Professional Documents
Culture Documents
Penyaji:
Nama : Fitria Lestari
NPM : 1423021021
Program Studi : Magister Pendidikan Matematika
Judul Kajian tesis : Kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan
masalah matematika sesuai dengan gaya kognitif pada
siswa kelas ix smp negeri 1 surakarta tahun pelajaran
2012/2013
Penulis : Dona Dinda Pratiwi
Dokumentasi Tesis : UNS-Pascasarjana Prog. Studi Pendidikan Matematika
Tahun : 2013
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen : Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd / Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd
PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2015
A. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kemampuan komunikasi
matematis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Surakarta yang memiliki gaya kognitif field dependence; (2) kemampuan
komunikasi matematis dalam pemecahan masalah matematika pada siswa kelas
IX SMP Negeri 1 Surakarta yang memiliki gaya kognitif field independence. Jenis
penelitian ini termasuk penelitian studi kasus analisis situasi. Subjek penelitian
adalah 4 siswa kelas IXb SMP Negeri 1 Surakarta pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 yaitu 2 siswa yang memiliki gaya kognitif field dependence dan
2 siswa yang memiliki gaya kognitif field independence. Pengambilan subjek
menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria: (1) memiliki
kecenderungan terkuat dari masing-masing gaya kognitif field dependence dan
field independence dan (2) dapat mengomunikasikan ide dengan baik secara
tertulis atau lisan serta memiliki kemampuan awal yang sama untuk masing-
masing tipe gaya kognitif. Instrumen utama adalah peneliti dan instrumen bantu
adalah tes pemecahan masalah 1 dan 2. Data dikumpulkan dengan teknik think
aloud method. Teknik analisis data meliputi: (1) data dikelompokan berdasarkan
indikator komunikasi matematis setelah diperoleh data dari pengumpulan data
pertama dan kedua; (2) data disajikan dalam bentuk tabel; dan (3) kemudian
ditarik kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi waktu. Untuk
memperoleh konsistensi hasil dilakukan dengan perbandingan tetap, yaitu: data
subjek ke-i (i= 1, 2) dengan gaya kognitif j (j= 1, 2) yang sudah valid
dibandingkan dengan data subjek ke-k (k= 1, 2) dengan gaya kognitif j (j= 1, 2)
yang sudah valid. Hasil penelitian ini valid karena sudah memenuhi
dependabilitas. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kemampuan komunikasi
matematis siswa dengan gaya kognitif field dependence dalam
menginterpretasikan ide matematis dengan cara menyatakan langkah pemecahan
masalah dengan terpola dan dengan cara mencoba-coba atau menyatakan langkah
pemecahan masalah dengan baik namun masih bersifat umum, merespon secara
lisan namun sulit dipahami atau merespon secara lisan dengan cukup baik namun
masih bersifat umum; dalam menggambarkan situasi masalah secara visual
dengan cara mengaplikasikan konsep geometri dalam menentukan posisi namun
tidak tepat, mengomunikasikan ide tertulis dengan baik namun sulit
mengomunikasikan secara lisan, membuat gambar berdasarkan informasi pada
soal tanpa menganalisis permasalahan yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan
langkah pemecahan masalah atau ada yang sudah sesuai dengan langkah
pemecahan masalah namun belum sampai pada pemecahan masalah yang
diharapkan; dalam menyatakan hasil pemecahan masalah dengan cara
menggunakan persamaan matematis dan menyajikan hasil pemecahan masalah
berdasarkan hasil visualisasi masalah secara terstruktur; dalam membaca dengan
pemahaman suatu representasi matematika tertulis dengan cara memeriksa hasil
perhitungan sesuai dengan gambar atau melihat hasil perhitungan saja namun
kurang teliti; (2) kemampuan komunikasi matematis siswa dengan gaya kognitif
field independence dalam menginterpretasikan ide matematis dengan cara
memahami masalah secara terpisah, menyatakan langkah pemecahan masalah
dengan menganalisis permasalahan yang sebenarnya, memberikan respon secara
lisan dengan jelas; dalam menggambarkan situasi masalah secara visual dengan
cara membuat gambar berdasarkan analisis dengan tepat dan sesuai dengan
langkah pemecahan masalah, mengaplikasikan konsep geometri dalam
menentukan posisi untuk pemecahan masalah dengan tepat dan cenderung
mencoba-coba atau menyertakan aplikasi gambar lain untuk meyakinkan jawaban,
mengomunikasikan ide tertulis dan lisan dengan baik; dalam menyatakan hasil
pemecahan masalah dengan cara menggunakan persamaan matematis dan
menyajikan hasil pemecahan masalah berdasarkan hasil visualisasi masalah serta
terstruktur; dalam membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika
tertulis dengan cara memeriksa hasil perhitungan sesuai dengan gambar dengan
teliti. Kata kunci: komunikasi matematis, pemecahan masalah, gaya kognitif.
