You are on page 1of 8

J ' ~.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DIREKTORAT BINA TEKNIK
Ged. Sapta Taruna Lt. 4, Jalan Pattimura No. 20, Keb. Baru - Jakarta Selatan, Telp. 021-7245002 Fax. 021-7205387

J akarta,2-% November 20 I 1
Norn or Ol. eto! - Af /.1~
Lampi ran I (satu) berkas
Kepada Yth.
1. Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah I.
2. Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II.
3. Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah III.
4. Kepala Balai Besar/ Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I - XI

di

Peri ha I Penyampaian Spesifikasi Khusus Interim Perkerasan Jalan Tanah


Padat (SKh-2.5.8)

Bersama surat ini kami sampaikan Spesifikasi Khusus Interim Perkerasan Jalan Tanah Padat
SKh-2.5.8, yang rnerupakan pilihanjenis perkerasan untukjalan dengan lalu lintas rendah.

Dokumen spesifikasi khusus tersebut diatas masih bersifat interim sehingga dalam
penggunaannya tetap memperhatikan hal - ha] sebagai berikut :
• Kontraktor pelaksana memiliki peralatan dan tenaga ahli berpengalaman;
• Tenaga perencana harus mampu melakukan karakterisasi lapangan dan mengevaluasi
kesesuaian penggunaan teknologi tersebut di lokasi rencana;
• Ruas / lokasi yang menerapkan spesifikasi khusus ini harus terus dilakukan pemeliharaan
dan evaluasi atas kinerjanya;
• Agar dalam kegiatan di atas dikoordinasikan dengan Direktorat Bina Teknik.
Demikian disampaikan untuk dipergunakan dengan penuh tanggungjawab.

DIREKTUR BINA TEKNIK

--77~-
_.;.----._
Ir. Purnomo, S
NIP. 19511115 197809 1001

Tembusan: disampaikan kepada Yth.


1. Direktur Jenderal Bina Marga (sebagai laporan);
2. Kepala Puslitbang Jalan dan Jernbatan, Balitbang, Kementerian PU;
3. Pertinggal,
"' ~ I -

s :

REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN .UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

2011

SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM

SEKSI 5.8
SPESIFIKASI KIWSUS INTERIM
SEKSI5.8
PERKERASAN JALAN PADAT TANAH

SKh-2.5.8.1. UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus meliputi pengadaan, pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan perkerasan Jalan Padat Tanah (lapis pondasi agregat dan Japis permukaan agregat)
di atas permnkaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai persyaratan dan detil yang
ditunjukkan dalam Oambar Rencana atau sesuai dengan perintah Direksi Pekeriaan, dan
memelihara lapis pennukaan agregat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan. Pengadaan
harus meliputi, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan
suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi Khusus ini.

Spesifikasi khusus Interim ini mengacu pada Spesitikasi Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga edisi Desember 2010.
2) Jenis Perkerasan Jalan Padat Tanah
Jenis perkerasan Jalan Padat Tanah serta ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada
Gambar Rencana.

SKh-2.S.8.2. PERSY ARATAN


l) Standar Ruiukan
Standar NasionaJ Indonesia (SND :
SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 1743:2008 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 1966:2008 : Metode pengujian batas plastis clan indeks plastisitas tanah
SNI 1967:2008 : Metode pengujian batas cair dengan alat cassagrande
SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles

2) PekeJjaan Seksi Lain pada Spesifikasi Umum yang Berkaitan dengan Spesifikasi Khusus Ini
a) Persiapan Seksi 1.2
b) Penyiapan Badan Jalan Seksi 3.3
c) Pelebaran Perkerasan Seksi 4.1
d) Bahu Jalan Seksi 4.2
e) Pemeliharaan Jalan Sam.ping dan Jembatan Seksi 10.2
t) Manajemen dan keselamatan lalulintas Seksi J .8

