You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan
jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai
kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal
menerima 20% - 25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus
besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit
dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit.
Berdasarkan hasil penelitian pielonefritis lebih sering terjadi pada
anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena bentuk
uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan anus. Studi
epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria yang bermakna pada 1%
sampai 4% gadis pelajar. 5%-10% pada perempuan usia subur, dan sekitar
10% perempuan yang usianya telah melebihi 60 tahun. Pada hampir 90%
kasus, pasien adalah perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada
perempuan dan laki-laki adalah 2 : 1.
2.2 Rumusan Masalah

2.2.1 Apakah yang dimaksud dengan pielonefritis ?

2.2.2 Bagaimana patofisiologi pielonefrotis ?

2.2.3 Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pielonefritis ?

2.3 Tujuan

2.3.1 Mengetahui definisi pielonefritis

2.3.2 Mengetahui patofisiologi pielonefritis

2.3.3 Mengetahui asuhan keperawatan pada pielonefritis


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan


jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth,
2002) Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul
secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002).
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih
melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25%
curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah; kasus
penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.

2.2 Etiologi

Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di


usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah
sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Selain E.coli
bakteri lain yang juga turut serta dapat mengakibatkan pielonefritis seperti
klebsiella, golongan streptokokus. Infeksi biasanya berasal dari daerah
kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat,
naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan
membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya
ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih
(misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih
dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian
tubuh lainnya melalui aliran darah.
2.3 Patofisiologi

Pielonefritis dapat timbul dalam bentuk akut maupun kronis. Dimana


Pielonefritis akut disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri terjadi
karena bakteri menjalar ke saluran kemih dari aliran darah. Walaupun
pielonefritis akut secara temporer dapat mempengaruhi fungsi renal, jarang
sekali menjadi suatu kegagalan ginjal.

Pielonefritis kronis juga berasal dari infeksi bakteri, namun juga faktor-
faktor lain seperi refluks urine dan obstruksi saluran kemih turut berperan.
Pielonefritis kronis merusak jaringan ginjal untuk selamanya (irreversible)
akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya jaringan parut. Proses
perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang
berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat. Diduga bahwa
pielonefritis menjadi diagnose yang sungguh-sungguh dari satu pertiga orang
yang menderita kegagalan ginjal kronis.

Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus


besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan
penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari
daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat,
naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan
membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke
kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya
batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung
kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui
aliran darah.
2.4 Manifestasi Klinis

1. Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di


punggung bagian bawah, mual dan muntah.
2. Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih bagian
bawah, yaitu sering berkemih dan nyeri ketika berkemih.
3. Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua ginjal. Kadang otot perut
berkontraksi kuat.
4. Bisa terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang
disebabkan oleh kejang ureter. Kejang bisa terjadi karena adanya iritasi
akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal.
5. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih
sulit untuk dikenali.
6. Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan
demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali.
Pielonefritis kronis hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan
utama, seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau
arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter (pada anak
kecil). Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak ginjal sehingga
ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal ginjal).
2.5 Klasifikasi

a. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang
karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang
berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri
dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan
mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan
dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar
disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada
kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan
kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Pielonefritis akut sering
ditemukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan
hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.
b. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat
inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk
jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses
perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-
ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat.
2.6 Pengkajian

1. Aktivitas /istirahat
Gejala : pekerjaan mononton, Keterbatsan aktivitas/imobilitas sehubungan
dengan kondisi sebelumnya (contoh penyakit tak sembuh-sembuh medulla
spinalis).
2. Sirkulasi
Tanda: peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal ). Kulit hangat
dan kemerahan : pucat
3. Eliminasi
Gejala : riwayat adanya ISK kronis, penurunan pengeluaran urine,
kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.
Tanda : Oliguria, hematuria, perubahan pola berkemih.
4. Makanan / cairan
Gejala : mual muntah, nyeri tekan abdomen. Diet tinggi purin, kalsium
oksalat, dan/atau fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum
air dengan cukup
Tanda : Distensi abdominal, penurunan/tak adanya bising usus, muntah.
5. Nyeri
Gejala : Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Nyeri dangkal konstan
menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat
digambarkan sebagai akut hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan
lain.
Tanda : Melindungi, perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal pada
palpasi
6. Keamanan
Gejala : Penggunaan alcohol, dernam, menggigil
7. Penyuluhan
Gejala : Riwayat kalkulus dalam keluarga penyakit ginjal, hipertensi, gout,
ISK kronis, riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya
hiperparatiroidisnie. Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium
bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kaslium atau
vitamin.

