You are on page 1of 18

Perhitungan Penambah

Modul penambah dan leher penambah

Sesuai dengan urutan pembekuan, maka modulus diatur biasanya:

produk cor : leher penambah : penambah = 1 : 1.1 : 1.2

Penambah dengan bentuk geometris yang berbeda akan mempunyai modulus yang berbeda.
Perbandingan antara diameter dan tinggi penambah yang berbeda juga akan mempunyai
modulus yang berbeda.

Type ØD Volume
A D = 5.33 M V = 1.06 D3
B D = 4.91 M V = 1.16 D3
C D = 4.53 M V = 1.04 D3
M = Modulus penambah

Tabel di atas hanya berlaku untuk penambah dengan h = 1.5 D. Untuk perbandingan diameter
dan tinggi yang lain akan menghasilkan rumus yang berbeda.

Volume penambah

Bukan hanya benda cor yang mengalami penyusutan, karena terdiri dari bahan yang sama,
penambah juga akan mengalami penyusutan. Volume penambah harus cukup untuk memberi
cairan yang berkurang akibat penyusutan dari benda cor dan penambah itu sendiri.
Pada waktu terjadinya proses pemadatan atau pembekuan, permukaan penambah akan turun
sampai kedalaman tertentu. Rongga yang terbentuk di permukaan penambah disebut rongga
susut. Gambar 36 menunjukkan rongga susut pada penambah, gambar kiri menunjukkan
penambah sesaat setelah penuangan berakhir, gambar kanan menunjukkan penambah
beberapa saat setelah pemadatan berakhir.

Volume rongga susut menunjukkan volume cairan maksimum yang dapat dipasok oleh
penambah. Besar volume rongga susut berkisar antara 14 – 20 % dari volume total
penambah. Prosentase volume ini disebut efisiensi penambah.

Berdasarkan pemikiran di atas maka:

Dimana:

Vf = Volume penambah

Vc = Volume benda cor

s = penyusutan (%)

x = efisiensi penambah

Contoh:

Benda dengan modul 1, bahan baja, volume 100 cm3, temperatur cor 1450°C, temperatur
liquidus 1300°C.

1. Modul penambah 1.2 cm


2. Susut cair ± 1% setiap penurunan suhu 50°C
3. Susut kristal 4%.

Maka susut total adalah:


Dengan demikian penambah harus mampu memberi pasokan cairan sebanyak 7%x100 cm3 =
7 cm3.

Efisiensi penambah 20%, maka Volume penambah menjadi:

Bila dipakai penambah type A

1. Diameter penambah D = 5.33 M = 6.4 cm.


2. Volume penambah Vf = 1.06 D3 = 277 cm3 > volume yang dibutuhkan 53 cm3.

39 responses
12 12 2009

jazuli (16:20:17) :

bagaimana cara pengecoran puli dan cetakan apa yang di gunakan?

Reply
12 12 2009

jazuli (16:34:01) :

bisa uraikan lebih detail


Reply
5 03 2010

ivan (14:51:43) :

Baiknya untuk benda berbentuk bundar, sistem pengalir (Runner) dipasangkan diluar
benda sepanjang 3/4 bagian dengan tebal ingate antara 10~15mm, Ukuran
runner&ingate bisa menggunakan referensi yang ada.
U/ benda dibawah 200 kg bisa menggunakan cetakan basah & cetakan kering utk
berat diatasnya.

Salam
Yvan

Reply
6 04 2012

shandy.Foundry 2006 (10:39:27) :

Assalamu’alaikum…
sangat membantu, namun kalau boleh saya minta referensi dari tulisan ini pak..butuh
untuk skripsi..sekian
Terima Kasih

Reply
7 02 2013

tohir (08:42:17) :

assalamualaikum,,,
pak tolong dibantu ngitung penambah,
ada sebuah benda,besar dan tipis bentuknya seperti pelana kuda bahannya low alloy
steel, madul benda ketemunya 1, volume benda 13959 cm3, temperatur ladel 1570 –
1590,aku udah ngitung seperti cara diatas hasilnya D = 5.33 * M = 6.4 cm
V = 1.06 * D3 = 363,58 cm3 sedangkan volume yg dibutuhkan itu 7516 cm3, berarti
penambah itu gak mencukupi dong pak? terus antisipasinya gmn? terimaksih mohon
dibantu