3) Ketidakrataan Permukaan
Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat clan Lapis Permukaan Agregat tidak boleh
terdapat ketidak-rataan yang dapat menampung air, dan punggung permukaan (camber) 4%
untukjalan datar dengan kelandaian kurang darin 6% dan 6% untuk kelandaian diatas 6% atau
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
4) Bahan Badan Jalan
a) Bahan badan jalan adalah bahan setempat (jarak jangkauan yang tidak terlalu jauh) yang
baik dan dapat memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:
• Non organik
• Indeks plastis $ 50%

SK.h-2.5.8 ~ I
.. •/
I

Tanah organis dapat diperiksa secara visual, yaitu: baunya seperti kayu atau daun-daunan
yang membusuk, wamanya kehitam-hitaman atau kecokelat-cokelatan, serta ringan.
Indeks plastisnya yang tinggi (>50%) atau lempung berat, dapat ditandai secara visual,
yaltu: warna gelap, dalam keadaan kering keras dan sulit dikerjakan, dalam keadaan basah
sulit dikeringk:an dan lengk:et sehingga mudah melekat pada roda kendaraan serta sulit
dilepaskan.

5) Bahan Penutup
a) Bahan penutup menggunakan bahan setempat yang baik, misalnya dari batuan ( seperti
karang, kerikil dll) dengan ukuran maksimum 7S mm, puru/laterit, pasir, tanah kepasiran
dan tanah berbutir kasar lainnya.
Dalam hal bahan-bahan tersebut di atas tidak mencukupi dapat dicampur dengan bahan
lain (Ian.au, lempung) dan minimal mencapai nilai CBR 100/o
b) Sumber Bahan penutup
Bahan penutup harus dipilih dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan sesuai dengan
Seksi 1.11 tentang Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi Umum.
c) Sifat-sifat Bahan penutup yang Disyaratkan
Bahan penutup harus bersih dari · bahan organik atau bahan-bahan lain yang tidak:
dikehendaki, harus memenuhi ketentuan sifat bahan yang diberikan dalamTabel Tabel
SK.h-2.5.8.(1 ).

Tabel SKh-2.5.8.(1) Sifat Dahan penutup untuk Jalan Padat Tanah

Sifat - sifat Standar Nilai

Indeks Plastisitas SNI 1966:2008 4-12

Batas Cair SNI 1967 :2008 maks 25

CBR Laboratorium SNI 1744:1989 min. 10 %

6) Peralatan
a) Umu.m
Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pada Spesifikasi
Khusus ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan clan dirawat agar supaya selalu dalam
keadaan yang memuaskan. Peralatan yang digunakan oleh Kontraktor, yang selanjutnya
disebut Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan
dimulai. Lapis perkerasan Jalan Padat Tanah harus dipadatkan dengan alat pemadat
seperti, alat pemadat roda besi dengan penggetar, alat pemadat roda besi, alat pemadat
roda karet, atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Alat pemadat roda besi
dengan penggetar (Vibro Roller) hanya boleh digunakan pada awal pemadatan.
I
b) Pengangkutan
Dump truk dengan penutup terpal harus digunakan untuk pengangk:utan bahan ke lokasi
pekerjaan. Bahan harus digelar dalam keadaan air optimum untuk pemadatan dengan
penggilas.
c) Alat Penghamparan
Alar pengharnpar agregat harus menggunakan grader atau peralatan mekanis lainnya yang
mampu menyebarkan bahan Agregat dengan lebar dan tebal dengan toleransi permukaan
yang diinginkan
d) Alat untuk Pemadatan

