You are on page 1of 4

1.

Definisi dari Extracranial Headache

Sakit kepala (headache) memiliki dua tipe dalam penggolongannya, yang pertama
yaitu tipe intrakranial headache dan yang kedua yaitu ekstrakranial headache. Ekstrakranial
headache merupakan salah satu tipe sakit kepala yang memiliki struktur sensitif tehadap
rangsangan nosiseptor. Struktur yang dimaksud adalah kulit, jaringan subkutan, otot, arteri
dan tulang tengkorak (periosteum). Kelainan seperti pada mata, sinus, telinga, gigi, hidung
dan tulang rahang juga memungkinkan untuk terjadinya sakit kepala ekstrakranial.

Mekanisme dari nyeri kepala ekstrakranial hampir sama dengan nyeri kepala
intrakranial. Rangsangan seperti daya tarik , dilatasi , dan spasme dari pembuluh darah, iritasi
dari saraf serta inflamasi dari bermacam-macam struktur yang dapat menyebabkan sakit
kepala ekstrakranial.

2. Tipe dari Extracranial Headache

Nyeri kepala ekstrakranial yang biasanya ditemukan adalah seperti tipe tegang dan tipe
sindrom temporomandibular.

a. Tipe Tegang

Nyeri kepala tipe tegang, menurut Lence dapat didefinisikan sebagai sensasi ketat atau
menekan,biasanya bilateral, yang pada awalnya dapat terjadi secara episodik dan
berhubungan dengan stress, ansietas, atau depresi. Dalam bentuk kronik dapat kambuh lebih
sering tanpa disertai faktor-faktor psikologik yang nyata. Dan oleh IHS nyeri tegang diartikan
sebagai nyeri yang ketat/terikat erat atau menekan,dengan intensitas nyeri ringan sampai
sedang, biasanya bilateral dan tidak memburuk dengan aktifitas aktif rutin. Dapat disertai
gejala mual, fonofobia, atau fotofobia tanpa disertai gejala muntah.

b. Tipe Sindrom Temporomandibular

Gangguan sendi Temporomandibula merupakan permasalahan yang sering dibicarakan


dalam terbitaan yang membahas masalah kesehatan. Hal tersebut kadang kurang ditekankan
bahwa penyakit atau gangguan fungsi dari sendi temporomandibula bukan merupakan suatu
gejala yang tunggal tetapi lebih terdiri dari sejumlah keadaan yang merupakan kumpulan dari
beberapa gejala, sehingga disebut sebagai suatu sindrom
Sindrom disfungsi temporomandibular bukanlah penyakit penuaan, penyebab terjadinya
banyak, awalnya dijumpai penipisan rawan sendi peretakan dan erosi atau eburnisasi.
Akibatnya menjadi keras sehingga tekanan normal pada diskus yang juga telah terjadi
pengerasan dan penipisan menjadi cidera dan/ atau berubah bentuk. Hal ini yang
menimbulkan bunyi klik atau bahkan penguncian ketika depresi luas.

3. Tanda/ Gejala dari Extracranial Headache

a. Nyeri otot

Bila pasien merasakan adanya rasa sakit, maka yang paling penting untuk diketahui
adalah lokasi, sifat, dan lama terjadinya sakit tersebut. Waktu timbulnya rasa sakit juga
dicatat, misalnya pagi hari atau setelah makan. Jika sakit kepala merupakan keluhan pasien,
maka penting untuk diketahui lokasi, sifat, frekuensi dan lama timbulnya sakit kepala tersebut

b. Ketegangan otot

Ketegangan otot dihasilkan dari nyeri dan miopasme otot yang berlebihan. Dengan
keadaan tersebut, gerakan pada daerah yang nyeri dapat merangsang peningkatan miospasme
otot. Hal ini menyebabkan nyeri yang berlebihan dan rangsangan yang dapat menyebabkan
lebih banyak miospasme otot.

c. Titik pencetus ( Trigger Area )

Kumpulan (nodul) jaringan otot yang mengalami kemunduran dapat terjadi sebagai akibat
ketegangan otot kronik. Ini disebut sebagai titik pencetus. Itu semua dapat menyebabkan
nyeri otot yang meluas dan yang berkenaan dengan hal tersebut, serta dapat mencetuskan
miospasme otot dan ketegangan lebih lanjut. Tititk pencetus semacam itu terjadi dalam otot
pengunyahan.

d. Mual (minta tolong cariin ya definisi aja gpp)

e. Fonofobia (cr deinisi kalau ada)

f. Fotofobia (cr definisi kalau ada)


4. Penyebab dari Extracranial Headache (tambahin gpp nad )

a. Daya tarik , dilatasi , dan spasme dari pembuluh darah

b. Iritasi dari saraf

c. Dislokasi tulang

d. Osteoarthritis atau rheumatoid arthritis

e. Stres yang dapat menyebabkan otot-otot wajah dan rahang menjadi tegang

f. Ansietas/rasa gelisah

g. Spasme otot

5. Kriteria Diagnosis (belum nemu nad )

6. Cara Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Subjektif
- Gejala yang ada. Nyeri, kekakuan, tegangan otot sendi, masalah sendi, kepekaan atau

kenyerian geligi, kehebatan gejala nyeri, lama dan permulaan gejala.


- Gejala yang Lalu. Apakah penderita menderita gejala yang sama pada masa lalu;

apakah sifat dasarnya sama; apa penyebabnya.


- Riwayat sakit gigi terdahulu. Riwayat tatacara perawatan gigi menyebabkan

perubahan oklusi; apakah perubahan tersebut berkaitan dengan gejala disfungsi;

riwayat penyesuaian oklusal yang dicoba; atau perawatn oklusal lain .


b. Pemeriksaan Objektif
- Palpasi otot. Perabaan dengan jari satu dan dwisisi pada otot penguyahan dan leher

dapat menghasilkan nyeri otot yang berlebihan. Nyeri setempat pada otot dapat

menunjukkan titik pencetus. Otot yang harus diraba ; masseter, temporal, pterigoid

medial, pterigoid lateral, sternokleidomastoideus, servikal posterior dan suprahioid.


- Auskultasi. Auskultasi stetoskop pada sendi memungkinkan penentuan sifaat dan

waktu timbulnya bunyi abnormal secara lebih tepat. Penentuan kliking dan besar

pembukaan insisal dipermudah dengan auskultasi.


7. Penatalaksanaan/Terapi (ini lbh ke yang sindrom TMJ nad,nnti tambahin ya yg

TTH)
- Mengurangi kelelahan otot rahang. Hal yan harus diperhatikan dengan tidak

membuka mulut terlalu lebar dalam berbagai kesempatan. Contohnya jangan tertawa

berlebihan.

- Peregangan dan pijatan. Sering melatih bagaimana caranya meregangkan atau

memijat otot rahang. Sebagai tambahan juga mungkin akan diberikan petunjuk

bagaimana posisi kepala, leher, dan bahu yang tepat dalam melakukan aktivitas

sehari-hari.

- Terapi obat-obatan,untuk mengurangi rasa sakit otot dan bengkak, dapat digunakan

obat anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen

Sumber :
- Headache Classification Commite of the International Headache Society :
Classification and Diagnostic criteria for headache disorders, cranial neualgias and
facial pain. Cephalgia, 1998 : 8 (suppl 7)

- Lance JW : Tension-type headache. In : Mechanism and Management of Headache.


Fifth ed. Oxford. Butterworth-Heineman, 1993 : 144-60

You might also like