fraktur.
Diskusi Latihan dilakukan dengan
Usia Berdasarkan Status Fungsional mengkontraksikan otot dan tanpa
Usia dewasa awal memiliki rata-rata dan menggerakan sendi, sehingga kekuatan otot
maksimal status fungsional paling tinggi tetap terjaga (Hoppenfeld & Murthy, 2011).
dibandingkan dengan usia remaja akhir dan Latihan memberikan stressor terhadap fase
dewasa menengah. penyembuhan tulang. Selama proses
Usia dewasa muda merupakan usia ideal penyembuhan tulang, penting untuk
dimana mencapai puncak efisiensi melakukan banyak mobilisasi dan
muskuloskeletal dan akan mengalami pengembalian kekuatan otot sangat
penurunan massa otot, kekuatan, dan memungkinkan. Pengembalian level fungsi
ketangkasan pada dewasa menengah normal untuk beraktivitas dapat
(DeLaune & Ladner, 2002). Sehingga status berlangsung lebih cepat daripada
fungsional usia dewasa awal pada paska Jenis Fraktur Berdasarkan Status
ORIF akan lebih cepat untuk optimal. Fungsional
Usia remaja memiliki ketergantungan tinggi Status fungsional perlu mempertimbangkan
terhadap keluarga dalam melakukan karakteristik fraktur yang lain seperti jenis
aktivitas sehingga menurunkan status fraktur terbuka atau tertutup, serta pada
fungsional. Usia dewasa menengah kasus fraktur lama yang mengalami
merupakan usia merasa nyaman terhadap komplikasi atau kasus fraktur baru.
kondisi dirinya dibandingkan usia dewasa Karakteristik fraktur yang berbeda