Reply
7 02 2013

R. Widodo (12:24:53) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Tohir.

Kl menggunakan cara diatas, maka menghitungnya adalah sbb:


Vol benda Anda: 13,959 cm3 (modul pasti tidak 1)

Asumsi:
susut cair/50 oC: 1%
susutr kristal baja: 5%
efisiensi penambah: 30%
Suhu cor maks:1,590 oC

Maka dihitung:
Susut total: 7%
Vol penambah: 4,248.39 cm3
Untuk Tipe A: Vol penambah = 1.06 x D

Jadi: D = 15.88 cm

Semoga membantu

Reply
13 02 2013

Lutfi (09:32:44) :

Assalamualaikum,,,
Pak bagaimna perhitungan untuk fcd yang memiliki modul besar dan apakah
memungkin kan untuk pengecoran untuk fcd tanpa menggunakan penambah, jika
kondisinya modul yang paling besar setelah dihitung menggunakan perhitungan Pak
schulze yang diberikan ketika kuliah, terjadi expansi, namun pada modul bagian lain
masih terjadi contraksi, dan cetakan yang digunakan menggunakan cetakan resin.

Terus pak untuk penentuan leher penambah. perhitungan dilakukan sesuai dengan
teori, namun ternyata pada prakteknya dilapangan terjadi penyusutan pada benda
didekat leher penambah namun pada leher penambahnya tidak terdapat rongga setelah
dipotong. Faktor apa saja pak yang dapat menyebabkan terjadinya hal tersebut?

terimakasih pak,,,,

hormat

lutfi

Reply
13 02 2013

R. Widodo (14:47:53) :

Yth mas Lutfi.

FCD karena Mg treatment dilakukan pada suhu sekitar 1500, biasanya dicor pada
suhu yang relatif tinggi. Hal itu menyebabkan terjadinya susut cair yang besar
sehingga pemuaian grafit tidak cukup mengkompensasi susut totalnya(susut cair dan
susut kristalisasi). Maka pada FCD konsep non riser tidak dapat diterapkan.

Bila leher penambah sudah ditentukan dengan benar, maka bila masih ditemukan
shrinkage didekatnya mungkin disebabkan oleh posisi penambah yang terlalu dekan
dengan benda, sehingga menghasilkan efek sudut pasir disekitar leher penambah.
Efek ini menaikkan modul daerah benda yang dekat dengannya.

Semoga berguna.

Reply
11 12 2013

Sunardi (19:15:50) :

Yth pak Widodo


Saya punya proses casting dengan mesin CCM dan memakai mould ukuran
100mmx100mmx700. Pertanyaanya apabila saya ingin potongan billet sesudah dingin
menjadi panjang 3, 6, 12 Meter maka berapa cm ukuran yang saya buat?

Salam
Sunardi

Reply
28 01 2014

evanpono (10:52:14) :

Yth BP Widodo

Bagaimana dengan teknik saluran masuk untuk investmen casting? apakah ada
perhitungan khusus?

Reply
31 01 2014

R. Widodo (17:37:38) :

Yth mas Evan

Prinsinya tetap bernoully. Tetapkan ingate untuk setiap cavity, lalu penampang runner
sedikitnya adalah jumlah total ingate yang harus dilayaninya dan penampang spue
sedikitnya jumlah seluruh runner yang harus dilayaninya.

Semoga membantu.

Reply
21 11 2014
nana (10:04:25) :

assalamualaikum wr.wb
buat pak Widodo: pak saya kenapa untuk perbandingan penambah ada di angka
berikut : produk cor : leher penambah : penambah = 1 : 1.1 : 1.2

Reply
21 11 2014

R. Widodo (15:39:29) :

Yth mas Nana

Itu adalah perbandingan modul (M). Dimana:

M = V/A

V = Volume
A = luas penampang pelepas panas.

Artinya: semakin besar modul, maka semakin lambat bagian tersebut mendingin. Jadi
agar penambah mengalami pendinginan paling lambat (terakhir), dengan demikian
shrinkage cavity terjadi disitu, maka ia harus memiliki modul terbesar. Dan agar
pembekuan mengarah dari produk cor ke leher lalu ke penambah, maka dibuat gradasi
sebagaimana Anda sebutkan.