D. Kerangka Berpikir
1. Tempat
B. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini termasuk penelitian
studi kasus analisis situasi. Karena, studi kasus analisis situasi digunakan untuk
mengungkap bagaimana situasi dalam kasus yang diteliti dan pemilihan
kasusnya dilakukan secara bertujuan (purposive). Pada penelitian ini, digunakan
untuk mengungkap bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa SMP
kelas IX yang memiliki gaya kognitif FD dan FI dalam pemecahan masalah luas
bangun ruang sisi datar.
C. Subjek Penelitian
Subjek diambil dari siswa kelas IXb SMP Negeri 1 Surakarta pada semester genap
tahun pelajaran 2012/2013. Siswa yang dipilih adalah siswa dengan gaya
kognitif field dependence dan field independence serta memenuhi kriteria
yang telah ditentukan. Adapun prosedur pemilihan subjek penelitian sesuai dengan
gaya kognitif masing-masing siswa sebagai berikut:
1. Menyiapkan tes gaya kognitif.
Dalam penelitian ini, digunakan tes GEFT sebagai alat untuk mengukur gaya
kognitif siswa. GEFT dibuat pertama kali oleh Witkin (1950) dengan nilai
reliabilitas sebesar 0,82. Kemudian GEFT dialihbahasakan dalam berbagai bahasa
termasuk bahasa Indonesia. Peneliti menggunakan tes GEFT yang sebelumnya
telah digunakan oleh peneliti lain (Agung Putra Wijaya,2011:25). GEFT terdiri
dari tiga tahapan dengan total waktu mengerjakan 15 menit. Tahap pertama
sebagai latihan terdiri dari 7 soal, tahap kedua dan ketiga sebagai penilaian
yang masing-masing terdiri dari 9 soal.
pengelompokan gaya kognitif dilakukan dengan penskoran sesuai kriteria
berikut:
Tabel 3.1. Pengelompokan Gaya Kognitif
Category Female Male Score
Slightly Score
0- 0-9
FD
Strongly 8
9- 10-
FD
Slightly FI 11
12- 12
13-
Strongly FI 14
15- 15
16-
18 18
Tes GEFT yang digunakan merupakan tes yang telah baku, sehingga validasi
yang dilakukan hanya mengacu pada aspek kesesuaian bahasa yaitu pada
pemahaman siswa tingkat SMP dalam memahami perintah yang terdapat pada
tes yang diberikan. Validasi dilakukan oleh 3 orang dosen yang berpengalaman
dalam bidangnya yaitu dosen psikologi (1 orang) dan dosen bahasa Indonesia (2
orang). Pemilihan ahli dari dosen psikologi sebagai validator terkait dengan istilah
psikologi, kontruksi kalimat, dan kesesuaian bahasa yang digunakan. Pemilihan
dosen bahasa Indonesia sebagai validator terkait dengan kontruksi kalimat dan
kesesuaian bahasa yang digunakan dalam soal tes pengelompokkan gaya kognitif.
Nama-nama validator untuk soal tes pengelompokkan tipe gaya kognitif dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
berikut:
Tabel 3.2.
Nama-nama Validator Soal Tes Pengelompokan Tipe Gaya Kognitif
N Nama Pekerjaaan
o Dosen Psikologi
1
. Dra. Makmuroch, M. S.