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska 85


Open Reduction Internal Fixation (ORIF)Fraktur Ekstremitas
Ropyanto C.B., Sitorus R., Eryando T
walaupun pada area yang sama menentukan respon tersebut lebih dulu muncul daripada
jenis tindakan operasi. kelemahan otot, kehilangan massa otot dan
Fraktur ekstremitas bawah berkaitan dengan nyeri lebih lanjut (Dahlen et al, 2006).
status fungsional tidak hanya dilihat pada Nyeri menghambat kemampuan
area, jenis fraktur, dan lama menderita beraktivitas yang memerlukan mobilisasi
fraktur. Analisa berkaitan dengan status yang mengakibatkan penekanan pada area
fungsional memperhatikan pada fraktur. Posisi duduk cenderung
kemampuan ekstremitas atas dan mengakibatkan penekanan pada area fraktur
perkembangan pada fase rehabilitasi, tidak sehingga meningkatkan intensitas nyeri
hanya memperhatikan akibat dari area (Hoppenfeld & Murthy, 2011). Status
fraktur saja. fungsional akan menurun pada kegiatan
Pertimbangan rehabilitasi pada fraktur yang memerlukan perubahan posisi yang
ekstremitas bawah adalah penggunaan dominan seperti berpakaian, mandi, makan,
ekstremitas atas untuk melakukan aktivitas dan penggunaan urinal walaupun dilakukan
(Hoppenfeld & Murthy, 2011). Perbedaan diatas tempat tidur.
berkaitan dengan kemampuan rentang gerak Nyeri berperan terhadap perubahan gaya
sendi atau kekuatan otot pada area yang berjalan patologis yang mengakibatkan
mengalami fraktur dan sekitarnya. Fraktur efisiensi, peningkatan energi, dan gaya
femur akan mengakibatkan perubahan pada berjalan abnormal sebagai kompensasi
otot rectus femoris, vastus lateralis dan awal. Nyeri berpengaruh terhadap gaya
medialis, hamstring (biceps femoris, berjalan sebagai suatu usaha untuk
semitendinosus, dan semimembranosa), menghindari penanggungan beban pada
gracilis, iliotibial tract, serta adductor ekstremitas bawah yang mengalami fraktur
longus, sartorius, dan magnus. Fraktur tibia (Hoppenfeld & Murthy, 2011).
dan fibula menimbulkan kekakuan pada Kelelahan Kaitannya dengan Status
lutut (Halstead, 2004). Fraktur area tibia Fungsional
dan fibula memberikan pengaruh pada otot Operasi merupakan trigger yang
gastrocnemius, soleus, calcaneal, proneus menyebabkan beberapa gejala kelelahan
longus, dan tibialis anterior. (Goedendorp, 2009). Kelelahan pada sistem
Kemampuan ekstremitas atas memiliki muskuloskeletal mengakibatkan gejala
peranan terhadap penggunaan alat bantu berupa nyeri otot, nyeri beberapa sendi,
baik dalam hal menyangga alat bantu saat sakit kepala, dan kelemahan yang
jalan maupun berpindah dari tempat tidur. merupakan tanda klinis yang sering terlihat
Kondisi weight bearing yang sama atau pada kondisi paska ORIF. Kelelahan secara
kurang, dapat memiliki kemampuan langsung berhubungan dengan penurunan
ambulasi lebih baik apabila kemampuan kapasitas fisik dalam pemenuhan ADL
ekstremitas atas yang lebih baik. (Tiesinga et al, 2001).
Nyeri Kaitannya dengan Status Kelelahan pada paska ORIF fraktur
Fungsional ekstremitas bawah merupakan kelelahan
Kemampuan mengontrol nyeri mendukung sebagai suatu sensasi. Kelelahan sebagai
penggunaan analgetik untuk meningkatkan suatu sensasi merupakan bagian dari
kemampuan aktivitas. Gate control pain rentang kehidupan normal. (Connell &
theory menjelaskan bahwa persepsi Stoke, 2007). Kelelahan bersifat alamiah
individu menentukan kemampuan dimana berlangsung secara singkat dan
mengontrol nyeri berdasarkan komponen dapat dieliminasi dengan istirahat yang
kognitif, sensori, dan emosional individu cukup. Sehingga kelelahan tidak
(DeLaune & Ladner, 2002). Individu mengganggu secara signifikan atau
mampu mengontrol nyeri saat melakukan menghambat fungsi fisik normal dan
aktivitas, kemampuan fungsional akan aktivitas sehari-hari.
meningkat walaupun tingkat nyeri Pasien paska ORIF yang ditemui
bertambah. menunjukan bahwa pasien setelah tindakan
Nyeri mengurangi ROM sebagai respon pembedahan memiliki waktu istirahat yang
normal sehingga aktivitas terbatas, dimana lama dimana status pasien adalah bedrest.

