You are on page 1of 8

Jurnal Anestesi Perioperatif

[JAP. 2016;4(3):162–9]
 ARTIKEL PENELITIAN

Gambaran Pola Kuman pada Bilah Laringoskop di Ruang Operasi


Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Edwin Haposan,1 Suwarman,2 Ike Sri Redjeki2
SMF Anestesi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi,
1

2
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Kebiasaan cara membersihkan bilah laringoskop dapat menyebabkan komplikasi karena potensial kontak
dengan mikro-organisme patogen dan dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Tujuan penelitian adalah
mengetahui gambaran kuman pada bilah laringoskop dengan metode pembersihan yang dilakukan di
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif
observasional dengan cara melakukan pemeriksaan kultur kuman pada 19 bilah laringoskop sebelum
digunakan dan yang sudah dibersihkan sesudah tindakan laringoskopi, serta 14 sumber air untuk
membersihkan bilah laringoskop di ruang operasi RSHS Bandung pada tanggal Desember 2014–Januari
2015. Hasil penelitian ini ditemukan gambaran pola kuman komensal pada bilah laringoskop yang
digunakan sebelum tindakan laringoskopi, yaitu Bacillus spp. 10 dari 19. Ditemukan gambaran pola kuman
patogen pada bilah laringoskop yang sudah dibersihkan setelah tindakan laringoskopi di ruang operasi,
yaitu Candida non albicans 1 dari 19, Acinobacter baumanii dan Staphylococcus haemolyticus 1 dari 19, serta
Klebsiella pneumoniae dan Pseudomonas aeruginosa 1 dari 19. Simpulan, ditemukan kuman patogen pada
bilah laringoskop yang sudah dibersihkan sesudah tindakan laringoskopi dan air yang digunakan untuk
membersihkan bilah laringoskop di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Kata kunci: Bilah laringoskop, infeksi nosokomial, laringoskopi, pola kuman

Bacterial Mapping of Laryngoscope Blade at the Operating Theater of


Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung
Abstract

The habit of cleaning laryngoscope blades can cause complications due to potential contact with patogenic
microorganisms that may cause nosocomial infections. The aim this study was to determine the microbial
patterns on the laryngoscope blades cleaned using the cleaning methods applied in Dr. Hasan Sadikin
General Hospital (RSHS) Bandung. This study was conducted using the descriptive observational method
by taking samples of bacterial culture from 19 laryngoscope blades before laryngoscopy procedures and 19
cleaned laryngoscope after laryngoscopy, as well as from the 14 water sources that were used for cleaning
laryngoscope blades in the operating theaters of RSHS Bandung in December 2014–January 2015. The
results of this study revealed a commensal microbial pattern of Bacillus spp. on 10 of 19 laryngoscope
blades before they were used in laryngoscopy precedures. It was revealed that among the laryngoscopes
blade that had been cleaned after laryngoscopy in the operating room. 1 of 19 was found to have a non-
Candida albicans pattern, 1 of 19 had Acinobacter baumannii and Staphylococcus haemolyticus pattern,
and 1 of 19 had Klebsiella pneumoniae and Pseudomonas aeruginosa pattern. Hence, it can be concluded
that pathogenic germs are found in laryngoscope bplades that have been cleaded after laryngoscopy and
water that is used to clean them in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung.

Key words: Bacterial mapping, direct laryngoscopy, laryngoscope blades, nosocomial infections

Korespondensi: Edwin Haposan Martua, dr., SpAn. M. Kes, SMF Anestesi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi, Jl. Siliwangi No. 49, Cibadak, Kab. Sukabumi, Tlpn./Faks. 0266-531261, Mobile 08122421975, Email
edwin70_dr@yahoo.com