FK
. Universitas
Dosen Sebelas
PBI PPs
2 Prof. Dr. Andayani, M. Pd MaretSebelas
Universitas
. DosenMaret
FKIP Bahasa
3 Atikah Anindyarini, S. S.
Indonesia
. M. Hum. Universitas Sebelas
Maret karena sebagai
Dra. Makmuroch, M. S. (validator 1) dipilih sebagai validator
dosen psikologi dan psikiatri fakultas kedokteran UNS dipandang ahli dan
berpengalaman selama 32 tahun dalam bidangnya. Sebagai psikiatri,
Dra. Makmuroch, M. S. memberikan masukan tentang psikologi pendidikan
dengan gaya kognitif FI juga lebih mementingkan motivasi intrinsik dalam hal
bekerja. Berdasarkan argumen tersebut, muncul dugaan adanya perbedaan
kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah sesuai dengan gaya
kognitif masing-masing siswa.
Pemilihan subjek dengan masing-masing tipe gaya kognitif dilakukan dengan
memberikan tes GEFT, sedangkan untuk membuktikan dugaan tersebut, dilakukan
pengumpulan data dengan metode think aloud yaitu subjek mengerjakan tes
pemecahan masalah I dan II disertai ekspresi verbal dalam mengomunikasikan ide
matematika. Tes pemecahan masalah I dan II dibuat saling isomorfik tentang luas
bangun ruang sisi datar yang disajikan dalam bentuk esay dan disusun sesuai
dengan indikator kemampuan komunikasi matematis.
Hasil think a loud pada pengambilan data pertama dan kedua kemudian dianalisis
sesuai dengan indikator komunikasi matematis yang telah dirumuskan. Hasil
analisis tersebut ditriangulasi waktu sebagai uji keabsahan data (kredibilitas)
sehingga diperoleh data valid masing-masing subjek. Data valid masing-masing
subjek dengan tipe gaya kognitif yang sama dianalisis dengan metode
perbandingan tetap sebagai uji keabsahan hasil penelitian (konsistensi). Dari
analisis tersebut, diperoleh kemampuan komunikasi matematis yang sama (temuan
utama) dari tiap gaya kognitif, sedangkan kemampuan komunikasi matematis yang
berbeda dijadikan temuan lain. Dengan demikian, dari temuan utama dan temuan
lain dapat dideskripsikan kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan
masalah luas bangun ruang sisi datar pada siswa SMP kelas IX
Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis pada penelitian ini diperoleh dari hasil tes
pemecahan masalah I dan II. Proses analisis data dalam penelitian ini sebagai
berikut :
.1. Reduksi data
Setelah diperoleh data dari pengumpulan data pertama dan kedua, kemudian
data dikelompokkan berdasarkan indikator komunikasi matematis yang diteliti,
yaitu: menginterpretasikan ide matematis; menggambarkan situasi masalah dalam
bentuk visual; menyatakan hasil pemecahan masalah; dan membaca dengan
pemahaman suatu representasi matematika tertulis. Selanjutnya, dari masing-
masing indikator dianalisis kemampuan komunikasi matematis secara tertulis atau
lisan.
2. Penyajian data
Subjek penelitian adalah 4 siswa kelas IXb SMP Negeri 1 Surakarta pada
semester genap tahun pelajaran 2012/2013, terdiri dari 2 siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependence dan 2 siswa yang memiliki gaya kognitif field
independence.