Semoga membantu.

Reply
1 12 2014

nana (11:28:14) :

pak maf sya mau tanya lagi pak, kelanjutan pertanyaan saya yang di atas . kenapa
perbandingan penambah berada di angka 1 : 1,1 : 1,2 nah kenapa ga di angka 0,5 : 0,6
: 0,7 atau 1 : 2 : 3 atau 2 : 2,1 : 2,3

Reply
4 12 2014

R. Widodo (13:25:45) :

Yth mas Nana.

Perbandingan 1 : 1.25 : 1.5 atau 1 : 1.5 : 2 juga silakan. Hal itu tidak ada standarnya.
Namun sebaiknya gunakan angka2 yang lebih mudah diingat serta efisien.

Semoga membantu.
Reply
24 12 2014

nana (21:42:26) :

pak maf mau tanya lagi, maksudnya gunakan angka 2 yg lebih mudah diingat serta
efisien, maksudnya gimana pak ?

Reply
28 12 2014

R. Widodo (21:04:15) :

Yth mas Nana

Maksud sy gunakan “angka-angka” yang lebih mudah diingat dan efisien, misalnya 1
: 1.5 : 2 atau 1 : 1.1 : 1.2.

Semoga membantu.

Reply
12 01 2015

rena (15:24:21) :

assalamualaikum..
saya ingin tanya ..apa yang dimaksud dengan efisiensi pengecoran? dan bagaimana
cara menghitungnya?

terimaksih

Reply
12 01 2015

R. Widodo (17:49:45) :

Yth mbak Rena

Efisiensi merupakan perbandingan antara luaran dengan asupan dengan satuan %.


Maka pada proses pengecoran logam, adalah perbandingan antara hasil produk hasil
proses pengecoran dengan bahan baku yang digunakan:

efisiensi = produk/bahan baku x 100%.

Misalnya dari 1000 kg bahan baku, dihasilkan produk 700 kg. Maka efisiensinya
adalah:

efisiensi = 700 (kg)/1000 (kg) x 100% = 70%


Efisiensi pengecoran disebut juga casting yield..

Semoga membantu.

Reply
2 09 2015

Ken (16:32:02) :

Assalamualaikum
Pak Widodo, saya belum memahami sepenuhnya tentang Arah dan besar penyusutan
baik diameter luar dan diameter dalam untuk cast iron maupun Cast steel.
Misalkan saya punya produk dimensi dia 2000 x dia 1800 x 250 mm, menurut teori
penyusutan berapakah kiranya besar dimensi untuk dipolanya sendiri.
Terimakasih atas segala bantuan dan ilmunya.

Reply
3 09 2015

R. Widodo (14:35:35) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Ken.

Sebenarnya sederhana saja. Misalnya untuk besi cor cetakan kering. Penyusutan 1%,
jadi semua ukuran untuk pola silakan dikalikan dengan 1.01 sedangkan untuk baja
penyusutan 2%, silakan semua ukuran dikali dengan 1.02.

Semoga berguna.

Reply
27 03 2016

Irza Zola (19:36:22) :

Assalamualaikum pak Widodo…


Untuk perhitungan leher penambah, adakah rumus tersendiri untuk perhitungannya
pak? penambah nya model samping…
Terimakasih…

Reply
27 03 2016

Irza Zola (19:42:08) :

Assalamualaikum pak Widodo…


Untuk perhitungan leher penambah, adakah rumus yg menjelaskannya pak untuk
perhitungannya? Mohon dibantu..
Terimakasih…

Reply
28 03 2016

R. Widodo (10:26:02) :

Yth mas Irza.

Leher penamah adalah jembatan antara benda dengan penambah. Jadi ia harus
membeku setelah benda dan sebelum penambah. Perbandingan modul yang umum
antara MB : ML : MP adalah: 1 : 1.2 : 1.4. Perbandingan lain boleh saja diterapkan
selama urutannya selalu MB : ML : MP. Atau MB (Modul benda) paling kecil.

Semoga membantu.