162 p-ISSN 2337-7909; e-ISSN 2338-8463; http:// dx.doi.org/10.15851/jap.v4n3.899


dx.doi.org/10.15851/jap.v4n3.897
Edwin Haposan: Gambaran Pola Kuman pada Bilah Laringoskop di Ruang Operasi 163
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pendahuluan organisma kecuali spora. Disinfeksi merupakan


pemusnahan mikro-organisme tidak berspora
Tindakan anestesi merupakan salah satu jenis (vegetative) seperti staphylococcus, salmonella,
pelayanan dalam kamar operasi. Penggunaan serta berbagai macam virus. Dekontaminasi
laringoskop dalam anestesi sangat penting merupakan suatu kombinasi proses termasuk
sebagai alat untuk membantu visualisasi pita membersihkan, disinfeksi, dan atau sterilisasi
suara pada saat dilakukan pemasangan pipa material yang dapat digunakan berulang yang
endotrakeal.1–3 telah terpakai untuk digunakan kembali.5
Laringoskopi merupakan prosedur invasif Disinfektan dibagi beberapa tingkat, yaitu
yang menyebabkan kontak bilah laringoskop high, intermediate, dan low level disinfectant.
dengan selaput lendir mukosa, saliva, dan juga High level disinfectant adalah golongan yang
darah apabila terjadi trauma. Kebiasaan cara dapat membunuh seluruh mikro-organisme
penggunaan dan membersihkan laringoskop kecuali spora bakteri. Golongan ini digunakan
yang bervariasi menyebabkan efek samping pada instrumen bedah yang tidak tahan
di antaranya kontak dengan mikroorganisme terhadap sterilisasi (bahan plastik), digunakan
berbahaya. Penggunaan selubung plastik habis untuk alat-alat invasif, misalnya endoskopi dan
pakai pada gagang dan bilah laringoskop dapat didahului dengan pembersihan permukaan
melindungi terhadap kontak dengan saliva dan material, contoh: glutaraldehid 2%, hidrogen
darah serta mengurangi kontaminasi silang. peroksida 3% hingga 25%, dan klorin dioksida
Bilah laringoskop membutuhkan disinfeksi 100–1.000 ppm.
untuk membunuh organisme vegetatif, tetapi Intermediate level disinfectant digunakan
tidak diharuskan untuk dilakukan sterilisasi. pada permukaan instrumen yang berpotensi
Hendaknya dilakukan perendaman dan juga terkontaminasi oleh mikro-organisme seperti
penyikatan dengan larutan deterjen sebelum pada bilah laringoskop, flexible fiberoptic
dilakukan disinfeksi.2–4 endoscope, vaginal specula, dan juga anesthesia
Pembersihan atau pencucian adalah proses breathing circuits. Bahan yang tidak dapat
menghilangkan bahan-bahan yang menular membunuh bakteri spora antara lain alkohol
dan bahan organik secara fisik seperti debu, (ethyl, isoprophyl) 70% hingga 95%, Iodophor
cairan tubuh seperti darah, sekret, muntahan, compounds 30–50 ppm/L, phenolic compound
dan lain-lain. Hal ini merupakan prasyarat 0,4–5%. Low level desinfektan digunakan pada
penting untuk disinfeksi dan sterilisasi yang bahan non-kritikal instrumen: blood pressure
dapat dilakukan secara manual dan mekanik cuff, stetoskop, elektroda elektrokardiogram,
atau menggunakan kombinasi kedua metode. contoh: quartemary ammonium compounds
Teknik pembersihan secara manual harus (0,4–1,6%).5
dilakukan hanya bila metode yang ada tidak Pada penelitian tahun 2009 di Baghdad
sesuai atau tidak tersedia. Proses ini dilakukan dilakukan isolasi kuman di kamar operasi pada
menggunakan air, sabun deterjen, dan mencuci kurun waktu Februari 2001–Desember 2002,
dengan sikat. Hal tersebut adalah prasyarat didapatkan 116 sampel yang diambil dari 12
utama yang memang harus dilakukan sebelum kamar operasi dan didapatkan Staphylococcus
disinfeksi dan sterilisasi.5 epidermidis (39,1%), Pseudomonas aeruginosa
Disinfeksi atau disebut juga dekontaminasi (30,4%), Staphylococcus aureus (17,4%), dan
alah proses penggunaan bahan yang bersifat pada tahun 2002, bakteri coliform merupakan
fisik atau kimia atau pasteurisasi untuk bakteri yang terbanyak.6
menonaktifkan sifat patogenitas pada material Pada penelitian tahun 2011 di Ahaz, Iran,
yang digunakan sehingga mikro-organisme dilakukan di tujuh rumah sakit pada bulan April
tidak menularkan partikel menular sehingga 2006 sampai dengan Januari 2007 terhadap
material tersebut aman untuk dipergunakan 1.208 sampel (1.156 sampel swab kapas basah,
kembali ataupun dibuang. Proses tersebut 8 sampel air dialisis, dan 44 sampel air bekas
dapat menghilangkan hampir seluruh mikro- cuci tangan) yang diambil dari alat medis

