You are on page 1of 17

MAKALAH KELOMPOK

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN DOROTHY E. JHONSON

Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Keperawatan


Dosen Pengampu : Prof. DR. Yati Afiyanti, SKp, MN

Disusun Oleh :
Dorlan Natalina Purba 1706006782
Eni Purwanty 1706006795
Eva Nilam Permata 1706006826
Harin Hidayahturochmah 1706006864
Ina Nurul Rahmahwati 1706006914
Ismail Fahmi 1706006920

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model
Konseptual Dorothy E. Johnson”. Penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa
arahan dan bimbingan dari dosen / fasilitator. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini,
penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas bimbingan dari dosen/fasilitator mata
ajar Sains Keperawatan yakni ibu Prof. Dr. Yati Afiyanti S.Kp, MN.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat memperbaiki kekurangan selanjutnya.

Depok, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 2
1.3 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN MODEL SISTEM PERILAKU DOROTHY JOHNSON ......... 3


2.1 Sejarah Teori Dorothy E. Johnson ................................................................... 3
2.2 Fokus Unik Teori Dorothy E. Johnson ............................................................. 4
2.2.1 Kategori Ilmu........................................................................................... 5
2.3 Isi Teori Dorothy E. Johnson............................................................................. 6
2.3.1 Konsep Utama dan Definisi ................................................................... 8
2.3.2 Asumsi Utama ........................................................................................ 10
2.3.2.1 Keperawatan .............................................................................. 10
2.3.2.2 Manusia ...................................................................................... 11
2.3.2.3 Kesehatan ................................................................................... 11
2.3.2.4 Lingkungan ................................................................................ 11

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................. 13


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR REFERENSI ................................................................................................... 14


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan sebuah profesi yang unik dan kompleks sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Ilmu
keperawatan berawal dari konsep dan teori keperawatan yang menjadi acuan pada
pelaksanaan praktek keperawatan yang ada. Konsep merupakan sebuah ide abstrak yang
perlu diuraikan atau dijelaskan dalam sebuah teori, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Model konsep keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan
dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan pasien, serta
adanya pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan
situasi tempat perawat tersebut bekerja. Selain itu, model konseptual keperawatan juga
digunakan dalam penelitian dan pengajaran.
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model konseptual
merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan, sehingga perawat
menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk membimbing penelitian dan
praktek profesional keperawatan / pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan
keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Pemberian asuhan
keperawatan menuntut seorang perawat untuk mampu berpikir kritis dan
mengembangkan keilmuan, salah satunya dengan penggunaan model konsep keperawatan
dalam aplikasi proses keperawatan.
Para ahli telah mengembangkan tingkatan Philosophical theory and model
konseptual. Masing-masing model keperawatan memiliki ciri khas dan spesifikasi yang
berbeda, Setiap konsep ini menjelaskan suatu fenomena mulai dari bersifat abstrak
sampai konkrit. salah satunya adalah model konseptual Dorothy E Jonhson yang
merupakan model konseptual yang berfokus pada memandang manusia sebagai sistem
perilaku yang terdiri dari tujuh subsistem.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami penerapan teori model konseptual Dorothy E. Johnson dalam asuhan
keperawatan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi sejarah Model Konseptual Keperawatan Dorothy E.
Johnson
2. Menganalisi fokus Model Konseptual Keperawatan Dorothy E. Johnson
3. Mengidentifikasi isi /konten Model Konseptual Keperawatan Dorothy E.
Johnson
1.3 Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu bab 1 menjelaskan tentang latar belakang,
tujuan, dan sistematika penulisan makalah. Bab 2 menjelaskan tinjauan model sistem
perilaku Dorothy E. Johnson, dan bab 3 adalah bab penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran dari makalah.
BAB 2
TINJAUAN MODEL SISTEM PERILAKU DOROTHY JOHNSON

