You are on page 1of 6

FIT-ISI dan CGISE 2016

PEMBUATAN GEODATABASE PENUNJANG KEGIATAN


ANALISIS KESESUAIAN BATAS ANTARA BATANG
TUBUH PERMENDAGRI TENTANG BATAS DAERAH
DENGAN PETA LAMPIRANNYA
Adhiana Mulawarman1, Rochmad Muryamto2
1, Mahasiswa, Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (dhi.mulawarman@gmail.com)
2, Dosen
Pengajar, Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(rochmad_mury@ugm.ac.id)

ABSTRACT
Ministry of Home Affairs Regulations (Permendagri) about internal-administrative border is consist
of articles that contains border-pillar position and borderline description, also accompanied by attached
map wich describe borderline and border-pillar position. From further identification of Permendagri
about internal-administrative border by Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW) Badan Informasi
Geospasial (BIG), PPBW-BIG discovered differences in position and borderlines description that written
in Permendagri articles with the borderlines that depicted on attached map. Therefor PPBW-BIG
conduct analysis and clasification on differences of borderlines that been mentioned. Analysis and
classification were performed using ArcGIS ESRI, however in termed of processing and management of
spatial databases were still not integrated, especially with non-spatial data. Therefor geodatabase for
analysis and clasification of borderline similarity is needed. Results from this study is the completion of
80 geodatabases for every Permendagri, wich consists data-spatial in form of point feature wich depict
border-pillar and line feature wich depict borderline. Because of the difference of borderlines between
the borderlines that written in Permendagri articles and depicted in attached map, both border-lines in
geodatabase is simbolyzed with different color. Each geodatabase consist non-spatial data matrix of
borderline similarity for each sub-segment, based on classification that has been set by PPBW-BIG.

Keywords Permendagri, Geodatabase, borderline

Pendahuluan nantinya menjadi pedoman dalam kegiatan


penegasan batas daerah, batas daerah hasil
Latar Belakang
penegasan batas tersebut diterbitkan oleh
Kegiatan pemekaran atau pembentukan daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam
otonomi baru terjadi semenjak disahkannya UU No. bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri
22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Menurut (Permendagri) tentang Penegasan Batas Daerah.
pasal 5 ayat 2 UU No. 22 Tahun 1999, salah satu Permendagri tersebut memuat deskripsi dan
aspek syarat fisik kewilayahan pembentukan daerah koordinat pilar serta garis batas yang diuraikan dalam
otonomi adalah Undang – Undang Pembentukan batang tubuh dan digambarkan dalam peta lampiran
Daerah (UUPD) harus dilengkapi dengan peta yang (Kemendagri 2012), sehingga dapat dikatakan bahwa
menggambarkan dengan jelas letak geografis daerah garis batas yang tertuang dalam batang tubuh dan
serta batas daerah yang dimaksud,. Oleh karena itu, yang tergambar pada peta lampiran sesuai/sama dan
kegiatan penetapan batas merupakan salah satu tidak menimbulkan kontradiksi. Dari hasil identifikasi
kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan ditemukan ketidaksesuaian pada beberapa
pembentukan daerah otonomi baru. Penetapan batas Permendagri mengenai posisi maupun deskripsi
terdiri dari dua tahap proses, yaitu pemilihan posisi pilar batas dan garis batas dalam isi batang tubuh
dan pendefinisian pilar batas serta garis batas, yang Permendagri dengan peta lampirannya.
hasilnya dituangkan kedalam Undang – Undang Ketidaksesuaian diilustrasikan pada Gambar 1.
Pembentukan Daerah (UUPD) dan peta lampirannya dengan menggunakan contoh kasus pada
(Sumaryo 2014). Permendagri No 63 Tahun 2009 tentang Batas Daerah
Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan
Batas daerah yang telah ditetapkan dalam UUPD
Provinsi Jawa Timur.

|1
FIT-ISI dan CGISE 2016

1. Objek dari kegiatan analisis ini adalah Peraturan


Menteri Dalam Negeri tentang Penegasan Batas
Daerah yang terbit pada tahun 2005 hingga 2013
sejumlah 80 dokumen Permendagri.
2. Batas daerah yang ditinjau dalam kegiatan
aplikatif ini adalah batas daerah di darat.
3. Pembuatan Geodatabase menggunakan software
ArcCatalog dari ESRI untuk analisis serta
klasifikasi Permendagri Penegasan Batas
Wilayah, menyimpan data spasial serta data non
spasial.