86 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 81-90


Aktivitas yang berat dilakukan saat turun berfokus pada center of gravity, base of
dari tempat tidur untuk latihan berjalan support, dan centre of pressure (Aggarwal
dengan menggunakan alat bantu menjelang et al, 2010). Hasil penelitian menunjukan
pasien pulang. bahwa keseimbangan paling berhubungan
Motivasi Kaitannya dengan status dengan status fungsional dimana
Fungsional mempunyai hubungan yang signifikan
Motivasi self-care status fungsional pada bersifat positif pada paska hip repair
pola kesehatan dilihat dari perhatian surgery (Folden & Tappen, 2007).
melakukan aktivitas fisik. Kesediaan Dukungan Keluarga Kaitannya dengan
mencari dan menerima arahan berkaitan Status Fungsional
dengan kesediaan pasien dalam melakukan Dukungan dari orang yang dekat
aktivitas fisik. Status fungsional merupakan merupakan bentuk dukungan sosial yang
gambaran dari kemampuan aktivitas dapat digunakan sebagai motivasi untuk
kesehatan yang positif merupakan dilihat meningkatkan aktivitas fisik (Perry &
dari kemampuan klien untuk mandiri dalam Potter, 2005). Status fungsional menuju
hal melakukan aktivitas fisik. transisi kehidupan normal pada penyakit
Pemahaman akan kondisi penyakit dan serius memiliki hubungan dengan
kurangnya peran individu berperan terhadap penampilan kemampuan berperan dan
perbedaan motivasi dengan tindakan yang beraktivitas yang dipengaruhi keluarga
dilakukan untuk mencapai kemandirian (Newman, 2005; dikutip dari Tulman &
(Siegert & Taylor, 2004). Dampak yang Fawcett, 1996). Dukungan keluarga
timbul adalah ketidaktertarikan dan merupakan fungsi keluarga dengan
ketakutan untuk gagal sebagai penghambat. integritas komponen meliputi adaptasi,
Kesiapan untuk meningkatkan kemandirian partnertship, perkembangan, afeksi, dan
berkaitan dengan perilaku tidak maksimal resolve (Loretz, 2005; dikutip dari
pada tahap action dan maintenance. Smilkstein, 1978).
Fall-Efficacy Kaitannya dengan Status Ketidakadekuatan bantuan memberikan
Fungsional bantuan untuk melakukan aktivitas yang
Fall-efficacy ditentukan beberapa sebenarnya mampu untuk melakukan tetapi
komponen dari penyebab personal terdiri tetap memberikan bantuan. Bantuan yang
dari fungsi dari kemauan, perasaan (suatu berlebihan dapat mengurangi
rasa terhadap kapasitas dan efektivitas), perkembangan kemampuan klien untuk
nilai, dan ketertarikan (Peterson et al, mandiri sehingga berpengaruh terhadap
2009). Penelitian yang dilakukan Peterson status fungsional. Bantuan yang diberikan
et al (2009) menjelaskan bahwa fall- akan mengurangi kesempatan dalam
efficacy didasari oleh penerimaan personal melakukan aktivitas secara berulang-ulang.
penyakit, penerimaan terhadap perubahan Latihan terbaik untuk memperbaiki kinerja
kapasitas, fokus dalam kontrol, kemampuan adalah melakukannya secara berulang-
belajar dan melakukan, kewaspadaan, dan ulang aktivitas (Hoppenfeld & Murthy,
tanggung jawab personal. Peningkatan 2011).
komponen dasar fall-efficacy ditunjukan
pada paska ORIF seiring perbaikan kondisi Simpulan
umum sehingga meningkatkan efikasi Hasil penelitian dapat digunakan sebagai
untuk mandiri. dasar untuk melakukan intervensi
Penelitian yang dilakukan Arnold & keperawatan berupa latihan aktivitas seperti
Faulkner (2009) menunjukan bahwa fall- makan, perawatan diri, mandi, penggunaan
efficacy merupakan prediktor yang toilet dengan mengintegrasikan manajemen
signifikan terhadap keseimbangan. nyeri dan fall-efficacy pada fase rehabilitasi
Keseimbangan dan kontrol pergerakan paska ORIF fraktur ekstremitas bawah yang
berkontribusi terhadap penurunan lebih lanjut sebagai pengembangan SOP.
fungsional (Piva et al, 2010). Perlunya peningkatan kemampuan perawat
Keseimbangan terdiri dari keadaan statis, dalam latihan aktivitas terintegrasi
dinamis dan komponen fungsional yang manajemen nyeri dan fall-efficacy pada fase

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska 87


Open Reduction Internal Fixation (ORIF)Fraktur Ekstremitas
Ropyanto C.B., Sitorus R., Eryando T
rehabilitasi paska ORIF fraktur ekstremitas Ditmyer, M.M., Topp, R., & Pifer, M.
bawah melalui pelatihan atau seminar. (2002). Prehabilitation in preparation
Penelitian lebih lanjut dengan jumlah for orthopaedic surgery. Orthopaedic
sampel lebih besar dengan karakteristik Nursing : September-October 2002, 21
fraktur lebih spesifik dengan rentang waktu (5). Academic Research Library.
yang lebih lama.
Penelitian lebih lanjut bersifat Folden, S., & Tappen, R. (2007). Factors
eksperimental mengenai pengaruh latihan influencing function and recovery
aktivitas terintegrasi dengan manajemen following hip repair surgery.
nyeri dan fall-efficacy terhadap status Orthopaedic Nursing, July-August
fungsional pada paska ORIF fraktur 2007, 26 (4). Academic Research
ekstremitas bawah. Library.