2.1 Sejarah Theory Dorothy E. Jhonson


Dorothy E. Johnson dilahirkan tanggal 21 Agustus 1919 di Savanah, George.
Jhonson menerima A.A dari Amstrong Junior College di Savanah, Georgia (1938), S1
dari Vanderbilt University di Nashvillw, Tennesse (1942), dan MPH dari Harvard
University di Boston (1948). Pada tahun 1948, dia menerima gelar Master di bidang
kesehatan masyarakat dari Harvard University di Boston, Massachusetts. Pada tahun
1948 dia menerima gelar Master di bidang kesehatan masyarakat dari Harvard University
di Boston, Massachusetts. Setelah lulus, pengalaman profesional Johnson sebagian besar
melibatkan pengajaran, meskipun dia adalah seorang staff perawat di Dewan Kesehatan
Chatham – Savannah dari tahun 1943 sampai 1944. Dia adalah seorang instruktur dan
asisten profesor keperawatan anak-anak di Sekolah Perawatan Keperawatan Vanderbilt
University. Dari tahun 1949 sampai dia pensiun pada tahun 1978 dan selanjutnya pindah
ke Key Largo, Florida, Johnson adalah asisten profesor keperawatan anak-anak, seorang
profesor keperawatan, dan seorang profesor keperawatan di University of California, Los
Angeles. Pada tahun 1955 dan 1956, Johnson adalah seorang penasihat keperawatan anak
yang ditugaskan ke Christian Medical College School of Nursing di Vellore, India
Selatan. Dari tahun 1965 sampai 1967, dia menjabat sebagai ketua komite Asosiasi
Perawat California yang mengembangkan pernyataan posisi mengenai spesifikasi
spesialis klinis. Dia memiliki keyakinan kuat bahwa perbaikan perawatan terus berlanjut
adalah tujuan akhir dari perawatan. Makalah 1968-nya yang berjudul, One Conceptual
Model of Nursing, merupakan kontribusi klasik terhadap literatur keperawatan (Alligood
& Tomey, 2010)
Model sistem perilaku Jhonson atau Jhonson Behaavioral System Model (JBSM)
ini dikembangkan berdasarkan teori Florence Nightingale, yang ditulis dalam buku Notes
on Nursing. Jhonson memulai pekerjaannya dalam model ini dengan premis bahwa
keperawatan adalah suatu profesi yang bias memberikan kontribusi yang sangat besar
bagi kesejahteraan masyarakat (Alligood & Tomey, 2010). Jhonson mencatat bahwa
sistem model perilaku telah berproses dalam perkembangan kehidupannya. Jhonson
termotivasi untuk bertanya beberapa hal pertanyaan, seperti apa isi dari pendidikan
keperawatan karena inti dari pengetahuan keperawatan, pengetahuan bertujuan untuk apa
akhirnya, apa tujuan keperawatan secara eksplisit. Dalam menjawab pertanyaan tersebut,
Jhonson melihatnya untuk memperjelas misi sosial keperawatan dari perspektif
pandangan teoritis tentang manusia dan menjelaskan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
untuk tujuan keperawatan.
Dengan menggunakan pendekatan historis, empris, dan analitis, Jhonson
mendefinisikan keperawatan adalah apa yang perawat lakukan dan berfokus pada
manusia yang sakit atau yang mungkin dicegah menjadi sakit. Perspektif itu membawa
Jhonson untuk menerima “pandangan teoritis tentang klien, manusia sebagai sistem
perilaku dengan cara yang sama seperti dokter telah menerima pandangan teoritis tentang
manusia sebagai sistem biologis (Fawcett, 2005).

