Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi
yang meningkat. Diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Faktor penyebeb terjadinya diare terdiri dari berbagai faktor seperti faktor
infeksi, faktor parental, faktor malabsorpsi, faktor makanan, dan faktor psikologis.
Diare dapat menimbulkan banyak komplikasi seperti diare, hipovolemik,
hipokalemia, dipoglikemia kejang, serta malnutrisi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan diare
1.3.2 Menjelaskan penyebab diare
1.3.3 Menjelaskan patofisiologi diare
1.3.4 Menjelaskan WOC diare
1.3.5 Menjelaskan penatalaksanaan diare
1.3.6 Menjelaskan asuhan keperawatan diare
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diare atau penyakit diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia(bahasa
Yunani) yang berarti mengalir terus (to flow through), merupakan keadaan
abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering. Hal ini disebabkan adanya
perubahan-perubahan dalam transport air dan elektrolit dalam usus, terutama pada
keadaan keadaan dengan gangguan intestinal pada fungsi digesti, absorpi dan
sekresi. Diare sering didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair
sebanyak 3 kali perhari.UKK Gasto-hepatologi IDAI (2009) mendefinisikan diare
sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi
menjadi lebih lunak atau bahkan cair.
Diare adalah buang air besar dangan frekuensi yang tidak normal (meingkat)
dan konsistensi tinja lembek atau cair menurut (Nelson dkk). Diare adalah suatu
kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
lebih) dalam satu hari.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x
sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
2.2 Etiologi
2
2.3 Patofisiologi Diare
3
2.4 WOC Diare
infeksi Malabsorpsi
Defekasi feses Anoreksia, mual, muntah Peristaltik usus Pengeluaran cairan Kuman patogen
encer
melebihi masukan menular
4
2.5 Penatalaksanaan
Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE):
1. Berikan oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa
anhidrat. Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk
mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh
sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang
terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
diare.
5
mengurangi :1) Prevalensi diare sebesar 34%; (2) Insidens pneumonia
sebesar 26%; (3) Durasi diare akut sebesar 20%; (4) Durasi diare persisten
sebesar 24%, hingga; (5) Kegagalan terapi atau kematian akibat diare
persisten sebesar 42%.
3. Teruskan ASI-makan
ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat mencegah diare. Bayi
dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare
dan meningkatkan sistim imunitas tubuh bayi. jika anak masih
mendapatkan ASI, maka teruskan pemberian ASI sebanyak dia mau. Jika
anak mau lebih banyak dari biasanya itu akan lebih baik. Biarkan dia
makan sebanyak dan selama dia mau.
6
2.6 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
RKS : Faktor penyebab, apakah karena makanan, alergi, infeksi
sekunder, psikologis.
Persepsi Kesehatan: Bagaimana penangan GE sebelum ke RS, Kondisi
Lingkungan sekitar rumah, Keluarga lain terjangkit juga atau tidak. Dan
alergi susu formula. Nutrisi Metabolisme: Penurunan BB, Nafsu makan,
intake nutri, intake output cairan,, tanda- tanda dehidrasi.
2. Pemeriksaan fisik
BB/TB (status nutrisi)
TTV (Nadi Meningkat > 120 menunjukkan tanda-tanda syok
hipovolemik)
Tanda- tanda dehidrasi ( ubun-ubun cekung, turgor kulit jelek, bibir
kering, lemah, kejang-kejang)
3. Diagnosa Keperawatan
Diare
Ketidakseimbangan cairan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi
Syok Hipovolemik (bila sudah dehirasi)
Penurunan cardiac output (status dehidrasi)
Resiko kerusakan integritas kulit
Ansietas
Nyeri akut
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Kurang pengetahuan
7
4. Intervensi
Diagnosa NOC NIC
Gangguan keseimbangan Mengurangi Pantau tanda kekurangan
cairan b/d output yang kehilangan cairan cairan
berlebihan pasien Observasi / catat hasil
output cairan
Anjurkan klien untuk
banyak minum
Berikan terapi infus sesuai
anjuran dokter
GaGangguan eliminasi BAB : Frekuensi BAB Observasi TTV
diare b/d infeksi bakteri dalam batas normal Jelaskan kepada klien
tebtang penyebab diare
Kaji pola eliminasi klien
Konsul dengan ahli gizi
untuk memberikan diet dan
nutrisi sesuai kebuuhan
Ketidakseimbangan nutrisi Berat badan ideal Manajemen nutrisi
kurang dari kebutuhan sesuai dengan tinggi Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh berhubungan badan untuk menentukan jumlah
dengan anoreksia, nausea, kalori dan nutria yang
vomitus dibutuhkan pasien
Monitor jumlah jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Monitor nutrisi
8
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor lingkungan selama
makan
Monitor mual muntah
Monitor kalori dan intake
nutrisi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12