You are on page 1of 5

Anatomi dan Histologi Gingiva

Jaspal Singh, Jagjit singh

Periodonsium – Jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi-geligi secara keseluruhan disebut
dengan periodonsium. Jaringan yang menyusun periodonsium diantaranya adalah gingiva, ligamen
periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar
digolongkan sebagai attachment apparatus (jaringan yang berfungsi untuk perlekatan).
Fungsi utama dari periodonsium adalah menyokong, melindungi, dan menyediakan nutrisi untuk
gigi-geligi.
Gingiva – Merupakan bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi prosesus alveolaris pada
rahang dan bagian leher gigi.
Gingiva terdiri dari tiga bagian, yaitu: margin gingiva, gingiva cekat, dan gingiva interdental.
Margin Gingiva adalah ujung yang bebas dari gingiva. Margin gingival membentuk dinding jaringan
lunak dari sulkus gingiva, tidak melekat, dan biasanya mempunyai lebar 1mm. Batas antara margin
gingiva dengan gingiva cekat ditandai oleh free gingival groove pada kira-kira 50% kasus.
Gingiva Cekat – Gingiva cekat merupakan jaringan yang liat, kenyal, melekat kuat pada periosteum
tulang alveolar, dan menyatu dengan margin gingiva. Batas antara gingiva cekat dengan mukosa
alveolar adalah mucogingival junction. Mucogingival junction bersifat stasioner atau tetap sepanjang
hidup, tidak seperti gingiva cekat yang dapat berubah ukurannya pada ujung koronal. Lebar gingiva
cekat digambarkan sebagai jarak antara mucogingival junction dan proyeksi dari permukaan luar dari
sulkus gingiva atau poket periodontal. Lebar dari gingiva yang terkeratinisasi diukur dari margin
gingiva hingga mucogingival junction.
-Lebar gingiva cekat bertambah seiring dengan usia. Bagian gingiva yang paling lebar ada pada regio
gigi insisivus dan yang paling sempit ada pada regio premolar pertama.
-Lebar gingiva cekat pada regio gigi insisivus rahang atas berkisar antara 3,5mm – 4,5mm.
-Lebar gingiva cekat pada regio gigi insisivus rahang bawah berkisar antara 3,3mm – 3,9mm.
-Lebar gingiva cekat pada regio gigi premolar rahang atas adalah sebesar 1,8mm dan pada regio gigi
premolar rahang bawah sebesar 1,8mm.
Mengapa gingiva cekat begitu penting – Gingiva cekat berfungsi untuk melindungi periodonsium
dari jejas / injuri yang disebabkan oleh gesekan saat proses mengunyah.
Untuk menyebarkan gaya tarik pada margin gingiva yang disebabkan oleh otot-otot pada mukosa
alveolar
Gingiva Interdental – struktur berbentuk piramid atau col shaped (daerah berbentuk cekungan pada
bagian interproksimal mukosa oral yang menyatukan papilla interdental bagian lingual dan bukal)
dan menempati bagian gingival embrasure.
-Gingiva interdental berbentuk piramida pada bagian anterior dan berbentuk cekungan pada regio
premolar atau molar.
-Gingiva interdental mempunyai kemampuan regenerasi yang terbatas dibandingkan bagian lain dari
gingiva. Struktur ini juga lebih rentan untuk mengalami pembesaran.
Sulkus gingiva – adalah cerukan dangkal berbentuk “V” diantara gigi dan gingiva yang memanjang
kearah apikal menuju junctional epithelium.
-Kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnosa yang penting.
-Probing depth dari sulkus gingiva yang normal secara klinis berkisar antara 2-3mm.
-Kedalaman sulkus gingiva dalam kondisi ideal adalah sebesar 0mm. Kedalaman histologis dari sulkus
gingiva adalah sebesar 1,8mm dengan variasi dari 0 hingga 6mm.

Karakteristik gingiva yang sehat


Warna – coral pink
Kontur – scalloped atau halus. Margin gingiva yang sehat sangat tipis.
Konsistensi – liat dan kenyal.
Tekstur permukaan gingiva bervariasi dari halus hingga menyerupai kulit jeruk yang samar maupun
terlihat sangat jelas. Tekstur yang menyerupai kulit jeruk ini disebut dengan stippling. Pada gingiva
cekat terdapat stippling, pada margin gingiva tidak. Bagian pinggir interdental papila biasanya halus
tanpa stippling, bentukan ini lebih sering dijumpai pada bagian tengah dari interdental papila.
Stippling kurang nampak jelas pada bagian lingual dibandingkan dengan bagian fasial. Pada gingiva
bayi dan balita tidak terdapat stippling. Stippling mulai muncul pada usia 5 tahun dan semakin
banyak hingga usia dewasa hingga akhirnya berkurang seiring dengan proses penuaan. Stippling
merupakan ciri dari gingiva yang sehat. Berkurangnya atau kehilangan stippling menandakan adanya
penyakit pada gingiva.

Gambaran Mikroskopis Gingiva


Komposisi gingiva – Jaringan gingiva tersusun atas:
a. Epitel pipih berlapis pada bagian luar.
b. Jaringan ikat yang tersusun atas serat-serat kolagen dan ground substance (matriks atau substansi
dasar) pada bagian tengah.
Epitel gingiva terdiri dari tiga area yang berbeda:
- Outer epithelium
- Sulcular epithelium
- Junctional epithelium

Terdapat beberapa jenis keratinisasi epitel gingiva, yaitu: nonkeratinized, orthokeratinized,


dan parakeratinized. Epitel nonkeratinized tidak mempunyai stratum granulosum maupun korneum
dan mempunyai nuklei yang terlihat pada sel-sel yang berada di permukaan. Epitel orthokeratinized
merupakan sel-sel epitel yang mengalami keratinisasi sempurna dan tidak mempunyai nukleus pada
stratum korneum, namun tetap memiliki stratum granulosum yang jelas. Epitel parakeratinized
mengalami keratinisasi sebagian dimana terdapat nukleus piknotik dan granula keratohyalin yang
tersebar.
Sel-sel langerhans terletak di sepanjang lapisan suprabasal, sel-sel ini merupakan bagian dari
sistem fagosit mononuklear yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh sebagai antigen
presenting cells untuk limfosit. Sel-sel langerhans berisi granula spesifik yang disebut dengan
Granula Birbeck. Terdapat aktivitas adenosine triphosphate (ATP) pada struktur ini.
Fungsi – Epitel gingiva berfungsi sebagai struktur pelindung untuk jaringan dibawahnya.