Reply
21 02 2017

supriyatna (19:11:09) :

assalamualaikum pak widodo maaf mengganggu , tolong bantu koreksi perhitungan


penambah saya, dalam perhitungan ini saya dapat diameter penambah 3,2 cm dan
tinggi penambah 4,8 cm , jadi saya ragu ko dimensi penambahnya kecil… pak tolong
koreksi kenapa dimensi diameter sama tinngi penambah kecil padahal dimensi
produknya sangat besar , tolong pak yang salanya dimana nih terimakasih….

produknya rumit banyak rongga, tpi disini saya ibaratkan balok saja panjang=25,1
cm, lebar=15,4 cm, tinggi=15,0 cm
pelepas panas = Luas permukaan luar produk bagian luar + luas permukaan inti
pertama + luas permukaan inti2 + luas permukaan inti 3= 1523,79 + 422,51 + 676,08
= 2622,38 cm2
Dan volume benda 1362741,20 mm3 = 1362,74 cm3
Modul (Mb):
Mb = Vb/A
= 1362,74/2622,38 = 0,519 ≈ 0,52 cm

data dari pengujian komposisi kimia yg sudah dilakukan:


C = 3,45% Si= 2.01% Mn= 0.799% P= 0.0151% S= 0.011%
Untuk unsur (Si) + (P) = 2,01 % + 0,0151 % = 2,0251≈ 2 %.Dari kedua unsur kimia
tersebut dengan unsur C= 3,45 % dan modul 0,52 akan dilihat untuk mengetahui
berapa penyusutan pada Nomogram pada suhu 1250 celcius. Dan nilai penyusutannya
sebesar 2,5 %, maka akan membutuhkan penambah (riser). Sehingga untuk
mengetahui volume kebutuhan penambah (Vf) yaitu:
Dan volume benda (Vb) : 1362741,20 mm3≈ 1,36 dm3
Vf = penyusutanxVb
= 2,5% x1,36 = 0,034 dm3
Dimana:
Vb = volume benda (dm3)
Vf = volume kebutuhan penambah (dm3)

Volume Penambah (Vp)


Untuk mengetahui nilai dari volume penambah didapatkan dengan rumus Vp= Vf x
Ep + Vf.
Dimana Ep yaitu (Efisiensipenambah), dan efisiensi penambah yang digunakan
yaitusebesar 20%, maka:
Vp= 0,034 x 20% + 0,034 = 0,040 dm3.
Dimana:
Vf = volume kebutuhan penambah (dm3)
Ef = efisiensi penambah (%)
Vp = volume penambah (dm3)

Diameter Penambah (Dp)


Untuk mencari nilai dari diameter penambah digunakan rumus volume tabung;Vp=
(π.d^2)/4 x H, makaVp= (π.d^2)/4 x 1,5d Sehingga didapat rumus sebagai berikut: Dp
= ∛(Vpx4/(1,5.π))
=∛(0,040×4/(1,5.π))
= 0,32 dm ≈32 mm.
Dimana:
Vp = volume penambah (dm3)
Dp = diameter penambah (mm)
Untuk tinggi penambah( H ) yaitu 1,5Dp. Jadi tinggi penambah :
H = 1,5 x Dp
= 1,5 x 32 = 48 mm.
Dimana:
Dp = diameter penambah (mm)
H = tinggi penambah (mm)

dalam perhitungan ini saya dapat diameter penambah 3,2 cm dan tinggi penambah 4,8
cm , jadi saya ragu ko dimensi penambahnya kecil… pak tolong koreksi kenapa
dimensi diameter sama tinngi penambah kecil padahal dimensi produknya sangat
besar seperti yg diibaratkan saya di atas, tolong pak yang salanya dimana nih….

Reply
20 02 2017

supriyatna (22:17:02) :

assalamualaikum pak widodo maaf mengganggu , tolong bantu koreksi perhitungan


penambah saya, dalam perhitungan ini saya dapat diameter penambah 3,2 cm dan
tinggi penambah 4,8 cm , jadi saya ragu ko dimensi penambahnya kecil… pak tolong
koreksi kenapa dimensi diameter sama tinngi penambah kecil padahal dimensi
produknya sangat besar , tolong pak yang salanya dimana nih terimakasih….

produknya rumit banyak rongga, tpi disini saya ibaratkan balok saja panjang=25,1
cm, lebar=15,4 cm, tinggi=15,0 cm
pelepas panas = Luas permukaan luar produk bagian luar + luas permukaan inti
pertama + luas permukaan inti2 + luas permukaan inti 3= 1523,79 + 422,51 + 676,08
= 2622,38 cm2
Dan volume benda 1362741,20 mm3 = 1362,74 cm3
Modul (Mb):
Mb = Vb/A
= 1362,74/2622,38 = 0,519 ≈ 0,52 cm

data dari pengujian komposisi kimia yg sudah dilakukan:


C = 3,45% Si= 2.01% Mn= 0.799% P= 0.0151% S= 0.011%
Untuk unsur (Si) + (P) = 2,01 % + 0,0151 % = 2,0251≈ 2 %.Dari kedua unsur kimia
tersebut dengan unsur C= 3,45 % dan modul 0,52 akan dilihat untuk mengetahui
berapa penyusutan pada Nomogram pada suhu 1250 celcius. Dan nilai penyusutannya
sebesar 2,5 %, maka akan membutuhkan penambah (riser). Sehingga untuk
mengetahui volume kebutuhan penambah (Vf) yaitu:
Dan volume benda (Vb) : 1362741,20 mm3≈ 1,36 dm3
Vf = penyusutanxVb
= 2,5% x1,36 = 0,034 dm3
Dimana:
Vb = volume benda (dm3)
Vf = volume kebutuhan penambah (dm3)

Volume Penambah (Vp)


Untuk mengetahui nilai dari volume penambah didapatkan dengan rumus Vp= Vf x
Ep + Vf.
Dimana Ep yaitu (Efisiensipenambah), dan efisiensi penambah yang digunakan
yaitusebesar 20%, maka:
Vp= 0,034 x 20% + 0,034 = 0,040 dm3.
Dimana:
Vf = volume kebutuhan penambah (dm3)
Ef = efisiensi penambah (%)
Vp = volume penambah (dm3)

Diameter Penambah (Dp)


Untuk mencari nilai dari diameter penambah digunakan rumus volume tabung;Vp=
(π.d^2)/4 x H, makaVp= (π.d^2)/4 x 1,5d Sehingga didapat rumus sebagai berikut: Dp
= ∛(Vpx4/(1,5.π))
=∛(0,040×4/(1,5.π))
= 0,32 dm ≈32 mm.
Dimana:
Vp = volume penambah (dm3)
Dp = diameter penambah (mm)
Untuk tinggi penambah( H ) yaitu 1,5Dp. Jadi tinggi penambah :
H = 1,5 x Dp
= 1,5 x 32 = 48 mm.
Dimana:
Dp = diameter penambah (mm)
H = tinggi penambah (mm)

dalam perhitungan ini saya dapat diameter penambah 3,2 cm dan tinggi penambah 4,8
cm , jadi saya ragu ko dimensi penambahnya kecil… pak tolong koreksi kenapa
dimensi diameter sama tinngi penambah kecil padahal dimensi produknya sangat
besar seperti yg diibaratkan saya di atas, tolong pak yang salanya dimana nih….

Reply
22 02 2017

R. Widodo (09:11:19) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Supriyatna

Dengan asumsi Anda sudah menghitung volume benda, luas penampang pelepas
panas dan modul benda dengan “benar”, maka dengan Mb = 0.52 cm, untuk besi cor
dengan shrinkage (menurut Anda) 2.5%, memang akan menghasilkan penambah
paling besar D = 38 mm (3.8 cm). Ada sedikit perbedaan cara menentukan volume
penambah. Yg saya lakukan:
a. Hitung volume benda (Vb).
b. tentukan %tase shrinkage. (%s)
c. Hitung volume butuh (Vb x %s)
d. Tetapkan efisiensi penambah (Ep = 10% sd 15%)
e. Hitung volume penambah Vp = Vb/Ep (disini yang berbeda).

Selanjutnya tinggal cari diameter penambah.

Semoga membantu.

Reply
22 02 2017

supriyatna (10:28:01) :

maaf pak mau bertanyalagi kan kata bapak diatas selanjutnya tinggal cari diameter
penambahnya, mencari diameter penambahnya gimna pak, rumusnya gimna pak….

Reply
23 02 2017

R. Widodo (15:09:50) :

Yth mas Supriatna.

Pada umumnya tinggi penambah (h) = 1,5 x DP, dimana DP = diameter penambah.
Maka Anda dapat menggunakan persamaan sbb:

MP = VP/AP, dimana MP = Modul penambah, VP = Volume penambah dan AP =


luas area permukaan penambah.
Pada pernghitungan VP dan AP, semua h dinyatakan dengan 1,5 x DP. Maka Anda
hanya tinggal menghitung DP.