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


164 p-ISSN 2337-7909; e-ISSN 2338-8463; http:// dx.doi.org/10.15851/jap.v4n3.899

dan permukaan benda-benda di rumah sakit. masukan dalam hal pengendalian infeksi di
Sampel tersebut diambil dari kamar operasi, Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
unit perawatan intensif, bangsal ortopedi/
bedah, unit neonatal, dapur, dan ruang dialisis. Subjek dan Metode
Selain itu, dilakukan juga evaluasi terhadap
kontaminasi bakteri dari tangan pegawai dan Penelitian ini bersifat deskriptif observasional.
beberapa peralatan medis. Semua sampel dari Subjek penelitian adalah bilah laringoskop yang
permukaan benda-benda tersebut diambil dipergunakan dan air untuk membersihkan
setelah dilakukan dekontaminasi. Hasil yang bilah laringoskop di ruang operasi lantai 3
didapatkan, yaitu 57% sampel positif dengan dan 4 Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
>10 spesies yang terisolasi. Staphylococcus Penelitian dilakukan pada periode Desember
coagulase (36,1%) dan Klebsiella pneumoniae 2014–Januari 2015.
(8,9%) merupakan bakteri gram positif dan Sampel penelitian adalah bilah laringoskop
negatif yang dominan. Kuman ini didapatkan yang akan dipergunakan dan dianggap sudah
dari tangan pegawai (79,5%), ruang dapur bersih, yang telah digunakan dan dicuci, serta
(71,4%), ruang staf (61,1%), dan peralatan air yang dipergunakan untuk membersihkan
(57,8%) adalah tempat yang paling terinfeksi. bilah laringoskop, yaitu sebanyak 19 buah
Gram negatif enterik basil (50%) didapatkan bilah laringoskop dan 14 tempat/wadah untuk
dari pegawai pelayanan makanan dan gram membersihkan bilah laringoskop.
positif coccus (46,6%) yang merupakan Setelah mengajukan proposal penelitian
isolat dominan dari spesimen tangan tenaga dan mendapat persetujuan dari Komite Etik
medis dan 60% adalah methicillin resistance Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Staphylococus aureus (MRSA).7 Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan
Penggunaan laringoskop rutin dilakukan Sadikin Bandung, peneliti mengumpulkan
saat induksi anestesi umum. Petugas kesehatan data pemakaian bilah laringoskop di Instalasi
terkadang kurang memperhatikan komplikasi Bedah Sentral lantai 3 dan 4 Rumah Sakit Dr.
infeksi akibat dari prosedur pembersihan bilah Hasan Sadikin Bandung. Sampel diambil dari
laringoskop yang kurang tepat. Kejadian infeksi bilah laringoskop yang akan digunakan dan
iatrogenik yang berkaitan dengan kontaminasi bilah yang sudah dibersihkan setelah tindakan
kuman akibat penggunaan bilah laringoskop laringoskopi pada hari yang sama, serta air
dilaporkan beberapa literatur ilmiah. Infeksi yang dipergunakan untuk membersihkan bilah
silang tersebut dapat terjadi antarpasien dan laringoskop. Sebelum proses pengambilan
menyebabkan infeksi nosokomial.3 sampel, dicatat terlebih dahulu ruang operasi,
Infeksi nosokomial merupakan infeksi pada ukuran bilah, tanggal penggunaan, dan tempat
pasien di rumah sakit yang diakibatkan oleh mencuci bilah laringoskop.
penyebab selain dari keadaan yang diderita Pengambilan sampel pertama dilakukan
pasien. Infeksi tersebut diperoleh di rumah dengan pengapusan bilah laringoskop yang
sakit atau pada fasilitas pelayanan kesehatan belum dan akan digunakan untuk laringoskopi
lain, dan infeksi tersebut tidak dialami pasien menggunakan kapas lidi steril dimulai dari
pada saat awal masuk rumah sakit.8 pangkal menyusuri lekukan hingga ke ujung,
Pada saat ini, disinfeksi bilah laringoskop di kemudian kembali lagi ke bagian pangkal bilah
kamar operasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin laringoskop (Gambar 1). Apusan dimasukkan
Bandung dilakukan dengan cara manual, yaitu ke dalam media transpor lalu di kirim ke
dibersihkan dengan chlorhexidine gluconate Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Dr.
kemudian dibilas dengan air mengalir. Tujuan Hasan Sadikin Bandung.
penelitian ini adalah memberikan gambaran Bilah laringoskop yang telah digunakan
pola kuman pada bilah laringoskop dan air untuk laringoskopi dicuci dengan chlorhexidine
di ruang operasi Rumah Sakit Dr. Hasan gluconate, dibilas dengan air yang mengalir,
Sadikin Bandung. Hal tersebut dapat dijadikan selanjutnya dikeringkan dengan kain kassa dan