Komposisi seluler dari epitel gingiva


Jenis sel – Keratinosit
Sel-sel lain yang dapat ditemukan pada epitel gingiva antara lain sel-sel langerhans, sel
merkel, dan melanosit. Keratinosit merupakan sel utama penyusun epitel gingiva dan epitel berlapis
pipih.
Sel Langerhans: Merupakan sel dendritik yang terletak pada lapisan suprabasal. Sel-sel ini
merupakan bagian dari sistem fagosit mononuklear yang berperan penting dalam sistem pertahanan
tubuh sebagai antigen presenting cells untuk limfosit. Sel-sel langerhans berisi granula spesifik yang
disebut dengan Granula Birbeck. Terdapat aktivitas adenosine triphosphate (ATP) pada struktur ini.
Sel-sel langerhans terdapat pada epitel gingiva normal dan terdapat dalam jumlah yang lebih
sedikit pada sulcular epithelium, namun pada junctional epithelium tidak ditemukan adanya sel ini.
Sel Merkel adalah perseptor taktil yang terletak pada bagian basal dari epitel gingiva. Sel ini
umumnya ditemukan pada masticatory epithelia seperti pada gingiva. Pada lining mucosa, misalnya
mukosa bukal, biasanya tidak ditemukan sel merkel.
Melanosit adalah sel dendritik khusus yang berasal dari neural crest, sel ini terletak pada
lapisan basal dan lapisan spinosum. Sel-sel melanosit berfungsi untuk mensintesis melanin pada
organel-organel yang disebut melanosom. Sel-sel ini mengandung tyrosinase yang mengubah tyrosin
menjadi dihydroxyphenylalanine melalui proses hydroksilasi, kemudian diubah menjadi melanin.
Granula-granula melanin ini pada akhirnya akan difagosit dan ditampung didalam sel-sel epitel dan
jaringan ikat yang disebut melanophages atau melanophores.

Oral (Epitel luar) menutupi alveolar crest, permukaan attached gingiva, dan permukaan luar
margin gingiva. Struktur ini terdiri dari 4 lapisan, yaitu stratum basalis, stratum spinosum, stratum
granulosum, dan stratum corneum. Epitel ini dapat terkeratinisasi maupun setengah terkeratinisasi.

Epitel Sulkular adalah epitel berlapis pipih yang tidak terkeratinisasi, tanpa rete pegs.
Struktur ini melapisi sulkus gingiva. Memanjang dari batas koronal junctional epitelium hingga
puncak margin gingiva. Epitel Sulkular berperan sebagai membran semi-permeabel yang
memungkinkan produk dari bakteri menembus gingiva dan juga sebagai membran bagi cairan
gingiva untuk keluar menuju sulkus.

Junctional Epitelium adalah epitel tidak terkeratinisasi yang menyerupai kerah yang awalnya hanya
setebal 3-4 lapis sel pada masa-masa kehidupan awal, hingga akhirnya bertambah tebal menjadi 10-
20 lapis seiring dengan bertambahnya usia.
-Panjangnya bervariasi dari 0,25mm hingga 1,35mm
-Terdiri dari 2 zona. Satu lapis dari sel-sel kuboid (stratum germinativum) dan beberapa lapis
dari sel-sel pipih yang setara dengan stratum spinosum. Tidak ada stratum granulosum maupun
corneum.
-Junctional Epitelium mengalami periode turnover yang lebih sering. Epitel ini juga lebih
permeabel daripada epitel sulkular maupun oral.
-Junctional Epitelium melekat pada permukaan gigi oleh sebuah internal basal lamina dan
pada jaringan ikat oleh external basal lamina. Basal lamina yang berkontak dengan gigi dinamakan
internal basal lamina. Basal lamina yang berkontak dengan lamina propria dinamakan external basal
lamina.
-Sel-sel junctional epitelium menghasilkan glikoprotein laminin yang berfungsi untuk
perlekatan. Hemidesmosom melekat pada lamina lucida, menjaga junctional epitelium tetap
melekat erat pada gigi. Perlekatan diperkuat dengan serat-serat gingiva yang mencengkram margin
gingiva dan permukaan gigi.
-Karena inilah junctional epithelium dan serat gingiva digolongkan kedalam unit fungsional
(unit dentogingival). Permukaan junctional epithelium yang dapat terdeskuamasi terdapat pada
bagian ujung koronal yang juga membentuk bagian dalam dari sulkus gingiva.
-Junctional Epitelium bersifat lebih permeabel daripada epitel oral maupun sulkular.
Junctional Epitelium. Struktur ini merupakan rute termudah yang dapat dilewati produk dari bakteri
dari sulkus menuju jaringan ikat serta bagi sel-sel dan cairan dari jaringan ikat menuju sulkus.
-Migrasi junctional epitelium ke arah apikal mungkin dapat terjadi sebagai respon dari
keradangan atau mungkin juga berhubungan dengan proses fisiologis, yaitu erupsi pasif.

You might also like