You are on page 1of 22

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)

DAN IKAN LELE (Clarias gariepinus)

Oleh :
Nama : Mega Lestari
Nim : B1A015059
Rombongan : II
Kelompok :2
Asisten : Iis Islamiyah

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan dapat digolongkan menjadi tiga golongan ikan yaitu ikan peliharaan,
ikan buas dan ikan liar. Salah satu jenis ikan peliharaan adalah ikan nilem dimana
spesies ini banyak dikenal oleh masyarakat luas. Pada umumnya hidup ditempat-
tempat dangkal dengan arus yang tidak begitu deras, seperti danau, sungai, rawa dan
genangan-genangan air. Ikan nielm adalah sejenis ikan sungai yang bentuk tubuhnya
mirip karper, hanya saja kepalanya kecil, badan nya lebih memanjang, sirip
pungungnya lebih panjang dan pada kedua mulutnya terdapat dua pasang sungut
peraba ( Asmawi,1983).
Tubuh ikan terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Ikan adalah mahluk hidup
yang hidup di air dan bernafas menggunakkan insang yang berada dibagian kiri dan
kanan dari kedua kepalanya. Ekosistem ikan ada dua yaitu peraiaran air tawar dan
perairan air laut. Ikan yang hidup di perairan laut lebih sedikit mengeluarkan urin
dibandingkan dengan ikan yang hidup di peraiaran air tawar (Djuhanda,1984).
Habitat asli dari Ikan nilem yaitu di daerah beriklim sedang, dengan suhu
berkisar 18-28 ºC dan pH antara 6,0 – 7,0 dengan kandungan oksigen terlarut yang
cukup tinggi. Ikan ini banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang
tinggi dan dapat dikonsumsi oleh manusia karena mengandung gizi serta protein
yang tinggi. Selain memiliki nilai ekonomis, Ikan Nilem juga berperan
dalam biocleaning agent karena sifatnya yang suka memakan detritus dan perifeton
sehingga ikan ini digunakan untuk membersihkan keramba jaring apung (Cholik et
al., 2005).
Ikan peliharaan yang lain yang hidup di perairan lingkungan perairan tawar
adalah ikan lele. Menurut Suyanto (1991) Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di
air tawar. Ikan ini memiliki permukaan tubuh yang licin, tidak bersisik, agak pipih
memanjang, kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan
mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut
peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga
memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat
sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Lele tidak
pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam
marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup
pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Praktikum ini menggunakan ikan nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan lele
(Clarias gariepinus) sebagai preparat dengan alasan untuk mewakili class pisces dan
karena mudah didapat, murah harganya, serta mempunyai organ-organ penyusun
yang lengkap dan jelas sehingga mempermudah praktikan melakukan pengamatan
struktur tubuhnya baik organ dalam maupun organ luar.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
morfologi dan anatomi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan Ikan Lele (Clarias
gariepinus).
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, dan gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan Ikan
Lele (Clarias gariepinus) dan air kran.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Ikan Nilem dan Ikan Lele dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Ikan digunting mulai dari lubang depan porus urogenitalis, sepanjang garis tubuh
ke arah depan sampai dekat sirip dada.
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan pinset.
4. Pengguntingan dilanjutkan dari phorus urogenitalis ke arah tubuh bagian dorsal
yang dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang.
5. Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutup insang bagian dorsal dan
ventral sampai ke ujung moncong.
6. Setelah pembedahan selesai, organ-organ dalamnya diamati dan di gambar serta
diberi keterangan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Morfologi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Lekuk hidung 13. Membrana branchiostegi


2. Moncong 14. Gurat sisi (linea lateralis)
3. Tulang maxilla 15. Anus
4. Tulang mandibulla 16. Porus urogenitalis
5. Misae 17. Sirip punggung (pinnae dorsalis)
6. Lubang hidung (nostril) 18. Sirip ekor (pinnae caudalis)
7. Organon visus 19. Sirip dubur (pinnae analis)
8. Pre-operculum 20. Sirip perut (pinnae abdominalis)
9. Operculum 21. Sirip dada (pinna pectoralis)
10. Inter-operculum 22. Caput
11. Sub-operculum 23. Truncus
12. Radii branchiostegi 24. Cauda
Gambar 2. Anatomi Viscerla Insitu Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Cavum oris
2. Organon visus
3. Tapis insang
4. Cor (jantung)
5. Pronephros
6. Mesonephros
7. Gonad
8. Vesica metatoria
9. Usus
10. Hepatopancreas
11. Anus
12. Porus urogenitalis
Gambar 3. Anatomi Visceral Insitu Terurai Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Ductus cuveri 11. Ureter