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


Edwin Haposan: Gambaran Pola Kuman pada Bilah Laringoskop di Ruang Operasi 165
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 1 Metode Apus pada Bilah Laringoskop


Dikutip dari: Lowman dkk.3

setelah dianggap bersih kemudian dilakukan terkontaminasi bila setidaknya terdapat satu
pengambilan sampel ke-2 dengan melakukan koloni dari suatu organisme. Data dianalisis
pengapusan pada bilah laringoskop seperti dalam ukuran jumlah dan persentase untuk
pengapusan pertama, kemudian dimasukkan data kategorik.
ke dalam media transpor. Air yang digunakan
untuk mencuci bilah laringoskop sebelumnya Hasil
ditampung dalam tempat/wadah yang steril
juga dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Telah dilakukan penelitian gambaran pola
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. kuman terhadap 19 bilah laringoskop serta
Dilakukan kultur dan hitung jenis kuman air di 14 wadah untuk membersihkan bilah
di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit laringoskop di ruang operasi Rumah Sakit
Dr. Hasan Sadikin Bandung. Semua kuman Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 19
yang teridentifikasi pada kultur dicatat dan Desember 2014.
dilaporkan berdasarkan sampel pemeriksaan.
Bilah laringoskop dan air yang digunakan
untuk membersihkan dapat dianggap positif Tabel 2 Karakteristik Jenis Kuman pada
Apus Bilah Laringoskop yang
Dibersihkan Sesudah Tindakan
Tabel 1 Karakteristik Jenis Kuman pada Laringoskopi
Apus Bilah Laringoskop Sebelum Jenis Kuman Jumlah
Tindakan Laringoskopi
Acinetobacter baumannii + 1
Jenis Kuman Jumlah Staphylococcus haemolyticus
Bacillus spp. 10 Bacillus spp. 5
Burkholderia cepacia + Candida non albicans 1
1
Staphylococcus epidermidis
Klebsiella pneumoniae 2
Staphylococcus aureus 1
Klebsiella pneumoniae + 1
Staphylococcus epidermidis 3 Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus haemolyticus 2 Staphylococcus epidermidis 2
Streptococcus viridans 1 Staphylococcus haemolyticus 2
Klebsiella pneumoniae 1 Streptococcus viridans 3
Steril 0 Steril 2
Jumlah 19 Jumlah 19