Semoga membantu.

Reply
24 02 2017

supriyatna (15:49:06) :

assalamualaikum pak widodo pak maaf mau tanya lagi nih, sya sudah mengikuti cara
perhitungan bapa yang dijelaskan oleh bapa di atas , tapi untuk memastikannya tolong
koreksi pak perhitungan saya soalnya saya mendapat dimensi yg penambah yg besar,
apakah saya salah di satuan saat menghitung, apakah rumus diameter penambah yg
saya gunakan salah atau gimana pak tolong koreksi pak … untuk perhitungan
penambahnya seperti di bawah

produknya rumit banyak rongga, tpi disini saya ibaratkan balok saja panjang=25,1
cm, lebar=15,4 cm, tinggi=15,0 cm
pelepas panas = Luas permukaan luar produk bagian luar + luas permukaan inti
pertama + luas permukaan inti2 + luas permukaan inti 3= 1523,79 + 422,51 + 676,08
= 2622,38 cm2
Dan volume benda 1362741,20 mm3 = 1362,74 cm3
Modul (Mb):
Mb = Vb/A = 1362,74/2622,38 = 0,519 ≈ 0,52 cm
nilai shringkage dari nomogram sebesar 2,5%

Dan volume benda (Vb) : 1362741,20 mm3 ≈ 1,36 dm3


volume butuh Vf = Vb x S = 1,36 x 2,5 % = 0,034 dm3
Vb = volume benda (dm3)
Vf = volume kebutuhan penambah (dm3)

Efisiensi penambah (Ef) yaitu : 10% sampai dengan 15%


volume benda (Vb) : 1362741,20 mm3 ≈ 1,36 dm3
Volume penambah Vp = Vb/Ef = 1,36/(15%) = 9,06 dm3
Vb = volume benda (dm3)
Ef = efisiensi penambah (%)
Vp = volume penambah (dm3)

Untuk mencari nilai dari diameter penambah digunakan rumus volume tabung;
Vp=(π.d^2)/4 x H, maka Vp=(π.d^2)/4 x 1,5d Sehingga didapat rumus sebagai
berikut: Dp =∛(Vpx4/(1,5.π))
=∛(9,06×4/(1,5.π)) = 1,97 dm ≈ 197 mm.
Vp = volume penambah (dm3)
Dp = diameter penambah (mm)

Untuk tinggi penambah ( H ) yaitu 1,5 x Dp. Jadi tinggi penambah :


H = 1,5 x Dp = 1,5 x 197 = 295,5 mm.
Dimana: Dp = diameter penambah (mm)
H = tinggi penambah (mm)
kesimpulan saya saya mendapatkan dimensi penambah yg besar diameter penambah=
19,7cm dan tingginya=29,5cm
tolong koreksi pak perhitungan saya…apakah saya salah di satuan saat menghitung,
apakah rumus diameter penambah yg saya gunakan salah atau gimana pak tolong
koreks pak…..

Reply
28 02 2017

R. Widodo (08:00:51) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Supriyatna.

Diuraikan secara matematis, untuk penambah bentuk silinder dengan asumsi h =


1.5DR dan penampang bawah silinder tidak melepas panas, maka berdasarkan
hubungan:

MR = VR/AR, dimana MR = modul penambah, VR = Volume penambah dan AR


luas permukaan pelepas panas. Maka seharusnya:

DR = V(0.18.VR/MR), dimana DR = diameter penambah.

MR ditetapkan lebih besar dari modul benda (untuk benda masiv sederhana) atau
modul terbesar benda (untuk benda kompleks, setelah solidifikasi diarahkan).
Sedangkan VR = Vf/Ef dimana Vf = Volume feeding butuh dan Ef = efisiensi
penambah.

Semoga membantu.