Untuk memperoleh data penelitian, diawali dengan memberikan tes gaya
kognitif yang dilaksanakan pada jam mata pelajaran matematika, hari Jumat
tanggal 30 November 2012 pada pukul 08.20 sd pukul 08.50. Pada saat tes
pengelompokkan gaya kognitif, terdapat 1 siswa yang tidak hadir, sehingga tes
tersebut hanya diikuti oleh 19 siswa. Hasil tes pengelompokkan gaya kognitif dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pengelompokkan Gaya Kognitif Siswa
Kelas IXb SMP Negeri 1 Surakarta
N J Juml
K Tipe gaya kognitif u
o
e m ah
Slightly Field Dependent 1
l kesel
l (SLFD)
Strongly Field Dependent 32
1 I a 1
(STFD)
Slightly Field Independent 1h uruh
a
X (SLFI)
Strongly Field Independent 3S 9
s an
b (STFI)
i
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 terdapat 13 siswa memiliki gaya kognitif
s
SLFD, 2 siswa memiliki gaya kognitif STFD, 1 siswa memiliki gaya kognitif SLFI,
w
dan 3 siswa memiliki gaya kognitif STFI. Hasil pengelompokkan atipe gaya kognitif
siswa secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari hasil pengelompokkan
tersebut dipilih siswa yang memiliki gaya kognitif dengan kecenderungan terkuat.
Kemudian, berdasarkan informasi guru matematika di kelas tersebut, dipilih siswa
yang memenuhi kriteria yaitu siswa yang dapat mengomunikasikan idenya dengan
baik secara tertulis atau lisan serta siswa tersebut memiliki kemampuan awal yang
sama
untuk masing-masing tipe gaya kognitif.
Komunikasi Komunikasi
Indikat
Matematis Siswa Matematis Siswa
or FI2 Pengambilan FI2 Pengambilan Data
1.Komunikasi a. Dapat
Data memahami a.
Kedua Dapat memahami
Menginterpretasi masalah masalah
kanMatematis Pertama
secara secara
ide matematis. terpisah. terpisah.
(7P – (3P –
8FI2) 4FI2)
b. Menyatakan b. Dapat
langkah pemecahan menyatakan langkah
masalah dengan baik pemecahan masalah
dan tepat. dengan baik dan
(9P – 10FI2) tepat.
2. a. Dapat a. Dapat
c. membuat Dapat (5P – 6FI2)
Menggambarkan membuat
gambar c. gambar Dapat
situasi masalah memberikan
berdasarkan analisis berdasarkan
memberikan analisis
dalam bentuk respon secara lisan
dengan tepat dan dengan tepatlisandan
respon secara
visual. dengan jelas. (13P
sesuai dengan sesuai –
dengan
dengan jelas. (9P
– 14FI2)
langkah pemecahan langkah
10FI2) pemecahan
masalah. (gambar 1 masalah. (gambar 1
dan 15P - 22FI2) dan 11P - 18FI2)
b. Dapat b. Dapat
mengaplikasikan mengaplikasikan
konsep geometri konsep geometri
dalam menentukan dalam menentukan
posisi untuk posisi untuk
pemecahan masalah pemecahan masalah
dengan tepat dan dengan tepat dan
disertai aplikasi disertai aplikasi
gambar lain untuk gambar lain untuk
3. Menyatakan a. Dapat menyatakan a. Dapat menyatakan
hasil hasil hasil
pemecahan pemecahan masalah pemecahan masalah
masalah. dengan dengan
menggunakan menggunakan
persamaan persamaan
matematis. matematis.
(63P- 65FI2) (29FI2- 34FI2)
4. Membaca a. Dapat mereview a. Dapat mereview
pemahaman b.
dengan Dapat b.
dengan Dapat
dengan suatu melihat kembali melihat kembali
menyatakan hasil menyatakan hasil
representasi hasil perhitungan hasil perhitungan
pemecahan masalah pemecahan masalah
matematika pada lembar pada lembar
berdasarkan hasil berdasarkan hasil
tertulis, jawaban dan jawaban dan
visualisasi yang visualisasi yang
tahap menyesuaikan hasil menyesuaikan hasil
dibuat dan dibuat dan
review. dengan gambar dengan gambar
terstruktur. (75P – terstruktur. (35P –
yang dibuat dengan yang dibuat dengan
78FI2) 42FI2)
teliti. teliti.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan 4 subjek penelitian pada siswa
(135P – 138FI2) (63P – 66FI2)
kelas IX SMP Negeri 1 Surakarta diperoleh kesimpulan kemampuan komunikasi
matematis dalam pemecahan masalah matematika sebagai berikut.
1. Field Dependence (FD)