Tujuan
Gambar 1. Contoh ketidaksesuaian
Tujuan penelitian ini adalah terbentuknya
Sumber : Permendagri No. 63 Tahun 2009
geodatabase penunjang kegiatan analisis kesesuaian
Disebutkan pada pasal 2 ayat 2 Permendagri 63 2009 tarikan batas antara batang tubuh Permendagri
bahwa garis batas dari PABU.002 ke arah Barat Daya tentang Penegasan Batas Daerah dengan peta
menuju PBA.004 tanpa dijelaskan mengikuti orientasi lampirannya yang efisien dalam proses inputing,
apapun baik kenampakan alam maupun buatan pengolahan serta penyajiannya menggunakan
sehingga dilakukan penarikan garis lurus dari kedua ArcGIS.
pilar, namun garis batas yang tergambar pada peta
Metodologi
lampiran menunjukkan ketidaksesuaian.
Ketidaksesuaian batas (isi batang tubuh dan peta Data
lampiran) tersebut akan menimbulkan permasalahan
Data yang digunakan dalam pembuatan geodatabase
nantinya ketika Permendagri tersebut dijadikan acuan
ini adalah sebagai berikut : (1) data peta lampiran
dalam penentuan batas daerah di lapangan. Dari
Permendagri penegasan batas yang telah di scan
temuan tersebut, diperlukan analisis lebih lanjut
menjadi file picture, (2) data posisi pilar batas yang
mengenai kesesuaian batas yang tertuang di dalam
tertuang dalam batang tubuh Permendagri tentang
batang tubuh dan peta lampiran Permendagri.
Batas Daerah (3) data spasial kontur, toponimi, batas
Dalam hal ini, PPBW BIG telah melakukan analisis administrasi kecamatan, batas administrasi desa,
dan mengklasifikasi kesesuaian garis batas antara jaringan jalan, dan unsur perairan dengan berupa data
Batang Tubuh dan Peta Lampiran Permendagri digital RBI seamless skala 1 : 50000 dan 1:25000
tersebut ke dalam empat buah klas (Sesuai, Sesuai format shapefile (*.shp) yang diperoleh dari Pusat
dengan asumsi, Tidak Sesuai dengan asumsi, dan Pemetaan Rupa Bumi dan Toponimi Badan Informasi
Tidak Sesuai). Kegiatan analisis tersebut dilakukan Geospasial.
menggunakan perangkat lunak ArcGIS dari ESRI,
Perlatan
namun dalam pengolahan maupun pengelolaan basis
data spasialnya masih belum terintegrasi terutama Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
dengan data non spasial pendukungnya, seperti (1) ArcMap 10.3.1 sebagai software pengolah data
dokumen Permendagri dan pengklasifikasian spasial, diguanakan untuk analisis dan klasifikasi
kesesuaian garis batas daerah yang telah dihasilkan kesesuaian bataa, (2) ArcCatalog 10.3.1 digunakan
oleh PPBW BIG. Oleh karena itu diperlukan untuk designing database.
pembuatan geodatabase sebagai penunjang kegiatan
Tahapan Kegiatan
analisis dan klasifikasi kesesuaian garis batas daerah.
Tahapan keseluruhan kegiatan secara umum
Dari temuan permasalahan inilah, akan dibuat
diilustrasikan pada diagram alir yang tersaji pada
geodatabase penunjang kegiatan analisis dan
Gambar 2.
klasifikasi kesesuaian garis batas wilayah.
Tahapan Persiapan
Cakupan Kegiatan
Pada tahapan ini yang dipersiapkan mencakup data
Cakupan kegiatan di dalam penelitian pembuatan
pilar batas serta data garis batas batang tubuh
geodatabase penunjang kegiatan analisis kesesuaian
Permendagri dan peta lampirannya yang didapatkan
batas antara batang tubuh permendagri tentang
dari studi literatur Permendagri tentang Batas Daerah
penegasan batas daerah dengan peta lampirannya
adalah sebagai berikut :

|2
FIT-ISI dan CGISE 2016

pada peta lampiran, selanjutnya dilakukan


Start pengkelasan menurut kesesuaian hasil tarikan batas
antara batang tubuh dan peta lampiran. Klasifikasi ini
dimaksudkan untuk membantu dalam proses evaluasi
Persiapan dan mengetahui tingkat kesesuain antara garis batas
yang tertuang pada batang tubuh Permendagri dengan
garis batas yang tergambar pada peta lampirannya.
Data Posisi Pilar Batas
Klasifikasi tersebut dibagi ke dalam 4 tingkatan,
Permendagri serta Peta sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 4. berikut.
Lampirannya

