You are on page 1of 1

Dari review jurnal tersebut dipaparkan bahwa pemeriksaan kadar iodium dalam ASI.

proporsi ibu menyusui dengan TSH <0,3 μIU/mL yang merupakan batas atas dari risiko
hipertiroidisme itu tinggi. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa asupan iodium sangat erat
kaitanya dengan itu semua. Asupan iodium pada ibu menyusui dalam penelitian ini sudah
mencapai 1,5 kali lipat dari Uls. Asupan iodium diatas Uls yang kronik dapat menyebabkan
meningkatnya riisko efek buruk pada kesehatan bayi dan jika berlebihan dapat menyebabkan
gejala yang sama seperti kekurangan iodium yaitu gondok, meningkatnya TSH dan
hipotiroidisme. Hal ini dikarenakan kelebihan iodium menghambat sintesa hormone tiroid
yang dapat mengakibatkan gondok. Maka dari itu kandungan iodium yang tinggi dalam air
minum maupun garam yang dikonsumsi oleh ibu menyusui menunjukkan bahwa ibu menyusui
terpapar oleh asupan iodium yang berlebihan. EIU pada ibu menyusui dan bayinya
menunjukkan bahwa asupan iodium sudah mencapai kategori berlebihan. TSH pada ibu
menyusui menunjukkan kecenderungan kearah risiko hipertiroidisme. Sedangkan fT4
memberikan konfirmasi adanya hipertiroidisme subklinik maupun hipertiroidisme pada ibu
menyusui.

Dalam hal ini implikasi kita dalam keperawatan adalah dengan cara memberikan suatu
edukasi tentang penggunaan asupan iodium kepada ibu-ibu menyusui agar tidak
menggunakanya secara berlebih yang nantinya dapat mengakibatkan efek buruk yang terjadi
pada bayinya. dalam penggunaan ASI juga kita dapat menganalisis tentang deskriptif dana
analitik yang dilakukan untuk menilai eksresi iodium dalam urin ibu yang menyusui dan
bayinya sebagai refleksi asupan total iodium, kadar TSH dan fT4, kadar iodium dalam ASI ibu
yang nantinya itu semua merupakan sebagai sumber asupan iodium pada bayi yang akan
dikonsumsi sang bayi sehari-hari. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah meningkatnya angka
hipertiroid di Indonesia pada Ibu-Ibu menyusui.

Dalam jurnal tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa skrining dalam pemeriksaan
kadar iodium dalam ASI dapat dilakukan pada daerah yang mendapatkan cukup asupan iodium.
Kita juga dapat memonitor dengan meminta bantuan dari puskesmas setempat untuk
memastikan bahwa sampel dapat diterima secara benar dan juga bisa dipastikan bahwa sampel
dapat diterima secara benar dengan cara kita mendapatkan suatu hasil dari ibu-ibu yang terkait
dengan pemberian ASI mereka kepada bayinya dengan lancar.

You might also like