2.2 Fokus Unik Theory Dorothy E. Jhonson


Fokus unik dari Model Sistem Perilaku adalah manusia sebagai sistem perilaku
(Johnson, 1968, 1978a, 1980, 1990a). Lebih khusus lagi, fokus dari Model Sistem
Perilaku adalah pada tingkah laku sosial, yaitu ciri dan tindakan yang dapat diamati dari
manusia yang memperhitungkan keberadaan aktual atau tersirat dari makhluk sosial
lainnya. Secara khusus, fokusnya adalah pada bentuk perilaku yang telah terbukti
memiliki signifikansi adaptif utama (Fawcett, 2005).
Perhatian khusus diberikan pada masalah struktural atau fungsional aktual atau
potensial dalam sistem perilaku secara keseluruhan dan dalam berbagai subsistem dan
fungsi perilaku yang kurang dari tingkat yang diinginkan atau optimal (Johnson, 1980,
1990). Dua jenis kelainan sistem perilaku bersifat sangat relevan, yaitu yang berhubungan
secara tangensial atau perifer terhadap gangguan pada sistem biologis. Artinya, mereka
diendapkan hanya oleh fakta penyakit atau konteks perlakuan situasional, dan hal-hal
yang merupakan bagian integral dari gangguan sistem biologis, dimana mereka terkait
langsung atau mendapat konsekuensi langsung dari gangguan sistem biologis tertentu
ataupunterhadap perawatannya (Johnson, 1968).
Johnson (1990) juga menekankan bahwa penerimaan sistem perilaku sebagai
klien adalah komponen utama dari model keperawatan ini. Johnson mengklaim bahwa
konsep manusia sebagai sistem perilaku, atau gagasan bahwa pola respons spesifik
manusia membentuk keseluruhan yang terorganisir dan terpadu adalah asli dengan
dirinya, sejauh yang ia tahu (Johnson, 1980). Terdapat banyak literatur yang menyatakan
dukungan pada klaimnya tersebut, salah satunya adalah Ackoff yang menggunakan istilah
Behavioral System pada tahun 1960.
2.2.1 Kategori Ilmu
Model sistem perilaku diklasifikasikan sebagai sistem model. Model sistem
perilaku ditempatkan sebagai contoh menonjol dari kategori outcome model dan
juga mengklasifikasikan model sebagai fokus klien. Selain itu, model sistem
perilaku juga dimasukkan ke dalam kategori intervensi skema klasifikasinya.
Kesesuaian klasifikasi kategori sistem terbukti dalam perbandingan antara model
Sistem Perilaku dengan karakteristik kategori pengetahuan sistem, seperti berikut:
 Sistem
Manusia merupakan suatu sistem perilaku
 Integrasi bagian
Bagian dari subsistem saling berkaitan dan terbuka, dan gangguan pada
salah satu subsistem dapat mempengaruhi yang lainnya.
 Lingkungan
Lingkungan internal dan eksternal termasuk dalam sistem ini, namun
parameter khususnya tidak teridentifikasi.
 Batas
Tampaknya ada sistem yang terbangun dengan fleksibilitas yang cukup
untuk memperhitungkan fluktuasi yang biasa terjadi pada kekuatan yang
menimpakan dan toleransi stres yang cukup bagi sistem untuk
menyesuaikan diri dengan banyak fluktuasi umum namun ekstrim.
 Tekanan, Stres, Tegangan, dan konflik
Kekuatan "alami" yang menimpa sistem perilaku dianggap sebagai sumber
ketegangan atau stres, dan mengarah pada "penyesuaian atau adaptasi yang
kurang lebih otomatis" yang diperlukan untuk melanjutkan keseimbangan
dan stabilitas sistem perilaku.
 Kestabilan
Keadaan mapan dikaitkan dengan keseimbangan sistem perilaku (Johnson,
1980). Meskipun konsep keseimbangan dan stabilitas sistem perilaku
menyiratkan bahwa sistem berada pada titik tetap atau mencapai ekuilibrium
saat stabil, Johnson tampaknya menganggap stabilitas sebagai ekuilibrium
dinamis. Aspek model konseptual itu membutuhkan klarifikasi.
 Umpan balik
Menurut Johnson (1978a), perlu dipahami mekanisme input, output,
feedback, dan regulatory control untuk menganalisis fungsi sistem perilaku.
Namun, sifat dari operasi sistem tersebut tidak dijelaskan.

