Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak orang pernah menderita akibat mengalami nyeri pada leher, bahu, dan lengan.
Nyeri tumpul maupun tajam yang bersifat menjalar dari leher hingga ke lengan dan jari, dan
kadang juga disertai dengan rasa tebal dan kesemutan. Bahkan pada beberapa kasus dapat
terjadi gangguan motorik ekstremitas bawah. Gejala-gejala tersebut sering disebut dengan
nyeri radix cervikal (Radicular Cervical Pain) yang paling sering disebabkan oleh herniasi
diskus intervertebralis cervikalis sehingga menekan radix (akar saraf) pada cervikal dan
menyebabkan nyeri pada daerah yang dipersarafi radix tersebut. Keadaan ini disebut sebagai
HNP cervikalis dapat terjadi akibat proses degeneratif maupun trauma yang mencederai
vertebra cervikalis. Proses degeneratif dan trauma ini menyebabkan perubahan pada struktur
cervikalis, sehingga fungsinya sebagai penahan tekanan (shock absorbers) terganggu dan
menyebabkan substansi diskus keluar (herniasi) hingga menekan radix saraf bahkan medula
HNP secara umum dapat terjadi pada semua columna vertebralis, dari cervikal hingga
lumbal. HNP cervikalis merupakan HNP tersering kedua setelah kasus HNP lumbalis. Sekitar
51% dari orang dewasa pernah mengalami periode nyeri pada leher dan lengan sepanjang
hidupnya. 25% diantaranya terdapat gambaran herniasi diskus pada hasil MRI (Magnetic
Resonance Imaging) yang terjadi pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, dan 60%
diantaranya terjadi pada kelompok usia lebih dari 60%. Di Indonesia angka kejadian HNP
cervikalis sekitar 5-10% dari seluruh populasi penderita HNP. Sekitar 60% diantaranya terjadi
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada diskus
(herniasi) dan menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau medula
3.2 Epidemiologi
HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia.
Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun
pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40
tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1. 4-6
tubuh yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra cervikalis, 12
ruas vertebra thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sakralis, dan 4
tulang tengkorak (Skull), yang terdiri dari 7 ruas, yaitu cervikalis-1 (C1) hingga
Secara umum seperti struktur vertebra yang lain, vertebra cervikalis juga
tersusun dari struktur yang berupa tulang (bone) dan jaringan lunak (soft tissues).
Struktur yang berupa tulang termasuk diantaranya adalah bagian corpus dan
Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebra
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus
panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan
lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi
sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna vertebralis tidak cedera
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
mengjungkit ke depan dan ke belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan
nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra
tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua
jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).5
Gambar 3.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus)
Vertebra cervikalis I disebut juga dengan tulang atlas. Terletak tepat di bawah
tulang tengkorak. Ciri khas pada tulang ini adalah tidak memiliki corpus, sehingga
hanya berupa arcus anterior dan posterior. Pada masing-masing arcus anterior
artikularis posterior atau disebut juga fovea dentis. Pada medio sagital terdapat
tuberculum anterior dan posterior. Dan memiliki foramen vertebralis yang besar.5,7
Gambar 3.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal (kanan)
Vertebra cervikalis II disebut juga tulang axis yang ditandai oleh adanya
epistropheus. Ciri khas lain pada cervikalis II ini adalah adanya dens atau
processus odontoid. Memiliki corpus vertebra yang kecil, apex dentis yang
disertai facies articularis anterior dan facies articularis posterior. Facies articularis
Gambar 3.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal
(kanan)
Gambar 3.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital
Vertebra cervikalis III-VI memiliki komponen dan bentuk yang sama, yaitu
superior dan inferior, processus spinosus yang bercabang dua, sepasang processus
dan bentuknya sama dengan C3-C6, hanya ciri khas pada ruas ini adalah
Trauma
Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra
cervikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah leher,
Proses Degeneratif
Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan
elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan atau
3. Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang olah
raga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih mudah
4. Vibrational Stress
3.5 Patogenesis
diskus intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis
terdiri dari nukleus pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus
nukleus pulposus dan kolagen dari anulus fibrosus lambat laun akan berkurang
Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus
sehingga vertebra dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps
atau keluarnya nukleus pulposus dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif,
kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi berupa gel tidak dapat menyebarkan
beban ke segala arah, namun hanya arah tertentu saja, sehingga nukleus pulposus
akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada kondisi yang berat dapat sampai
medula spinalis.3
Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan efek
kejut bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara
imbang dan tidak dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara
pulposus.3
Gambar 3.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada
anulus fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)
3.6 Derajat dan Tipe
foramina intervertebralis yang terletak lateral dari kolumna vertebra, dan medula
spinalis terletak pada kanalis vertebralis yang terletak di sebelah posterior dari
posterior yang tebal, herniasi dari diskus intervertebralis paling sering terjadi ke
arah postero-lateral dan menekan radix saraf, sehingga gajala yang ditimbulkan
Gambar 3.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix
apabila ada beban nukleus pulposus menonjol ke salah satu sisi dengan anulus
Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc, terjadi penonjolan nukleus
posterior masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan pada
intak.