DAFTAR PUSTAKA Goedendorp, M.M., Knoop, H., Schippers,


G.M., & Bleijenberg, G. (2009). The
Aggarwal, A., Zutshi, K., Munjal, J., lifestyle of patients with Chronic
Kumar, S., & Sharma, V. (2010). Fatigue Syndrome and the effect on
Comparing stabilization training with fatigue and functional impairment.
balance training in recreationally Journal of Human Nutrition and
active individual. International Diabetics, 22, 226 - 231; Blackwell
Journal of Therapy and Rehabilitation, Publishing.
17 (5), 244 - 253. Mark Allen
Publishing Ltd. Halstead J.A. (2004). Orthopaedic Nursing
: Caring for patients with
musculoskeletal disorders. Brockton :
Burker, L., & Le Mone, P. (2008). Medical Westren Schools.
Surgical Nursing : critical thinking in Hoeman, S.P. (2006). Rehabilitation
client care. New Jersey : Pearson nursing procces and application,
Education Inc. Second Edition, Mosby Year
Book.Inc.
Connell, C., & Stoke, E.K. (2007). Fatigue
concept for physiotherapy Hoppenfeld, S., & Murthy, V.L. (2011).
management and measurement. Terapi dan rehabilitasi fraktur. New
Pysical Therapy Reviews, 12, 314-323. York : Lippinscott Williams &
Maney Publishing. Wilkins.

Dahlen, L., Zimmerman, L., & Barron, C. Kee, J.L., & Hayes, E.R. (2006).
(2006). Pain perception and its relation Pharmacology : Nursing Process
to functional status post total knee Approach. Philadelphia : Elsevier
arthroplasty : a pilot study. Saunders
Orthopaedic Nursing, July-August
2006, 25 (4). Academic Research Moon, L.B., & Backer, J. (2000).
Library. Relationships among self efficacy,
outcome expectancy, and postoperative
Dealey C., (2005). The Care of Wounds 3rd behaviors in total joint repalacement
Edition. London : Blackwell patients. Ortopaedic Nursing :
Publishing. Mart/April 2000, 19 (2). Proquest
Health and Medical Complete.
DeLaune, S.C., & Ladner, P.K. (2002).
Fundamental of Nursing : Standart Morris, B.A., Benetti, M., Marro, H., &
and practice 2thed. New York : Delmar Rosenthal, C.K. (2010). Clinical
Thomson Learning Inc. practice guidline for early mobilization
hours after surgery. Ortopaedic

88 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 81-90


Nursing : September/October 2010; clinical skills. St.Louis, Missouri
29, 5; Proquest Healt and Medical USA-Mosby.
Complete.
Price, S.A., & Wilson, M.L. (2003).
Newman, D.M.L. (2005). Functional status, Pathophysiology : Clinical Concepts of
personal health, and self esteem of Disease Processes. New York :
caregivers of children in body cast : A Mosby.
pilot study. Ortopaedic Nursing,
Nov/Dec 2005. 24 (6), 416-423. Radawiec, S.M., Howe, C., Gonzales,
Academic Research Library. C.M., Waters, T.R., & Nelson, A.
(2009). Safe ambulation of an
Nunnery, R.K. (2008). Concepts of orthopaedic patient. Ortopaedic
professional nursing. Philadelphia, Nursing : Mart/April 2009; 28, 2;
F.A. Davis Company. Academic Research Library

Peterson, E.W., Kielhofner, G., Tham, K., Ridge, R.A., & Goodson, A.S. (2000). The
& Koch, L.V. (2009). Falls self- Relationships between
efficacy among adults with multiple multidisciplinary discharge outcomes
sclerosis : A Phenomenological study. and functional status after total hip
Occupation, Participation, and Health, replacement. Ortopaedic Nursing :
30 (4), 148 – 157. American Jan/Feb 2000, 19 (1). Academic
Occupational Therapy Foundation. Research Library.