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


166 p-ISSN 2337-7909; e-ISSN 2338-8463; http:// dx.doi.org/10.15851/jap.v4n3.899

Tabel 3 Karakteristik Jenis Kuman pada infeksi nosokomial yang dibagi ke dalam
Air yang Digunakan untuk kelompok bakteri komensal yang merupakan
Membersihkan Laringoskop di flora normal pada manusia yang sehat dan
Ruang Operasi
bakteri patogen dengan tingkat virulensi
Jenis Kuman Jumlah tinggi yang dapat menyebabkan infeksi tanpa
Bacillus spp. 7 bergantung kondisi tubuh. Bakteri komensal
Enterobacter cloacae 2 menyebabkan infeksi jika pasien mengalami
Staphylococcus epidermidis 1 penurunan pada sistem kekebalan tubuh.9
Bakteri menyebabkan infeksi nosokomial
Pseudomonas aeruginosa 1
melalui beberapa cara. Cara pertama adalah
Steril 3 infeksi endogen oleh bakteri normal tubuh
Jumlah 14 yang dapat menyebabkan infeksi dikarenakan
berpindah tempat dari lingkungan alaminya,
kerusakan jaringan, dan juga terapi antibiotik
Gambaran kultur kuman pada apus 19 bilah yang tidak rasional. Salah satu contoh adalah
laringoskop sebelum tindakan laringoskopi bakteri gram negatif pada saluran pencernaan
ditemukan kuman komensal yang terbanyak, yang dapat menyebabkan infeksi luka operasi
yaitu Bacillus spp. (10 dari 19; Tabel 1). setelah pembedahan abdomen atau infeksi
Gambaran kultur kuman pada apus 19 saluran kemih pada pasien yang terpasang
bilah laringoskop yang dibersihkan sesudah kateter urin.9
tindakan laringoskopi juga ditemukan kuman Mekanisme lainnya, infeksi silang eksogen
komensal yang terbanyak, yaitu Bacillus spp. 5 yang disebabkan oleh mikro-organisme dari
dari 19. Ditemukan juga kuman patogen, yaitu pasien lain atau petugas kesehatan. Bakteri
candida non albicans 1 dari 19 dan acinobacter ditransmisikan antarpasien dengan kontak
baumanii serta Staphylococcus haemolyticus (1 langsung melalui tangan, air liur, droplet, atau
dari 19; Tabel 2). cairan tubuh lainnya. Selain itu, dapat pula
Gambaran hasil kultur kuman dalam air di 14 melalui udara akibat droplet atau debu yang
tempat yang digunakan untuk membersihkan terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari
bilah laringoskop di ruang operasi ditemukan pasien. Mekanisme lain, yaitu melalui petugas
kuman komensal terbanyak adalah Bacillus kesehatan yang terkontaminasi saat merawat
spp. (7 dari 14). Ditemukan kuman patogen pasien lain (tangan, pakaian, hidung, dan juga
pseudomonas aeruginosa (1 dari 14; Tabel 3). tenggorokan) serta merupakan carrier yang
tetap atau sementara. Selain itu, dapat pula
Pembahasan alat kesehatan yang terkontaminasi bakteri
dari pasien, dari tangan petugas kesehatan,
Laringoskopi merupakan komponen penting pengunjung rumah sakit, dan sumber lain dari
pada praktik anestesi yang dilakukan untuk lingkungan sekitar (air, makanan, dan cairan
memfasilitasi penempatan endotracheal tube. lainnya).9
Laringoskopi adalah prosedur invasif yang Flora utama hidung ialah Corinea bacteria,
mengakibatkan kontak dengan selaput lendir, Staphylococcus (S. epidermidis, S. aureus),
air liur, serta darah. Berbagai macam mikro- streptococcus, diplococcus gram negatif
organisme, termasuk mikrob yang berpotensi (neisseria, Moraxella catarrhalis), difteroid,
menimbulkan bahaya dapat berkembang di kadang lactobacillus. Pada gigi-geligi terdapat
permukaan bilah laringoskop. Laringoskopi flora normal spirochaeta anaerob, spesies
merupakan salah satu sumber penularan prevotella (terutama P. melaninogenica, species
infeksi potensial di rumah sakit. Diperlukan fusobakterium, rothia. Jaringan tonsil dan
proses sterilisasi/disinfeksi bilah laringoskop ginggiva, spesies actinomyces, protozoa, ragi
yang ditemukan mikro-organisme.2,3 (species candida) pada mulut. Pada faring dan
Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan trakea terdapat flora normal yang sama. Pada

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


Edwin Haposan: Gambaran Pola Kuman pada Bilah Laringoskop di Ruang Operasi 167
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