2. Vena hepatica 12. Oesophagus
3. Sinus venosus 13. Gonad
4. Atrium 14. Ductus
5. Ventrikel 15. Porus urogenitalis
6. Bulbus arteriosus 16. Anus
7. Arteri branchialis 17. Vesica metatoria
8. Insang 18. Intestine
9. Pronephros 19. Vesica felea
10. Mesonephros
Gambar 4. Anatomi Sisik Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Garis sirkular
2. Garis radier
Gambar 5. Anatomi Penampang Melintang Otot Ikan Nilem
(Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Taju neural
2. Lengkung neural
3. Septum transversal
4. Septum horizontal
5. Otot hypaksial
6. Taju haemal
7. Lengkung haemal
8. Vertebrae
9. Otot epaksial
10. Myomere
11. Mycomata
Gambar 6. Anatomi Insang Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Filamen insang
2. Septum branchialis
3. Epibranchialis
4. Branchialis
5. Lekuk insang
6. Tapis insang
Gambar 7. Anatomi Tulang Ekor Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)

Keterangan Gambar :

1. Taju neural
2. Vertebrae
3. Taju haemal
4. Urostyle
5. Hyporalia
Gambar 8. Anatomi Insang Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Keterangan Gambar :

1. Arborescent
2. Insang
Gambar 9. Morfologi Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Keterangan Gambar :

1. Caput 10. Linea laterallis


2. Truncus 11. Pinnae dorsalis
3. Cauda 12. Pinna pectoralis
4. Barbels superior 13. Shaft (patil)
5. Barbels interior 14. Pinnae abdominalis
6. Cavum oris 15. Pinnae analis
7. Nostril 16. Pinnae caudalis
8. Organon visus 17. Porus urogenitalis
9. Operculum
Gambar 10. Anatomi Visceral In-situ Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Keterangan Gambar :

1. Oesophagus
2. Hepar
3. Cor
4. Gastrum
5. Pylorus
6. Intestine
7. Gonad
8. Ren
9. Anus
10. Porus urogenitalis
B. Pembahasan