Peters, R.M., & Templin, T.N. (2010). Saltzman, S. (2010), Functional Status
Theory of Planned Behavior, self care Assesment. Diunduh 3 Maret 2011
motivation, and blood pressure self- www.galter.northwestern.edu/function
care. Research and Theory for Nursing al_status_assesment.cfm.
Practice : An International Journal, 24
(3) 2010. Springer Publishing Siegert, R.J., & Taylor, W. (2004).
Company Theoritical aspect of goal setting and
motivation in rehabilitation. Disability
Piva, S.R., Gil, A.B., Almeida, G.J.M., and Rehabilitation 2004;26:1; Taylor
DiGioia, A.M., Levison, T.J., & & Francis Ltd.
Fitzgerald, K. (2010). A Balance
Exercise Program Appears to Improve Smeltzer, S., & Bare, B. (2009). Brunner
Function for Patients with Total Knee and Suddarth’s : Text book medical
Arthroplasty : A Randomized clinical surgical nursing. St. Louis Missouri :
trial. Physical Therapy, 90 (6), 2010. Elsevier Saunders.
American Physical Therapy
Association Tiesinga, et al, (2001). Are significant
others able accurately to asses fatigue,
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2005). Nursing exertion and types of fatigue in
Research : Priciples and methods, 7th domiciliary hearth Pptient. Scan J
edition. Philadelphia : Lippinscott Caring Sci : 2001, 15, 66 – 73.
Williams & Wilkins.
Timby, B.K. (2009). Fundamental nursing
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). skills and concepts. 9th ed. Philadelphia
Fundamental Of Nursing: Study guide : Lippinscott Williams & Wilkins.
and skills performance checklists, 6th
ed, Australia, Elseiver-Mosby. Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2008).
Nursing theorists and their work. 6th
Potter, P.A., & Perry, A.G., Elkin, M.K. ed. Toronto : Mosby.
(2000). Nursing interventions &

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Fungsional Paska 89


Open Reduction Internal Fixation (ORIF)Fraktur Ekstremitas
Ropyanto C.B., Sitorus R., Eryando T
Wrong Diagnosis (2011). Prevelence and Wood, G.L., & Haber, H. (2010). Nursing
Incidence Statistic for Fractures. Research : Methods and Critical
Diunduh 25 Mei 2011 www.wrong Apprasial for Evidence Based Practice
diagnosiswho.com. 7thedition. St. Louis Missouri : Elsevier
Saunders.
Whiteing, N.L. (2008). Fractures :
Pathophysiology, treatment and Woung, R.T., Chiung, Y.Y., & San, J.Y.
nursing care. Nursing Standart, 23 (2), (2010). Fatigue and its related factors
49 – 57. RCN Publishing Company. in patient with Chronic Heart Failure.
Journal of Clinical Nursing, 19, 69 –
William, L.S, & Hopper, P.D. (2009). 78. Blackwell Publishing Ltd.
Understanding medical surgical
nursing, 3rd ed. Philadelphia : F.A. Xiaoyan, X. (2009). Health Motivation in
Davis Company. Health Behaviour : Its theory and
application. Las Vegas : University of
Wilkinson, A. (2010), Functional Status. Nevada Library.
Diunduh 3 Maret 2011
www.uic.edu/nursing/ccrv/pdf. Zisberg, A., Zysberg, L., Young, H.M., &
Schepp, K.G. (2009). Trait
Williamson, V.C. (1998). Management of routinization, functional, and cognitive
lower extremity fractures. Ortopaedic status in older adults. International
Nursing : September/October 1998; Journal Aging and Human
17, 5; Proquest Health and Medical Development, 69, 17 – 29. Baywood
Complete. Publishing Company.

90 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 81-90

You might also like