2.3 Isi Theory Dorothy E.Jhonson


Teori model sistem perilaku Johnson membahas konsep metaparadigma dari
manusia, lingkungan, dan keperawatan. Manusia adalah suatu sistem yang mempunyai
tujuh subsistem yang berinteraksi satu dengan lainnya (Gambar 2.1), yaitu subsistem
keterikatan / afiliasi, subsistem ketergantungan / dependency, subsistem ingestif,
subsistem eliminasi, subsistem seksual, subsistem pencapaian / achievement, dan
subsistem agresif - proteksi (Alligood, 2014; Fawcett, 2005). Setiap subsistem dibentuk
oleh serangkaian respon perilaku atau kecenderungan respon atau sistem tindakan yang
mempunyai kesamaan niat dan tujuan. Diatur oleh niat atau usaha (beberapa jenis struktur
motivasi intraorganisme) mempunyai respon yang bisa dibedakan, dikembangkan dan
dimodifikasi sepanjang waktu melalui kematangan pribadi, pengalaman dan proses
belajar. Hal tersebut ditentukan perkembangan secara terus menerus dari faktor fisik,
biologis dan psikologis yang bekerja dalam situasi yang komplek dan saling keterkaitan
(Alligood, 2014).

Gambar 2.1 Model Sistem Perilaku Johnson


Tiap subsistem digambarkan dan dianalisa dalam konteks kebutuhan struktural dan
fungsional. Empat elemen struktural yang telah diidentifikasi meliputi: (1) niat atau tujuan
konsekensi utama dari perilaku terhadap niat atau tujuan yang tercakup didalamnya; (2)
secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu: persiapan (preparatory) atau apa yang seseorang
biasa akan lakukan, dan perserative, kebiasaan untuk mempertahankan keadaan tertentu;
(3) pilihan yang mewakili perilaku seorang pasien ketika melihat dirinya sendiri dalam
berbagai situasi yang menyertainya; (4) tindakan atau perilaku yang ditunjukkan (Grubbs,
1980; Johnson, 1980 dalam Alligood, 2010). Sistem tersebut memainkan peranan yang
sangat penting baik ketika seseorang akan menentukan suatu pilihan dan dalam perilaku
yang sering ditunjukkan (Alligood, 2014).
Masing-masing subsistem mempunyai tiga persyaratan fungsional, yaitu
perlindungan (protection), pengembangan (nurturance) dan perangsangan (stimulation).
Persyaratan fungsional ini harus dipenuhi melalui upaya yang dilakukan oleh individu
sendiri, atau dengan bantuan dari pihak luar yaitu dari perawat. Untuk mengembangkan
dan mempertahankan stabilitas dari subsistem, masing-masing harus mempunyai
persediaan persyaratan fungsional yang biasanya disediakan oleh lingkungan. Namun
dengan demikian, selama seseorang mengalami sakit atau pada saat ada ancaman terhadap
kesehatan, maka perawat menjadi salah satu sumber dari prasyarat fungsional.
Respon subsistem tersebut dikembangkan oleh motivasi, pengalaman, dan belajar
serta dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial (Johnson, 1980 dalam
Alligood, 2014). Sistem perilaku berusaha untuk mencapai keseimbangannya dengan
menyesuaikan terhadap stimulus internal dan lingkungan. Sistem menjaga hubungannya
dengan lingkungan sekitarnya, sistem ini muncul secara aktif dan tidak pasif. Perawat
berada diluar dari sistem perilaku namun masih bisa tetap bisa berinteraksi dengan sistem
tersebut.
Setiap ketidakseimbangan yang terjadi dalam sistem perilaku menghasilkan
kebutuhan akan tindakan keperawatan (Brown, 2006 dalam Alligood, 2014). Intervensi
keperawatan dapat berupa hal yang sangat umum. Jika sumber utama itu mempunyai
struktur stressor, maka perawat dapat memfokuskan pada pencapaian tujuan yang
dikaitkan dengan visi-misi dari masing-masing bagian. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk mempertahankan atau menyimpan kembali dari tingkatan sistem perilaku pada saat
hal tersebut diinginkan atau mungkin untuk dicapai (Johnson, 1978 dalam Alligood,
2014).
2.3.1 Konten Utama dan Definisi