Reply
30 03 2017

ibnu (12:48:05) :

assalamualaikum pak widodo

saya mau tanya pak tentang leher penambah..bentuk apakah yg paling bagus untuk
leher penambah?
apakah 1/2 lingkaran,persegi,atau trapesium pak? modul benda 0,8 cm dan tinggi
modul terbesar 40mm

saya menghitung dengan leher penambah menggunakan persegi yakni didapat 13 x 13


mm dan hasilnya shrinkage..
metode cetakan verrikal..
terimakasih

Reply
31 03 2017

R. Widodo (10:05:39) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Ibnu.

Prinsipnya adalah MB : ML : MP = acuan : lebih besar : semakin besar. Misalnya 1 :


1.3 : 1.5. Dengan demikian asupan (feeding) dari penambah menuju benda tidak
terhambat oleh leher. Jadi untuk modul benda (MB) 0.8, modul leher harus minimum
1. Bentuk silakan Anda buat yang paling mudah.

Bila penambah Anda ber diameter 80 mm, maka leher 13×13 mm Anda sepertinya
terlalu kecil, seharusnya 30×30 mm.

Semoga membantu.

Reply
26 04 2017

taufikchandra (15:24:18) :

Assalamualaikum,,pak bagaimana cara perhitungan penambah jika menggunakan


exothermic sleeve dan berapa % efisiensi dr riser exo sleeve itu sndri jika
dibandingkan dg riser konvensional?mohon bantuannya…trimakasih

Reply
28 04 2017

R. Widodo (10:16:34) :

Waalaikumsalam.

Yth mas Taufik.

Perbedaannya hanya pada efisiensi penambah, sbb:


a. Penambah dingin (termasuk penambah atas terbuka): max 10%
b. Penambah atas terbuka dengan exothermal covering: 16% – 17%
c. Penambah panas: 14% – 16%
d. Penambah terbuka dengan bahan isolator/exothermal: 30%
e. Penambah terbuka dengan bahan isolator/exothermal dan exothemal covering: 50%

Semoga berguna.

Reply
29 04 2017

Taufik (15:50:10) :
Lalu bagaimana untuk rumus perhitungan menggunakan exothermal slevees..apakah
ada perhitungan yg berbeda dibandingkan dengan menggunakan riser konvensional?
Mohon bantuannya bapak..terima kasih

Reply
2 05 2017

R. Widodo (09:02:40) :

Yth mas Taufik.

Urutan menghitung penambah:


1. Hitung volume benda (VB).
2. Hitung volume shrinkage benda: (VS = VB x % shrinkage)
3. Hitung volume penambah (VP = VS / EP, dimana EP = efisiensi penambah).
4. Tentukan modul penambah (MP) biasanya digunakan MB : ML : MP = 1 : 1.1. :
1.2 (Wlodawer)
5. Hitung diameter penambah (DP) dengan tinggi penambah HP = 1.5 DP. .

Perbedaan konvensional dengan penggulaan sleeve hanya pada EP:


a. EP Konvensional 15% (max)
b. EP Sleeve dengan cover 50%, tanpa cover 35%

Semoga membantu.

Reply
7 11 2017

Effan Suhendro (13:52:01) :

Assalamualaikum
Yth. Bapak R.Widodo

Idealnya untuk menentukan ukuran riser adalah modul riser lebih besar dari modul
coran dan volume yang dibutuhkan produk coran. Tetapi dalam kasus yang saya
temukan dengan menggunakan persamaan diatas didapat volume dan ukuran yang
sudah memenuhi, tapi modul riser masih lebih kecil dari modul coran. Jika ukuran
riser dibuat memenuhi modul dan volume butuh, yield casting menjadi sangat kecil
sekitar 30%.
Mohon pencerahan bapak.
Terima kasih

Reply
15 11 2017

R. Widodo (13:29:14) :

Waalaikumsalam.
Yth mas Effan.

Sebenarnya bila Anda sudah dapatkan volume penambah melalui perhitungan diatas,
dengan asumsi penambah silnder dengan h = 1.5 x Dp, maka Anda sudah bisa
menghitung diameter penambah sbb:

Vp = 0.25 x 3.14 x Dp^2 x h


Vp = 0.25 x 3.14 x Dp^2 x 1.5 x Dp maka Dp sudah bisa dihitung.

Seanjutnya tinggal Anda hitung modul penambah (Mp) dengan Dp yang sudah
dihitung tadi dan bandingkan dengan modul benda atau bagian benda yang akan
diberi penambah (Mb).

Bila Mp > Mb, maka penambah bisa digunakan.

Semoga membantu.

You might also like