Klasifikasi Kesesuaian
Penyusunan Batas Wilayah Antara
Geodatabase Batang Tubuh dan Peta
Lampiran

Populating
Geodatabase
Gambar 4. Klasifikasi dalam analisis kesesuain garis batas

Contoh proses klasifikasi Gambar 4. dengan


Geodatabase mengambil kasus dokumen Permendagri No. 63
Kesesuaian Garis Batas
Wilayah
Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten
Kuningan Provinsi Jawa Barat disajikan pada Gambar
5. hingga Gambar 8. Berikut
Finish

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Geodatabase

Tahapan Klasifikasi Kesesuaian Batas Wilayah


Klasifikasi diawali dengan dilakukan input koordinat
serta penarikan garis batas, dilakukan dengan
inptuning data koordinat pilar batas yang tertulis pada
batang tubuh Permendagri, digitasi garis batas
dilaukan dengan mengikukti deskripsi dari penarikan
garis batas yang terdapat pada batang tubuh
Permendagri. Selanjutnya dilakukan overlay antara Gambar 5. Penjelasan Klasfikasi A
batas hasil digitasi dari input koordinat pilar dan (Sumber : Permendagri No. 14 Tahun 2009)
penarikan garis batas yang terdeskripsi pada batang Klas A : Disebutkan pada pasal 2 ayat 2 Permendagri
tubuh dengan pilar batas dan garis batas yang 14 2009 bahwa garis batas dari PABU.002 ke
tergambarkan pada peta lampirannya. Proses overlay PBU.003 menyusuri median line Sungai Ci
dari batas hasil digitasi dengan peta lampirannya Manggung. Dalam kasus ini, penarikan garis batas
digambarkan pada Gambar 3. yang mengacu pada isi batang tubuh maupun garis
batas yang tergambar pada peta lampiran
menunjukkan kesesuaian.

Gambar 3. Overlay dari batas hasil digitasi

Dilakukan interpretasi perbedaan tarikan hasil digitasi Gambar 6. Penjelasan Klasfikasi B


deskripsi batang tubuh di Peta RBI dan Hasil digitasi (Sumber : Permendagri No. 14 Tahun 2009)

|3
FIT-ISI dan CGISE 2016

Klas B : Disebutkan pada pasal 2 ayat 5 Permendagri teridiri atas data spasial dan data non spasial :
14 tahun 2009 bahwa garis batas dari PBU.005 ke
1. Data spasial :
arah Selatan menuju PBU.006 tanpa dijelaskan
a. pilar_batas_batangtubuh.shp , merupakan
mengikuti orientasi apapun baik kenampakan alam
fitur titik menunjukan pilar batas hasil
maupun buatan sehingga penarikan garis batas
input batang tubuh. Data spasial ini
dilakukan dengan menarik garis lurus dari kedua pilar
mengacu kepada datum WGS84.
tersebut. Sementara garis batas yang tergambar pada
b. garis_batas_batangtubuh.shp , merupakan
peta lampirannya juga menunjukkan
fitur garis menunjukan garis batas hasil
kesesuaian/berimpit.
input batang tubuh. Data spasial ini
mengacu kepada datum WGS84.
c. pilar_batas_lampiran.shp , merupakan fitur
titik menunjukan pilar batas yang
tergambar pada peta lampiran. Data spasial
ini mengacu kepada datum WGS84.
d. garis_batas_lampiran.shp , merupakan fitur
garis menunjukan garis batas yang
tergambar pada peta lampiran. Data spasial
ini mengacu kepada datum WGS84.
e. Peta lampiran , peta lampiran permendagri
Gambar 7. Penjelasan Klasfikasi C yang discan dan telah dilakukan
(Sumber : Permendagri No. 14 Tahun 2009) georeferencing sehingga peta tersebut
Klas C : Disebutkan pada pasal 2 ayat 25 memiliki koordinat tanah bukan koordinat
Permendagri 14 tahun 2009 bahwa garis batas dari pixel.
PBA.025 ke arah Selatan menuju PABU.026 tanpa 2. Data non-spasial :
dijelaskan mengikuti orientasi apapun baik a. report_kesesuaian , merupakan tabel
kenampakan alam maupun buatan sehingga dilakukan non-spasial yang berisikan informasi
penarikan garis lurus dari kedua pilar tersebut. mengenai klasifikasi kesesuaian garis
Sementara garis batas yang tergambar pada peta batas.
lampirannya menunjukkan perbedaan/tidak sesuai. Desain fitur class disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Desain Feature Class Geodatabase
Permendagri