Konsep Definisi
Johnson mendefiniskan perilaku seperti yang disepakati oleh
para ahli biologi dan perilaku, yaitu suatu keluaran dari struktur
intraorganisme dan proses yang terkoordinasi didalamnya serta
dimunculkan dan direspon untuk mengubah stimulasi sensori.
Perilaku
Johnson menitikberatkan pada perilaku yang dipengaruhi secara
actual atau potensial terhadap segala sesuatu yang
membutuhkan adaptasi atau penyesuaian keadaan yang
bermakna (Johnson, 1980 dalam Alligood, 2010)
Johnson menggunakan definisi sistem yang dicetuskan oleh
Rapoport (1968) yaitu “Suatu sistem adalah suatu keseluruhan
fungsi sebagai semua bagian yang memiliki ketergantungan
antar bagian yang menyusun didalamnya”. Johnson sepakat
dengan pendapat yang diungkapkan oleh Chin yang menyatakan
Sistem
bahwa “adanya suatu organisasi, interaksi, interdependensi dan
integrasi dari seluruh unsur pendukungnya”. Selain itu, seorang
manusia berusaha untuk mempertahankan suatu keseimbangan
melalui perubahan dan penyesuaian terhadap kekuatan yang
mempengaruhinya (Johnson, 1980 dalam Aligood 2010)
Suatu sistem perilaku mencakup cara-cara berperilaku yang
terpola, berulang dan memiliki tujuan. Cara berperilaku ini
membentuk suatu fungsi unit yang tertata dan terintegrasi yang
membedakan dan membatasi interaksi antara seseorang dan
dengan lingkungannya serta membentuk suatu relasi antara
Sistem seseorang dengan benda, peristiwa dan situasi yang ada pada
perilaku lingkungan tempatnya berada. Biasanya suatu perilaku dapat
dideskripsikan dan dijelaskan. Manusia sebagai suatu sistem
perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan
dengan melakukan perubahan dan adaptasi, kondisi ini akan
berhasil jika menggunakan fungsi yang efektif dan efisien yang
ada dalam dirinya.
Sistem perilaku mempunyai beberapa aktivitas yang dilakukan,
bagian dari sistem akan membentuk suatu subsistem yang
memiliki aktivitas yang lebih spesifik. Suatu subsistem adalah
suatu sistem kecil yang mempunyai tujuan dan fungsi tersendiri
yang dapat dipelihara sepanjang hubungan dengan subsistem
atau lingkungan yang lain tidak terganggu. Ketujuh subsistem
yang teridentifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terkait satu
dengan lainnya dan saling berhubungan satu dengan lainnya.
Input dan hasil (output) merupakan komponen dari subsistem
tersebut (Grubbs, 1980 dalam Alligood, 2010). Adanya motivasi
Subsistem
dapat mengarahkan aktivitas subsistem yang senantiasa berubah
melalui proses maturasi, pengalaman dan pembelajaran. Sistem
ini menggambarkan seluruh proses yang terjadi di berbagai
situasi dengan latar belakang budaya yang berbeda serta
dikendalikan oleh faktor biologis, psikologis dan sosial. Ketujuh
subsistem ini adalah keterikatan-afilasi (attachment-affiliative),
ketergantungan (dependency), in gestif (ingestive), eliminasi
(eliminative), seksual (sexual), pencapaian (achievement) dan
agresif-proteksi (aggressive-protective) (Johnson, 1980 dalam
Alligood, 2010).
Subsistem yang paling kritis karena membentuk landasan untuk
Subsistem semua organisasi sosial. Pada kondisi umum, hal ini menjadi
keterikatan- bagian pertahanan (survival) dan keamanan (security). Sebagai
afilasi konsekuensinya adalah inklusi sosial, kedekatan (intimacy),
(attachment- susunan dan pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
affiliative)
Dalam konteks yang luas, subsistem ketergantungan
mengembangkan perilaku pemberian pertolongan (helping
Subsistem behavior) yang memunculkan adanya suatu respon terhadap
ketergantungan kebutuhan pemberian asuhan keperawatan. Konsekuensinya
(dependency) adalah bantuan persetujuan, perhatian/pengenalan dan bantuan
fisik. Pengembangannya, perilaku ketergantungan berubah dari
perilaku bergantung dengan orang lain secara total menjadi
lebih mandiri.
Subsistem ingestif adalah “segala sesuatu yang harus dikerjakan
Subsistem kapan, bagaimana, apa, berapa banyak makanan yang kita
ingestif makan”. Hal ini menunjukkan fungsi yang luas dari kepuasan
(ingestive) apetitif (appetitive). Perilaku itu berhubungan dengan
pertimbangan sosial, psikologis dan biologis.
Subsistem eliminasi membahas tentang “kapan, bagaiman dan
kondisi tertentu yang memerlukan tindakan eliminasi”. Dalam
Subsistem
hal ini, faktor sosial dan psikologis yang mempengaruhi aspek
eliminasi
biologis dari subsistem ini dan memungkinkan pada suatu
(eliminative)
waktu tertentu bisa mengalami konflik dengan subsistem
eliminasi.
Subsistem ini memiliki fungsi ganda yaitu berkaitan dengan
reproduksi (procreation) dan hal yang menciptakan kesenangan
Subsistem
(gratification) yang didalamnya bukan hanya mencakup
seksual
aktifitas seksual dengan pasangannya saja. Sistem respon ini
(Sexual)
dimulai dengan perkembangan peran dari identitas gender dan
perilaku peran seksual.
Subsistem ini dimaksudkan untuk memanipulasi lingkungan.
Subsistem
Hal ini berfungsi sebagai pengendalian atau penguasaan
pencapaian
terhadap suatu aspek dari diri atau lingkungan untuk mencapai
(achievement)
suatu keberhasilan yang diharapkan.
Fungsi dari subsitem ini adalah perlindungan dan pemeliharaan.
Subsistem Hal tersebut lebih dikembangkan berdasarkan alur berfikir.
Agresif-proteksi Perilaku agresif tidak hanya dipelajari, tetapi memiliki
(aggressive- intensitas primer untuk menyakiti orang lain. Masyarakat
protective) membutuhkan perlindungan diri sendiri (self-protection) serta
segala sesuatu kepemilikkannya perlu dihargai dan dilindungi.