bronkus normal terdapat sedikit bakteri. Pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan
bronkus terminal dan alveoli secara normal tubuh mempunyai risiko yang lebih tinggi
steril. Organisme utama pada saluran napas untuk mengalami infeksi. Staphylococcus
atas terutama faring adalah Streptococcus haemolyticus adalah bakteri gram positif yang
nonhemoliticus, alfa hemoliticus, S. epidermidis berupa flora normal pada kulit. Streptococcus
dan Neisseria sp. nonpatogen, staphylococcus, viridans menjadi flora tetap yang utama
difteroid, haemophyllus, pneumococcus, sepanjang hidup. Pada jumlah normal dan
mycoplasma.10 sistem kekebalan tubuh yang baik bakteri-
Mikro-organisme patogen dalam sistem bakteri ini tidak akan menimbulkan infeksi,
pernapasan atas adalah bakteri, jamur, virus tetapi dengan penurunan sistem kekebalan
seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus tubuh dan kemampuan jenis Staphylococcus
pneumoniae, Rhinovirus, Coronavirus,Candida dalam membentuk lapisan biofilm, infeksi
albicans, Poliovirus, Crynobacterium diptheriae, Staphylococcus sulit diatasi dengan pemberian
Fussobacterium sp., Spirochetes, Staphylococcus antibiotik.1,2
aureus, Aspergillus, Haemophyllus influenzae, Bacillus spp. merupakan flora normal pada
Mycobacterium tuberculosa, Adenovirus, mulut bagian atas dan bakteri dominan yang
Herpes simplex virus, Nesseria gonorrheae, terdapat pada lantai, dinding dan udara yang
Parainfluenza virus, Influenza virus, Respiratory terdapat di ruang operasi. Bakteri ini dapat
syncytial virus, Coxaxie a dan b virus, Epstein- hidup bertahun-tahun di dalam lingkungan
barr virus.10 dan juga sebagian besar tidak menimbulkan
Dari penelitian ini ditemukan gambaran penyakit pada manusia.10
kuman komensal pada bilah laringoskop yang Burkholderia cepacia adalah bakteri gram
digunakan sebelum laringoskopi yaitu bacillus negatif yang dapat ditemukan di air, tanah,
spp. sebanyak 10 dari 19 sampel. Ditemukan udara, dan lingkungan yang lembap. Beberapa
kuman patogen pada apusan bilah laringoskop jamur dan parasit oportunistik seperti Candida
yang sudah dibersihkan setelah tindakan albicans dapat menyebabkan infeksi pada
laringoskopi, yaitu Candida non albicans pasien yang mengalami penurunan sistem
yaitu 1 dari 19 sampel, Acinobacter baumanii kekebalan tubuh dan mendapatkan terapi
dan Staphylococcus haemolyticus 1 dari 19 antibiotik yang lama.10,12
sampel, dan Klebsiella pneumoniae dan juga Acinetobacter baumannii ialah jenis bakteri
Pseudomonas aeruginosa 1 dari 14 sampel. yang unik karena kemampuan untuk bertahan
Bakteri komensal dapat mengakibatkan hidup. Acinetobacter baumannii ialah bakteri
infeksi apabila tubuh mengalami penurunan gram negatif yang dapat menyebabkan infeksi
sistem kekebalan tubuh, sebagai contoh adalah nosokomial pada tubuh manusia. Bakteri-
Staphylococcus yang dapat mengakibatkan bakteri seperti Acinetobacter, Pseudomonas,
infeksi pada jalur intravaskular (Escherichia Mycobacterium ini dapat tumbuh pada suhu
coli) yang dapat menyebabkan infeksi saluran 44°C, biasanya didapatkan di tanah, air,
kemih.3,4 daerah yang lembap, dan sediaan steril atau
Staphylococcus aureus merupakan bakteri desinfektan. Bakteri ini dapat menjadi salah
komensal yang dapat menyebabkan infeksi satu penyebab infeksi nosokomial karena
apabila pasien mengalami penurunan sistem dapat melakukan kolonisasi di unit operasi,
kekebalan tubuh. Contohnya Staphylococcus medis, persalinan, dan perawatan luka bakar
yang dapat menyebabkan infeksi pada jalur dalam suatu rumah sakit serta berperan
intravaskular (Escherichia coli) yang dapat dalam infeksi penyakit akut seperti meningitis,
mengakibatkan infeksi pada saluran kemih. pneumonia, dan bakteremia. Hal tersebut
Staphylococcus epidermidis ialah bakteri gram disebabkan oleh kemampuan hidup di fasilitas
positif merupakan flora normal dalam saluran dan peralatan rumah sakit berminggu-minggu
pernapasan manusia. Meskipun Staphylococcus dan juga sifat resistensi terhadap antimikrob.
epidermidis biasanya bukan bakteri patogen, Acinetobacter baumannii juga diketahui tahan