Geodatabase name : Permendagri


Feature dataset name : Klasifikasi
Feature classes :
Type Feature class name
Point pilar_batas_batangtubuh
Line garis_batas_batangtubuh
Point pilar_batas_lampiran
Gambar 8. Penjelasan Klasfikasi D Line garis_batas_lampiran
(Sumber : Permendagri No. 14 Tahun 2009) Table report_kesesuaian
Klas D : Disebutkan pada pasal 2 ayat 1 Raster Peta lampiran
Permendagri 14 tahun 2009 bahwa pilar PABA.001
Desain Fields Feature Class
berada di posisi 06⁰47’10.9”, namun posisi pilar
PABA.001 yang digambarkan peta lampiran Pada tahapan ini didesain kolom/fields yang akan
menunjukkan ketidaksesuaian. menyimpan record untuk setiap fitur class beserta
atributnya. Fitur class pilar batas batang tubuh dan
Tahapan Penyusunan Geodatabse
pilar batas peta lampiran memiliki fields yang sama
Desain Feature Class Geodatabase dengan “namplr” sebagai ID fitur classnya. Fitur class
garis batas batang tubuh dan garis batas peta lampiran
Pada tahapan penyusunan geodatabase ini didesain
juga memiliki fields yang sama dengan “idbatas”
fitur class dan nama dari fitur yang disusun dalam
sebagai ID fitur classnya. Atribut domain (D)
geodatabase. Data yang digunakan dalam
dikenakan pada field untuk memberikan
membangun geodatabase ini adalah data hasil
batasan/jangkauan dalam pengisian atribut terhadap
klasifikasi yang telah dilakukan sebelumnya, yang

|4
FIT-ISI dan CGISE 2016

suatu field, sehingga sehingga tidak akan terdapat pilar batas menjadi tanda dimulainya suatu garis batas.
nilai atribut yang melanggar jangkauan nilai atribut Dapat diinterpretasikan dari aturan data tersebut
yang ditetapkan. Subtype (S) dikenakan pada suatu bahwa derajat hubungan antara entiti pilar batas dan
field untuk mengelompokkan sekumpulan fitur yang garis batas adalah 1 : 1 (one to one), serta partisipasi
memiliki kesamaan nilai atribut dalam sebuah fitur hubungan pada entiti pilar batas adalah tidak wajib
class. Desain fields untuk setiap fitur class disajikan dan garis batas adalah wajib. E-R digaram dari
pada Tabel 2. relationship class entiti pilar batas dan garis batas
digambarkan pada Gambar 9.
Tabel 2. Tabel Desain Kolom (Field) Klas Fitur dan Tabel

Feature class Field Name Field Domain or 1 1


Type Subtype pilar_batas MEMULAI* garis_batas

pilar_batas namplr text


(Primary Gambar 9. E-R Diagram antara entiti pilar_batas dengan
Key) garis_batas
perbatasan text
Hasil dan Pembahasan
kelas int (S) KBL
uupp text Geodatabase
lintang double Telah dibentuk geodatabase penunjang analisis dan
bujur double klasifikasi kesesuaian batas daerah
Permendagari_58_2009.gdb , geodatabase tersebut
karakter_pilar text (D) BDT
terdiri dari :
kelas_pilar text (D) PLT
1. File peta_lampiran, sebuah raster dataset
typepilar text (D) Type berisikan peta lampiran Permendagri 58 tahun
dimensi_pilar text (D) 2009.
Dimensi 2. File report_kesesuaian, sebuah data non-spasial
idbatas int berupa tabel berisikan hasil dari klasifikasi
(Primary kesesuaian garis batas
garis_batas Key) 3. Feature dataset, yang berisikan data spasial pilar
perbatasan text batas batang tubuh dan peta lampiran serta garis
kelas int (S) KBL
batas batang tubuh dan peta lampiran. Dataset
spasial ini mengacu kepada datum WGS84
jenis_batas text (D) LOK 4. File relationship class, menghubungkan entiti
uupp text pilar batas dan garis batas batang tubuh juga
titikawl text peta lampirannya.
Geodatabase Permendagri_58_2009 diilustrasikan
titikakhr text
pada Gambar 10.
panjang double
oriengaris text (D) BDT
namaorien text
klassesuai text (D)
Klasifikasi
report_kesesuaian klassesuai text
cnt_klasse int
sum_panjang double
Gambar 10. Geodatabase Permendagri no 58 Tahun 2009
Desain Relationship Classes
Klasifikasi Kesesuaian Garis Batas
Dalam Geodatabase ini terjalin relationship class
pada fitur class pilar batas dengan fitur class garis Hasil klasifikasi Permendagri no 58 Tahun 2009
batas, baik untuk fitur class pilar/garis batas batang terdiri dari 4 sub-segmen yang masuk kedalam klas C,
tubuh dan fitur class pilar/garis batas peta lampiran. tidak sesuai dengan asumsi, dimana pada sub-segmen
Relationship class entiti pilar_batas dengan PBU 31 – PBU 32, PBU 32 – PABU 33, PABU 33 –
garis_batas mempunyai aturan data sebagai berikut : PABU 33’, PABU 33” – PBU34 garis batas tidak
(1) Setiap permulaan dari garis batas selalu ditandai dijelaskan mengikuti orientasi apapun baik
dengan berdirinya pilar batas, (2) Pilar batas menjadi kenampakan alam maupun buatan sehingga dilakukan
tanda permulaan dari garis batas, namun tidak semua penarikan garis lurus dari kedua pilar tersebut.