SKh-2.5.8 - 2
..... 1 -

Alat pemadat roda besi dengan penggetar clan pemadat roda karet, harus digunakan untulc
pemadatan agregat yang sudah dalam keadaan kadar air optimum untuk: pemadatan. Alat
pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadat
e) Peralatan lain
Peralatan lain yang tennasuk dalam daftar berikut ini harus disediakan dalam jumlah yang
cukup clan ditambah dengan perkakas lain yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
(1) Shovel Loader
(2) Tangki air berikut pompa air
(3) Mistar pengecek kerataan permukaan memanjang
(4) Mistar Penyipat untuk mengecek Kerataan Melintang (Camber)
(5) Alat perata manual
7) Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal di bawah ini
paling lambat 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap
bahan:
(a) Contoh bahan penutup 50_ kg disimpan oleh Direksi Pekerjaan sebagai rujukan
selama Periode Kontrak.
(b) Hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang
ditentukan dalam Pasal SKh-2.5.8.2.5) terpenuhi.
(2) Penyedia Jasa harus mengirim secara harian hal-hal di bawah ini dalam bentuk tertulis
kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan Lapis
Permukaan Agregat:
(a) Hasil pengujian kepadatan clan kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal
SKh-2.5.8.3.l)c) dan SKh 2.5.8.3.2)c).
(b) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data basil survai pemeriksaan yang
menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan dalam Pasal SKh-2.5.8.2.3)
dipenuhi,
b) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja
Jalan Padat Tanah tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilalcu.kansetelah hujan atau bila kadar air bahan tidak
berada dalam rentang yang ditentukan dalam. SKh-2.5.8.3.l)c) dan SK.h-2.5.8.3.2)c).
c) Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan Lalu Linta.s harus memenuhi ketentuan Seksi 1.2 dalam Spesifikasi Umum.

SKh-2.5.8.3. PELAKSANAAN
1) Pekerjaan Jalan Padat Tanah
a) Pekerjaan Persiapan
(1) Bilamana Jalan Padat Tanah akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lam.a,
semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki
terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi Umum.
(2) Bilamana Jalan Padat Tanah akan diham.par pada suatu trase baru yang disiapkan,
maka lapisan ini harus diselesaikansepenuhnya, sesuai dengan Seksi 3.3, Seksi 4.1,
Seksi 4.2 Spesifikasi Umum.
(3) Sebelum pekerjaan Jalan Padat Tanah akan dilaksanakan, maka lapisan dasar yang
-akan dilapisi harus telah dipersiapkan memenuhi persyaratan dan telah ditangani
sesuai dengan butir (1) dan (2) di atas, dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
. dari Direksi Pekerjaan dengan panjang paling sedikit 100 meter secara menerus.
Untuk penyiapan tempat-tempat yang hanya kurang dari 100 meter panjangnya,

SKh-2.5.8 - 3
I

I
I

seluruh daerah itu harus disiapkan dan disetujui sebelum Lapis Pondasi Agregat
dihampar. .
(4).
b) Penghamparan
(I) Bah.an Jalan Padat Tanah harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata
dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam SKh-
2.5.8.2.4). Kadar air optimum dalam bahan harus tersebar secara merata.
(2) Setiap lapis pada Jalan Padat Tanah harus dihampar pada ketebalan yang merata agar
menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana
akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan
sama tebalnya
(3) Jalan Padat Tanah harus diangkut, dihampar, dan dibentuk dengan sa1ah satu metode
yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi. Bahan yang bersegregasi harus
diperbaiki atau dibuang dan diganti deogan bahan yang bergradasi baik,
c) Pemadatan
(1) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis pada Jalan Padat
Tanah harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan setiap bagian dalam satu
lapisan paling sedikit 97 % dari kepadatan kering maksimum Laboratorium seperti
yang ditentukan oleh SNI 1743:2008.
(2) Pemadatan dengan roda besi
(3) pemdatan akhir roda karet
(4) Tebal padat untuk pelaksanaan setiap Iapisan minimum 15 cm.
( 5) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet
digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat
(6) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang -3%
di bawah kadar air optimum sampai + l % di atas kadar air optimum, dirnana kadar
air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum
modifikasi (modified)yang ditentukan oleh Sl{I 1743:2008.
(7) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber"super
elevasi", penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan
sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata.