2.7 WOC

Invasi kuman bakteri kesaluran


kemih (bakteri : Escherichia coli, Infeksi saluran kemih
klebsiella, proteus, staphylococcus
aureus)

Ketidakmampuan
pertahanan local terhadap
infeksi

Terjadinya obstruksi Penempelan bakteri


di urotelium pielum
dan parenkim ginjal
Refluk urin
Statis Urine

Merusak jaringan ginjal


secara permanen
Bakteri berkolonisasi

Inflamasi yang berulang


Perubahan aliran darah
intrarenal
Timbul jaringan parut

Mempengaruhi
Renal faiure kronik pengiriman neutrofil
PIELONEFRITIS

Kronik Akut

Infeksi berulang- Reaksi infeksi Reaksi infeksi


ulang inflamasi sistematik inflamasi local nyeri
local iritasi pada
saluran kemih
Demam, Mual,
Resiko tinggi infeksi
menggigil muntah,
kelemaha penurun Mk : Hematuria,
n an berat Nyeri piuria,
badan disuria
MK:
hipertermia MK: MK: gangguan
ketida eliminasi urin
kseim
banga
n
nutrisi

2.8 Diagnosa Keperawatan

NANDA NOC NIC


Nyeri akut Kontrol nyeri : tindaka Manajemen Nyeri
berhubungan dengan pribadi untuk mengontrol Definisi : pengurangan
iritasi pada sistem nyeri. reaksi nyeri sampai
perkemihan Outcome : pada tingkat
Definisi : pengalaman - Mengenali kapan kenyamanan yang dapat
sensori dan emosional nyer terjadi diterma oleh pasien
tiak menyenangkan - Menggunakan Aktifitas :
yang muncul akibat tindakan - Lakukan
kerusakan jaringan pencehgahan pengkajian nyeri
aktual atau potensial - Mengggunakan secara
atau yang digambarkan analgesik yang komprehensif
sebaga kerusakan direkomenasikan termasuk lokasi,
(internasional - Melaporkan nyeri karakteristik,
association for the yang terkontrol durasi,
study of pain) frekuensi,
kualitasdan
factor presipitasi
- Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti
suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi,
non farmakologi,
dan
interpersonal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
- Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
- Ajarkan teknik
non farmakologi

Pemberian Analgesik
Definisi : penggunaan
agen farmakologi untuk
mengurangi dan
menghilangkan nyeri
Aktifitas :
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
keparahan nyeri
- Cek perintah
pengobatan
meliputi obat,
frekuensi, dosis
dan frekuensi
- Cek adanya
riwayat alergi
obat
- Evaluasi
kemampuan
pasien untuk
berperan serta

Resiko tinggi infeksi


1. Immune Status Infection control
2. Knowledge: (control infeksi)
Infection control 1. Bersihkan
3. Risk control lingkungan
setelah dipakai
pasien lain
2. Pertahankan
teknik isolasi
3. Gunakan baju,
sarung tangan
sebagai lat
pelindung
4. Pertahankan
lingkungan
aseptic selama
pemsangan alat
5. Monitor tanda
gejala infeksi
sistemik dan
local
6. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
7. Pertahankan
teknik asepsis
pada pasien yang
berisiko
8. Ajarkan pasien
dan keluarga
tanda dan gejala
infeksi
Perubahan pola  Ukur dan catat urine
eliminasi urine setiap kali berkemih
(disuria, dorongan,  Anjurkan untuk
frekuensi, dan atau berkemih setiap 2 – 3
nokturia) yang jam
berhubungan dengan  Palpasi kandung
infeksi pada ginjal. kemih tiap 4 jam
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis,
tubula dan jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh
bakteri enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah
menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks
vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau
infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya,
kehamilan, atau gangguan metabolic. Pada infeksi menahun (pielonefritis
kronis), nyerinya bersifat samar dan demam hilang-timbul atau tidak
ditemukan demam sama sekali. Pielonefritis kronis hanya terjadi pada
penderita yang memiliki kelainan utama, seperti penyumbatan saluran kemih,
batu ginjal yang besar atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam
ureter (pada anak kecil). Pielonefritis kronis pada akhirnya bisa merusak
ginjal sehingga ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (gagal
ginjal).
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008.


Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri :
Mosby Elsevier

Herdman, T.H & Kamitsuru, S 2014. Nursing Diagnoses: Definitions &


Classification (NANDA) 2015 – 2017. Tenth edition . Oxford : Willey
Blackwell

Joley JA, Wing DA. Pyelonephritis in pregnancy: an update on treatment options


for optimal outcomes. Drugs 2010; 70 (13): 1643-55.

Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008.


Nursing Outcomes Classification (NOC): Fourth Edition. Missouri:
Mosby El

Resipatory US U. Konsep Dasar Pielonefritis. 2016

Terapi Pielonefritis dalam Kehamilan. CDK 183. Vol. 38. No. 22/Maret-April
2011.

You might also like