HNP cervikalis paling sering terjadi pada segmen vertebra C5-C6, C6-C7,
dan C4-C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6-C7)
merupakan daerah yang paling banyak menerima beban diantara vertebra cervikal
yang lain dan yang paling banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi
pada C5-C6 maka radix yang tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi
herniasi pada C6-C7, efek yang terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan
seterusnya. 4,6
Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-gejala
yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat
bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat
radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari legan hingga jari-jari tangan. Rasa
tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari tangan. Namun
dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga terjadi
gangguan bilateral, gangguang dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua
C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus biseps
dan wrist ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan kesemutan pada ibu jari
tangan
C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus triceps
dan ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa tebal dan
3.8 Diagnosis
Anamnesis
Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan mencari faktor
risiko maupun penyebab yang mungkin. Seperti bagaimana sifat gejala yang
yang telah dilakukan. Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma
sebelumnya dan riwayat penyakit keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaan-
kebiasaan penderita.1
Pemeriksaan Klinis
yang ada pada regio yang dipersarafi oleh radix cervikalis maupun medula
spinalis segmen vertebra cervikalis, sehingga dapat diketahui gejala tersebut
kemungkinan merupakan akibat dari adanya herniasi atau kelainan yang lain.1,2
Pemeriksaan Penunjang
antara lain:1,2,6
diskus intervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP. Selain itu juga
dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas
proses herniasi.
untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue
dapat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis
3.9 Penatalaksanaan
- Cervical collar/bracing
- Bed Rest
- Analgesik
- Muscle Relaxan
Surgical Treatment1,2,4
dari arah anterior cervikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat
Komplikasi pada kasus HNP cervikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi
dengan baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah
gangguang saraf permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh
yang permanen.6
3.11 Prognosis
penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.
Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus
kemunduran (degenerasi).
(vertebra) dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig
Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah
Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan
struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.
3.12 Pencegahan
Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko
yang dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk
kesehatan tulang belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat,
DAFTAR PUSTAKA
1. Back Pain & Spine Physicians. 2012. Explaining Spinal Disorders: Cervical
Disc Herniation. Colorado Comprehensive Spine Institute. Colorado.
2. Sasso Rich C, MD; Traynelis Vincent, MD. 2012. Cervical Herniated Disc or
Rupture Disc: From Diagnosis to Treatments.
4. Micheav Antoine, MD; Hoa Denis, MD. 2009. Section: Anatomy of The Spine
and The Spinal Cord. www.e-anatomy.com
5. Njoto Ibrahim, dr., M.Hum., M.Ked., PA. 2013. Anatomi II: Vertebra
Cervikalis. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
6. Gill Nav B.Sc, DC. 2008. The Causes of Severe Neck Pain
7. Humpreys Craig S, MD; Eck Jason C, MS. 1999, American Family Physicion
Journal on: Clinical Evaluation & Treatment Option for Herniated Disc
8. Pate Deborah, DC, DACBR. 1999. Radiographic Terms for Disc Herniating
Dynamic Chiropractic Journal. Vol.31. No.6