2.3.2 Asumsi Utama


2.3.2.1 Keperawatan
Keperawatan menurut Johnson adalah suatu kekuatan eksternal yang menjaga
keteraturan dan kesatuan dari perilaku seseorang untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Hal ini dilakukan dengan cara menyediakan sumber-
sumber dari dalam diri pasien ketika sedang stress atau mengalami
ketidakseimbangan sistem perilaku. Menurut Johnson (1980), keperawatan
memberikan bantuan dari luar diri pasien baik sebelum, selama dan sesudah
terjadinya gangguan keseimbangan sistem sehingga memerlukan adanya
rangkaian pengetahuan, gangguan dan kendali. Keperawatan tidak hanya
bergantung pada pengobatan medis akan tetapi dapat membantu mempercepat
pengobatan medis.

2.3.2.2 Manusia
Menurut Johnson (1980), manusia dipandang sebagai suatu sistem perilaku
yang mempunyai pola yang terjadi secara berulang untuk menghubungkan
seseorang dengan lingkungannya. Manusia merupakan suatu sistem perilaku
dimana manusia mengenali stresor fisik ,psikologis dan sosial yang bekerja
diluar diri. Keseimbangan sistem perilaku memerlukan keteraturan dan
perilaku yang konstan. Keseimbangan sitem perilaku akan tercapai jika
seseorang mampu beradaptasi terhadap stressor yang muncul dari luar diri
untuk tetap menjaga fungsi efisien dan efektif dari seseorang.

2.3.2.3 Kesehatan
Johnson merefleksikan kesehatan sebagai suatu keadaan yang dinamis,
seimbang, teratur, terintegrasi seluruh sub sistem dari sistem perilaku.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu mencapai keseimbangan sistem
perilaku menuju kepada perilaku fungsional yang akhirnya mencapai beberapa
keadaan diantaranya pengeluaran energi yang lebih sedikit daripada energi
yang dibutuhkan, kemampuan bertahan secara biologis dan sosial, dan
beberapa tingkatan dari kebutuhan pribadi telah tercapai.