SKh-2.5.8.4 PENGENDALIAN MUTO


1) Penguiian
a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus
seperti yang diperintahkan Dlreksi Pekerjaan, namun harus mencakup seluruh jenis
pengujian yang disyaratkan dalam SKh-2.5.8.2.4). minimum tiga contoh yang mewakili
setiap swnber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan
yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
b) Bahan barn dapat digunakan setelah rnendapat persetujuan dari direksi pekerjaan atas
mutu bahan Jalan Padat Tanah ya.-ig diusulkan, bila rnenurut pendapat Direksi Pekerjaan,
terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya maka seluruh jenis pengujian
bahan akan diulangi lagi.
c) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan, baik untuk Jalan Padat Tanah, harus
secara rutin diperiksa, mengunakan SNI 03-2828-1992. Pengujian harus dilakukan pada
seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan,

SK.h-2.5.8 - 4
... - l -

1
I

tetapi tidak boleh berselang lebih dari 100 m pada daerah jalan yang lurus dan tidak boleh
berulang lebih dari 50 m pada daerah tikungan.
( 2) Perbaikan Terhad.y, Jalan Padat Tamm Ya.'lg Tiqak Memenuhi Ketentuan
a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan pennukaan, baik pada Jalan Padat Tanah,
yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam SKh-2.S.8.2.3), atau
yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan,
harus diperbaiki dengan membongkar 'bagian pennukaan tersebut dan mengurangi atau
menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali. ..
b) Jalan Padat Tanah yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang kadar air
seperti yang disyaratkan dalam SKh-2.5.8.3.l)c) dan SKh-2.5.8.3.2)c) atau seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dan dilanjutkan dengan penyemprotan air
dalam kuantitas yang cukup (optimum) serta garuk kembali hingga kadar air campuran
merata.
c) Jalan Padat Tanah yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukan daJam
rentang kadar air yang disyaratkan dalam SKh-2.5.8.3.l)c) dan SKh-2.5.8.3.2)c) atau
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru secara berulang-ulang pada
cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. ·
Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara
tersebut di atas, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan t.ersebut diganti
dengan bahan lain yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan Penutup yang tidak memenuhi kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi
Khusus ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan · pemadatannya
kembali.
3) Pengembalian Bentuk Peketjaan Setelah Pengajian
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, Permukaan akibat pengujian
kepadatan atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan bahan yang
sesuai, dilkuti pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan dipadatkan sampai memenuhi
kepadatan clan toleransi pennukaan dalam Spesifikasi Khusus ini.

SKh-2.5.8.6. PENGUKURAN DAN PEMBA YARAN


1) Cara Pengukuran
a) Jalan Padat Tanah harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang sudah
dipadatkan. Volume yang diukur harus didasarkan atas penampang melintang yang
ditunjukk:an pada Gambar Rencana bila tebal yang diperlukan merata, dan pada
penampang melintang yang disetuiui Direksi Pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak
merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu jalan.
b) Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan lama dan
bahu jalan lama dimana Jalan Padat Tanah akan dihampar tidak diukur atau dibayar
menurut Spesifikasi khusus ini, tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang
sesuai untuk Penyiapan Badan Jalan dan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama atau
Bahu Jalan yang ada menurut Seksi 3.3, Seksi 8.1 dan Seksi 8.2 dari Spesifikasi Umum.
c) Tidak ada pembayaran terpisah untuk pelaksanaan pekerjaan perbaikan, perataan dan
pemadatan kembali bagian2 yang tidak diterima.
2) Pengukuran dari Pekerjaan yang Diperbaiki
Bilarnana perbaikan dari Jalan Padat Tanah yang tidak memenuhi ketentuan telah
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan SKh-2.5.8.4.2), kuantitas yang akan
diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar seandainya pekerjaan semula
telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk pekerjaan tarnbahan
terseb~t atau juga kuantitas bahan yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.

SKh-2.5.8 - 5

-----------~:
I
Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebelum pemadatan,
tidak ada pembayaran tarnbahan yang dilakukan untuk penambahan air atau pengeringan
bahan atau untuk pekerjaan lainya yang diperlulcan untuk mendapatkan kadar air yang
memenuhl ketentuan.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas bahan yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga
Satuan Kontrak per satuan pengulruran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini
dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta pembayarannya harus
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, "penghamparan, pemadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharan pennukaan akibat dilewati oleh lalu
lintas, dan semua biaya lain-Jain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam SpesiftlcasiKhusus ini.

Nomor Mata Pembayaran Uraian /


Satuan
I Pene:ukuran

SKh-2.5.8. Jalan Tanah Padat Meter Kubik

SKh-2.5.8 - 6

You might also like