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


168 p-ISSN 2337-7909; e-ISSN 2338-8463; http:// dx.doi.org/10.15851/jap.v4n3.899

(resisten) terhadap sabun dan juga antiseptik jika terinspirasi dengan ditemukannya bakteri
konvensional sehingga kontaminasi koloni pada sputum. Penyakit yang ditimbulkan oleh
bakteri ini pada tangan petugas kesehatan bakteri ini antara lain bronkopneumonia dan
mudah terjadi.11 pneumonia bakteri gram negatif. Hampir
Kuman patogen yang ditemukan seperti semua pneumonia disebabkan oleh bakteri ini.
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiela pneumoniae Klebsiella pneumoniae terdapat dalam saluran
dan Staphylococcus aureus merupakan kuman napas dan feses sekitar 5% orang normal dan
penyebab hospital acquired pneumonia atau dapat menyebabkan pneumonia bakterial.
HAP, ventilator associated pneumonia (VAP), Infeksi bakteri ini dapat terjadi terutama pada
dan health care associated pneumonia atau juga pasien dengan gangguan imunologi, geriatrik,
disebut HCAP. Angka kejadian sebenarnya dari diabetes, keganasan, dan juga gangguan pada
kasus pneumonia nosokomial di Indonesia ginjal.3,12
tidak diketahui antara lain dikarenakan data Prosedur disinfeksi bilah laringoskop di
nasional tidak ada dan data yang ada hanya kamar operasi RSHS Bandung yang dilakukan
berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan dengan cara manual, yaitu dibersihkan dengan
pemerintah serta angkanya sangat bervariasi. chlorhexidine gluconate dan dibilas dengan
Pneumonia nosokomial dapat disebabkan air mengalir, ditemukan kuman komensal
oleh kuman yang bukan multi drug resistance pada bilah laringoskop sebelum dan sesudah
(MDR), misalnya Staphylococcus pneumoniae, digunakan tindakan laringoskopi serta kuman
Haemophylus influenzae, Methicillin resistance patogen pada bilah laringoskop yang sudah
Staphylococcus aureus (MRSA). Kuman MDR, digunakan dan air untuk membersihkan bilah
yaitu Pseudomonas aeruginosa, Escherichia laringoskop.
coli, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter spp. Menurut Centers for Disease Control and
dan gram positif seperti Methicillin resistance Prevention (CDC) bilah laringoskop termasuk
Staphylococcus aureus (MRSA). Pneumonia ke dalam alat yang sangat berpotensi untuk
nosokomial yang disebabkan oleh jamur, terkontaminasi sehingga perlu sekali dilakukan
kuman anaerob, dan virus jarang terjadi.4,8 proses disinfeksi dan juga sterilisasi. Terdapat
Bakteri pseudomonas sp. dapat diisolasi beberapa cara untuk melakukan disinfeksi dan
pada air, daerah yang lembap, serta berkoloni sterilisasi pada bilah laringoskop, di antaranya
di saluran pencernaan pasien yang dirawat di adalah teknik dekontaminasi dengan air hangat,
rumah sakit. Ada kemungkinan terjadi infeksi ethyl atau isopropyl alcohol (70–90%), sodium
silang Pseudomonas aeruginosa. Meskipun tidak hypoclorite, detergen phenolic germicidal
terjadi kontak langsung gagang laringoskop atau iodophor germicidal, glutaraldehyde, dan
dengan pasien, kemungkinan potensial terjadi autoclaving. Autoclaving atau perendaman
kontaminasi pada bilah laringoskop karena dalam larutan glutaraldehyde merupakan cara
pada bilah yang bersentuhan dengan gagang disinfeksi yang dianjurkan. Bilah laringoskop
dan tangan petugas medis saat dalam keadaan dicuci dan disinfeksi dengan direndam dalam
posisi terlipat menutup. Oleh karena itu, hal desinfektan glutaraldehyde selama 5–10 menit,
ini dapat menjadi sumber potensial infeksi tetapi pemakaian dan perendaman alat dalam
silang.9,12 jangka waktu lama dapat merusak hubungan
Klebsiella pneumoniae merupakan salah antara bola lampu dan bilah laringoskop.4,13
satu bakteri gram negatif, nonmotil, fakultatif
anaerob, melakukan fermentasi laktosa dan Simpulan
tidak tertutup oleh selubung, serta memiliki
simpai polisakarida berukuran besar sehingga Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
memberi hasil positif pada tes dekarboksilase dapat diambil simpulan bahwa terdapat kuman
lisin dan sitrat. Bakteri ini merupakan bakteri komensal pada bilah laringoskop yang akan
yang normal ditemukan di rongga mulut, kulit, digunakan untuk tindakan laringoskopi, yaitu
dan usus. Bakteri ini dapat menjadi patogen bakteri bacillus spp. Didapatkan gambaran