2.3.2.4 Lingkungan
Teori Johnson mengemukakan bahwa lingkungan adalah semua faktor yang
bukan dari sistem perilaku. Perawat bisa memanipulasi beberapa aspek dari
lingkungan sehingga tujuan untuk mencapai keseimbangan sistem perilaku bisa
tercapai bagi seorang pasien (Brown, 2006). Sistem perilaku menentukan dan
membatasi interaksi antara seseorang dan lingkungannya dan membangun
suatu hubungan antara seseorang terhadap benda, peristiwa, dan situasi yang
terdapat dalam lingkungan tersebut. Sistem perilaku berupaya untuk
mempertahankan keseimbangan untuk merespon faktor lingkungan dengan
cara menyesuaikan diri dengan kekuatan yang memengaruhi seseorang.
Lingkungan juga merupakan sumber dari perlindangan, pemeliharaan, dan
stimulasi yang diperlukan sebagai syarat untuk memelihara kesehatan

Dari hasil analisa diatas, kelompok menyimpulkan bahwa kekuatan pada konsep
perilaku ini adalah Johnson memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan
dengan perilaku klien tertentu. Model perilaku Johnson dapat digeneralisasikan di seluruh
jangka hidup dan lintas budaya. Sedangkan kelemahan dari konsep ini adalah Johnson tidak
secara jelas menggambarkan hubungan antar konsepnya dalam subsistem. Kurangnya definisi
yang jelas untuk hubungan timbal balik antara dan antara subsistem membuat sulit untuk
melihat seluruh sistem perilaku sebagai suatu entitas. Kurangnya keterkaitan yang jelas antara
konsep menciptakan kesulitan dalam mengikuti logika kerja Johnson.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konseptual keperawatan Dorothy Johnson melakukan pendekatan pada
sistem perilaku dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal, serta memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh
yang ditimbulkannya. Sebagai suatu sistem, maka di dalamnya terdapat komponen sub
sistem yang membentuk sistem perilaku tersebut, yaitu ingestif, achievement, agresif,
eliminasi, seksual, gabungan/tambahan, ketergantungan. Asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit.
Manusia merupakan makhluk yang utuh yang terdiri dari sistem perilaku tertentu.
Lingkungan, termasuk masyarakat, adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons / berperilaku
adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal
dengan harapan dapat memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan ketika ia sakit. Menurut Johnson, ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada
individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat,
mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

3.2 Saran
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya menerapkan model
konseptual keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk itu, diperlukan
pemahaman yang baik dari perawat tentang berbagai model konsep keperawatan agar
dapat memilih model apa yang akan digunakan, sehingga asuhan keperawatan yang
diberikan berkualitas dan bermutu.
DAFTAR REFERENSI

Alligood, Martha, R & Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their Work, Seventh
Edition. St.Louis.Missouri: Mosby Elsivier.
Alligood, Martha, R. (2014). Nursing Theorist and Their Work, Eight Edition.
St.Louis.Missouri: Mosby Elsivier.
Brown, V. M. (2006). Behavioral System Model. In A. M. Tomey & M. R. Alligood (Eds.),
Nursing theorists and their work (6th ed., pp. 386-404) Philadelpia: Mosby/Elsevier
Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing
Models and Theories (2nd ed). Philadelpia : F.A. Davis.
Grubbs, J. (1980). An Interpretation of the Johnson Behavioral System Model for Nursing
Practice In J. P. Riehl & C. Roy (Eds), Conceptual models for nursing practice (pp.
217-254). New York: Appleton-Century-Crofts.
Johnson, D. E. (1968). One Conceptual Model in Nursing. Unpublished Lecture, Vanderbilt
University, Nashville, TN.
Johnson, D. E. (1978). Implications fo Research – The Johnson Behavioral System Model.
Paper presented at the Second Annual Nurse Educator Conference, New York City
Johnson, D. E. (1980). The Behavioral System Model For Nursing In J.P. Riehl & C. Roy
(Eds), Conceptual models in nursing practice (2nd ed). New York: Appleton-
Century-Crofts.
Johnson, D. E. (1990). The Behavioral System Model For Nursing In M. E. Parker (Ed.),
Nursing theories in practice. New York: National League for Nursing.

You might also like