|5
FIT-ISI dan CGISE 2016

Sementara garis batas yang tergambar pada peta klasifikasi dan pembuatan geodatabasenya karena
lampirannya menunjukkan perbedaan/tidak sesuai, kualitas beberapa dokumen Permendagri tidak
serta 1 sub-segmen PABU 33’ – PABU33” masuk memungkinkan untuk dilakukan analisis. Dari
kedalam klasifikasi B, karena garis batas tidak pembuatan geodatabase ini didapatkan hasil
dijelaskan mengikuti orientasi apapun baik klasifikasi kesesuain garis batas yang dikelompokkan
kenampakan alam maupun buatan sehingga penarikan berdasarkan tahun penerbitan Permendagri.
garis batas dilakukan dengan menarik garis lurus dari
Tabel 3. Hasil rekapitulasi klasifikasi kesesuaian garis batas
kedua pilar tersebut. Sementara garis batas yang
berdasarkan tahun penerbitan Permendagri
tergambar pada peta lampirannya juga menunjukkan
kesesuaian/berimpit.
Jumlah Jumlah Kelas
No Tahun Perme
ndagri
A B C D Jumlah

1 2005 4 86 0 3 84 173
2 2006 1 38 0 1 3 42
3 2007 6 144 35 63 74 316
4 2008 4 38 15 51 11 115
5 2009 14 28 189 276 20 513
6 2010 5 24 10 78 3 115
7 2011 1 4 0 56 49 109
8 2012 11 65 57 222 45 389
9 2013 16 130 1 27 125 283
Gambar 11. Klasifikasi Kesesuaian Garis Batas
Permendagri 58 Tahun 2009 Total 62 557 307 777 414 2055

Data Non-Spasial Pendukung


Ucapan Terimakasih
Pada geodatabase ini juga dimasukkan data
non-spasial pendukung. Dimana jika suatu fitur Penulis mengucapkan terimakasih kepada
spasial diklik menggunakan fitur HTML-popup pada PPBW-BIG yang telah menyediakan seluruh data
ArcMap, akan muncul data non-spasial berupa Permendagri tentang Batas Daerah yang digunakan
dokumen permendagri yang mengacu kepada pasal dalam penelitian ini.
dari pilar batas serta foto dokumentasi dari pilar batas Daftar Pustaka
yang dimaksud. Data non-spasial pendukung
diilustrasikan pada Gambar 12. Kementerian Dalam Negeri, 2009, “Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten
Kuningan Provinsi Jawa Barat", Jakarta.
Kementerian Dalam Negeri, 2009, “Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten
Gresik dengan Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa
Timur", Jakarta.
Kementrian Dalam Negeri, 2012, “Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 76 Tahun
2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah”,
Jakarta.
Gambar 12. HTML-popup Pada Fitur Point Pilar Batas Sumaryo, Sutisna,S., Subaryono, Djurdjani., 2014, "
Yang Memunculkan Data Non-Spasial Pendukung Penaksiran Informasi Geospasial, Aspek Datum
Kesimpulan dan Saran Geodesi Dalam Penetapan Dan Penegasan Batas
Daerah Pada Era Otonomi Daerah Di Indonesia",
Pembuatan geodatabase penunjang analisis serta Jurnal Ilmiah Geomatika, Volume 20, No. 1, pp.
klasifikasi kesesuain garis batas antara batang tubuh 79-86
Permendagri dengan peta lampirannya berfokus pada
Permendagri yang terbit dari tahun 2005 s.d. 2013
sebanyak 80 Permendagri, namun hanya sebanyak 62
Permendagri yang dapat dilakukan analisis,

|6

You might also like