Hasil pengamatan anatomi ikan nilem didapatkan bahwa pada tubuh ikan
nilem terdapat kepala yaitu dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan
dimulai dari belakang tutup insang samapai dengan anus, dan ekor dimulai dari
belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Brotowidjojo (1990) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu caput ( kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Bentuk ekor ikan
nilem yaitu homocerk yang artinya apabila diamati dari luar terlihat simetris dorso
vebtral atau bentuk cylocoid yang artinya sisik tersebut pipih dan melingkar,
sedangkan bila diamati dari dalam maka akan terlihat asimetris (Hildebrand, 1995).
Ikan nilem termasuk dalam famili Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan
tawes. Tubuh ikan Nilem mirip dengan ikan mas, namun kepalanya kecil, badan agak
panjang dan pipih dengan sirip punggung yang relatif panjang. Pada sudut-sudut
mulutnya, dekat sudut rahang atas terdapat dua pasang sungut peraba. Badan ekor
dikelilingi oleh 16-17 sisik, moncong tidak berlubang, letak mata agak ke atas, dan
tinggi punggung hampir sama dengan tinggi batang ekor (Djajadiredja, 1990).
Susunan tubuh ikan bagian luar terdiri dari kepala,badan,ekor. Kepala ikan
terdiri dari mulut, cekung hidung, mata dan tutup insang. Gurat sisi, sisi perut, sisi
dada, sirip punggung, dan sirip belakang terdapat dibagian ikan. Ekor ikan terdapat
sirip ekor . Pada susunan tubuh bagian dalam terdiri dari saluran pencernaan,
gelembung renang, kelenjar pencernaan, insang, jantung, kelenjar kelamin, dan ginjal
(Prawiohartono, 2000).
Anggota badan ikan nilem terdiri dari satu sirip punggung (dorsal fin) yang
disokong oleh 3 jari-jari keras serta 12-18 jari lunak. Ekor ikan mempunyai satu sirip
ekor (cauda fin) yang berada pada bagiang ujung tubuh ikan. Pada ikan nilem sirip
ekornya bercangak dua dan simetri, mempunyai satu sirip dubur (anal fin), disokong
oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sepasang sirip perut (abdominal fin) yang
disokong oleh 3 jari-jari dan 12-18 jari –jari lunak, dan sirip ekor (cauda fin) yang
bercangak dua dan simetris. Jumalah sisik-sisik gurat sisi ada 33-36 keping
(Djuhanda, 1985).
Ikan Nilem menurut Nelson (1994) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Super Class : Taleostomi
Class : Actinopterygii
Subclass : Nepterygii
Divison : Teleostei
Subdivision : Euteleostei
Superorder : Ostariophysi
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Sistem pencernaan pada ikan nilem terdiri dari atas mulut, pharynk,
oesophagus, ventriculus, dan intestium yang bermura di cloaca. Jalur sistem
pencernan ikan adalah pertama rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk
kerucut unuk mengunyah makanan dan lidah kecil di dasar rongga membantu
pengunyahan makanan. Setelah dari mulut lalu ke oesophagus yang terdapat pada
insang di sisi sangping dan lalu ke oesophagus pendek dilanjutkan masuk ke
lambung (gastrum). Pyloric value terpisah belakang dari instetine. Tiga tubular
plyroric caeaca, fungsinya sebagai mengabsorpsi, mengambil intestine. Tiga hati
besar di dalam rongga tubuh dengan kantong empedu dan saluran intestine serta
pankreasnya tidak jelas (Storer dan Usinger, 1961).
Respirasinya menggunakan insang yang terdiri dari empat ruang insang. Tiap
ruang berisi dua baris filamen insang tipis dan terdapat kapiler-kapiler antara arteri
branchial aferen dan eferen. Tiap insang disokong oleh lekungan tulang rawan dan
batas dalamnya terdapat perluasan menjadi kait yang melindungi dari patikel-partikel
keras yang menahan agar tidak keluar melalui celah insang. Kantong udara
berdinding tipis, yaitu gelembung udara menepati bagian dorsal rongga tubuh,
dihubungkan dengan pharynx oleh ductus pneumaticus. Kantong ini berisi gas O, N,
CO2 dan bertindak sebagai organ hidrostatik, yang memberikan grafititas khusus
pada kedalaman air yang berbeda (Stoner and Usinger, 1975).
Ikan nilem mempunyai gijal yang berfungsi sebagai tempat penyaringan urin.
Ureter yang menyalurkan urin dari ginajal ke vesica urinanria. Sistem ekresi pada
ikan nilem terdiri dari ren, ureter ,vesica urinaria dan berakhir pada porus
urogentetalis. Sementara itu, sistem reproduksi ikan nilem adalah gonad, ovarium,
ovinduct untuk betina dan testis yang panjang dan terletak dibagian ventral dari ren.
Melalui vas defferens sperma yang dikeluarkan melaui papilae urogenetalis. Ujung
cauda mulai dari vas defferens bermuara kedalam sinus urognetalis. Ikan nilem
betina terdapat sepasang ovari yag panjang, sel telur keluar pada ovinduct
(Jasin,1989).
Ikan nilem jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian
perut ikan ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan yang matang
berwarna putih susu dari lubang genitalianya. Sedangkan ikan nilem betina yang
sudah matang telurnya mempunyai ciri-ciri perut yang relatif besar dan terasa lunak
apabila diraba (Moment, 1967).
Hasil pegamatan anatomi ikan lele didapatkan hasil morfologi ikan lele
dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).
Caput ikan lele mulut (cavum oris) yang besar terdapat diujung muka moncong
mempunyai rahang yang bergigi, mata (organon visus) berukuran kecil yang terletak
sebelah tanpa kelopak mata dan memiliki dua pasang sungut peraba (barbels) yang
amat berguna untuk bergerak diair yang gelap. Barbels dibagi menjadi dua yaitu 1
pasang barbels berukuran pendek (barbels inferior) dan yang berukuran lebih
panjang (barbels superior). Mulut berada di ujung moncong (terminal) dengan
dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung yang berada
dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang
lebih bundar berada di belakang sungut asal (Suyanto, 1991).

Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir, mempunyai
pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari,
tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi
trunchusnya. Ikan lele mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang
sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata
berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar
yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai
sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin) yang
disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal
fin) disebut sirip berpasangan. Ikan lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica
metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal ini
dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Ikan Lele menurut Djuhanda (1984) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Ostariophy
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias

Sistem pencernan pada ikan lele dimulai dari mulut, rongga mulut, faring,
oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut ikan
lele erat kaitannya dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar
mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini
terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga
mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah
jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ
pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi
untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada farin maka
material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Sistem pernafasan pada ikan lele berupa insang dan alat pernafasan yaitu
arborescent. Insang pada ikan lele memiliki bagian-bagian dan mekanisme
pernafasannya mirip dengan ikan nilem. Ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau
di dalam air yang memiliki kadar oksigen minim karena memiliki alat pernafasan
tambahan ini ikan lele dapat bertahan hidup di luar air dalam beberapa jam jika
keadaan udara disekitarnya lembab. Arborescent merupakan membran yang berlipat-
lipat dan penuh dnegan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah ini terletak dibagian atas
lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki bentuk yang mirip dengan
bunga karang (Kriswantoro, 1986).
Organ yang berperan dalam eskresi sisa metabolik pada ikan lele yaitu ginjal.
Ginjal berbentuk ramping dan memanjang berwarna merah dan terlatak di atas dan di
bawah tulag punngung. Organ lainya yaitu meliputi vesica urinaria, ureter porus
urogenetalis (Bambang, 1997).
Sistem reproduksi pada ikan lele jantan dan ikan lele betina berbeda. Ikan lele
jantan terdapat sepasang testis dan pada bagian luar tampak klasper yang bentuknya
meruncing berwarna merah dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk
menyalurkan sperma keluar tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat
ovarium yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat waktunya
untuk bereproduksi. Ikan lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan
membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan ikan lele jantan dan ikan lele betina
yaitu pada ikan lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat anusnya,
Berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin ikan lele betina
tampak membulat (Kriswantoro, 1986).
Sistem reproduksi ikan lele disebut juga gonad. Gonad adalah organ
reproduksi yang berfungsi menghasilakan sel kalamin ( gamet). Gonad yang terdapat
ditubuh ikan jantan disebut testis berfungsi mengahsilkan spermatozoa, sedangkan
gonad yang terdapat pada ikan betina dinamakan ovari berfungsi menghasilkan sel
telur (ovum) (Saanin, 1995).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Tubuh ikan terdiri dari kepala, badan, dan ekor.
2. Sistem pencernaan pada ikan nilem terdiri dari atas mulut, pharynk,
oesophagus, ventriculus, dan intestium yang bermuara di cloaca.
3. Respirasi pada ikan menggunakan insang yang terdiri dari empat ruang, pada
ikan lele berupa insang dan alat pernafasan yaitu arborescent.
4. Sistem eskresi pada ikan nilem terdiri dari ren, ureter ,vesica urinaria dan
berakhir pada porus urogentetalis. Organ yang berperan dalam eskresi sisa
metabolik pada ikan lele yaitu ginjal.
5. Sistem reproduksi ikan nilem adalah gonad, ovarium, ovinduct untuk betina
dan testis yang panjang dan terletak dibagian venral dari ren. Sistem
reproduksi ikan lele adalah gonad.
6. Sistem pencernaan pada ikan lele dimulai dari mulut, rongga mulut, faring,
oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum dan anus.

B. Saran

Pada saat praktikum sebaiknya praktikan mengamati dengan teliti bagian


anatomi pada kadal, sehingga praktikan dapat melihat dengan jelas anatomi pada
kadal, pada saat pembedahan praktikan harus hati-hati agar organ yang akan diamati
tidak rusak.
DAFTAR REFERENSI

Asmawi.1983. Pemeliharaan ikan dalam keramba. Jakarta: Gramedia.

Bambang BR dan Tjahjo W. 1997. Pemilihan Lokasi budidaya ikan laut. Lampung:
Buletin Budidaya laut.

Brotowidjoyo. 1996. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Cholik, et al. 2005. Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar. Jakarta:
Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa.

Djajadiredja et al. 1990. Pedoman pengenalan sumber perikanan air tawar (Jenis-
jenis Ikan Ekonomi Penting). Jogjakarta: UGM Press.
Djuhanda. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vetebrata 2. Bandung: Armico.

Djuhanda.1985.Dunia Ikan. Bandung: Armico.

Hilderand, M. 1995. Analyis of vetebrate stucture. New York: John Willey and Sons
, Inc.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Jaya.

Kriswantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Laut. Jakarta : Karya Baru.

Moment, G. B. 1967.General Zoology 2 nd.ed. Boston: Houghton –


Miffein Co.

Nelson, J.S., 1994. Fishes of the world. Third edition. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

Prawirohartono. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Saanin, H.1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor: Bina Cipta.

Storer, I. Tracy, Usinger, Robert L, 1957. General of Zoology. New York: Mc Graw
Hill Book Company Inc.

Storer, Tracy dan Usinger, R. 1961. Elements of Zoology. London: Mc Graw Hill
Book Company.
Suyanto, S.R. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.

You might also like