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016


Edwin Haposan: Gambaran Pola Kuman pada Bilah Laringoskop di Ruang Operasi 169
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

kuman patogen pada bilah laringoskop yang of equipment, surfaces, environment and
telah dibersihkan sesudah dilakukan tindakan skin. Edisi ke-5. NorthBeccles: ECCH; 2013.
laringoskopi, yaitu Candida nonalbicans, 6. Ensayef S, Shalchi S, Sabbar M. Microbial
Acinobacter baumanii dan Staphylocuccus contamination in the operating theatre:
haemolyticus, serta Klebsiella pneumoniae a study in a hospital in Baghdad. Eastern
dan Pseudomonas aeruginosa. Ditemukan Mediterran Health J. 2009;15(1):219–23.
juga kuman patogen pada air yang digunakan 7. Ekrami A, Kayedani A, Jahangir M, Kalantar
untuk membersihkan bilah laringoskop, yaitu E, Jalali M. Isolation of common aerobic
Pseudomonas aeruginosa. Mengacu pada hasil bacterial pathogens from the environment
penelitian ini, perlu dilakukan evaluasi dan of seven hospital. JJM. 2011;4(2):75–82.
dibuatkan standar perlakuan penggunaan 8. Lewis T. Infection prevention and control
dan pembersihan bilah laringoskop serta team. Policy on cleaning and disinfection
air di ruang operasi pada khususnya dan of equipment, surfaces, environment and
seluruh bagian Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin skin. Edisi ke-5. NorthBeccles: ECCH; 2013.
Bandung pada umumnya untuk menghindari 9. Smith A. Equipment decontamination
kontaminasi yang dapat mengakibatkan policy. Dalam: Royal Cornwall Hospital,
infeksi nosokomial. penyunting. St Clare Street: NHS; 2012.
hlm. 1–11.
Daftar Pustaka 10. Brooks G, Carroll K, Butel J, Morse S,
Mietzner T, penyunting. Normal human
1. Klock P, Ovassapian A. Airway management. microbiology. Jawetz, Melnick, Adelberg’s
Dalam: Longnecker D, penyunting. medical microbiology. Edisi ke-26. New
Anesthesiology. Edisi ke-3. New York: York: Mc Graw-Hill; 2013. hlm. 165–74.
McGraw-Hill; 2008. hlm. 685–717. 11. Alsan M, Klompas M. Acinobacter
2. Butterworth J, Mackey D, Wasnick J, baumannii: an emerging and important
penyunting. Airway management. Morgan pathogen. J Clin Outcomes Manag.
& Mikhail’s clinical anesthesiology. Edisi 2010;17(8):363–9.
ke-5. New York: McGraw-Hill; 2013. 12. Detrick B, penyunting. Immunology.
3. Lowman W, Venter L, Scribante J. Jawetz, Melnick, Adelberg’s medical
Bacterial contamination of re-usable microbiology. Edisi ke-26. New York: Mc
laryngoscope blades during the course Graw Hill; 2013. hlm. 123–48.
of daily anaesthetic practice. S Afr Med J. 13. Rutala W, Weber D. Disinfection of
2013;103(6):386–9. healthcare equipment. Guideline for
4. Machan M. Infection control practices disinfection and sterilization in healthcare
of laryngoscope blades: a review of the facilities. Central for Disease Control.
literature. AANA J. 2012;80(4):274–8. North Carolina: U.S. Department of Health
5. Lewis T. Infection prevention and control and Human Services; 2008.
team. Policy on cleaning and disinfection

JAP, Volume 4 Nomor 3, Desember 2016

You might also like